SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 137
Downloaden Sie, um offline zu lesen
BAGIAN I
PANDUAN DASAR
Panduan Penulisan K arya Ilmiah   2
1. PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan pada masalah, baik
yang sederhana maupun yang rumit. Bila berhadapan dengan masalah
yang rumit, kita bertanya-tanya mengapa terjadi masalah        itu, dan
mengapa masalah itu rumit untuk dipahami. Bila yang berhadapan
tersebut seorang mahasiswa cerdas dia akan minta bantuan kepada
teman sebayanya, kakak kelasnya, dosennya, atau bahkan mungkin
profesornya. Bila salah satu profesornya memberi jawaban berdasarkan
teori yang dikembangkan orang lain yang tertulis dalam sebuah buku,
dia juga bertanya         profesornya menggunakan buku X bukan Y?
Mengapa professor X tidak menjawab pertanyaan berdasarkan
penelitiannya sendiri? Seorang peneliti atau pengarang yang cerdas,
dan kaya pengalaman kerapkali seperti anak kecil, yang cerdas, dan
kreatif, selalu bertanya, apa sebab suatu kejadian, peristiwa dan
masalah, dan selalu ingin tahu apa jawabannya. Jawaban yang
diinginkan anak tersebut tampaknya bukan sekadar jawaban, melainkan
jawaban yang terkait dengan struktur alam pikiran yang dia ketahui, dan
struktur sosial-ekonomi di sekitarnya.      Untuk anak yang memiliki
lingkungan ekonomi kuat dan struktur alam pikiran yang cerdas,
tampaknya menghendaki jawaban yang lebih didasarkan pada fakta,
dan makna sebuah fakta yang dipandang dapat merupakan akar suatu
masalah atau landasan pemikiran tertentu.

Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                      3
Bagi orang dewasa, jawaban atas keingintahuan tersebut dapat
ditulis dalam bentuk karangan singkat atau karangan bersambung
berdasarkan struktur penalaran logis yang dapat menjadi dasar sebuah
tulisan ilmiah. Secara sederhana karya ilmiah dapat dikatakan sebagai
tulisan untuk mencari sebab akibat suatu masalah untuk mendapatkan
keterangan yang lengkap berdasarkan penalaran, dengan mengunakan
metode yang tepat. Pengetahuan dapat berupa tulisan dari memori
berdasarkan pengalaman, perjalanan, kesaksian suatu peristiwa
dilukiskan secara cermat, berdasarkan nalar sehat dan logika yang telah
mereka miliki.


2. PENGETAHUAN
Pengetahuan berbeda dengan ilmu atau karya ilmiah. Pengetahuan
adalah semua informasi yang tersusun di dalam memori seseorang, baik
yang berasal dari pengamatan indrawi atau dari belajar sendiri, maupun
yang berasal dari pengamatan yang dilaksanakan dengan cara yang
tidak sintematis, tidak jelas metodenya dan tidak dapat dibuktikan
kebenarannya. Tulisan yang disusun berdasarkan pengetahuan atau
pengalaman pribadi, yang telah mengacu pada teori orang lain kadang-
kadang belum dapat memberikan pemecahan yang memuaskan atas
suatu masalah,        perlu dicarikan jawaban dengan bertanya kepada
sejumlah orang yang dipandang memiliki pengalaman aktual,
pengetahuan atau perhatian terhadap masalah tersebut. Dengan
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                      4
demikian, terjadi semacam korenspondensi antara gagasan yang telah
disusun untuk memecahkan masalah tersebut dengan kondisi di tempat
masalah tersebut timbul (lapangan), sehingga tulisan yang disajikan
tidak bersifat gagasan kosong yang tidak membumi.
         Karya     ilmiah,    termasuk   penelitian,   sekurang-kurangnya
mengandungi masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan akal sehat
(common sense) atau intuisi, tetapi perlu acuan tertentu yang dapat
membantunya. Acuan tersebut dapat berupa teori yang telah
dikembangkan orang lain, temuan orang lain, atau pengalaman orang
lain yang dapat diuji keandalannya. Memecahkan masalah dapat
dilakukan dengan mengacu kepada teori yang dikembangkan ahli yang
terkait, pengalaman, atau hasil penelitian yang telah dilakukan orang
lain, dengan metode tertentu.
         Untuk mendapatkan pengetahuan diperlukan suatu proses:
mulai dengan mengenal, memperhatikan, sampai dengan mengetahui.
Karena proses untuk mendapatkan pengetahuan berbeda dalam tingkat-
tingkat yang ditempuh, pengetahun dapat dibedakan menjadi beberapa
tingkatan juga, mulai tahu, mengerti, dapat membedakan, dapat
membandingkan, merekonstruksi, mangalisis, dan menilai mana yang
benar dan mana yang tidak benar.
         Misalnya, pada waktu seorang anak kecil mulai tumbuh, dia
menjadi tahu bahwa orang yang selalu dekat dengannya adalah ibunya.
Bila seorang anak bertambah penalarannya, dia akan tetap tahu dan
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                        5
mengenal ibunya meskipun dia berbusana indah. Dalam perkembangan
selanjutnya, anak dapat membedakan antara ibunya dan wanita lain,
misalnya kakak prempuannya. Jadi, pengetahuan adalah suatu proses
yang berkesinambungan, tidak spontan.        Pada tahap sekanjutnya,
pengetahuan diperoleh dengan proses yang lebih detail dan lebih teliti
akan berbeda dengan pengetahuan yang diperoleh secara cepat,
misalnya lewat pandangan pertama, atau selayang pandang seperti
melihat sesuatu dari atas mobil atau pesawat terbang.


3. KONSEP ILMU
Penciptaan karya ilmiah menggunakan prosedur yang agak berbeda
dengan pembuatan tulisan atau laporan biasa. Dalam penelitian,
prosedur awalnya sama dengan mencari pemecahan masalah dalam
pengetahuan, tetapi pada tahap selanjutnya disyaratkan untuk
mengadakan studi awal untuk melihat latar belakang suatu masalah, di
mana posisinya dengan masalah yang lain, baik yang serupa maupun
yang berbeda. Bila latar belakang masalah telah dapat digambarkan
dengan jelas, seorang peneliti bertugas merumuskan masalah secara
jelas, sehingga arah pemecahannya cukup terarah.
        Apabila masalah penelitian telah disusun dengan jelas, langkah
selanjutnya adalah menyususn tujuan penelitian. Tujuan ini harus sesuai
dengan masalah yang hendak dipecahkan. Dengan demikian, masalah
yang ditemukan seorang peneliti atau penulis ilmiah harus dicarikan
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                      6
jawabannya lewat data penelitian di lapangan atau di laboratorium,
dengan metode penelitian yang sesuai, alat penelitian yang teruji
vaiditas dan reliabilitasnya.
        Untuk mencari dasar masalah yang dirumuskan, peneliti harus
menyusun landasan konseptual atau teoritis yang merujuk kepada teori
yang telah terbukti keunggulannya dan disusun secara deduktif dan
induktif. Deduksi dapat diartikan mencari landasan teori dari rumus atau
teori besar yang telah menjadi dasar pengembangan ilmu yang terkait,
dan juga dari acuan kepada hasil penelitian valid yang dilakukan oleh
para peneliti sebelumnya. Dari kajian yang diperoleh, peneliti harus
mencoba mengkaitkan masalah yang diteliti dengan situasi, kondisi
kebudayaan, tempat, kondisi sosial ekonomi, di tempat dia melakanakan
penelitian tersebut. Kaitan antara kajian teori dan masalah yang hendak
dipecahkan biasanya dirumuskan dalam suatu kerangka konseptual.
Berdasarkan konsep tersebut dirumuskan dugaan atau perkiraan secara
nalar berdasarkan deduksi.
        Penelitian ilmiah berbeda secara mendasar dengan pengeta-
huan yang ditulis berdasarkan akal sehat atau common sense. Menurut
Kerlinger,1 ilmu dan common sense berbeda tajam dalam beberapa hal.
Perbedaan tersebut terletak pada sistematika dan cara pengendalian.
Ilmu diperoleh mengunakan konsep dan struktur teori yang disusun
secara sistematis dari        pendapat orang lain. Akal sehat biasanya
diperoleh menggunakan teori dan konsep, tetapi dalam pengertian yang
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                       7
longgar, dan tidak sistematis. Misalnya, menganalisis bencana alam
dipandang sebagai peringatan atau hukuman kepada orang yang
menjadi kurbannya. Demikian juga, dalam krisis ekonomi, yang
dipersalahkan adalah etnis tertentu; orang tidak mencoba mengkoreksi
perilaku kelompok lain, atau perilaku korup dari pengelola birokrasi.
        Ilmuwan mempunyai pola berpikir tertentu. Mereka mengem-
bangkan struktur teori, menguji teori tersebut dengan konsistensi
internal, mempertimbangkan faktor terkait lain yang diperiksa dengan
metode yang sahih, dengan uji empiris. Di samping itu, ilmuwan juga
menyadari bahwa konsep yang mereka buat tidak selalu paling tepat.
Dengan perkataan lain, nilai ketepatan bersifat relatif.
        Hardono2, meyebutkan bahwa common sense adalah akal sehat
atau pendapat umum. Selanjutnya dikatakan bahwa common sense
merupakan campuran dari insight utama sebagai prinsip nonkontradiktif,
melalui banyak keyakinan yang lebih meragukan, sampai pada suatu
kumpulan pengatahuan mengenai hal-hal yang remeh.              Perbedaan
antara common sense dan ilmu adalah bahwa common sense tidak
berdasarkan penyelidikan atau penelitian yang mempertanyakan apakah
apa yang diyakini tersebut terbukti benar atau salah.
        Dalam memecahkan masalah, ilmuwan merujuk kepada teori
yang relevan dengan masalah dan keadaan, serta perkembangnnya,
menguji beberapa teori dan kemudian membuat hipotesis3 atau
perkiraan. Orang awam juga menbuat hipotesis, tetapi teori yang
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                         8
dipergunakan       selektif     dengan    memilih   yang   cocok   dengan
pendangannya, serta memilih bukti tertentu yang dapat mendukung
hipotesisnya.
        Dalam mengontrol pendapatnya, peneliti mencoba untuk
sementara waktu mengabaikan variabel yang tidak terkait langsung
dengan masalah, yang mungkin menjadi sebab terjadinya suatu
masalah. Yang dikontrol hanya variabel yang memiliki kaitan atau
penyebab langsung dengan masalah yang hendak dipecahkannya. Para
penulis awam kerap kali tidak memberikan penjelasan tentang sebab
suatu kejadian atau masalah secara sistematis berdasarkan phenomena
yang mereka amati.            Mereka     tidak mau memberikan penjelasan
mengenai sumber-sumber dari luar yang dipersoalkan. Dalam penelitian,
orang awam biasanya cukup puas menerima penjelasan dengan
konsepsi yang bias. Misalnya, banyak orang yakin bahwa anak nakal
berasal dari kampung kumuh, mereka mengabaikan anak nakal dari
kawasan gedongan. Dalam kasus kenaikan harga BBM (Oktober 2004),
mestinya secara obyektif diteliti akibat kenaikan harga BBM tersebut
terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok, transportasi, dan biaya
produksi yang serentak naik, agar rakyat mengerti dan siap
menghadapinya. Maka, perlu ada penelitian ilmiah yang dapat
memberikan bukti yang valid, agar masyarakat dapat memahami
persoalannya.


Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                        9
Ilmuwan terikat terus-menerus secara       aktif dan sistematis
dengan fenomen-fenomen dan dengan kesadaran yang tinggi sehingga
menemukan hubungan sebab akibat yang jelas dan rasional. Apakah
perbedaan antara penalaran sehat dan ilmu terletak pada penjelasan
yang berlainan mengenai fenomena yang teramati (Explanation of the
observed phenomena)? Seorang peneliti           berusaha menjelaskan
hubungan antara data yang diobservasi secara cermat dan
mengesampingkan apa yang tersirat dalam metaphysical explanation
atau proposisi yang tidak dapat diuji. Misalnya, orang miskin karena
takdir, atau orang pandai karena suratan. Proposisi tersebut bersifat
metaphisik dan, karena itu, tidak dapat diuji. Proposisi yang bersifat
metaphisik seperti itu menjadi bagian dari ilmu fisafat, dan bukan lahan
ilmuwan. Hal ini tidak berarti bahwa ilmuwan tidak perlu memperhatikan
proposisi seperti itu. Yang menjadi perhatian ilmuwan peneliti adalah
gejala yang dapat diamati.
        Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan mendasar antara pengetahuan dan ilmu: Pengetahuan
diperoleh dan disampaikan menggunakan akal sehat, sedangkan ilmu
diperoleh dan disajikan dengan cara yang terikat pada sistem, teori,
metode, dan kebenaran ilmiah.
        Proses dalam mendapatkan ilmu ditempuh dengan penggalian,
studi dokumen, eksperimen, pengamatan, dan pengembangan ilmu yang
paling banyak dikerjakan melalui penelitian. Untuk mendapatkan ilmu,
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                       10
diperlukan persyaratan yang harus dipenuhi dengan cara yang
sistematis dengan mengikuti metode tertentu dan berdasarkan
kebenaran. Pengembangan ilmu adalah proses psikis yang menyebab-
kan kesadaran manusia memasuki terang ada.4 Selanjutnya menurut
Heidegger ilmu yang diperoleh manusia disebut, a-letheia. Artinya, ilmu
dan pengetahuan adalah pernyataan diri dari ada. Pengetahuan tidak
bisa meramalkan bagaimana ada itu dinyatakan, tetapi ilmu dapat
membuat ramalan apabila variabel yang dipelajari diperoleh dengan
metode yang benar, alat yang benar, serta kondisinya tidak berubah
secara drastis. Ilmu juga menganjurkan bahwa orang yang mempunyai
perhatian terhadap filsafat ilmu harus memiliki kerendahan hati dalam
menghadapi pengalaman dan keterbukaan secara menyeluruh terhadap
dunia di sekelilingnya.
        Filsafat ilmu atau epistemologi5 merupakan bagian dari ilmu
filsafat yang mempelajari hakikat dan lingkup pengetahuan dasar dan
yang pengandaiannya secara umum dapat diandalkan melalui
penegasan yang dinyatakannya. Tradisi epistemologi cenderung
membatasi diri pada ‘persepsi inderawi dan pemahaman intelektual’, di
mana pengetahuan tersebut dimengerti secara sempit. Berdasarkan
pernyatan tersebut, kaum sophis mempunyai pandangan bahwa
pengetahaun dalam arti sempit adalah pengetahuan yang dalam
keadaan apa pun tidak dapat salah, tak bisa diperoleh dan karena itu
tak usah dicari.
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                      11
Epistemologi yang diketengahkan kaum Sophis tersebut adalah
epistemologi tradisional, yaitu usaha untuk mencari pembenaran (justify)
bahwa pengetahuan itu terkait erat dengan peranan inderawi dan akal
dalam     pengenalannya.          Plato,   sebagai     perintis    epistemologi,
mengemukan beberapa pertanyaan yang mendasar tentang epistemo-
logi.   Pertanyaan      yang dimaksud        adalah:     Apa      yang   disebut
pengetahuan? Di mana pengetahuan biasanya diperoleh? Di mana
terdapat masalah yang biasa perlu kita ketahui? Berapa yang benar-
benar pengetahuan? Dapatkah indera menghasilkan pengetahuan?
Dapatkah akal memberikan pengetahuan? Apakah hubungan antara
pengetahuan dan keyakinan yang benar?6
         Bertolak dari pertanyaan tersebut, para filsuf sesudah Plato
berusaha mengembangkan filsafat ilmu untuk menjelaskan sumber,
dasar, dan        kepastian ilmu. Konsep yang mereka kembangkan
memberikan sumbangan yang amat berharga bagi perkembangan umat
manusia, sebab mereka menjawab pertanyaan pokok yang mendasari
ilmu, yang merefleksikan konsep dan pandangan tentang ilmu,
mengenai hakikat, ruang lingkup dan syarat umum.                  Jawaban yang
dikemukakan oleh para filsuf atas pertanyaan Plato tersebut ternyata
beragam, dan memberi inspirasi kepada beberapa aliran. Aliran terbesar
yang berpengaruh adalah skeptisisme, rasionalisme, dan empirisme.

3.1     Skeptisisme

Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                               12
Kaum skeptis meragukan kemungkinan menemukan sesuatu yang
sungguh benar. Sebaliknya, mereka mengajarkan bagaimana orang
dapat maju tanpa ilmu pengetahuan yang pasti. Kaum Skeptis
berkeberatan      dengan          epistemologi,   karena   dalam   kenyataan
epistemologi dianggap mengusulkan suatu tujuan khayal sebab kita
harus medemonstrasikan validitas ilmu pengetahuan kita, yang berarti
kita telah menggunakan ilmu kita, dan akibatnya telah mengandaikan
validitasnya.7 Hardono menjelasakan bahwa kaum skeptis, seperti
Etienne Gilson, beranggapan bahwa tidak ada masalah mengenai ilmu
pengetahuan sebab pertanyaan kritis tidak dapat diajukan secara
konsisten.
         Terhadap keberatan ini ada beberapa jawaban yang terkait
dengan segi positif dari keberatan tersebut. Yang ditekankan adalah
kelekatan tanpa syarat antara pikiran dan kenyataan. Adanya ilmu
merupakan suatu hal pokok yang dapat direduksi. Pikiran ada dan
adanya pikiran merupakan kesaksian bagi dirinya sendiri mengenai
keterbukaan terhadap ada. Tidak ada keraguan atau suatu
penyangkalan terhadap keterbukaan ini dapat dipertahankan. Dengan
demikian, posisi kaum skeptis absolut cukup rapuh.8
         Berangkat dari pandangan Plato tentang pengetahuan, sampai
sekarang banyak filsuf yang berusaha mengembangkan teori pengeta-
huan untuk menjelaskan sumber, dasar, dan kepastian pengetahuan


Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                           13
manusia. Hasil yang diperoleh dari studi tentang pengetahuan untuk
mendukung pendapat Plato tersebut sampai hari ini ternyata beragam.

3.2     Rasionalisme dan Empirisme
Konsep pengetahuan seperti yang dikemukan oleh Plato dan Decartes
disebut ‘rasionalisme’ sebab mereka menegaskan bahwa dengan
menggunakan prosedur tertentu dari akal saja kita dapat menemukan
pengetahuan dalam arti yang paling ketat, yaitu pengetahuan yang
dalam     keadaan      bagaimanapun      tak   mungkin   salah.   Decartes
menggunakan keraguan untuk mengatasi keraguan. Salah satu cara
untuk menentukan bahwa sesuatu itu pasti adalah melihat seberapa jauh
hal itu bisa diragukan. Bila kita secara sistematis mencoba meragukan
sebanyak mungkin pengetahuan kita, akhirnya kita akan mencapai titik
yang tidak diragukan, sehingga pengetahuan kita dapat dibangun di
atas dasar kepastian absolut.9 Prosedur yang disarankan Decartes
disebut ‘keraguan metodis universal’. Keraguan ini disebut universal
karena terentang tanpa batas, sampai keraguan itu sendiri membatasi
diri. Bagi Decartes persoalan dasar bagi fisafat pengetahuan bukan
bagaimana       kita dapat tahu tetapi     mengapa kita dapat membuat
kekeliruan.
         Sebagai reaksi terhadap teori rasional tersebut timbul teori
empiris dari Inggris yang dipelopori oleh John Locke, Thomas Hobbes
dan David Hume10. Mereka berusaha menemukan basis pengetahuan

Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                         14
dari pengalaman inderawi. Dari pengalaman inderawi mereka
mendapatkan informasi tentang dunia yang sangat kurang daripada
harapan mereka. Hume menunjukkan bahwa dari penelitian yang
dibuatnya, apapun yang diketahui tentang pengalaman inderawi, yang
dihasilkan adalah skeptivisme yang sangat menyedihkan tentang
pengetahuan sejati. Menurut Hume, pandangan mengenai apa yang
terjadi di sekitar kita semata-mata diakibatkan oleh kerja psikologis yang
aneh dari manusia. Apa yang menurut pendapat kita merupakan
pengetahuan tak lain hanyalah suatu cara pengaturan pengalaman yang
masuk ke dalam memori kita. Perkembangan filsafat Inggris yang dimulai
dari John Lock dan Hume pada abad 18 telah mengilhami aliran ilmu
pengetahuan yaitu: teori empiris.


4. KEBENARAN
Ilmu selalu dihubungkan dengan kenyataan dari pernyataan atau
penyangkalan, atau ‘kesesuaian antara pernyataan dengan kenyataan’.
Jika saya menyatakan sesuatu, dan ternyata sesuatu yang saya
nyatakan tersebut sesuai dengan apa adanya, disebut benar karena
sesuai dengan lenyataan. Misalnya, saya menyatakan             benda itu
berwarna hijau, pemahaman saya terhadap benda itu tidak terpisah dari
kenyataan, dan itu adalah benar hijau.
         Epistemologi terkait erat dengan pernyataan benar dan
pertimbangan yang diberikannya. Di samping, itu epistemologi juga
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                        15
memberi dasar pertimbangan yang paling mendasar kepada pernyataan
yang       diberikannya.    Keakuratan     kebenaran      harus   diputuskan
berdasarkan       bukti    (evident),   sesuai   dengan     keadaan    yang
sesungguhnya. Ini merupakan tugas utama epistemologi. Dengan
mengarahkan pertahatian kepada evidence, seorang epistomolog dapat
melepaskan diri dari perhatian dan keadaan yang terlalu sempit karena
batas inderawi, tetapi dapat mengabstraksinya sebagai hal yang bersifat
kognitif. Bahasa lain yang dikemukakan oleh Popper, mereka yang
meragukan kemungkinan menemukan sesuatu yang sungguh benar,
mengajarkan cara orang dapat maju di dunia tanpa pengetahuan yang
pasti.11    Orang dapat menang dalam debat          dengan bicara sangat
meyakinkan, seperti apa yang diucapkan seorang Shophis terkemuka,
Protagoras, bahwa ‘manusia merupakan ukuran segalanya’, sementara
seorang sophis lain Gorgias mencanangkan: “Tak suatupun ada, dan
kalau ada, tak seorangpun dapat mengetahuinya, dan kalau mereka
mengetahuinya, mereka tak dapat mengomunikasikannya”.12
           Dalam sejarah Barat, kita mengenal zaman yang paling
berpengaruh terhadap dunia modern sekarang ini, yaitu Renaissance
dan Humanisme,13 yaitu aliran yang menonjolkan kemampuan manusia
sebagai pribadi yang dapat mempelajari pengetahuan, setelah mereka
berhasil mempelajari naskah yang ditulis dalam bahasa Yunani dan
dapat mengembangkan pribadi sesuai dengan pengetahuan yang
mereka miliki.
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                           16
Dengan mempelajari naskah Yunani kuno dan menerjemahkan
naskah tersebut ke dalam bahasa Jerman, kaum intelektual pada waktu
itu memperoleh kesempatan untuk mendalami aliran pemikiran, filsafat,
filsafat ilmu, budaya, sistem pemerintahan, dan teknologi yang ada pada
zaman Yunani Kuno, dan dampaknya segera berkembang aliran
Humanisme dan Renaisance.
         Perkembangan filsafat ilmu dimulai sejak zaman Renaissance
dan Humanisme, yang pada dekade berikutnya diikuti dengan zaman
rasionalisme. Berkaitan dengan filsafat ilmu tersebut berkembang juga
paham tentang benar, dan tepat menurut beberapa cabang ilmu.

4.1 Kebenaran Menurut Ilmu Empiris
Istilah benar umumnya menyangkut isi ilmu itu sendiri, dan tepat bila
ilmu dilihat dari sudut proses mendapatkannya atau yang biasa disebut
metode, ataupun cara kerja ilmu tersebut. Ada beberapa macam cara
kerja ilmu atau jalan yang ditempuh untuk mencapai pengetahuan yang
benar, antara lain: proses pembentukan ilmu, hasil yang dicapai, metode
dan sistem yang dipergunakan. Dalam ilmu alam atau fisika, kimia dan
biologi dipergunakn serangkaian percobaan sehingga dapat ditemukan
perkiraan atau hipotesis. Hipotesis diuji berkali-kali dalam beberapa
temperatur udara, atau dipanasi dengan sengaja agar mendapatkan
bentuk atau warna tertentu. Percobaan tersebut, setelah dianalisis
menghasilkan simpulan yang disebut induksi. 14

Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                      17
Setelah diperoleh simpulan dari beberapa percobaan dapat
dirumuskan dalil tertentu, misalnya: “air bila dipanasi terus menerus
dapat menguap, besi apabila dipanasi terus menerus dapat meleleh”.
Dalil yang dirumuskan mungkin bersifat sementara sebelum diuji coba
dalam berbagai temperatur. Setelah diuji dalam berbagai temperatur
dihasilkan simpulan yang lebih kurang sama,       dalil tersebut sudah
dianggap baku. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya dapat
dipergunakan sebagai acuan pada percobaan berikut untuk benda atau
tumbuhan yang sama. Langkah ini disebut deduksi. Dengan demikian
proses deduksi - induksi merupakan cara untuk mendapatkan ketepatan
dan sekaligus kebenaran.
         Pengetahuan yang berkaitan dengan          ilmu kemanusian,
kondisinya berbeda karena pada waktu diberi perlakuan atau pertanyaan
manusia memberikan reaksi yang berbada-beda antara manusia yang
satu dengan yang lain. Di dalam ilmu kemanusiaan ada dialektika antara
subyek dengan obyek.
         Dalam mementukan ‘benar’ ada perbedaan yang mendasar antara
ilmu empiris dan ilmu kemanusiaan. Sampai dengan abad 19 di antara
pandangan ilmuwan ditemukan pandangan dasar, yang mementingkan
obyek yang diketahui serta bagaimana berlangsungnya pengetahuan
tersebut. Kebenaran diartikan sebgai kesesuaian antara pengenal dengan
apa yang dikenal (Corspondence theory of truth,) dan teori tentang
kebenaran sebagai keteguhan (cohenrence theory of truth). 15
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                     18
Problema kebenaran, dipihak lain dapat dideskripsikan juga
sebagai kesuaian antara pernyataan dengan eviden yang ada. Contoh, bila
kita mengatakan bahwa pesawat ‘Lion Air’ yang jatuh di bandara
Adisumarma Surakarta, bulan Desember 2004, disebabkan oleh angin
kencang dan landasan yang licin, serta banyak orang yang meninggal.
Kejadian ini dianggap sesuatu yang benar. Tetapi kebenaran tersebut
tidak dirinci secara baik, mungkin ada sesuatu yang kurang dijelaskan
siapa saja yang meninggal, dan berapa orang, dari mana asalnya. Jadi
problema kebenaran bukanlah sesuatu yang tanpa syarat. Kebenaran
harus didukung dengan kriterium dan eviden. Eviden yang baik terdiri dari
berbagai fakta tersebut harus dapat dicek keadaannya sesuai dengan
keterangan yang dinyatakan. Kebenaran adalah kesuaian antara
pernyataan atau berita dengan keadaan yang disebutkan.
         Kebenaran menurut ilmu Pasti agak dekat dengan kebenaran yang
dikemukakan ilmu-ilmu empiris, yaitu sebagai suatu keteguhan yang agak
dekat antara pernyataan dengan keadaan atau even yang tersedia.

4. 2 Kebenaran Menurut Filsafat
Ilmu selalu dihubungkan dengan kenyataan dari pernyataan atau
penyangkalan, atau ‘kesesuaian antara pernyataan dengan kenyataan’. Jika
saya menyatakan sesuatu, dan ternyata sesuatu yang saya nyatakan
tersebut sesuai dengan apa adanya, disebut benar, karena sesuai dengan
kenyataan. Misalnya         saya menyatakan   benda itu berwarna hijau,

Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                    19
pemahaman saya terhadap benda itu tidak terpisah dari kenyataan, karena
benda tersebut benar hijau.
         Tahapi teori tentang kebenaran dinyatakan sebagai penyesuaian
antara si pengenal dengan apa yang dikenal. Karena pengetahuan itu
disadari yang benar, jelaslah bahwa dalam anggapan Aristoteles mengenai
kebenaran.
         Misalnya: pernyataan bahwa orang-orang ‘Akit’ (salah satu suku
terasing di Pulau Rupat, Kabupaten Kepulauan Riau), adalah bagian suku
Melayu. Keterangan lain seorang antropolog mengatakan bahwa orang Akit
bukan bagian dari suku Melayu. Yang dijelaskan di dalam kalimat–kalimat
tersebut adalah apa yang mereka tegaskan, dan apa yang mereka ungkiri.
Ilmu itu disadari sebagai subyek yang mengenal obyek dengan baik dan
benar. Yang mengenal dengan yang dikenal itu identik satu sama lain
dalam ilmu yang sempurna.
         Sementara itu menurut Decartes, mengatakan bahwa ada tidaknya
kebenaran tergantung pada ada tidaknya idea yang jelas, dan terpilah-pilah
mengenai sesuatu (idea clara et idea)      16.   Jadi kebenaran    adalah
kesesuaian antara idea dengan kenyataan. Manurut Kant, kebenaran
adalah apa yang ada pada pihak pengenal saja, sebagai akibat kesan-
kesan yang masuk lewat indera, diterima dalam susunan apriori ruang dan
waktu si pengenal, dan dilanjutkan kepada kategori akal budi. Sedangkan
Hegel menyebutkan kebenaran adalah keseluruhan, sebagai keteguhan
yang sudah kita lihat. 17
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                     20
Pertanyaan selanjutnya menyangkut apa yang disebut ‘kebenaran
akal’ (truths of reason). Beberapa filsuf mengatakan bahwa teori
pengetahuan yang memuaskan harus sesuai dengan kenyataan bahwa
beberapa di antara kebenaran akal atau logika dan matematika. Tetapi
bebrapa filsuf lain merumuskan kriteria pengetahuan begitu rupa sehingga
katanya kebenaran akan tidak termasuk hal-hal yang kita ketahui. Di pihak
lain ada yang mengtatakan bahwa kebenaran akal itu hanyalah cara orang
berpikir atau cara penggunaan bahasa.


5. PERSOALAN EPISTEMOLOGI
Refleksi atas hakekat pengenalan membangkitkan sejumlah persoalan
filosofis yang membingungkan, yang disebut problema epistemologi.
Problema tersebut         pada garis besarnya telah dikemukakan oleh
Roderick M. Chisholm dalam Theory of Knowledge,18 dalam Alfons
Taryadi, dan ditangkap penelis, sebagai berikut.


5.1 Perbedaan antara Ilmu dan Opini
Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam pertemuan antara        para
sarjana.    Seorang sarjana yang      kebetulan pandai bicara mempunyai
dugaan kebetulan tepat, tetapi sebenarnya dia tidak mempunyai bukti.
Seorang yang lain mengetahui tetapi tidak mau mengatakan bahwa ia tahu,
dia tidak mau menduga-duga. Mungkin apa yang dimiliki oleh orang kedua
tidak dimiliki oleh orang pertama? Mungkin orang akan berkata bahwa
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                    21
orang kedua memiliki evidensi, sedang orang pertama tidak memilikinya.
Apa arti memiliki eviden, dan bagaimana dia memutuskan bahwa dia
memiliki eviden atau tidak? Orang pertama menyampaikan pendapat atau
opini, sedangkan orang kedua lebih berhati-hati dalam menyampaikan
pernyataan karena dia tidak yakin akan ilmunya dengan eviden yang dia
miliki.
          (1) Bagaimana Mencari Pembenaran (justifikasi) atas Pertanyaan
              bahwa Kita Mengetahui Sesuatu?

          Pengetahuan kita tentang sesuatu masalah harus berdasar pada
fakta     yang benar tentang masalah tersebut, atau masalah lain yang
berbeda tetapi masih ada kaitannya. Ini menimbulkan pertanyaan apakah
ada sesuatu yang nyata. dan kita ketahui secara langsung, sementara
masalah lain kita ketahui secara tidak langsung, misalnya dari berita yang
ditulis orang lain.
          (2) Haruskah Kita Mengatakan bahwa Seluruh yang Kita Ketahui
              pada waktu Tertentu, Merupakan ‘Struktur’ yang Mempunyai
              Dasar pada ‘eviden’ yang Kita Ketahu Secara Langsung Pada
              Waktu itu?

           Hal ini dipertanyakan sebab masalah-masalah yang kita ketahui
biasanya bukanlah masalah yang mempunyai eviden secara langsung,
tetapi dalam usaha untuk mencari pembenaran atas pernyataan bahwa kita
mengetahui secara khusus masalah itu, kita mudah digiring kepada
berbagai hal yang eviden secara langsung. Lalu dapat dipertanyakan

Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                     22
apakah hubungan antara hal yang eviden sebagai dasar terhadap struktur
tersebut bersifat defensif atau induktif, dan kalau tidak demikian apakah
aturan yang dipergunakannya?


5.2 Permasalahan Metafisis
Penampakan benda-benda itu cederung bersifat subyektif, tergantung pada
keadaan       pemikiran si pelaku. Jadi penampakan benda-benda luar
merupakan duplikat dari benda-benda itu. Misalnya orang tidak pernah
melihat gajah tidak dapat mengatakan bahwa gajah itu besar, dan apabila
dia tidak pernah melihat akibat dari suatu bajir bandang tsunami di Aceh
tidak dapat mengatakan bahwa banjir itu mengerikan.


6. METODE ILMIAH
Dalam pemahaman tentang epistemologi dan logika, dan juga keterkaitan
antara ilmu dengan filsafat. Ilmu adalah pengetahuan yang disusun
berdasarkan sistem dan metodologi tertentu untuk memperoleh kebenaran.
Pengetahuan yang diperoleh dengan pengamatan inderawi atau dialektika
antara subyek dengan obyek belum tentu merupakan ilmu, tetapi dapat
memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi ilmu apabila pengamatan
yang dipergunakan atau dialektika yang dikerjakan sesuai dengan metode
tertentu yang dapat memberi eviden atau bukti nyata idea yang ada pada
pengenal (subjek).


Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                    23
6.1 Metode Induksi
Pengertian ilmu seperti yang di kemukakan di atas diperoleh setelah
’Revolusi Ilmiah’ yang terjadi pada abad 17, yang dipelopori oleh
Kopernikus, Galileo dan Newton. Terdorong oleh pengalaman ekspirimen
Galileo tersebut, filsuf Francis Bacon dan rekan-rekannya menganjurkan
pada waktu itu bahwa ‘apabila kita hendak memahami alam, seharusnya
kita berkonsultasi bukan dengan tulisan-tulisan Aristoteles.’ Bacon dan
kawan-kawan, yang ditulis J.J. Davies19 mereka berkesimpulan bahwa “Ilmu
adalah suatu struktur yang dibangun di atas fakta-fakta”.
          Perintisan ekspirimen yang dikerjakan oleh Galileo, merubah sikap
bahwa fakta-fakta yang dujicobakan adalah fakta yang obyektif dan tidak
ada sangkut pautnya dengan ide subyektif, seperti pendapat sebelumnya.
Dari fakta-fakta tersebut, kemudian dapat dibangun sebuah teori.20
Sebelum zamani Humanisme, ilmu mengikuti konsep-konsep Aristoteles,
berdasarkan akal budi yang menelurkan dugaan-dugaan yang lebih lebih
dihormati daripada pengetahuan yang diperoleh lewat pancaindera.21
Pengetauan lewat akal budi ini selanjutnya ditentang oleh para ahli pikir
yang cenderung memandang pengetahuan lewat pancaindra, berdasarkan
pengalaman, pengamatan, dan aroma lebih dapat memberikan penjelasan
rasional, karena dalam mengamati dengan pancaindera, si pengamat juga
telah mempergunakan pengertian, pemahaman, yang merupakan bagian
dari akal budi atau rasio. Bila kita melihat seekor ular, pancaindera kita
melakukan proses pengamatan. Proses menghubungkan antara memori
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                      24
tentang binatang merayap, dan berbisa yang tidak berkaki, telah
mempergunakan rasio, jadi akal dan budi telah bekerja.
         Dalam membangun sebuah teori, bukan hanya akal budi atau rasio
yang membayangkan sesuatu, tetapi akal budi tersebut berkerja dengan
mendapat rangsangan dari benda-benda, keadaan, dan masalah yang
dipelajari sehingga membentuk struktur dalam rasio kita. Metode ini disebut
induksi naïf.   22   Untuk melakukan pengamatan seorang peneliti harus
memiliki organ-organ indera yang normal dan sehat, jujur, obyektif, teliti
dalam kondisi bagaimana fakta tersebut diamati.


6.2 Metode Deduksi
Metode deduksi dimaksudkan untuk menemukan hubungan logis yang ada
di antara teori-teori yang diajukan. Untuk mengkaji teori-teori tersebut
menurut Popper ada beberapa syarat, antara lain:23
         Pertama, terdapat hubungan logis antara simpulan-simpulan itu
sendiri. Dengan membandingkan simpulan-simpulan tersebut, diuji apakah
sistem yang disodorkan tadi mempunyai konsistensi internal.        Kedua,
apakah teori yang diajukan tersebut memiliki sifat empiris, atau ilmiah.
Ketiga, perbandingan dengan teori-teori lain, terutama dengan maksud
untuk menentukan apakah teori yang bersangkutan akan membawa suatu
kemajuan ilmiah seandainya tetap tidak gugur oleh         hasil ujian. Dan
pengujian teori dengan jalan menerapkan secara empiris simpulan-simpulan
yang ditarik dari teori tersebut, menjadi lebih jelas. Dengan demikian uji
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                      25
deduktif mempunyai tujuan praktis yang diakibatkan oleh teori-teori yang
dihasilkan dari ekpirimen ilmiah maupun oleh teknologi secara praktis.
Prosedur pengujian ini bersifat deduktif. Sudut pandang lain, dikemukakan
oleh Verhaak dan Haryono, mengatakan bahwa deduksi adalah cara
menarik simpulan secara logis, dari masalah yang umum atau general ke
masalah khusus.
         Berangkat dari temuan Galileo bahwa semua planet bergerak
mengikuti garis elips dan mengitari matahari,        dapat diketahui dan
disimpulkan      bahwa planet Mercurius, mengikuti hukum yang sama.
Demikian juga bila ditemukan suatu hasil ekspirimen yang membuktikan
bahwa besi bila dipanasi sampai suhu tertentu memuai,       bentangan rel
kereta api dari Anyer sampai Banyuwangi, bila dipasang rapat tidak ada
celah antara sambungan satu dengan yang lain, pada waktu kena panas,
akan melengkung.
         Kedudukan logika dalam dalam semua sistem logika proposisi
amat penting untuk mengamati ilmu-ilmu empiris. Logika proposisi bertitik
pangkal pada proposisi, yaitu ungkapan yang berdiri sendiri dalam suatu
sistem S. Misalnya variabel p, q, r, s. Di samping itu ada variabel konstan
yang ada hubunganya dengan veriabel, diberi simbul dengan huruf besar,
seperti N. Yang dimasud logika proposisi dalam logika formal modern
adalah suatu ungkapan yang tidak mengandung “arti”, namun merupakan
suatu variabel. 24


Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                      26
Pokok logika proposisi dalam bentuknya yang paling sederhana
didasarkan pada anggapan bahwa setiap proposisi entah tunggal (p, q, r, s)
atau (Apqr, Npqr) atau konstan punyai nilai kebenaran. Umumnya nilai
benar diberi angka 1 dan salah diberi nilai 0.
          Bila seorang peneliti mengambil keputusan bersyarat, dia
mempergunakan silogisme hipotetis. Misalnya, apabila p terjadi q, atau
apabila hujan turun, udara menjadi sejuk. Hurup p dan q merupakan
proposisi. Di sini ada yang disebut primus ‘mayor’, yaitu p dan primus
‘minor’ q. Dalam hubungan antara primus mayor dan minor di sini dapat
terjadi empat bentuk. Keempat bentuk tersebut adalah:
         Simbul p, artinya “terjadilah”, dan (2) “bukan p”, artinya p ”tidak
terjadi”. (3) “Dan q”, (4) dan “bukan q”. artinya “tidak terjadi”. Bentuk satu
dua, tidak dapat ditarik simpulan, demikian juga bentuk satu tiga, dan dua
empat. Yang dapat ditarik simpulan hanyah bentuk satu dan empat. Artinya
bila terjadi p,    tidak trjadi q. Simpulan tersebut tentu saja dapat dibalik:
“apabila tidak terjadi p” “tidak terjadi q”. Untuk terjadi q diperlukan syarat
tertentu. Pernyataan atau primus mayor dan primus minor keduanya harus
masuk akal, dapat terjadi hukum logis. Misalnya primus mayor tidak logis
primus minor tentu tidak logis, sebaliknya primus mayor logis, belum tentu
primus minor logis.
         Misalnya, bila semua orang berbulu tebal keturunan kera, Si Badu
berbulu tebal,     jadi Badu      keturunan kera. Empat bentuk atau model
silogisme hipotesis, menurut Verhaak diberi nama: Bentuk (1) diberi nama
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                         27
“modus ponendo ponen”, (penegasan sesuatu yaitu              q, karena lebih
dulu memberi penegasan sesuatu yang lain yaitu        p ) hampir merupakan
tautology saja, yakni mengulangi apa yang sudah ditegaskan. Bentuk (2)
dan (3) tidak syah tidak diberi nama. Bentuk (4) diberi nama “modus
tollendo tollen” ( mengungkiri sesustu, p    berdasarkan kemungknan lain
yang lebih dulu yaitu       q). 25
         Bentuk (1) dan (4) merupakan bentuk deduksi, seperti halnya
silogisme kategoris yang salah satu bentuknya adalah: M – P, S – M, S – P.
Selain itu perlu diingat bahwa simpulan deduksi berlaku dimana-mana
secara mutlak dan niscaya.




Catatan :
1   Fred N. Kerlinger, Faundation of Behavioral Reseach, New York: Holt
    Renehart and Winston, Inc. hlm. 3. “…Common sense may often be bad
    master for the evaluation of knowledge. But how are science and
    common sense alike and how are they different? From one vieuwpoint,
    science and common sense are alike. The view would say that science
    is a systematic and controlled extention of commen sence…”

2   Hardono Hadi, P. Epistemologi, Filsafat Pengetahuan, Yogyakarta:
    Kanisius, 1994, hlm.18

3   Fred N. Kerlinger, Ibid. hlm. 18. “A Hypthesis is a conjectictural
    statement between two variables or more variables, Hypotesis are
    always in declarative sentence form, and they related,either generally or
    specifically variables to variables”

Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                        28
4    Hardono Hadi, P. Ibid. hlm. 25.

5    Roderick Firth, dalam International Encyclopedia, Lexicon Publication
     Inc., 1977, hlm. 500 – 2. “Epistimology from the Greek term meaning
     Knowledge, a major branch of philoshophy devote primarily to the
     achievement of better understanding of consept of knowledge. It Also
     concerns itself with other closely related consepts, such as those of
     bilief, truth, faith, meaning, certainty, confirmation, justification, and
     rationality. To Say that some of our true conviction are genuine
     knowledge (as appost to lucky guinesses or matter of faith) seem to
     imply that these convictions are capable of justification, and for this
     reason the history of epistimology is in large part of attempt to specify
     the condition under which we can maintain that various of kind of
     conviction ( since, ethic and religious)”

6    Hardono Hadi, P. Ibid. hlm. 6.

7    Hardono Hadi, P. Ibid. hlm. 19.

8    Hardono Hadi, P. Ibid.

9    Franz Magnis Suseno, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis, Yogyakarta: Penerbit
     Kanisius. 1992. hlm. 70. “Decartes menolak dalil-dalil filsafat
     sebelumnya yang didasarkan pada pengandaian-pengandaian, apa
     yang dianjurkan hanyalah langkah demi langkah dipertanggung
     jawabkan. Oleh karena itu hanya satu cara untuk menjamin keradikalan
     filsafat, yaitu kesangsian. Pada fakta dia sedang menyangsikan segala-
     galanya. Dan kalau pasti bahwa saya berpikir, ada lagi yang pasti dan
     tidak dapat diragukan yaitu bahwa saya sendiri ada: cogito ergo sum!”

10   Franz Magnis Suseno, Opcit. hlm. 73.



Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                          29
11   Alfons Taryadi, Epistemologi Pemecahan Masalah, Jakarta: PT
     Gramedia, 1991, hlm. 68.

12   Alfons Taryadi, Ibid. hlm. 3.

13   Louis Gottschalk, Et.All. History of Mankind Cultural and Science
     Development,       Great Britain, 1989. hlm.233. “Many humanists in
     Germany and abroad among them Crotus Rubeanus, Hutten, Johannes
     Occolampadiu, Martin Bucer, and, most important of all, young Philipp
     Melnchthon, was at twinty one professor of greek at wittenburg, was
     Luther’s trusted surrogate in Watemberg. … assisted him in translating
     the Bible and organizing the reform, and published the firt systematic
     summary of reform theology…”

14   Thomas S.Kuhn. The Strusture of Scientific Revolution, Chicago:
     University of Chicago Press, 1970, hlm. 23.

15    C. Verhaak dan R. Haryono Imam, Filsafat Ilmu Pengetahuan. Telaah
      Atas Cara Kerja Ilmu-Ilmu. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama, 1991,
      hlm. 122.
16   C. Verhaak dan R. Haryono Imam, Ibid. hlm. 129.

17   C. Verhaak dan R. Haryono Imam. Ibid. hlm. 130

18   Roderick M. Chisholm, Theory of Knowledge, Prinice Hall Inc.
     Englewood Cliff N.J., 1966.

19   J.J.Davies, On The Scientific Method, London: Longman, hlm. 8

20   H. D. Amthony, dalam A.F. Calmers. Apa itu yang disebut Ilmu?
     Jakarta: Hasta Mitra, 1983.

21   C.A. van Peursen. Orientasi di Alam Pemikiran Filsafat (terjemanhan
     Dick Hartoko), Jakarta: PT Gramedia Jakarta, 1979, hlm. 19. ”Dalam
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                      30
sejarah filsafat, cepat juga dua macam bentuk pengetahuan menjadi
     pusat perhatian, yaitu pengetahaun lewat pancaindra dan pengatahuan
     lewat akal budi. Oleh ahli-ahli pkir Yunani pengetahuan yang diperoleh
     lewat pancaindera digambarkan sebagai pengetahuan yang tidak
     menentu, bahkan yang menyesatkan, sedangkan pengetahuan
     berdasarkan akal budi dihormati sebagai pengetahaun sejati”.

22   A.F. Calmers. Apa itu yang disebut Ilmu? Jakarta: Hasta Mitra, 1983.
     hlm. 2.

23   Alfons Taryadi, Ibid. hlm. 23.

24 C. Verhaak dan R. Haryono, Ibid. hlm. 18. “Selain proposisi variabel itu
   juga ditandai dengan cara tertentu, yang menyatakan sesuatu yang
   konstan, mempunyai arti tetap dalam sistem S. Dalam banyak sistem
   logika proposisi modern digunakan tanda-tanda matematika “

25   Ibid, hlm. 25 “Bentuk ini termasyur dan berperan penting dalam cara
     kerja ilmu empiris, merupakan azas filsafat.”




Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                      31
BAGIAN II
                PANDUAN UMUM
            PENULISAN KARYA ILMIAH




Panduan Penulisan K arya Ilmiah               32
Panduan Penulisan K arya Ilmiah   33
1. HAKIKAT DAN KEDUDUKAN KARYA ILMIAH
         Sebagaimana di Perguruan Tinggi pada umumnya, secara
operasional kegiatan intrakurikuler, mahasiswa mau tidak mau harus
menghasilkan karya ilmiah, baik berupa tugas akhir, skripsi atau setara
skripsi (Proyek Studi), tesis, disertasi. Karya ilmiah merupakan bagian dari
kebutuhan formal akademik di setiap perguruan tinggi, tidak terkecuali
Universitas Negeri Semarang (Unnes).
         Karya ilmiah adalah suatu karangan yang mengandung ilmu
pengetahuan dan kebenaran ilmiah yang menyajikan fakta dan disusun
secara sistematis menurut metode penulisan dengan menggunakan bahasa
ragam ilmiah. Secara ringkas dapat diartikan bahwa pada dasarnya karya
ilmiah merupakan laporan ilmiah. Laporan yang dimaksud dapat berupa
laporan kegiatan ilmiah, kegiatan kajian, dan kegiatan penelitian, baik
penelitian lapangan, laboratorium, maupun kepustakaan. Karya ilmiah
sebagai laporan kegiatan ilmiah memiliki berbagai jenis, yaitu: makalah,
artikel, laporan buku/bab, karya tulis ilmiah, tugas akhir, skripsi, tesis,
disertasi, dan buku.
         Jenis karya ilmiah berdasarkan tujuanya dapat diklasifikasikasi
menjadi dua. Pertama, karya ilmiah yang bertujuan untuk memenuhi tugas-
tugas perkuliahan. Bentuk karya ilmiah ini yaitu: makalah, laporan
buku/bab, dan karya tulis ilmiah. Sebagai bagian dari tugas perkuliahan,
karya ilmiah tersebut merupakan bagian dari sistem Satuan Kridit Semester
(SKS) yang merupakan komponen tugas terstruktur yang harus dipenuhi
oleh mahasiswa di luar perkuliahan.
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                       34
Kedua, karya ilmiah yang bertujuan untuk memenuhi persyaratan
menyelesaikan program studi yang ditempuh oleh mahasiswa. Bentuk karya
ilmiah ini yaitu: tugas akhir (TA) untuk jenjang Diploma, skripsi untuk jenjang
Strata 1 (S-1), tesis untuk jenjang Strata 2 (S-2), dan disertasi untuk jenjang
Strata 3 (S-3). Tugas akhir wajib disusun oleh mahasiswa program ahli
madya,. Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahaisswa dalam
penelitian yang berhubungan denghan masalah yang sesuai dengan bidang
studinya untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelas Sarjana.
Kemudian, tesis wajib disusun oleh mahasiswa program Magister (S-2) dan
disertasi wajib disusun oleh mahasiswa program Doktor (S-3) dalam rangka
menyelesaikan studinya.
        Berdasarkan fungsinya, karya ilmiah terdiri atas: (1) karya ilmiah
akademis dan (2) karya ilmiah profesional. Karya ilmiah akademis
merupakan karya ilmiah yang dibuat untuk kepentingan akademis dengan
bimbingan dan tanggung jawab orang yang lebih profesional, tidak
dipublikasikan dengan lebih menekankan pada proses bukan pada hasil
yang memerlukan pengujian untuk menentukan kualitas karya tersebut.
Bentuk karya ilmiah akademis adalah (1) paper, (2) skripsi, (3) tesis, dan
(4) disertasi. Karya ilmiah yang berbentuk paper sering juga disebut
makalah atau karya tulis ilmiah. Karya ilmiah yang berbentuk skripsi, tesis
dan disertasi adalah karya ilmiah yang dibuat untuk memenuhi persyaratan
dalam pencapaian gelar sarjana (untuk skripsi), magister (untuk tesis), dan
doktor (untuk disertasi).
       Karya ilmiah profesional yaitu karya ilmiah yang dibuat            untuk
pengembangan profesi bagi para profesional dengan tujuan                  untuk
menyebarluaskan informasi akademis dengan proses penulisan                 tidak
memerlukan bimbingan, tetapi tetap memerlukan pengujian dan                lebih
menekankan pada hasil. Bentuk karya ilmiah profesional adalah (1)         buku,
(2) makalah, (3) kertas kerja, (4) artikel, dan (5) laporan penelitian.
        Karya ilmiah yang berbentuk buku adalah buku yang berisi fakta
umum ilmiah dan ditulis dengan sistem penulisan yang standar. Makalah
adalah karya ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat objektif. Kertas kerja adalah
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                           35
karya ilmiah yang berisi analisis terhadap fakta secara objektif,
perbedaannya dengan makalah adalah analisis yang lebih mendalam
daripada analisis data dalam makalah. Artikel adalah karya ilmiah yang
diterbitkan di jurnal ilmiah. Kemudian, laporan penelitian adalah karya ilmiah
yang menyajikan data dan analisis suatu penelitian.
          Dari paparan di atas, karya ilmiah di Universitas Negeri Semarang,
memunyai kedudukan: (1) wahana bagi mahasiswa untuk menyajikan nilai-
nilai teoretis maupun praktis secara objektif dan sistematis yang merupakan
produk atas dasar pengetahuan dan menurut metode penulisan dengan
menggunakan bahasa ragam ilmiah.
       (2) wahana bagi civitas akedemika untuk memberikan kontribusi
dalam perkembanngan ilmu pengetahuan teknologi dan seni.


2. BAGIAN KARYA ILMIAH
          Dalam penulisannya karya ilmiah harus sesuai dengan sistematika
dan metode penulisan yang tepat. Sistematika penulisan dalam karya ilmiah
terdiri atas bagian-bagian yang berurutan. Secara umum, pola dasar karya
ilmiah paling tidak berisikan bagian-bagian yang sudah baku, yaitu bagian
pengenalan, batang tubuh, dan kepustakaan.
        Bagian pengenalan dalam karya ilmiah merupakan bagian awal
yang berisi hal-hal yang bersifat informatif tentang karya ilmiah tersebut.
Dalam bagian pengenalan ada dua jenis pengenalan, yaitu bagian
pengenalan yang bersifat umum dan bagian pengenalan yang bersifat
khusus. Bagian pengenalan dalam masing-masing bentuk karya ilmiah
adalah tidak sama. Bagian pengenalan pada jenis karya ilmiah yang
berbentuk buku berbeda dengan bagian pengenalan bentuk makalah,
kertas kerja, artikel, skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian. Beberapa
butir pada bagian pengenalan yang terdapat dalam semua jenis karya
ilmiah yaitu judul dan kepemilikan karya ilmiah atau nama penulis.
       Judul adalah identitas tulisan yang merupakan kepala karangan.
Syarat judul yang baik adalah mencerminkan isi karangan, berupa
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                            36
pernyataan, bersifat singkat dan jelas serta menarik. Dalam baris
kepemilikan biasanya dituliskan nama penulis beserta lembaganya. Nama
penulis hendaknya tidak menyertakan gelar atau pangkat, jika penulis lebih
dari satu harus dicantumkan semua. Pangkat dan gelar dapat dicantumkan
pada bagian biografi pengarang jika ada.
         Butir yang lain dalam bagian pengenalan adalah abstrak. Abstrak
adalah ringkasan tulisan. Dalam abstrak tercakupi seluruh bagian isi
karangan, dari pendahuluan sampai penutup. Kata kunci adalah kata-kata
atau istilah yang dianggap penting dan mutlak harus diketahui pembaca
dalam sebuah karya ilmiah. Kemudian, terdapat pula prakata dan kata
pengantar. Keduanya merupakan istilah yang berbeda, pengantar adalah
tulisan awal yang ditulis oleh penulisnya sendiri, sedangkan kata pengantar
adalah tulisan awal yang ditulis oleh orang lain yang menguasai karya
ilmiah yang bersangkutan.
         Bagian kedua dalam penulisan karya ilmiah adalah batang tubuh.
Batang tubuh adalah isi karya ilmiah yang sebenarnya. Secara umum
batang tubuh terbagi menjadi tiga, yaitu pendahuluan, isi dan penutup.
Bagian pendahuluan dalam karya ilmiah setidaknya berisi latar belakang,
masalah, dan rumusan masalah. Untuk karya ilmiah yang berbentuk skripsi,
tesis, disertasi dan laporan penelitian bagian pendahuluan berisi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat. Bagian kedua
dalam batang tubuh adalah bagian isi. Untuk karya ilmiah yang berbentuk
buku, makalah, artikel dan kertas kerja berisi persoalan-persoalan inti atau
materi inti yang disajikan. Untuk karya ilmiah yang berbentuk artikel, skripsi,
tesis, disertasi, dan laporan penelitian bagian isi berupa landasan teoretis,
metode, dan hasil, serta pembahasan. Bagian akhir dalam batang tubuh
adalah bagian penutup yang berisi simpulan dan saran.
        Bagian terakhir dalam penulisan karya ilmiah adalah bagian
kepustakaan. Bagian kepustakaan mencakup daftar pustaka dan lampiran-
lampiran, seperti indeks dan biografi pengarang.
        Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
bagian-bagian karya ilmiah pada intinya terbagi menjadi 3 bagian pokok,

Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                          37
yaitu bagian pengenalan, batang tubuh dan bagian penutup. Bagian
pengenalan berisi hal-hal yang bersifat informatif yang menunjukkan
identitas karya ilmiah, yaitu judul, nama penulis, pengantar dan atau kata
pengantar dan abstrak bagi karya ilmiah yang bersifat laporan penelitian.
Bagian batang tubuh merupakan bagian inti dalam karya ilmiah. Pada
bagian batang tubuh terdapat tiga bagian unsur, yaitu pendahuluan,
isi/pembahasan, dan penutup. Pada bagian pendahuluan berisi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat. Bagian
isi/pembahasan memuat landasan teoretis, metodologi penelitian dan
pembahasan hasil penelitian. Pada bagian penutup berisi simpulan dan
saran. Bagian terakhir dalam karya ilmiah adalah kepustakaan, berisi daftar
pustaka dan lampiran.


3. KARAKTERISTIK KARYA ILMIAH
3.1 Makalah
         Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu topik
tertentu yang tercakup dalam suatu mata kuliah. Makalah merupakan salah
satu persyaratan untuk memenuhi tugas atau menyelesaikan suatu
perkuliahan, baik mahasiswa program Diploma, Strata 1 (S-1), Strata 2 (S-
2), dan Strata 3 (S-3).
         Makalah memiliki karakteristik sebagai berikut.
         (1) menyajikan hasil kajian literatur yang berkaitan dengan topik
              atau cakupan permasalahan;
         (2) menerapkan pemahaman tentang teori, prinsip, atau metode
              tertentu yang berkaitan dengan materi perkuliahan;
         (3) menerapkan           kemampuan   mengemas     berbagai   sumber
              informasi dalam satu pembahasan yang utuh.


Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                        38
3.2 Laporan Buku/Bab/Artikel Ilmiah
        Laporan buku/bab/artikel ilmiah merupakan karya tulis ilmiah yang
menyajikan pemahaman mahasiswa terhadap isi buku/bab/artikel ilmiah
yang disertai dengan ulasan atau pandangan penulis. Selain itu, laporan
buku/bab/artikel ilmiah juga dapat menyajikan analisis, kritik, justifikasi
terhadap isi buku/bab/artikel ilmiah. SEbagai bagian dari tugas perkuliahan,
buku/bab/artikel ilmiah yang dilaporkan ditentukan oleh dosen atau dapat
pula diusulkan oleh mahasiswa setelah mendapat persetujuan dosen yang
bersangkutan.
         Laporan buku/bab/artikel ilmiah bertujuan untuk memperdalam dan
memperluas wawasan dan pemahaman mahasiswa tentang topik yang
disajikan atau dibahas dalam suatu mata kuliah yang ditempuhnya. Untuk
itu, laporan buku/bab/artikel ilmiah memiliki kriteria sebagai berikut.
         (1)        Buku/bab/artikel ilmiah yang dilaporkan harus aktual,
               minimal terbitan lima tahun terakhir.
         (2)                      Buku/bab/artikel     ilmiah   yang   dilaporkan
               memunyai kualitas isi yang baik.
         (3)                      Buku/bab/artikel     ilmiah   yang   dilaporkan
               memberikan kontribusi bagi mahasiswa untuk memperdalam
               topik yang dibahas dalam mata kuliah.


3.3 Skripsi
        Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun dan
dipertahankan sebagai persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana
Pendidikan atau Sarjana Non-Pendidikan. Skripsi merupakan bukti
kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian yang berhubungan
dengan masalah yang sesuai dengan bidang keahlian atau bidang studinya.
Untuk itu, skripsi memunyai criteria sebagai berikut:
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                            39
(1) Topik      skripsi   dapat   bersumber    dari   permasalahan-
              permasalahan yang sesuai dengan bidang studi atau bidang
              keahlian mahasiswa.
         (2) Skripsi ditulis atas dasar hasil pengamatan dan observasi
              lapangan dan/atau penelaahan pustaka yang relevan.
         (3) Skripsi ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen
              yang sesuai dengan bidang keahlianya dan telah ditetapkan
              oleh surat tugas dekan.
         (4) Skripsi ditulis daalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
              Untuk program studi atau jurusan tertentu skripsi dapat ditulis
              dalam bahasa minat (bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa
              Prancis, bahasa asing lainnya), dengan menuliskan abstrak
              dalam bahasa minat (bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa
              Prancis, bahasa asing lainnya) dan bahasa Indonesia.
         (5) Skripsi dipertahankan sendiri oleh mahasiswa di hadapan tim
              penguji yang ditetapkan dengan surat tugas Dekan.
3.4 Tesis
        Tesis merupakan karya tulis ilmiah yang disusun dan dipertahankan
sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program Magister (S-2). Tesis
merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian dan
pengembangan keilmuwan pada salah satu bidang keilmuwan yang sedang
ditempuh oleh mahasiswa. Tesis disusun untuk meraih gelar Magister
Pendidikan (M.Pd), Magister Manajemen Pendidikan (MP). Tesis memiliki
karakteristik sebagai berikut ini.


Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                        40
(1) Topik tesis berfokus pada kajian yang aktual yang tercakup
              dalam salah satu disiplin ilmu, sesuai dengan program studi
              yang ditempuh oleh mahasiswa.
         (2) Tesis ditulis atas dasar pengujian empirik terahadap teori
              tertentu dalam disiplin ilmu yang dipelajari.
         (3) Tesis ---untuk penelitian lapangan--- menggunakan data primer
              (data yang dikumpulkan dari lapangan) yang dapat ditunjang
              oleh data sekunder. Untuk penelitian bibliografi digunakan
              sumber-sumber yang otentik.
         (4) Tesis ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen
              yang sesuai dengan bidang keahlianya dan telah ditetapkan
              oleh surat tugas Direktur Program Pascasarjana.
         (5) Tesis ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar
              dengan menuliskan abstrak dalam bahasa Indonesia dan
              bahasa Inggris. Untuk program studi atau jurusan tertentu, tesis
              dapat ditulis dalam bahasa minat (bahasa Inggris).
         (6) Tesis dipertahankan sendiri oleh mahasiswa yang bersangkutan
              di hadapan tim penguji yang ditetapkan dengan surat tugas
              Direktur Program Pascasarjana.


3.5 Disertasi
        Disertasi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun dan
dipertahankan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program Doktor

Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                         41
(S-3). Disertasi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam
melakukan penelitian yang berkaitan temuan baru pada salah satu disiplin
ilmu yang sedang ditempuh oleh mahasiswa. Disertasi disusun dan
dipertahankan untuk meraih derajat gelar Doktor. Disertasi memiliki
karakteristik sebagai berikut ini.
         (1) Topik disertasi berfokus pada kajian mengenai salah satu
              disiplin ilmu yang sesuai dengan bidang yang dipelajari oleh
              mahasiswa.
         (2) Disertasi ditulis atas temuan sesuatu yang baru dalam disiplin
              ilmu    yang dikaji secara mendalam, baik berupa pengujian
              terhadap teori-teori yang ada, pengembangan teori dan prinsip-
              prinsip baru, tau pengembangan suatu model baru yang diuji di
              lapangan.
         (3) Disertasi menggunakan data primer (data yang dikumpulkan
              dari lapangan) yang dapat ditunjang pula oleh data sekunder.
         (4) Disertasi ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan bimbingan
              dosen, yaitu: promotor, ko-promotor, dan anggota yang sesuai
              dengan bidang keahlianya dan telah ditetapkan oleh surat tugas
              Direktur Program Pascasarjana.
         (5) Disertasi ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar
              dengan menuliskan abstrak dalam bahasa Indonesia dan
              bahasa Inggris. Untuk program studi atau jurusan tertentu
              disertasi dapat ditulis dalam bahasa minat (bahasa Inggris),



Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                        42
dengan menuliskan abstrak dalam bahasa minat (bahasa
              Inggris) dan bahasa Indonesia.
         (6) Disertasi dipertahankan sendiri oleh mahasiswa yang
              bersangkutan di hadapan tim penguji yang ditetapkan dengan
              surat tugas Direktur Program Pascasarjana.


4. BAGIAN-BAGIAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI
         Sosok skripsi, tesis dan disertasi terdiri atas tiga bagian, yakni
bagian awal, bagian pokok, dan bagian akhir. Bagian awal adalah bagian
mulai dari sampul sampai dengan bagian sebelum bab pendahuluan. Mulai
bab pendahuluan sampai dengan penutup merupakan bagian pokok,
sedangkan bagian sesudah itu merupakan bagian akhir.


4.1 Bagian Awal
         Bagian awal skripsi terdiri atas sampul, lembar kosong berlogo
Universitas Negeri Semarang bergaris tengah 13 cm, lembar judul, lembar
pengesahan, lembar pernyataan, lembar motto dan peruntukan, lembar
abstrak (khusus untuk tesis dan disertai ditambah abstrak berbahasa
inggris), kata pengantar, daftar isi, daftar singkatan dan tanda teknis (kalau
ada), daftar tabel (kalau ada), daftar gambar (kalau ada), dan daftar
lampiran (kalau ada).
         Lembar bagian awal ini diberi nomor halaman dengan huruf
Romawi kecil, ditaruh di kaki halaman bagian tengah. Penomoran halaman
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                         43
dimulai dari lembar judul (bukan sampul) sampai dengan lembar sebelum
bab pendahuluan.
4.1.1 Sampul
         Pada sampul bagian tengah atas terdapat logo Universitas Negeri
Semarang, bergaris tengah 3 cm. Di bawahnya dituliskan judul dengan
huruf kapital tebal berukuran 15-16. Di bawahnya tertulis kata
“SKRIPSI/TESIS/DISERTASI” (dipilih salah satu) yang dicetak dengan huruf
kapital tebal berukuran 14, diikuti pada baris berikutnya kalimat dengan
huruf    kapital tebal juga dengan ukuran 12, yang berbunyi “Untuk
memperoleh gelar sarjana.../magister.../doktor “...(dipilih salah satu; diisi
bidang studi yang ditempuh) pada Universitas Negeri Semarang.
         Di bawahnya dituliskan dengan huruf berukuran 12 kata “oleh”
(tanpa tanda titik dua), di bawahnya lagi dituliskan nama, dan di bawahnya
lagi NIM ... (diisi angkanya). Pada kaki halaman dituliskan dengan huruf
kapital tebal berukuran 14-15 nama Fakultas, Jurusan dan atau Program
Studi, dan di bawahnya lagi tahun ujian skripsi/tesis/disertasi. Semuanya itu
dicetak dengan huruf Roman tegak, diatur secara simetris dengan
komposisi yang serasi. Sampul dibuat dari bahan tebal. Di punggung
sampul dibubuhkan logo (berdiri), nama (memanjang, dengan huruf biasa
berukuran 12), judul (memanjang, dengan huruf kapital berukuran 14),
skripsi/tesis/disertasi, dan tahun. Contoh sampul lihat lampiran 1.


4.1.2 Lembar Berlogo
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                        44
Lembar kosong berlogo merupakan pembatas antara sampul dan
lembar judul.


4.1.3 Judul
           Lembar judul bunyinya sama dengan yang terdapat pada sampul,
hanya saja dicetak pada kertas hvs putih dengan bobot terendah 70 gr.


4.1.4 Pengesahan Kelulusan
         Lembar ini berisi pernyataan berikut: Skripsi/Tesis/Disertasi ini
(dipilih salah satu) telah dipertahankan di hadapan Panitia Peng-uji
Skripsi/Tesis/Disertasi           (dipilih   salah   satu)   Fakultas/Program
Pascasarjana/Universitas Negeri Semarang pada hari..., tanggal...(bulan
dan tahun). Untuk skripsi panitianya panitia fakultas, untuk tesis panitia
Program Pascasarjana, dan untuk disertasi panitia Universitas.
         Selanjutnya dicantumkan Ketua, Sekretaris, dan Anggota panitia
penguji, yang masing-masing disertai tempat pembubuhan tanda tangan
beserta nama lengkap dan NIP-nya. Contoh lembar Persetujuan Penguji
lihat lampiran 3.


4.1.5 Pernyataan
         Lembar ini diberi judul PERNYATAAN, ditulis di tengah atas. Isi
pernyataan itu ialah bahwa skripsi/tesis/disertasi ini hasil karya (penelitian
dan tulisan) sendiri, bukan buatan orang lain, dan tidak menjiplak karya
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                         45
ilmiah orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian. Contoh Lembar
Pernyataan lihat lampiran 4.


4.1.6 Motto dan Peruntukan
         Lembar ini boleh ada, boleh tidak. Motto adalah ungkapan bijak
untuk kehidupan, yang dipilih berkaitan dengan judul skripsi/tesis/disertasi.
Peruntukan      adalah pernyataan bahwa karya ilmiah itu diperuntukkan
kepada orang atau lembaga tertentu. Contoh lembar motto dan
persembahan lihat lampiran 5.


4.1.7 Kata Pengantar
         Lembar kata pengantar diberi judul ”KATA PENGANTAR” yang
diletakkan di tengah atas. Dalam kata pengantar boleh dikemukakan
ungkapan puji syukur, namun yang pokok adalah ucapan terima kasih
secara jujur dan wajar kepada orang-orang, lembaga, atau lainnya yang
langsung membantu pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi, tesis,
disertasi.
         Dalam kata pengantar tidak boleh ada pernyataan bahwa penulis
yakin akan adanya banyak kesalahan atau kekurangan dalam skripsi, tesis,
atau disertasinya dan atas dasar itu penulis minta maaf, serta
mengharapkan kritik dari pembaca. Kalau penulis yakin bahwa dalam
skripsi, tesis, atau disertasinya itu masih banyak kesalahan atau
kekurangan, skripsi, tesis, atau disertasi itu harus diperbaiki dulu sebelum
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                        46
ujian karena kesalahan ilmiah tidak dapat diselesaikan dengan permintaan
maaf. Lagipula harapan kritik itu tidak diperlukan sebab skripsi, tesis, atau
disertasi adalah karya ilmiah untuk diuji. Baru kalau nantinya naskah skripsi,
tesis, atau disertasi itu akan diterbitkan, permintaan kritik itu dinyatakan.
Teks kata pengantar diketik dengan spasi dua, seperti halnya naskah
bagian utama, tidak boleh lebih dari dua halaman. Pada akhir teks kata
pengantar dicantumkan kata Penulis, tanpa disertai nama, diletakkan di
pojok kanan bawah.


4.1.8 Abstrak
         Abstrak ditulis pada lembar baru, diberi judul ”ABSTRAK”, ditulis di
tengah atas, dicetak dengan huruf kapital. Di bawahnya, dengan jarak dua
spasi dicantumkan nama akhir penulis, diikuti tanda koma, lalu nama depan
dan tengah (kalau ada), diikuti tanda titik, lalu tahun lulus ujian, diikuti tanda
titik; diikuti judul skripsi, tesis, atau disertasi. Selanjutnya dicantumkan kata
Skripsi Jurusan/Program...Universitas Negeri Semarang diakhiri tanda titik,
disusul dengan pencantuman nama-nama pembimbing.
         Pada baris baru berikutnya dicantumkan Kata-kata kunci: ...,
berkisar dari tiga sampai dengan lima kata.
         Pada baris berikutnya, dengan jarak dua spasi ditulis teks abstrak
dengan spasi satu. Isi abstrak meliputi latar belakang masalah, rumusan
masalah, pendekatan dan metode yang digunakan, hasil yang diperoleh,
dan saran yang diajukan. Butir-butir ini hendaklah ditulis dalam paragraf
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                             47
yang berbeda, dengan tidak menolak kemungkinan untuk memecah butir
tertentu untuk dituangkan dalam paragraf yang berbeda kalau diperlukan.
Keseluruhan teks abstrak tidak boleh lebih dari satu halaman kuarto.
Contoh abstrak lihat lampiran 6.
         Khusus untuk tesis dan disertasi, abstrak berbahasa Inggeris
dengan judul ”ABSTRACT” wajib disertakan pada lembar terpisah setelah
abstrak berbahasa Indonesia.


4.1.9 Daftar Isi
         Dalam daftar isi dimuat judul-judul yang terdapat pada bagian awal
skripsi, tesis, atau disertasi, mulai dari abstrak, judul-judul bab beserta
subbab dan anak subbabnya masing-masing, dan judul-judul pada bagian
akhir. Kecuali judul subbab dan anak subbab, semuanya diketik dengan
huruf kapital.


4.1.10 Daftar Singkatan dan Tanda Teknis
         Daftar ini memuat singkatan teknis beserta kepanjangannya dan
tanda teknis beserta makna atau penggunaannya. Singkatan dan tanda
teknis jangan dicampur, tetapi bisa diketik dalam satu halaman saja karena
keduanya mempunyai fungsi teknis yang sama, yakni untuk kemudahan
pemberian.


3.1.11 Daftar Tabel
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                      48
Daftar tabel memuat nomor dan judul tabel, diikuti titik-titik seperti
pada daftar isi, lalu disusul nomor halaman tempat tabel terdapat dalam
teks. Judul tabel yang lebih dari satu halaman ditik dengan spasi satu. Jarak
antara judul tabel yang satu dengan yang lain dalam daftar itu satu
setengah spasi.


4.1.12 Daftar Gambar
         Cara membuat daftar gambar sama dengan cara membuat daftar
tabel.


4.1.13 Daftar Lampiran
         Cara membuat daftar lampiran sama juga dengan cara membuat
daftar tabel.


4.2 Bagian Pokok
         Bagian     pokok         skripsi,tesis,atau   disertai   terdiri   atas    bab
pendahuluan,teori yang digunakan untuk landasan penelitian,metode
penelitian,hasil penelitian,dan penutup.hasil penelitian tidak harus hanya
disajikan dalam satu bab,bergantung pada banyaknya materi yang akan
disajikan dan perlunya pemilahan materi itu menjadi unit-unit tertentu.


4.2.1 Pendahuluan


Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                                    49
Bagian ini adalah bab pertama skripsi,tesis,atau disertai yang
mengantarkan pembaca untuk mengetahui apa yang diteliti,mengapa dan
untuk apa penelitian dilakukan.Oleh karena itu,bab pendahuluan memuat
uraian tentang (1) latar belakang masalah penelitian, (2) rumusan masalah,
(3) identifikasi masalah, (4) tujuan penelitian, (5) kegunaan penelitian, (6)
pembatasan masalah


         (1) Latar Belakang
         Bagian ini pada dasarnya menerangkan keternalaran (kerasionalan)
mengapa topik yang dinyatakan pada judul skripsi,tesis,atau disertai itu
diteliti.Untuk menerengkan keternalaran tersebut perlu dijelaskan dulu
pengertian rumusan topik yang dipilih untuk diteliti.Baru kemudian
diterangkan argumen yang melatarbelakangi pemilihan topik itu dilihat dari
posisi substansi topik itu dalam keseluruhan sisitem substansi yang
melingkupi substansi topik itu.Dalam hal ini dapat dikemukakan
misalnya,adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan,antara teori
dan praktek.
         Setelah itu,diterangkan ketenalaran pemilihan topik itu dilihat dari
paradigma penelitian sejenis.Untuk itu perlu dilakukan kajian pustaka yang
memuat hasil-hasil penelitian tentang topik yang dipilih itu. Dengan melihat
hasil yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya, dapat ditunjukkan
apakah topik yang dipilih itu memang masih layak untuk diteliti.


Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                        50
Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti,asal penelitian yang baru
itu     dapat     menghasilkan         sesuatu    yang    baru,yang    berbeda     dari
sebelumnya,yang bisa mengatasi kekurangan hasil penelitian itu,atau dalam
penelitian yang bari itu digunakan teori lain atau metode lain yang diduga
dapat menghasilkan temuan yang lain dari sebelumnya.
           Dalam tesis dan disertai,kajian pustaka untuk mengemukakan
keternalaran (kerasionalan) pemilihan topik penelitin itu bisa ditaruh di
bawah judul tersendiri, misalnya Hasil Penelitian Sebelum ini.Dalam kajian
pustaka         itu    pembicaraan        dilakukan      secara     kronologis.Dengan
demikian,diketahui kemajuan penelitian yang dilakukan para peneliti selama
ini dan diketahui pula posisi peneliti sekarang dalam deretan penelitian
sejenis.


           (2) Rumusan Masalah
           Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu
dipecahkan            atau     pertanyaan        yang    perlu      dijawab     dengan
penelitian.Rumusan itu tidak harus sdalam bentuk kalimat tanya,tetapi
hendaklah mengandung kata-kata yang menyatakan persoalan atau
pertanyaan,yakni apa, siapa, berapa, seberapa, sejauh mana,bagaimana
(bisa      tentang      cara    atau     wujud/keadaan),di        mana,ke     mana,dari
mana,mengapa,dan sebagainya.
           Rumusan masalah harus diturunkan dari rumusan topik,tidak boleh
keluar dari lingkup topik.Oleh karena itu,rumusan masalah hendaklah
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                                   51
mencakupi semua variabel yang tergambarkan dalam rumusan topik.Kalau
ada variabel umum dan khusus, hendaklah dirumuskan masalah pokok
beserta sub-submasalah-nya.Jadi,rumusan masalah harus terinci dan
terurai dengan jelas agar dapat dipecahkan dan dicarikan datanya untuk
pemecahannya.
          Rumusan masalah yang baik harus memungkinkan untuk
menentukan metode pemecahannya dan mencarikan datanya.Untuk
masalah-masalah perlu diidentifikasi dengan baik.
          Identifikasi masalah bisa ditaruh di bawah judul tersendiri,tetapi
yang penting bukan judulnya,melainkan materi identifikasinya itu
sendiri.Dengan identifikasi masalah itu,permasalahan perumusan masalah
menjadi       operasional;        maksudnya   masalah-masalahnya      dapat
dipecahkan,karena variabel atau wujud data yang diperlukan dan teknik
pemerolehannya dapat diprakirakan.
          Kalau terdapat banyak masalah,tetapi yang akan diteliti hanya
masalah-masalah tertentu,perlu ada pembatasan masalah disertai
keterangan mengapa masalah yang diteliti dibatasi.Pembatasan masalah ini
bisa dicantumkan di bawah judul tersendiri.Akan tetapi, kalau memang tidak
ada pembatasan,tidak perlu ada sub-judul Pembatasan Masalah.


          (3) Tujuan Penelitian
          Tujuan penalitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai dalam
penelitian. Rumusan sejajar dengan rumusan masalah.Misalnya,kalau
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                       52
masalahnya apakah ada pengaruhnya pendiskusian topik karangan dalam
proses belajar mengajar mengarang pada keberhasilan siswa mengarang
dan jika ada,berapa besar peranannya,rumusan tujuannya dalam penelitian
ini ialah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendiskusian topik
karangan dalam proses belajar mengajar mengarang pada keberhasilan
siswa mengarang,dan jika ada berapa besar peranannya.


         (4) Kegunaan Penelitian
         Yang diuraikan di sini ialah kegunaan atau pentingnya penelitian
dilakukan,baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi kepentingan
praktik.Adanya uraian ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah
yang dipilih memang layak untuk diteliti.


4.2.2 Teori yang Digunakan untuk Landasan Penelitian
         Dalam penelitian diperlukan dua landasan,yakni landasan teoretis
dan landasan faktual.Landasan teoretis ialah teori yang digunakan untuk
landasan kerja penelitian tentang topik yang diambil untuk diteliti.Landasan
faktual ialah data tentang topik yang diteliti.Keduanya diuraikan dalam dua
bagian tesis yang berbeda,tetapi berturutan. Landasan teoretis diuraikan
pada bab II,sedangkan landasan faktual diuraikan pada bab III.
         Dalam landasan teoretis dinyatakan teori apa yang digunakan untuk
landasan kerja penelitian.Teori itu bisa disusun sendiri secara eklektik,bisa


Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                        53
juga berupa teori yang digunakan oleh seorang ahlu.Namun,teori apapun
yang digunakan harus dipertanggung
         Jawabkan melalui kajian sejumlah pustaka yang memuat hasil
penelitian dalam lingkup penelitian yang menggunakan teori yang
berbeda.Teori itu dikaji secara kronologis,dari yang lama sampai dengan
yang mutakhir untuk menunjukkan kemajuan hasil penelitian sejalan dengan
perkembangan teori.Dengan cara itu,di antara sederet teori,keunggulan
teori yang dipilih sebagai landasan kerja penelitian menjadi tampak.
         Pustaka yang dikaji itu bisa berupa buku atau artikel dalam jurnal
ilmiah,makalah, skripsi,tesis,disertai,laporan penelitian. Namun, semua itu
harus relevan dengan topik penelitian.Lagi pula,kajian itu dilakukan dalam
rangka pemilihan teori yang dipandang tepat untuk landasan kerja
penelitian.Kajian pustaka untuk menentukan apakah topik yang diteliti itu
atau yang berkaitan dengan topik itu mungkin sudah pernah diteliti orang
lain sudah diuraikan di bagian pendahuluan.
         Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup.Prinsip-prinsip teori itu
perlu diuraikan.Termasuk pendekatan dan metode kerja teori itu.Variabel-
variabel pembangun topik penelitian juga perlu diterangkan menurut
pandangan teori yang dipilih itu.
         Dengan uraian tentang teori itu hakikat topik penelitian menjadi
jelas.Variabel-     variabel,masalah,dan   tujuannya    terperikan     secara
operasional.Data pun dapat diidentifikasi,sedangkan lahan pengambilan
dapat ditentukan.Dengan demikian,teknik pengumpulan,pengolahan,dan
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                         54
analisis data dapat dirancang.Jadi,landasan teoretis tidak hanya melandasi
identifikasi sasaran,tetapi juga melandasi metode penelitian.
         Dalam penelitian kuantitatif jenis tertentu,uraian tentang teori yang
dipakai sebagai landasan penelitian diikuti uraian tentang kerangka berpikir
dan rumusan hipotesis.Kerangka berpikir menggambarkan pola hubungan
logis antar variabel dalam pemecahan masalah yang diteliti,sedangkan
hipotesis menyatakan dugaan atau ramalan tentang hasil pemecahan
masalah atas dasar kerangka berpikir.


4.2.3 Metode Penelitian
         Uraian tentang metode penelitian dimuat dalam bab tersendiri,yakni
bab III. Tentang metode penelitian terdapat perbedaan antara metode
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif,khususnya penelitian bahasa
dan sastra.Akan tetapi,prosedurnya sama:dimulai dari pengumpulan
data,dilanjutkan dengan pengolahan data,lalu dilakukan analisis data.
         Yang perlu diuraikan dalam penelitian kuantitatif adalah (1) jenis
dan desain penelitian, (2) variabel penelitian yang dirumuskan secara
operasional, (3) populasi, sampel ,dan teknik pengambilan sampel
penelitian, (4) instrumen penelitian disertai penentuan validitas dan
reliabitasnya, (5) teknik pengumpulan data, (6) teknik pengolahan dan
analisis data.
         Dalam penelitian kualitatif,butir (2) diganti dengan uraian tentang
wujud data, butir (3) diganti dengan sumber data.Khusus dalam penelitian
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                         55
linguistik dan penelitian sastra,butir (1) diganti dengan sasaran dan
ancangan penelitian.
         Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup hanya
disebut istilah- istilah,misalnya digunakan teknik wawancara.Prosedur
pelaksanaan metode atau teknik itu perlu diterangkan.Kalau dalam
penelitian digunakan beberapa teknik pengumpulan atau analisis
data,kegunaannya masing-masing perlu diterangkan.
         Sebaliknya dalam uraian itu tidak perlu didefinisikan pengertian
populasi,sampel, dan sebagainya seperti dalam pelajaran metodologi
penelitian.Yang diuraikan adalah populasinya siapa atau apa,dan dari
jumlah sampel itu diambil sampel berapa,dan seterusnya.


4.2.4 Hasil Penelitian
         Hasil penelitian dimuat dalam bab tersendiri,tetapi tidak harus
dalam satu bab. Bisa dua bab atau lebih,bergantung kepada organisasi
temuannya dalam pemecahan masalah.Yang penting adalah semua
masalah harus ada jawabannya.Jawaban atas masalah yang dirumuskan di
bab pendahuluan harus diuraikan dengan jelas,sistematis, dan tuntas.
         Bab     inti   ini       memang     berisi   hasil   penelitian   beserta
penjelasannya.Akan tetapi, tidak tidak berarti bahwa judul bab ini Hasil
Penelitian dan Pembahasan.Judul hendaknya dirumuskan sesuai dengan
topik (judul) skripsi,tesis,atau disertai.


Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                              56
Dalam penelitian kualitatif,temuan (hasil) penelitian itu berupa
sistem yang mungkin tersusun dari sub-subsistem.Bangunan sistem itu
hanya bisa dipahami dalam keseluruhannya.Oleh karena itu,temuan (hasil)
penelitian dan pembahasannya tidak dapat dipisahkan.
         Pemisahan itu dimungkinkan dalam penelitian kuantitatif karena
pemisahan temuan (hasil) penelitian dari penjelasannya tidak akan merusak
organisasi substansi temuan (hasil) penelitian.Temuan (hasil) penelitian
kuantitatif yang dinyatakan dengan angka harus ditafsirkan dengan kata-
kata,dan tafsiran itu perlu dijelaskan dan dibahas lebih lanjut.


4.2.5 Penutup
         Bab     penutup          merupakan   bab   terakhir    skripsi,tesis,atau
disertai.Isinya adalah simpulan dan saran.Dengan demikian,bab ini bisa
dibagi dua subbab.
         Penyajian simpulan hendaklah sejalan dengan penyajian
masalah,tujuan,dan          uraian       tentang    hasil      penelitian.Dengan
demikian,masalah yang dikemukakan di bagian pendahuluan semuanya
terjawab dan dengan jawaban itu semua tujuan telah tercapai. Lagi pula
uraian atau pembahasan masalah yang dilakukan secara panjang lebar
dalam bab sebelumnya semuanya ada simpulannya.
         Penyajian saran harus sejalan dan didasarkan pada simpulan atau
temuan.Saran hendaklah disertai dengan argumentasinya.Kalau mungkain
juga disertai jalan keluarnya.
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                             57
Saran dapat bersifat praktis atau pragmatis,dapat juga bersifat
teoretis.Termasuk saran yang berharga adalah saran tentang perlunya
dilakukan penelitian lanjutan, mengingat bahwa belum tentu semua
masalah dapat dipecahkan secara tuntas dalam penelitian sekarang atau
setelah selesainya penelitian sekarang ini timbul masalah lain yang terkait.


4.3 Bagian Akhir
         Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka, lampiran (kalau ada),
penjurus atau indeks (kalau ada), dan takarir atau daftar kata
kunci/istilah(kalau ada). Keberadaan daftar pustaka adalah wajib, artinya
hanya pustaka yang dirujuk dalam teks skripsi, tesis dan disertasi yang
harus ditulis dalam daftar pustaka.
         Daftar pustaka ditulis sesuai dengan kaidah penulisan daftar
pustaka. Perlu pula diperhatikan kemutakhirannya dan diusahakan juga dari
hasil-hasil penelitian dan jurnal ilmiah yang relevan dengan topik skripsi,
tesis dan disertasi.
         Daftar pustaka ditulis langsung setelah teks berakhir pada halaman
baru dengan judul ”DAFTAR PUSTAKA”. Judul tersebut dicetak tebal
dengan huruf tegak, kapital semua, berukuran 12, ditulis mulai dari pias kiri.
Jarak dengan teks di atasnya empat spasi.




Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                         58
Artikel ilmiah ialah karangan yang dihasilkan melalui proses
penelitian lapangan atau pemikiran konseptual yang berlandaskan kajian
kepustakaan dan diterbitkan di dalam jurnal ilmiah. Artikel hasil penelitian
ditulis berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan di lapangan dan
dilaporkan kembali dalam bentuk yang lebih padat, lugas, jelas, dan
sederhana, dan dimuat di dalam jurnal agar dibaca oleh kalangan yang
lebih luas. Artikel konseptual ditulis berdasarkan pemikiran atau perenungan
yang mendalam terhadap objek atau fenomena tertentu berlandaskan
acuan kepada teori yang diperoleh melalui kajian pustaka (library research)
untuk tujuan yang serupa dengan tujuan penulisan artikel hasil penelitian.
Untuk itu, bab ini menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan penulisan (1)
artikel hasil penelitian dan (2) artikel konseptual.

                            5.1 Artikel Hasil Penelitian

         Artikel hasil penelitian ialah artikel ilmiah yang disajikan sebagai
hasil penelitian lapangan yang yang dilandasi dengan kajian teoretis
terhadap hasil penelitian terdahulu. Arikel jenis ini dapat berdasarkan hasil
penelitian kualitatif ataupun penelitian kuantitatif. Artikel hasil penelitian
terdiri atas (1) judul, (2) nama penulis dan lembaga asal, (3) abstrak dan
kata kunci, (4) pendahuluan, (5) metodologi, (6) hasil, (7) bahasan, (8)
simpulan, (9) catatan akhir, dan (10) daftar rujukan.

5.1.1 Judul


Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                         59
Judul (title) artikel hasil penelitian hendaknya informatif, lengkap,
tidak terlalu panjang, yaitu antara 5 sampai dengan 15 kata. Judul artikel
hasil penelitian memuat variabel yang diteliti atau kata kunci yang
menggambarkan masalah yang diteliti.

         Judul     artikel   yang   berbahasa   Indonesia    diikuti   dengan
terjemahannya dalam bahasa Inggris, yang ditulis tepat di baris setelah
judul yang berbahasa Indonesia.

                       B. KENDALA SOSIAL BUDAYA

          DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PEDESAAN
           (Socio-Cultural Constraints in Developing Rural Comunities)




5.1.2 Nama Penulis dan Lembaga Asal

         Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar
lain apapun. Nama lembaga tempat bekerja penulis dicantumkan sebagai
catatan kaki di halaman pertama artikel. Jika artikel ditulis oleh dua orang
atau lebih, semua ditulis secara berurutan mulai dengan penulis utama.
Apabila semua penulis berasal dari lembaga yang sama, nama lembaga
asal hanya ditulis sekali. Namun, apabila penulis berasal dari lembaga yang
berlainan, semua nama lembaga asal penulis harus dicantumkan sebagai


Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                         60
catatan kaki, mulai dengan lembaga asal penulis utama dengan penanda
bintang (*).

5.1.3 Abstrak dan Kata Kunci

           Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang gagasan
terpenting di dalam artikel. Gagasan itu antara lain mencakupi masalah,
tujuan, prosedur penelitian (untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi
tentang subjek yang diteliti), dan ringkasan hasil penelitian sebagai
tekanannya.

           Abstrak yang mendahului artikel berbahasa Indonesia hendaknya
ditulis dalam bahasa inggris, sedangkan untuk artikel yang berbahasa
Inggris dilengkapi dengan abstrak berbahasa Indonesia.

           Panjang abstrak antara 50 sampai dengan 75 kata dan ditulis dalam
satu paragraf. Dengan ketikan berspasi tunggal menggunakan format yang
lebih sempit daripada teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk
1,2 cm).

           Abstrak diikuti dengan Kata Kunci (Key Words) yang merupakan
kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau istilah
yang menggambarkan gagasa pokok artikel. Kata kunci dapat berupa kata
tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci dalam artikel ilmiah antara 3
sampai dengan 5 buah. Kata ini diperlukan untuk penelusuran lebih lanjut



Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                       61
ke dalam sistem informasi dan telekomunikasi menggunakan teknologi
internet.

5.1.4 Pendahuluan

            Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah kata kunci.
Bagian ini menyajikan gagasan pokok yang paling sedikit terdiri atas empat
bagian: (1) latar belakang penulisan artikel, (2) masalah , (3) tujuan
penelitian, dan (4) sistematika artikel. Keempat gagasan tersebut ditulis
dalam bentuk paragraf yang memperlihatkan adanya koherensi antara
gagasan satu dengan gagasan yang lain.

            Karena pendahuluan memuat gagasan teoretis mengenai suatu
perkara,       kajian pustaka dibutuhkan untuk mendukung penyampaian
gagasan tadi. Sebab itu, bagian ini harus disertai dengan rujukan kepada
berbagai sumber yang terpercaya. Jumlah rujukan harus proporsional (tidak
terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak). Gagasan teoretis harus disajikan
secara ringkas, padat, dan langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek
yang dibahas dapat mencakupi aspek histories, landasan teori atau aspek
lain. Gagasan teoretis mengarahkan pembaca ke rumusan masalah yang
dilengkapi dengan rencana pemecahannya dan rumusan tujuan.

5.1.5 Metodologi

            Metodologi diartikan sebagai kumpulan metode yang digunakan
untuk membuat desain penelitian, menentukan jenis dan jumlah sample,

Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                           62
menarik data, dan mengolah atau menganalisis data. Dalam rangka
penulisan artikel, pada dasarnya, bagian ini menyajikan cara pelaksanaan
penelitian. Uraian disajikan dalam beberapa paragraf tanpa sub-bagian,
atau pemilahan ke dalam sub-bagian. Bagian ini hanya memuat hal yang
pokok saja; uraian rinci tentang rancangan penelitian tidak perlu disajikan di
dalam artikel ilmiah.

         Materi pokok bagian metodologi adalah cara pengumpulan data,
sumber data, cara analisis data. Dengan perkataan lain, bagian ini antara
lain berisi keterangan tentang populasi dan sampel (atau subjek), instrumen
pengumpul data, rancangan penelitian (terutama jika digunakan raancangan
yang cukup kompleks seperti rancangan eksperimental), dan teknik analisis
data.

         Penelitian yang mendasari penulisan artikel menggunakan alat dan
bahan perlu dilengkapi dengan sajian tentang spesifikasi alat dan bahan.
Spesifikasi alat menggambarkan tingkat kecanggihan alat, sedangkan
spesifikasi bahan juga perlu diberikan karena penelitian ulang dapat
berbeda dengan penelitian terdahulu apabila spesifikasi bahan yang
digunakan berbeda.

         Untuk penelitian kualitatif perlu ditambahkan uraian mengenai
kehadiran peneliti, subjek penelitian, keterangan tentang informan, cara
menggali data penelitian, lokasi penelitian, dan lama penelitian. Perlu pula
disajikan uraian mengenai pengecekan keabsahan hasil penelitian.
Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                         63
5.1.6 Hasil

         Hasil adalah bagian utama artikel ilmiah. Karena itu, bagian ini
biasanya merupakan bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil analisis
data yang dilaporkan secara bersih.

         Untuk artikel hasil penelitian kuantitatif, proses analisis data (seperti
perhitungan statistik, tabel yang panjang, sampel yang berlebihan, dan
sebagainya) tidak perlu disajikan. Proses pengujian hipotesis pun tidak
perlu disajikan, termasuk pembandingan antara koefisien yang ditemukan
dalam analisis dengan koefisien dalam tabel statistik. Dengan perkataan
lain, yang dimuat di dalam artikel hanya hasil analisis dan hasil pengujian
hipotesis.

         Hasil analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik asalkan
dalam bentuk yang ringkas, jelas dan tidak mengganggu alur piker di dalam
teks. Jika ke dalam sajiak disertakan tabel dan/atau grafik untuk
memperjelas sajian verbal, keduanya harus diberi judul dengan komentar
yang memadai walaupun komentar tersebut tidak harus dilakukan per tabel
atau grafik.

         Apabila hasil yang disajikan cukup panjang, penyajian bisa
dilakukan dengan memilah bagian ini menjadi subbagian sesuai dengan
penjabaran masalah penelitian. Sebaliknya, apabila bagian ini pendek,
semua sajian bisa berupa gabungan pembahasan.


Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                             64
Untuk artikel hasil penelitian kualitatif, bagian hasil memuat
deskripsi, eksplanasi, analisis, sintesis, diskusi, perbandingan dan
sebagainya yang tersaji rinci dalam bentuk subtopik yang masing-masing
berkaitan langsung dengan fokus penelitian.

5.1.7 Bahasan

         Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel
ilmiah. Tujuan bahasan: (1) memecahkan masalah penelitian atau
menunjukkan pencapaian tujuan penelitian, (2) menafsirkan temuan dan
menarik inferensi berdasarkan temuan itu, (3) mengintegrasikan temuan
penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan, dan (4)
menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang saudah ada.

         Untuk     menunjukkan    terjadinya   pemecahan     masalah   atau
pencapaian tujuan penelitian, harus hasil penelitian disimpulkan secara
eksplisit. Misalnya, jika dinyatakan bahwa penelitian bertujuan mengetahui
perbedaan penggunaan antara satu strategi dan stgrategi lain dalam
pembelajaran bahasa asing, dalam bagian pembahasan perbedaan itu
haruslah diuraikan secara rinci dengan bukti yang memadai.

         Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan menggunakan
logika dan teori yang ada. Misalnya ditemukan adanya hubungan antara
strategi pembelajaran dan prestasi siswa, dapat ditafsirkan bahwa strategi
dapat berpengaruh besar terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.


Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                        65
Temuan diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan yang
sudah ada dengan jalan membandingkan temuan itu dengan temuan
penelitian sebelumnya, dengan teori yang sudah ada, atau dengan
kenyataan di lapangan. Pembandingan harus disertai rujukan yang sesuai.

         Jika penelitian yang menjadi dasar penulisan artikel berupa telaah
teori (penelitian dasar), teori yang lama bisa dikonfirmasi atau ditolak,
sebagian atau seluruhnya. Penolakan teori harus disertai dengan modifikasi
atau rumusan teori baru.

         Untuk penelitian kualitatif, bagian ini dapat pula memuat gagasan
peneliti, kaitan antarkategori dan antardimensi, dan posisi temuan atau
penelitian terhadap temuan dan teori sebelumnya.

5.1.8 Simpulan

         Simpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada
bagian hasil dan pembahasan. Berdasarkan uraian pada kedua bagian itu,
dikembangkan pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut.
Simpulan disajikan dalam bentuk deskripsi verbal, dan bukan dalam bentuk
angka.

         Simpulan dapat diikuti dengan saran yang disusun berdasarkan
simpulan. Saran bisa merujuk kepada tindakan praktis, pengembangan
teoritis, dan penelitian lanjutan. Simpulan dan saran dapat pula disebut
bagian penutup.

Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                            66
5.1.9 Catatan Akhir

         Pada dasarnya, catatan akhir dalam artikel ilmiah berupa
keterangan tambahan yang diberikan kepada istilah khusus, nama tokoh,
nama lembaga, tahun tertentu, simbol, dan sebagainya yang termuat di
dalam artikel. Pencantuman catatan akhir ini dilakukan dengan alasan
bahwa walaupun dibutuhkan dan dianggap penting, cacatan tambahan
dapat dianggap mengganggu tampilan nas pokok jika disisipkan ke
dalamnya.

5.1.10 Daftar Rujukan

         Daftar rujukan (references) harus lengkap dan sesuai dengan
rujukan yang disajikan dalam nas artikel ilmiah. Bahan pustaka yang
dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam nas.
Demikian pula semua rujukan yang disebutkan dalam nas harus disajikan
dalam daftar rujukan. Tata cara penulisan daftar rujukan dapat dilihat pada
Bab 6, Tata Tulis.

                              5.2 Artikel Konseptual

         Artikel konseptual ialah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh
penulisnya melalui proses pemikiran yang mendalam terhadap suatu gejala
yang muncul di dalam ranah ilmu tertentu. Proses pemikiran itu didukung
dengan rujukan kepada teori tertentu yang sudah dikemukakan pakar
melalui karangannya dalam bahan rujukan tertentu. Dengan demikian,

Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                      67
dapat dikatakan bahwa artikel konseptual merupakan laporan hasil
pemikiran yang dilandasi oleh kajian kepustakaan.

         Artikel konseptual terdiri atas (1) judul, (2) nama penulis dan
lembaga asal, (3) abstrak dan kata kunci, (4) pendahuluan, (5) nas, (6)
penutup atau simpulan, (7) catatan akhir, dan (7) Daftar rujujukan.

5.2.1 Judul

         Judul dalam artikel konseptual berfungsi sebagai label yang
mencerminkan secara tepat intisari yang terkandung dalam artikel. Sebab
itu, pemilihan kata yang dipakai di dalam judul hendaknya dilakukan secara
cermat. Di samping aspek ketepatannya, pemilihan kata untuk judul perlu
juga mempertimbangkan pengaruhnya terhadap daya tarik judul bagi
pembaca. Judul artikel sebaiknya terdiri atas 5-15 kata.

5.2.2 Nama Penulis dan Lembaga Asal

         Seperti pada penulisan nama dan asal lembaga pada artikel hasil
penelitian, penulisan nama pengarang pada artikel konseptual dilakukan
tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun. Nama lembaga
tempat bekerja penulis dicantumkan sebagai catatan kaki di halaman
pertama artikel. Jika artikel ditulis oleh dua orang atau lebih, semua ditulis
secara berurutan mulai dengan penulis utama. Apabila semua penulis
berasal dari lembaga yang sama, nama lembaga asal hanya ditulis sekali.
Namun, apabila penulis berasal dari lembaga yang berlainan, semua nama

Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                         68
lembaga asal penulis harus dicantumkan pada catatan kaki, mulai dengan
lembaga asal penulis utama dengan penanda angka 1, 2, 3, dan seterusnya
dengan format supercscript.

5.2.3 Abstrak dan kata Kunci

           Untuk artikel hasil pemikiran konseptual, abstrak berisi ringkasan isi
artikel yang dituangkan secara padat. Abstrak untuk artikel jenis ini
bukanlah komentar atau pengantar dari penyunting atau redaksi. Abstrak
berisi pernyataan ringkas dan padat tentang gagasan terpenting di dalam
artikel. Gagasan itu antara lain mencakupi masalah, tujuan, dan ringkasan
hasil pemikiran sebagai tekanannya.

           Abstrak yang mendahului artikel berbahasa Indonesia hendaknya
ditulis dalam bahasa inggris, sedangkan untuk artikel yang berbahasa
Inggris dilengkapi dengan abstrak berbahasa Indonesia.

           Panjang abstrak antara 50 sampai dengan 75 kata dan ditulis dalam
satu paragraf. Dengan ketikan berspasi tunggal menggunakan format yang
lebih sempit daripada teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk
1,2 cm).

           Abstrak diikuti dengan Kata Kunci (Key Words) yang merupakan
kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau istilah
yang menggambarkan gagasa pokok artikel. Kata kunci dapat berupa kata
tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci dalam artikel ilmiah antara 3

Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                            69
sampai dengan 5 buah. Kata ini diperlukan untuk penelusuran lebih lanjut
ke dalam sistem informasi dan telekomunikasi menggunakan teknologi
internet.

5.2.4 Pendahuluan

            Berbeda dengan isi pendahuluan di dalam artikel hasil penelitian,
bagian pendahuluan dalam artikel konseptual berisi uraian yang
mengantarkan pembaca kepada topik utama yang akan dibahas. Sebab itu,
isi bagian pendahuluan menguaraikan berbagai hal yang mampu menarik
pembaca untuk mendalami bagian selanjutnya. Selain itu, bagian
pendahuluan hendaknya diakhiri dengan rumusan singkat tentang hal pokok
yang akan dibahas. Bagian pendahuluan tidak perlu diberi judul.

5.2.5 Nas

            Nas pada artikel konseptual sangat bervariasi. Bagian ini dapat
berupa (1) evaluasi terhadap teori yang ada, yang mencakupi ragam,
kelebihan, dan kekurangannya, (2) deskripsi, eksplanasi, analisis, dan
diskusi tentang fenomena yang muncul dalam suatu komunitas, (3) strategi
pengelolaan       perkara    tertentu,   (4) perbandingan antarteori untuk
menjembatani kesenjangan di antaranya, (5) kemungkinan penerapan suatu
teori di dalam kelompok masyarakat tertentu, (6) telaah terhadap teori
tertentu dan kemungkinan replikasinya dalam kondisi dan situasi yang
berlainan, dan sebagainya.


Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                        70
Walaupun nas jenis artikel ini tidak perlu dibagi menjadi sub-bagian,
tiap paragraf harus disusun secara sistematis dengan memperhatikan
koherensi antarbagiannya. Teks yang disusun dengan runtut, lugas, padu,
dan jelas akan mampu meyakinkan pembacanya untuk mengikuti alur piker
yang hendah disampaikan oleh penulis kepada pembacanya.

5.2.6 Penutup

         Istilah penutup digunakan sebagai judul bagian akhir artikel
konseptual jika isinya hanya berupa catatan akhir atau yang sejenisnya.
Jika uraian pada bagian akhir berisi simpulan hasil pembahasan pada
bagian sebelumnya, perlu dimasukkan pada bagian kesimpulan.
Kebanyakan artikel konseptual membutuhkan simpulan.

         Beberapa artikal konseptual yang dilengkapi dengan saran. Jika
hendak ditampilkan, saran yang mencakupi aspek pengembangan ilmu,
penerapan teori, dan aspek lain dapat ditempatkan dalam bagian tersendiri.

5.2.7 Catatan Akhir

         Pada dasarnya, catatan akhir dalam artikel konseptual serupa
dengan catatan akhir pada artikel ilmiah. Catatan ini berupa keterangan
tambahan yang diberikan kepada istilah khusus, nama tokoh, nama
lembaga, tahun tertentu, simbol, dan sebagainya yang termuat di dalam
artikel. Pencantuman catatan akhir ini dilakukan dengan alasan bahwa



Panduan Penulisan K arya Ilmiah                                         71
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Membangun Kerangka Berfikir Ilmiah
Membangun Kerangka Berfikir IlmiahMembangun Kerangka Berfikir Ilmiah
Membangun Kerangka Berfikir IlmiahSuedi Ahmad
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianSigit Kindarto
 
PPT MATERI SOSIOLOGI PEMINATAN DARING
PPT MATERI SOSIOLOGI PEMINATAN DARING PPT MATERI SOSIOLOGI PEMINATAN DARING
PPT MATERI SOSIOLOGI PEMINATAN DARING MadnurMadnur1
 
1. mencari kebenaran dan pendekatan ilmiah
1. mencari kebenaran dan pendekatan ilmiah1. mencari kebenaran dan pendekatan ilmiah
1. mencari kebenaran dan pendekatan ilmiahArifin Abidin
 
Matematika & iad kelompok 2
Matematika & iad kelompok 2Matematika & iad kelompok 2
Matematika & iad kelompok 2sindysetiawan
 
Filsafat karya ilmiah
Filsafat karya ilmiahFilsafat karya ilmiah
Filsafat karya ilmiahKristinaMala
 
Makalah berfikir ilmiah
Makalah berfikir ilmiahMakalah berfikir ilmiah
Makalah berfikir ilmiahSendal Jepit
 
Dasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanDasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanphomie otari
 
Berpikir ilmiah 2016
Berpikir ilmiah 2016Berpikir ilmiah 2016
Berpikir ilmiah 2016Ibrahim Doru
 
Filsafat dan ilmu pengetahuan
Filsafat dan ilmu pengetahuanFilsafat dan ilmu pengetahuan
Filsafat dan ilmu pengetahuanYeasy Agustina
 
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012Reins Tangkowit
 
Ujian 1 met lit
Ujian 1 met litUjian 1 met lit
Ujian 1 met litutarigitam
 
Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10Lukman Hakkim
 

Was ist angesagt? (20)

Tugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu Pengetahuan
Tugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu PengetahuanTugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu Pengetahuan
Tugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu Pengetahuan
 
Membangun Kerangka Berfikir Ilmiah
Membangun Kerangka Berfikir IlmiahMembangun Kerangka Berfikir Ilmiah
Membangun Kerangka Berfikir Ilmiah
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
 
Paradigma filsafat
Paradigma filsafatParadigma filsafat
Paradigma filsafat
 
PPT MATERI SOSIOLOGI PEMINATAN DARING
PPT MATERI SOSIOLOGI PEMINATAN DARING PPT MATERI SOSIOLOGI PEMINATAN DARING
PPT MATERI SOSIOLOGI PEMINATAN DARING
 
1. mencari kebenaran dan pendekatan ilmiah
1. mencari kebenaran dan pendekatan ilmiah1. mencari kebenaran dan pendekatan ilmiah
1. mencari kebenaran dan pendekatan ilmiah
 
Matematika & iad kelompok 2
Matematika & iad kelompok 2Matematika & iad kelompok 2
Matematika & iad kelompok 2
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
Sumber Pengetahuan
Sumber PengetahuanSumber Pengetahuan
Sumber Pengetahuan
 
Filsafat karya ilmiah
Filsafat karya ilmiahFilsafat karya ilmiah
Filsafat karya ilmiah
 
Makalah berfikir ilmiah
Makalah berfikir ilmiahMakalah berfikir ilmiah
Makalah berfikir ilmiah
 
Dasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanDasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuan
 
TUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFATTUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
 
Berpikir ilmiah 2016
Berpikir ilmiah 2016Berpikir ilmiah 2016
Berpikir ilmiah 2016
 
Ppt metode penelitian
Ppt metode penelitianPpt metode penelitian
Ppt metode penelitian
 
Filsafat dan ilmu pengetahuan
Filsafat dan ilmu pengetahuanFilsafat dan ilmu pengetahuan
Filsafat dan ilmu pengetahuan
 
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
 
Ujian 1 met lit
Ujian 1 met litUjian 1 met lit
Ujian 1 met lit
 
Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10
 
Makalah Filsafat
Makalah FilsafatMakalah Filsafat
Makalah Filsafat
 

Andere mochten auch

Dasar penulisan karya tulis ilmiah (dpkti)
Dasar penulisan karya tulis ilmiah (dpkti)Dasar penulisan karya tulis ilmiah (dpkti)
Dasar penulisan karya tulis ilmiah (dpkti)Wandi Budiman
 
Dasar Dasar Penulisan Ilmiah
Dasar Dasar Penulisan IlmiahDasar Dasar Penulisan Ilmiah
Dasar Dasar Penulisan Ilmiahguest185ab1
 
BUKU SAKU DAKWAH SEKOLAH
BUKU SAKU DAKWAH SEKOLAHBUKU SAKU DAKWAH SEKOLAH
BUKU SAKU DAKWAH SEKOLAHandri zulfikar
 
Faktor penyebab kekerasan di lingkungan sekolah 2003
Faktor penyebab kekerasan di lingkungan sekolah 2003Faktor penyebab kekerasan di lingkungan sekolah 2003
Faktor penyebab kekerasan di lingkungan sekolah 2003Nurdin M Top
 
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Operator Warnet Vast Raha
 
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis IlmiahKajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiahmateri-x2
 
Tugas 1 Tutorial Online 2013.1
Tugas 1 Tutorial Online 2013.1Tugas 1 Tutorial Online 2013.1
Tugas 1 Tutorial Online 2013.1Yusuf UT 11.2
 

Andere mochten auch (8)

Dasar penulisan karya tulis ilmiah (dpkti)
Dasar penulisan karya tulis ilmiah (dpkti)Dasar penulisan karya tulis ilmiah (dpkti)
Dasar penulisan karya tulis ilmiah (dpkti)
 
Dasar Dasar Penulisan Ilmiah
Dasar Dasar Penulisan IlmiahDasar Dasar Penulisan Ilmiah
Dasar Dasar Penulisan Ilmiah
 
BUKU SAKU DAKWAH SEKOLAH
BUKU SAKU DAKWAH SEKOLAHBUKU SAKU DAKWAH SEKOLAH
BUKU SAKU DAKWAH SEKOLAH
 
Faktor penyebab kekerasan di lingkungan sekolah 2003
Faktor penyebab kekerasan di lingkungan sekolah 2003Faktor penyebab kekerasan di lingkungan sekolah 2003
Faktor penyebab kekerasan di lingkungan sekolah 2003
 
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
Karya tulis ilmiah hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk)
 
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis IlmiahKajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
 
4. panduan penulisan ilmiah
4. panduan penulisan ilmiah4. panduan penulisan ilmiah
4. panduan penulisan ilmiah
 
Tugas 1 Tutorial Online 2013.1
Tugas 1 Tutorial Online 2013.1Tugas 1 Tutorial Online 2013.1
Tugas 1 Tutorial Online 2013.1
 

Ähnlich wie Pedoman penulisan karya ilmiah

Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Ryni Svinndal
 
Kritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat Ilmu
Kritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat IlmuKritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat Ilmu
Kritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat Ilmumiftahahmad11
 
Kumpulan soal soal filsafat ilmu
Kumpulan soal   soal filsafat ilmuKumpulan soal   soal filsafat ilmu
Kumpulan soal soal filsafat ilmuoktavianidiann
 
filsafat sains nurul kholifah.docx
filsafat sains nurul kholifah.docxfilsafat sains nurul kholifah.docx
filsafat sains nurul kholifah.docxnurulkholifah23
 
Apa yang dimaksud masalah
Apa yang dimaksud masalahApa yang dimaksud masalah
Apa yang dimaksud masalahYf Indah
 
Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiahhiriza
 
Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)Nur Aqwamah
 
Metodologi penelitian pendidikan
Metodologi penelitian pendidikanMetodologi penelitian pendidikan
Metodologi penelitian pendidikanFppi Unila
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriCindar Tyas
 
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan StrukturMakalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktursayid bukhari
 
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruHakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruAli Murfi
 
Struktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuStruktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuM fazrul
 
Historis filsafat
Historis filsafatHistoris filsafat
Historis filsafatAndi Uli
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaFerdy Tohopi
 
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)febrisukma
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir Lika Saras
 
makalah metode penelitian ilmiah
makalah metode penelitian ilmiahmakalah metode penelitian ilmiah
makalah metode penelitian ilmiahMuhammad Idris
 

Ähnlich wie Pedoman penulisan karya ilmiah (20)

Buku kualitatif
Buku kualitatifBuku kualitatif
Buku kualitatif
 
Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1
 
Kritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat Ilmu
Kritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat IlmuKritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat Ilmu
Kritis Terhadap Teori Ilmiah dan Filsafat Ilmu
 
Kumpulan soal soal filsafat ilmu
Kumpulan soal   soal filsafat ilmuKumpulan soal   soal filsafat ilmu
Kumpulan soal soal filsafat ilmu
 
filsafat sains nurul kholifah.docx
filsafat sains nurul kholifah.docxfilsafat sains nurul kholifah.docx
filsafat sains nurul kholifah.docx
 
Apa yang dimaksud masalah
Apa yang dimaksud masalahApa yang dimaksud masalah
Apa yang dimaksud masalah
 
Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiah
 
Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)
 
Jawaban mid
Jawaban midJawaban mid
Jawaban mid
 
Metodologi penelitian pendidikan
Metodologi penelitian pendidikanMetodologi penelitian pendidikan
Metodologi penelitian pendidikan
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
 
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan StrukturMakalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
 
METLIT P II 2023.pdf
METLIT P II 2023.pdfMETLIT P II 2023.pdf
METLIT P II 2023.pdf
 
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruHakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
 
Struktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuStruktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmu
 
Historis filsafat
Historis filsafatHistoris filsafat
Historis filsafat
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
 
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir
 
makalah metode penelitian ilmiah
makalah metode penelitian ilmiahmakalah metode penelitian ilmiah
makalah metode penelitian ilmiah
 

Mehr von Badrus Siroj

MKU Bahasa Indonesia
MKU Bahasa IndonesiaMKU Bahasa Indonesia
MKU Bahasa IndonesiaBadrus Siroj
 
Tanya jawab UN 2012
Tanya jawab UN 2012Tanya jawab UN 2012
Tanya jawab UN 2012Badrus Siroj
 
Presentasi sosialiasi UN 2012
Presentasi sosialiasi UN 2012Presentasi sosialiasi UN 2012
Presentasi sosialiasi UN 2012Badrus Siroj
 
Permen 59 tahun 2011 tentang Ujian Nasional
Permen 59 tahun 2011 tentang Ujian NasionalPermen 59 tahun 2011 tentang Ujian Nasional
Permen 59 tahun 2011 tentang Ujian NasionalBadrus Siroj
 
Ajaran Samin Blora
Ajaran Samin BloraAjaran Samin Blora
Ajaran Samin BloraBadrus Siroj
 

Mehr von Badrus Siroj (6)

MKU Bahasa Indonesia
MKU Bahasa IndonesiaMKU Bahasa Indonesia
MKU Bahasa Indonesia
 
Tanya jawab UN 2012
Tanya jawab UN 2012Tanya jawab UN 2012
Tanya jawab UN 2012
 
Presentasi sosialiasi UN 2012
Presentasi sosialiasi UN 2012Presentasi sosialiasi UN 2012
Presentasi sosialiasi UN 2012
 
POS UN 2012
POS UN 2012POS UN 2012
POS UN 2012
 
Permen 59 tahun 2011 tentang Ujian Nasional
Permen 59 tahun 2011 tentang Ujian NasionalPermen 59 tahun 2011 tentang Ujian Nasional
Permen 59 tahun 2011 tentang Ujian Nasional
 
Ajaran Samin Blora
Ajaran Samin BloraAjaran Samin Blora
Ajaran Samin Blora
 

Kürzlich hochgeladen

Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

Pedoman penulisan karya ilmiah

  • 2. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 2
  • 3. 1. PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan pada masalah, baik yang sederhana maupun yang rumit. Bila berhadapan dengan masalah yang rumit, kita bertanya-tanya mengapa terjadi masalah itu, dan mengapa masalah itu rumit untuk dipahami. Bila yang berhadapan tersebut seorang mahasiswa cerdas dia akan minta bantuan kepada teman sebayanya, kakak kelasnya, dosennya, atau bahkan mungkin profesornya. Bila salah satu profesornya memberi jawaban berdasarkan teori yang dikembangkan orang lain yang tertulis dalam sebuah buku, dia juga bertanya profesornya menggunakan buku X bukan Y? Mengapa professor X tidak menjawab pertanyaan berdasarkan penelitiannya sendiri? Seorang peneliti atau pengarang yang cerdas, dan kaya pengalaman kerapkali seperti anak kecil, yang cerdas, dan kreatif, selalu bertanya, apa sebab suatu kejadian, peristiwa dan masalah, dan selalu ingin tahu apa jawabannya. Jawaban yang diinginkan anak tersebut tampaknya bukan sekadar jawaban, melainkan jawaban yang terkait dengan struktur alam pikiran yang dia ketahui, dan struktur sosial-ekonomi di sekitarnya. Untuk anak yang memiliki lingkungan ekonomi kuat dan struktur alam pikiran yang cerdas, tampaknya menghendaki jawaban yang lebih didasarkan pada fakta, dan makna sebuah fakta yang dipandang dapat merupakan akar suatu masalah atau landasan pemikiran tertentu. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 3
  • 4. Bagi orang dewasa, jawaban atas keingintahuan tersebut dapat ditulis dalam bentuk karangan singkat atau karangan bersambung berdasarkan struktur penalaran logis yang dapat menjadi dasar sebuah tulisan ilmiah. Secara sederhana karya ilmiah dapat dikatakan sebagai tulisan untuk mencari sebab akibat suatu masalah untuk mendapatkan keterangan yang lengkap berdasarkan penalaran, dengan mengunakan metode yang tepat. Pengetahuan dapat berupa tulisan dari memori berdasarkan pengalaman, perjalanan, kesaksian suatu peristiwa dilukiskan secara cermat, berdasarkan nalar sehat dan logika yang telah mereka miliki. 2. PENGETAHUAN Pengetahuan berbeda dengan ilmu atau karya ilmiah. Pengetahuan adalah semua informasi yang tersusun di dalam memori seseorang, baik yang berasal dari pengamatan indrawi atau dari belajar sendiri, maupun yang berasal dari pengamatan yang dilaksanakan dengan cara yang tidak sintematis, tidak jelas metodenya dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Tulisan yang disusun berdasarkan pengetahuan atau pengalaman pribadi, yang telah mengacu pada teori orang lain kadang- kadang belum dapat memberikan pemecahan yang memuaskan atas suatu masalah, perlu dicarikan jawaban dengan bertanya kepada sejumlah orang yang dipandang memiliki pengalaman aktual, pengetahuan atau perhatian terhadap masalah tersebut. Dengan Panduan Penulisan K arya Ilmiah 4
  • 5. demikian, terjadi semacam korenspondensi antara gagasan yang telah disusun untuk memecahkan masalah tersebut dengan kondisi di tempat masalah tersebut timbul (lapangan), sehingga tulisan yang disajikan tidak bersifat gagasan kosong yang tidak membumi. Karya ilmiah, termasuk penelitian, sekurang-kurangnya mengandungi masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan akal sehat (common sense) atau intuisi, tetapi perlu acuan tertentu yang dapat membantunya. Acuan tersebut dapat berupa teori yang telah dikembangkan orang lain, temuan orang lain, atau pengalaman orang lain yang dapat diuji keandalannya. Memecahkan masalah dapat dilakukan dengan mengacu kepada teori yang dikembangkan ahli yang terkait, pengalaman, atau hasil penelitian yang telah dilakukan orang lain, dengan metode tertentu. Untuk mendapatkan pengetahuan diperlukan suatu proses: mulai dengan mengenal, memperhatikan, sampai dengan mengetahui. Karena proses untuk mendapatkan pengetahuan berbeda dalam tingkat- tingkat yang ditempuh, pengetahun dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan juga, mulai tahu, mengerti, dapat membedakan, dapat membandingkan, merekonstruksi, mangalisis, dan menilai mana yang benar dan mana yang tidak benar. Misalnya, pada waktu seorang anak kecil mulai tumbuh, dia menjadi tahu bahwa orang yang selalu dekat dengannya adalah ibunya. Bila seorang anak bertambah penalarannya, dia akan tetap tahu dan Panduan Penulisan K arya Ilmiah 5
  • 6. mengenal ibunya meskipun dia berbusana indah. Dalam perkembangan selanjutnya, anak dapat membedakan antara ibunya dan wanita lain, misalnya kakak prempuannya. Jadi, pengetahuan adalah suatu proses yang berkesinambungan, tidak spontan. Pada tahap sekanjutnya, pengetahuan diperoleh dengan proses yang lebih detail dan lebih teliti akan berbeda dengan pengetahuan yang diperoleh secara cepat, misalnya lewat pandangan pertama, atau selayang pandang seperti melihat sesuatu dari atas mobil atau pesawat terbang. 3. KONSEP ILMU Penciptaan karya ilmiah menggunakan prosedur yang agak berbeda dengan pembuatan tulisan atau laporan biasa. Dalam penelitian, prosedur awalnya sama dengan mencari pemecahan masalah dalam pengetahuan, tetapi pada tahap selanjutnya disyaratkan untuk mengadakan studi awal untuk melihat latar belakang suatu masalah, di mana posisinya dengan masalah yang lain, baik yang serupa maupun yang berbeda. Bila latar belakang masalah telah dapat digambarkan dengan jelas, seorang peneliti bertugas merumuskan masalah secara jelas, sehingga arah pemecahannya cukup terarah. Apabila masalah penelitian telah disusun dengan jelas, langkah selanjutnya adalah menyususn tujuan penelitian. Tujuan ini harus sesuai dengan masalah yang hendak dipecahkan. Dengan demikian, masalah yang ditemukan seorang peneliti atau penulis ilmiah harus dicarikan Panduan Penulisan K arya Ilmiah 6
  • 7. jawabannya lewat data penelitian di lapangan atau di laboratorium, dengan metode penelitian yang sesuai, alat penelitian yang teruji vaiditas dan reliabilitasnya. Untuk mencari dasar masalah yang dirumuskan, peneliti harus menyusun landasan konseptual atau teoritis yang merujuk kepada teori yang telah terbukti keunggulannya dan disusun secara deduktif dan induktif. Deduksi dapat diartikan mencari landasan teori dari rumus atau teori besar yang telah menjadi dasar pengembangan ilmu yang terkait, dan juga dari acuan kepada hasil penelitian valid yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Dari kajian yang diperoleh, peneliti harus mencoba mengkaitkan masalah yang diteliti dengan situasi, kondisi kebudayaan, tempat, kondisi sosial ekonomi, di tempat dia melakanakan penelitian tersebut. Kaitan antara kajian teori dan masalah yang hendak dipecahkan biasanya dirumuskan dalam suatu kerangka konseptual. Berdasarkan konsep tersebut dirumuskan dugaan atau perkiraan secara nalar berdasarkan deduksi. Penelitian ilmiah berbeda secara mendasar dengan pengeta- huan yang ditulis berdasarkan akal sehat atau common sense. Menurut Kerlinger,1 ilmu dan common sense berbeda tajam dalam beberapa hal. Perbedaan tersebut terletak pada sistematika dan cara pengendalian. Ilmu diperoleh mengunakan konsep dan struktur teori yang disusun secara sistematis dari pendapat orang lain. Akal sehat biasanya diperoleh menggunakan teori dan konsep, tetapi dalam pengertian yang Panduan Penulisan K arya Ilmiah 7
  • 8. longgar, dan tidak sistematis. Misalnya, menganalisis bencana alam dipandang sebagai peringatan atau hukuman kepada orang yang menjadi kurbannya. Demikian juga, dalam krisis ekonomi, yang dipersalahkan adalah etnis tertentu; orang tidak mencoba mengkoreksi perilaku kelompok lain, atau perilaku korup dari pengelola birokrasi. Ilmuwan mempunyai pola berpikir tertentu. Mereka mengem- bangkan struktur teori, menguji teori tersebut dengan konsistensi internal, mempertimbangkan faktor terkait lain yang diperiksa dengan metode yang sahih, dengan uji empiris. Di samping itu, ilmuwan juga menyadari bahwa konsep yang mereka buat tidak selalu paling tepat. Dengan perkataan lain, nilai ketepatan bersifat relatif. Hardono2, meyebutkan bahwa common sense adalah akal sehat atau pendapat umum. Selanjutnya dikatakan bahwa common sense merupakan campuran dari insight utama sebagai prinsip nonkontradiktif, melalui banyak keyakinan yang lebih meragukan, sampai pada suatu kumpulan pengatahuan mengenai hal-hal yang remeh. Perbedaan antara common sense dan ilmu adalah bahwa common sense tidak berdasarkan penyelidikan atau penelitian yang mempertanyakan apakah apa yang diyakini tersebut terbukti benar atau salah. Dalam memecahkan masalah, ilmuwan merujuk kepada teori yang relevan dengan masalah dan keadaan, serta perkembangnnya, menguji beberapa teori dan kemudian membuat hipotesis3 atau perkiraan. Orang awam juga menbuat hipotesis, tetapi teori yang Panduan Penulisan K arya Ilmiah 8
  • 9. dipergunakan selektif dengan memilih yang cocok dengan pendangannya, serta memilih bukti tertentu yang dapat mendukung hipotesisnya. Dalam mengontrol pendapatnya, peneliti mencoba untuk sementara waktu mengabaikan variabel yang tidak terkait langsung dengan masalah, yang mungkin menjadi sebab terjadinya suatu masalah. Yang dikontrol hanya variabel yang memiliki kaitan atau penyebab langsung dengan masalah yang hendak dipecahkannya. Para penulis awam kerap kali tidak memberikan penjelasan tentang sebab suatu kejadian atau masalah secara sistematis berdasarkan phenomena yang mereka amati. Mereka tidak mau memberikan penjelasan mengenai sumber-sumber dari luar yang dipersoalkan. Dalam penelitian, orang awam biasanya cukup puas menerima penjelasan dengan konsepsi yang bias. Misalnya, banyak orang yakin bahwa anak nakal berasal dari kampung kumuh, mereka mengabaikan anak nakal dari kawasan gedongan. Dalam kasus kenaikan harga BBM (Oktober 2004), mestinya secara obyektif diteliti akibat kenaikan harga BBM tersebut terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok, transportasi, dan biaya produksi yang serentak naik, agar rakyat mengerti dan siap menghadapinya. Maka, perlu ada penelitian ilmiah yang dapat memberikan bukti yang valid, agar masyarakat dapat memahami persoalannya. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 9
  • 10. Ilmuwan terikat terus-menerus secara aktif dan sistematis dengan fenomen-fenomen dan dengan kesadaran yang tinggi sehingga menemukan hubungan sebab akibat yang jelas dan rasional. Apakah perbedaan antara penalaran sehat dan ilmu terletak pada penjelasan yang berlainan mengenai fenomena yang teramati (Explanation of the observed phenomena)? Seorang peneliti berusaha menjelaskan hubungan antara data yang diobservasi secara cermat dan mengesampingkan apa yang tersirat dalam metaphysical explanation atau proposisi yang tidak dapat diuji. Misalnya, orang miskin karena takdir, atau orang pandai karena suratan. Proposisi tersebut bersifat metaphisik dan, karena itu, tidak dapat diuji. Proposisi yang bersifat metaphisik seperti itu menjadi bagian dari ilmu fisafat, dan bukan lahan ilmuwan. Hal ini tidak berarti bahwa ilmuwan tidak perlu memperhatikan proposisi seperti itu. Yang menjadi perhatian ilmuwan peneliti adalah gejala yang dapat diamati. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan mendasar antara pengetahuan dan ilmu: Pengetahuan diperoleh dan disampaikan menggunakan akal sehat, sedangkan ilmu diperoleh dan disajikan dengan cara yang terikat pada sistem, teori, metode, dan kebenaran ilmiah. Proses dalam mendapatkan ilmu ditempuh dengan penggalian, studi dokumen, eksperimen, pengamatan, dan pengembangan ilmu yang paling banyak dikerjakan melalui penelitian. Untuk mendapatkan ilmu, Panduan Penulisan K arya Ilmiah 10
  • 11. diperlukan persyaratan yang harus dipenuhi dengan cara yang sistematis dengan mengikuti metode tertentu dan berdasarkan kebenaran. Pengembangan ilmu adalah proses psikis yang menyebab- kan kesadaran manusia memasuki terang ada.4 Selanjutnya menurut Heidegger ilmu yang diperoleh manusia disebut, a-letheia. Artinya, ilmu dan pengetahuan adalah pernyataan diri dari ada. Pengetahuan tidak bisa meramalkan bagaimana ada itu dinyatakan, tetapi ilmu dapat membuat ramalan apabila variabel yang dipelajari diperoleh dengan metode yang benar, alat yang benar, serta kondisinya tidak berubah secara drastis. Ilmu juga menganjurkan bahwa orang yang mempunyai perhatian terhadap filsafat ilmu harus memiliki kerendahan hati dalam menghadapi pengalaman dan keterbukaan secara menyeluruh terhadap dunia di sekelilingnya. Filsafat ilmu atau epistemologi5 merupakan bagian dari ilmu filsafat yang mempelajari hakikat dan lingkup pengetahuan dasar dan yang pengandaiannya secara umum dapat diandalkan melalui penegasan yang dinyatakannya. Tradisi epistemologi cenderung membatasi diri pada ‘persepsi inderawi dan pemahaman intelektual’, di mana pengetahuan tersebut dimengerti secara sempit. Berdasarkan pernyatan tersebut, kaum sophis mempunyai pandangan bahwa pengetahaun dalam arti sempit adalah pengetahuan yang dalam keadaan apa pun tidak dapat salah, tak bisa diperoleh dan karena itu tak usah dicari. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 11
  • 12. Epistemologi yang diketengahkan kaum Sophis tersebut adalah epistemologi tradisional, yaitu usaha untuk mencari pembenaran (justify) bahwa pengetahuan itu terkait erat dengan peranan inderawi dan akal dalam pengenalannya. Plato, sebagai perintis epistemologi, mengemukan beberapa pertanyaan yang mendasar tentang epistemo- logi. Pertanyaan yang dimaksud adalah: Apa yang disebut pengetahuan? Di mana pengetahuan biasanya diperoleh? Di mana terdapat masalah yang biasa perlu kita ketahui? Berapa yang benar- benar pengetahuan? Dapatkah indera menghasilkan pengetahuan? Dapatkah akal memberikan pengetahuan? Apakah hubungan antara pengetahuan dan keyakinan yang benar?6 Bertolak dari pertanyaan tersebut, para filsuf sesudah Plato berusaha mengembangkan filsafat ilmu untuk menjelaskan sumber, dasar, dan kepastian ilmu. Konsep yang mereka kembangkan memberikan sumbangan yang amat berharga bagi perkembangan umat manusia, sebab mereka menjawab pertanyaan pokok yang mendasari ilmu, yang merefleksikan konsep dan pandangan tentang ilmu, mengenai hakikat, ruang lingkup dan syarat umum. Jawaban yang dikemukakan oleh para filsuf atas pertanyaan Plato tersebut ternyata beragam, dan memberi inspirasi kepada beberapa aliran. Aliran terbesar yang berpengaruh adalah skeptisisme, rasionalisme, dan empirisme. 3.1 Skeptisisme Panduan Penulisan K arya Ilmiah 12
  • 13. Kaum skeptis meragukan kemungkinan menemukan sesuatu yang sungguh benar. Sebaliknya, mereka mengajarkan bagaimana orang dapat maju tanpa ilmu pengetahuan yang pasti. Kaum Skeptis berkeberatan dengan epistemologi, karena dalam kenyataan epistemologi dianggap mengusulkan suatu tujuan khayal sebab kita harus medemonstrasikan validitas ilmu pengetahuan kita, yang berarti kita telah menggunakan ilmu kita, dan akibatnya telah mengandaikan validitasnya.7 Hardono menjelasakan bahwa kaum skeptis, seperti Etienne Gilson, beranggapan bahwa tidak ada masalah mengenai ilmu pengetahuan sebab pertanyaan kritis tidak dapat diajukan secara konsisten. Terhadap keberatan ini ada beberapa jawaban yang terkait dengan segi positif dari keberatan tersebut. Yang ditekankan adalah kelekatan tanpa syarat antara pikiran dan kenyataan. Adanya ilmu merupakan suatu hal pokok yang dapat direduksi. Pikiran ada dan adanya pikiran merupakan kesaksian bagi dirinya sendiri mengenai keterbukaan terhadap ada. Tidak ada keraguan atau suatu penyangkalan terhadap keterbukaan ini dapat dipertahankan. Dengan demikian, posisi kaum skeptis absolut cukup rapuh.8 Berangkat dari pandangan Plato tentang pengetahuan, sampai sekarang banyak filsuf yang berusaha mengembangkan teori pengeta- huan untuk menjelaskan sumber, dasar, dan kepastian pengetahuan Panduan Penulisan K arya Ilmiah 13
  • 14. manusia. Hasil yang diperoleh dari studi tentang pengetahuan untuk mendukung pendapat Plato tersebut sampai hari ini ternyata beragam. 3.2 Rasionalisme dan Empirisme Konsep pengetahuan seperti yang dikemukan oleh Plato dan Decartes disebut ‘rasionalisme’ sebab mereka menegaskan bahwa dengan menggunakan prosedur tertentu dari akal saja kita dapat menemukan pengetahuan dalam arti yang paling ketat, yaitu pengetahuan yang dalam keadaan bagaimanapun tak mungkin salah. Decartes menggunakan keraguan untuk mengatasi keraguan. Salah satu cara untuk menentukan bahwa sesuatu itu pasti adalah melihat seberapa jauh hal itu bisa diragukan. Bila kita secara sistematis mencoba meragukan sebanyak mungkin pengetahuan kita, akhirnya kita akan mencapai titik yang tidak diragukan, sehingga pengetahuan kita dapat dibangun di atas dasar kepastian absolut.9 Prosedur yang disarankan Decartes disebut ‘keraguan metodis universal’. Keraguan ini disebut universal karena terentang tanpa batas, sampai keraguan itu sendiri membatasi diri. Bagi Decartes persoalan dasar bagi fisafat pengetahuan bukan bagaimana kita dapat tahu tetapi mengapa kita dapat membuat kekeliruan. Sebagai reaksi terhadap teori rasional tersebut timbul teori empiris dari Inggris yang dipelopori oleh John Locke, Thomas Hobbes dan David Hume10. Mereka berusaha menemukan basis pengetahuan Panduan Penulisan K arya Ilmiah 14
  • 15. dari pengalaman inderawi. Dari pengalaman inderawi mereka mendapatkan informasi tentang dunia yang sangat kurang daripada harapan mereka. Hume menunjukkan bahwa dari penelitian yang dibuatnya, apapun yang diketahui tentang pengalaman inderawi, yang dihasilkan adalah skeptivisme yang sangat menyedihkan tentang pengetahuan sejati. Menurut Hume, pandangan mengenai apa yang terjadi di sekitar kita semata-mata diakibatkan oleh kerja psikologis yang aneh dari manusia. Apa yang menurut pendapat kita merupakan pengetahuan tak lain hanyalah suatu cara pengaturan pengalaman yang masuk ke dalam memori kita. Perkembangan filsafat Inggris yang dimulai dari John Lock dan Hume pada abad 18 telah mengilhami aliran ilmu pengetahuan yaitu: teori empiris. 4. KEBENARAN Ilmu selalu dihubungkan dengan kenyataan dari pernyataan atau penyangkalan, atau ‘kesesuaian antara pernyataan dengan kenyataan’. Jika saya menyatakan sesuatu, dan ternyata sesuatu yang saya nyatakan tersebut sesuai dengan apa adanya, disebut benar karena sesuai dengan lenyataan. Misalnya, saya menyatakan benda itu berwarna hijau, pemahaman saya terhadap benda itu tidak terpisah dari kenyataan, dan itu adalah benar hijau. Epistemologi terkait erat dengan pernyataan benar dan pertimbangan yang diberikannya. Di samping, itu epistemologi juga Panduan Penulisan K arya Ilmiah 15
  • 16. memberi dasar pertimbangan yang paling mendasar kepada pernyataan yang diberikannya. Keakuratan kebenaran harus diputuskan berdasarkan bukti (evident), sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Ini merupakan tugas utama epistemologi. Dengan mengarahkan pertahatian kepada evidence, seorang epistomolog dapat melepaskan diri dari perhatian dan keadaan yang terlalu sempit karena batas inderawi, tetapi dapat mengabstraksinya sebagai hal yang bersifat kognitif. Bahasa lain yang dikemukakan oleh Popper, mereka yang meragukan kemungkinan menemukan sesuatu yang sungguh benar, mengajarkan cara orang dapat maju di dunia tanpa pengetahuan yang pasti.11 Orang dapat menang dalam debat dengan bicara sangat meyakinkan, seperti apa yang diucapkan seorang Shophis terkemuka, Protagoras, bahwa ‘manusia merupakan ukuran segalanya’, sementara seorang sophis lain Gorgias mencanangkan: “Tak suatupun ada, dan kalau ada, tak seorangpun dapat mengetahuinya, dan kalau mereka mengetahuinya, mereka tak dapat mengomunikasikannya”.12 Dalam sejarah Barat, kita mengenal zaman yang paling berpengaruh terhadap dunia modern sekarang ini, yaitu Renaissance dan Humanisme,13 yaitu aliran yang menonjolkan kemampuan manusia sebagai pribadi yang dapat mempelajari pengetahuan, setelah mereka berhasil mempelajari naskah yang ditulis dalam bahasa Yunani dan dapat mengembangkan pribadi sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 16
  • 17. Dengan mempelajari naskah Yunani kuno dan menerjemahkan naskah tersebut ke dalam bahasa Jerman, kaum intelektual pada waktu itu memperoleh kesempatan untuk mendalami aliran pemikiran, filsafat, filsafat ilmu, budaya, sistem pemerintahan, dan teknologi yang ada pada zaman Yunani Kuno, dan dampaknya segera berkembang aliran Humanisme dan Renaisance. Perkembangan filsafat ilmu dimulai sejak zaman Renaissance dan Humanisme, yang pada dekade berikutnya diikuti dengan zaman rasionalisme. Berkaitan dengan filsafat ilmu tersebut berkembang juga paham tentang benar, dan tepat menurut beberapa cabang ilmu. 4.1 Kebenaran Menurut Ilmu Empiris Istilah benar umumnya menyangkut isi ilmu itu sendiri, dan tepat bila ilmu dilihat dari sudut proses mendapatkannya atau yang biasa disebut metode, ataupun cara kerja ilmu tersebut. Ada beberapa macam cara kerja ilmu atau jalan yang ditempuh untuk mencapai pengetahuan yang benar, antara lain: proses pembentukan ilmu, hasil yang dicapai, metode dan sistem yang dipergunakan. Dalam ilmu alam atau fisika, kimia dan biologi dipergunakn serangkaian percobaan sehingga dapat ditemukan perkiraan atau hipotesis. Hipotesis diuji berkali-kali dalam beberapa temperatur udara, atau dipanasi dengan sengaja agar mendapatkan bentuk atau warna tertentu. Percobaan tersebut, setelah dianalisis menghasilkan simpulan yang disebut induksi. 14 Panduan Penulisan K arya Ilmiah 17
  • 18. Setelah diperoleh simpulan dari beberapa percobaan dapat dirumuskan dalil tertentu, misalnya: “air bila dipanasi terus menerus dapat menguap, besi apabila dipanasi terus menerus dapat meleleh”. Dalil yang dirumuskan mungkin bersifat sementara sebelum diuji coba dalam berbagai temperatur. Setelah diuji dalam berbagai temperatur dihasilkan simpulan yang lebih kurang sama, dalil tersebut sudah dianggap baku. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya dapat dipergunakan sebagai acuan pada percobaan berikut untuk benda atau tumbuhan yang sama. Langkah ini disebut deduksi. Dengan demikian proses deduksi - induksi merupakan cara untuk mendapatkan ketepatan dan sekaligus kebenaran. Pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu kemanusian, kondisinya berbeda karena pada waktu diberi perlakuan atau pertanyaan manusia memberikan reaksi yang berbada-beda antara manusia yang satu dengan yang lain. Di dalam ilmu kemanusiaan ada dialektika antara subyek dengan obyek. Dalam mementukan ‘benar’ ada perbedaan yang mendasar antara ilmu empiris dan ilmu kemanusiaan. Sampai dengan abad 19 di antara pandangan ilmuwan ditemukan pandangan dasar, yang mementingkan obyek yang diketahui serta bagaimana berlangsungnya pengetahuan tersebut. Kebenaran diartikan sebgai kesesuaian antara pengenal dengan apa yang dikenal (Corspondence theory of truth,) dan teori tentang kebenaran sebagai keteguhan (cohenrence theory of truth). 15 Panduan Penulisan K arya Ilmiah 18
  • 19. Problema kebenaran, dipihak lain dapat dideskripsikan juga sebagai kesuaian antara pernyataan dengan eviden yang ada. Contoh, bila kita mengatakan bahwa pesawat ‘Lion Air’ yang jatuh di bandara Adisumarma Surakarta, bulan Desember 2004, disebabkan oleh angin kencang dan landasan yang licin, serta banyak orang yang meninggal. Kejadian ini dianggap sesuatu yang benar. Tetapi kebenaran tersebut tidak dirinci secara baik, mungkin ada sesuatu yang kurang dijelaskan siapa saja yang meninggal, dan berapa orang, dari mana asalnya. Jadi problema kebenaran bukanlah sesuatu yang tanpa syarat. Kebenaran harus didukung dengan kriterium dan eviden. Eviden yang baik terdiri dari berbagai fakta tersebut harus dapat dicek keadaannya sesuai dengan keterangan yang dinyatakan. Kebenaran adalah kesuaian antara pernyataan atau berita dengan keadaan yang disebutkan. Kebenaran menurut ilmu Pasti agak dekat dengan kebenaran yang dikemukakan ilmu-ilmu empiris, yaitu sebagai suatu keteguhan yang agak dekat antara pernyataan dengan keadaan atau even yang tersedia. 4. 2 Kebenaran Menurut Filsafat Ilmu selalu dihubungkan dengan kenyataan dari pernyataan atau penyangkalan, atau ‘kesesuaian antara pernyataan dengan kenyataan’. Jika saya menyatakan sesuatu, dan ternyata sesuatu yang saya nyatakan tersebut sesuai dengan apa adanya, disebut benar, karena sesuai dengan kenyataan. Misalnya saya menyatakan benda itu berwarna hijau, Panduan Penulisan K arya Ilmiah 19
  • 20. pemahaman saya terhadap benda itu tidak terpisah dari kenyataan, karena benda tersebut benar hijau. Tahapi teori tentang kebenaran dinyatakan sebagai penyesuaian antara si pengenal dengan apa yang dikenal. Karena pengetahuan itu disadari yang benar, jelaslah bahwa dalam anggapan Aristoteles mengenai kebenaran. Misalnya: pernyataan bahwa orang-orang ‘Akit’ (salah satu suku terasing di Pulau Rupat, Kabupaten Kepulauan Riau), adalah bagian suku Melayu. Keterangan lain seorang antropolog mengatakan bahwa orang Akit bukan bagian dari suku Melayu. Yang dijelaskan di dalam kalimat–kalimat tersebut adalah apa yang mereka tegaskan, dan apa yang mereka ungkiri. Ilmu itu disadari sebagai subyek yang mengenal obyek dengan baik dan benar. Yang mengenal dengan yang dikenal itu identik satu sama lain dalam ilmu yang sempurna. Sementara itu menurut Decartes, mengatakan bahwa ada tidaknya kebenaran tergantung pada ada tidaknya idea yang jelas, dan terpilah-pilah mengenai sesuatu (idea clara et idea) 16. Jadi kebenaran adalah kesesuaian antara idea dengan kenyataan. Manurut Kant, kebenaran adalah apa yang ada pada pihak pengenal saja, sebagai akibat kesan- kesan yang masuk lewat indera, diterima dalam susunan apriori ruang dan waktu si pengenal, dan dilanjutkan kepada kategori akal budi. Sedangkan Hegel menyebutkan kebenaran adalah keseluruhan, sebagai keteguhan yang sudah kita lihat. 17 Panduan Penulisan K arya Ilmiah 20
  • 21. Pertanyaan selanjutnya menyangkut apa yang disebut ‘kebenaran akal’ (truths of reason). Beberapa filsuf mengatakan bahwa teori pengetahuan yang memuaskan harus sesuai dengan kenyataan bahwa beberapa di antara kebenaran akal atau logika dan matematika. Tetapi bebrapa filsuf lain merumuskan kriteria pengetahuan begitu rupa sehingga katanya kebenaran akan tidak termasuk hal-hal yang kita ketahui. Di pihak lain ada yang mengtatakan bahwa kebenaran akal itu hanyalah cara orang berpikir atau cara penggunaan bahasa. 5. PERSOALAN EPISTEMOLOGI Refleksi atas hakekat pengenalan membangkitkan sejumlah persoalan filosofis yang membingungkan, yang disebut problema epistemologi. Problema tersebut pada garis besarnya telah dikemukakan oleh Roderick M. Chisholm dalam Theory of Knowledge,18 dalam Alfons Taryadi, dan ditangkap penelis, sebagai berikut. 5.1 Perbedaan antara Ilmu dan Opini Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam pertemuan antara para sarjana. Seorang sarjana yang kebetulan pandai bicara mempunyai dugaan kebetulan tepat, tetapi sebenarnya dia tidak mempunyai bukti. Seorang yang lain mengetahui tetapi tidak mau mengatakan bahwa ia tahu, dia tidak mau menduga-duga. Mungkin apa yang dimiliki oleh orang kedua tidak dimiliki oleh orang pertama? Mungkin orang akan berkata bahwa Panduan Penulisan K arya Ilmiah 21
  • 22. orang kedua memiliki evidensi, sedang orang pertama tidak memilikinya. Apa arti memiliki eviden, dan bagaimana dia memutuskan bahwa dia memiliki eviden atau tidak? Orang pertama menyampaikan pendapat atau opini, sedangkan orang kedua lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan karena dia tidak yakin akan ilmunya dengan eviden yang dia miliki. (1) Bagaimana Mencari Pembenaran (justifikasi) atas Pertanyaan bahwa Kita Mengetahui Sesuatu? Pengetahuan kita tentang sesuatu masalah harus berdasar pada fakta yang benar tentang masalah tersebut, atau masalah lain yang berbeda tetapi masih ada kaitannya. Ini menimbulkan pertanyaan apakah ada sesuatu yang nyata. dan kita ketahui secara langsung, sementara masalah lain kita ketahui secara tidak langsung, misalnya dari berita yang ditulis orang lain. (2) Haruskah Kita Mengatakan bahwa Seluruh yang Kita Ketahui pada waktu Tertentu, Merupakan ‘Struktur’ yang Mempunyai Dasar pada ‘eviden’ yang Kita Ketahu Secara Langsung Pada Waktu itu? Hal ini dipertanyakan sebab masalah-masalah yang kita ketahui biasanya bukanlah masalah yang mempunyai eviden secara langsung, tetapi dalam usaha untuk mencari pembenaran atas pernyataan bahwa kita mengetahui secara khusus masalah itu, kita mudah digiring kepada berbagai hal yang eviden secara langsung. Lalu dapat dipertanyakan Panduan Penulisan K arya Ilmiah 22
  • 23. apakah hubungan antara hal yang eviden sebagai dasar terhadap struktur tersebut bersifat defensif atau induktif, dan kalau tidak demikian apakah aturan yang dipergunakannya? 5.2 Permasalahan Metafisis Penampakan benda-benda itu cederung bersifat subyektif, tergantung pada keadaan pemikiran si pelaku. Jadi penampakan benda-benda luar merupakan duplikat dari benda-benda itu. Misalnya orang tidak pernah melihat gajah tidak dapat mengatakan bahwa gajah itu besar, dan apabila dia tidak pernah melihat akibat dari suatu bajir bandang tsunami di Aceh tidak dapat mengatakan bahwa banjir itu mengerikan. 6. METODE ILMIAH Dalam pemahaman tentang epistemologi dan logika, dan juga keterkaitan antara ilmu dengan filsafat. Ilmu adalah pengetahuan yang disusun berdasarkan sistem dan metodologi tertentu untuk memperoleh kebenaran. Pengetahuan yang diperoleh dengan pengamatan inderawi atau dialektika antara subyek dengan obyek belum tentu merupakan ilmu, tetapi dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi ilmu apabila pengamatan yang dipergunakan atau dialektika yang dikerjakan sesuai dengan metode tertentu yang dapat memberi eviden atau bukti nyata idea yang ada pada pengenal (subjek). Panduan Penulisan K arya Ilmiah 23
  • 24. 6.1 Metode Induksi Pengertian ilmu seperti yang di kemukakan di atas diperoleh setelah ’Revolusi Ilmiah’ yang terjadi pada abad 17, yang dipelopori oleh Kopernikus, Galileo dan Newton. Terdorong oleh pengalaman ekspirimen Galileo tersebut, filsuf Francis Bacon dan rekan-rekannya menganjurkan pada waktu itu bahwa ‘apabila kita hendak memahami alam, seharusnya kita berkonsultasi bukan dengan tulisan-tulisan Aristoteles.’ Bacon dan kawan-kawan, yang ditulis J.J. Davies19 mereka berkesimpulan bahwa “Ilmu adalah suatu struktur yang dibangun di atas fakta-fakta”. Perintisan ekspirimen yang dikerjakan oleh Galileo, merubah sikap bahwa fakta-fakta yang dujicobakan adalah fakta yang obyektif dan tidak ada sangkut pautnya dengan ide subyektif, seperti pendapat sebelumnya. Dari fakta-fakta tersebut, kemudian dapat dibangun sebuah teori.20 Sebelum zamani Humanisme, ilmu mengikuti konsep-konsep Aristoteles, berdasarkan akal budi yang menelurkan dugaan-dugaan yang lebih lebih dihormati daripada pengetahuan yang diperoleh lewat pancaindera.21 Pengetauan lewat akal budi ini selanjutnya ditentang oleh para ahli pikir yang cenderung memandang pengetahuan lewat pancaindra, berdasarkan pengalaman, pengamatan, dan aroma lebih dapat memberikan penjelasan rasional, karena dalam mengamati dengan pancaindera, si pengamat juga telah mempergunakan pengertian, pemahaman, yang merupakan bagian dari akal budi atau rasio. Bila kita melihat seekor ular, pancaindera kita melakukan proses pengamatan. Proses menghubungkan antara memori Panduan Penulisan K arya Ilmiah 24
  • 25. tentang binatang merayap, dan berbisa yang tidak berkaki, telah mempergunakan rasio, jadi akal dan budi telah bekerja. Dalam membangun sebuah teori, bukan hanya akal budi atau rasio yang membayangkan sesuatu, tetapi akal budi tersebut berkerja dengan mendapat rangsangan dari benda-benda, keadaan, dan masalah yang dipelajari sehingga membentuk struktur dalam rasio kita. Metode ini disebut induksi naïf. 22 Untuk melakukan pengamatan seorang peneliti harus memiliki organ-organ indera yang normal dan sehat, jujur, obyektif, teliti dalam kondisi bagaimana fakta tersebut diamati. 6.2 Metode Deduksi Metode deduksi dimaksudkan untuk menemukan hubungan logis yang ada di antara teori-teori yang diajukan. Untuk mengkaji teori-teori tersebut menurut Popper ada beberapa syarat, antara lain:23 Pertama, terdapat hubungan logis antara simpulan-simpulan itu sendiri. Dengan membandingkan simpulan-simpulan tersebut, diuji apakah sistem yang disodorkan tadi mempunyai konsistensi internal. Kedua, apakah teori yang diajukan tersebut memiliki sifat empiris, atau ilmiah. Ketiga, perbandingan dengan teori-teori lain, terutama dengan maksud untuk menentukan apakah teori yang bersangkutan akan membawa suatu kemajuan ilmiah seandainya tetap tidak gugur oleh hasil ujian. Dan pengujian teori dengan jalan menerapkan secara empiris simpulan-simpulan yang ditarik dari teori tersebut, menjadi lebih jelas. Dengan demikian uji Panduan Penulisan K arya Ilmiah 25
  • 26. deduktif mempunyai tujuan praktis yang diakibatkan oleh teori-teori yang dihasilkan dari ekpirimen ilmiah maupun oleh teknologi secara praktis. Prosedur pengujian ini bersifat deduktif. Sudut pandang lain, dikemukakan oleh Verhaak dan Haryono, mengatakan bahwa deduksi adalah cara menarik simpulan secara logis, dari masalah yang umum atau general ke masalah khusus. Berangkat dari temuan Galileo bahwa semua planet bergerak mengikuti garis elips dan mengitari matahari, dapat diketahui dan disimpulkan bahwa planet Mercurius, mengikuti hukum yang sama. Demikian juga bila ditemukan suatu hasil ekspirimen yang membuktikan bahwa besi bila dipanasi sampai suhu tertentu memuai, bentangan rel kereta api dari Anyer sampai Banyuwangi, bila dipasang rapat tidak ada celah antara sambungan satu dengan yang lain, pada waktu kena panas, akan melengkung. Kedudukan logika dalam dalam semua sistem logika proposisi amat penting untuk mengamati ilmu-ilmu empiris. Logika proposisi bertitik pangkal pada proposisi, yaitu ungkapan yang berdiri sendiri dalam suatu sistem S. Misalnya variabel p, q, r, s. Di samping itu ada variabel konstan yang ada hubunganya dengan veriabel, diberi simbul dengan huruf besar, seperti N. Yang dimasud logika proposisi dalam logika formal modern adalah suatu ungkapan yang tidak mengandung “arti”, namun merupakan suatu variabel. 24 Panduan Penulisan K arya Ilmiah 26
  • 27. Pokok logika proposisi dalam bentuknya yang paling sederhana didasarkan pada anggapan bahwa setiap proposisi entah tunggal (p, q, r, s) atau (Apqr, Npqr) atau konstan punyai nilai kebenaran. Umumnya nilai benar diberi angka 1 dan salah diberi nilai 0. Bila seorang peneliti mengambil keputusan bersyarat, dia mempergunakan silogisme hipotetis. Misalnya, apabila p terjadi q, atau apabila hujan turun, udara menjadi sejuk. Hurup p dan q merupakan proposisi. Di sini ada yang disebut primus ‘mayor’, yaitu p dan primus ‘minor’ q. Dalam hubungan antara primus mayor dan minor di sini dapat terjadi empat bentuk. Keempat bentuk tersebut adalah: Simbul p, artinya “terjadilah”, dan (2) “bukan p”, artinya p ”tidak terjadi”. (3) “Dan q”, (4) dan “bukan q”. artinya “tidak terjadi”. Bentuk satu dua, tidak dapat ditarik simpulan, demikian juga bentuk satu tiga, dan dua empat. Yang dapat ditarik simpulan hanyah bentuk satu dan empat. Artinya bila terjadi p, tidak trjadi q. Simpulan tersebut tentu saja dapat dibalik: “apabila tidak terjadi p” “tidak terjadi q”. Untuk terjadi q diperlukan syarat tertentu. Pernyataan atau primus mayor dan primus minor keduanya harus masuk akal, dapat terjadi hukum logis. Misalnya primus mayor tidak logis primus minor tentu tidak logis, sebaliknya primus mayor logis, belum tentu primus minor logis. Misalnya, bila semua orang berbulu tebal keturunan kera, Si Badu berbulu tebal, jadi Badu keturunan kera. Empat bentuk atau model silogisme hipotesis, menurut Verhaak diberi nama: Bentuk (1) diberi nama Panduan Penulisan K arya Ilmiah 27
  • 28. “modus ponendo ponen”, (penegasan sesuatu yaitu q, karena lebih dulu memberi penegasan sesuatu yang lain yaitu p ) hampir merupakan tautology saja, yakni mengulangi apa yang sudah ditegaskan. Bentuk (2) dan (3) tidak syah tidak diberi nama. Bentuk (4) diberi nama “modus tollendo tollen” ( mengungkiri sesustu, p berdasarkan kemungknan lain yang lebih dulu yaitu q). 25 Bentuk (1) dan (4) merupakan bentuk deduksi, seperti halnya silogisme kategoris yang salah satu bentuknya adalah: M – P, S – M, S – P. Selain itu perlu diingat bahwa simpulan deduksi berlaku dimana-mana secara mutlak dan niscaya. Catatan : 1 Fred N. Kerlinger, Faundation of Behavioral Reseach, New York: Holt Renehart and Winston, Inc. hlm. 3. “…Common sense may often be bad master for the evaluation of knowledge. But how are science and common sense alike and how are they different? From one vieuwpoint, science and common sense are alike. The view would say that science is a systematic and controlled extention of commen sence…” 2 Hardono Hadi, P. Epistemologi, Filsafat Pengetahuan, Yogyakarta: Kanisius, 1994, hlm.18 3 Fred N. Kerlinger, Ibid. hlm. 18. “A Hypthesis is a conjectictural statement between two variables or more variables, Hypotesis are always in declarative sentence form, and they related,either generally or specifically variables to variables” Panduan Penulisan K arya Ilmiah 28
  • 29. 4 Hardono Hadi, P. Ibid. hlm. 25. 5 Roderick Firth, dalam International Encyclopedia, Lexicon Publication Inc., 1977, hlm. 500 – 2. “Epistimology from the Greek term meaning Knowledge, a major branch of philoshophy devote primarily to the achievement of better understanding of consept of knowledge. It Also concerns itself with other closely related consepts, such as those of bilief, truth, faith, meaning, certainty, confirmation, justification, and rationality. To Say that some of our true conviction are genuine knowledge (as appost to lucky guinesses or matter of faith) seem to imply that these convictions are capable of justification, and for this reason the history of epistimology is in large part of attempt to specify the condition under which we can maintain that various of kind of conviction ( since, ethic and religious)” 6 Hardono Hadi, P. Ibid. hlm. 6. 7 Hardono Hadi, P. Ibid. hlm. 19. 8 Hardono Hadi, P. Ibid. 9 Franz Magnis Suseno, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis, Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 1992. hlm. 70. “Decartes menolak dalil-dalil filsafat sebelumnya yang didasarkan pada pengandaian-pengandaian, apa yang dianjurkan hanyalah langkah demi langkah dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu hanya satu cara untuk menjamin keradikalan filsafat, yaitu kesangsian. Pada fakta dia sedang menyangsikan segala- galanya. Dan kalau pasti bahwa saya berpikir, ada lagi yang pasti dan tidak dapat diragukan yaitu bahwa saya sendiri ada: cogito ergo sum!” 10 Franz Magnis Suseno, Opcit. hlm. 73. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 29
  • 30. 11 Alfons Taryadi, Epistemologi Pemecahan Masalah, Jakarta: PT Gramedia, 1991, hlm. 68. 12 Alfons Taryadi, Ibid. hlm. 3. 13 Louis Gottschalk, Et.All. History of Mankind Cultural and Science Development, Great Britain, 1989. hlm.233. “Many humanists in Germany and abroad among them Crotus Rubeanus, Hutten, Johannes Occolampadiu, Martin Bucer, and, most important of all, young Philipp Melnchthon, was at twinty one professor of greek at wittenburg, was Luther’s trusted surrogate in Watemberg. … assisted him in translating the Bible and organizing the reform, and published the firt systematic summary of reform theology…” 14 Thomas S.Kuhn. The Strusture of Scientific Revolution, Chicago: University of Chicago Press, 1970, hlm. 23. 15 C. Verhaak dan R. Haryono Imam, Filsafat Ilmu Pengetahuan. Telaah Atas Cara Kerja Ilmu-Ilmu. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama, 1991, hlm. 122. 16 C. Verhaak dan R. Haryono Imam, Ibid. hlm. 129. 17 C. Verhaak dan R. Haryono Imam. Ibid. hlm. 130 18 Roderick M. Chisholm, Theory of Knowledge, Prinice Hall Inc. Englewood Cliff N.J., 1966. 19 J.J.Davies, On The Scientific Method, London: Longman, hlm. 8 20 H. D. Amthony, dalam A.F. Calmers. Apa itu yang disebut Ilmu? Jakarta: Hasta Mitra, 1983. 21 C.A. van Peursen. Orientasi di Alam Pemikiran Filsafat (terjemanhan Dick Hartoko), Jakarta: PT Gramedia Jakarta, 1979, hlm. 19. ”Dalam Panduan Penulisan K arya Ilmiah 30
  • 31. sejarah filsafat, cepat juga dua macam bentuk pengetahuan menjadi pusat perhatian, yaitu pengetahaun lewat pancaindra dan pengatahuan lewat akal budi. Oleh ahli-ahli pkir Yunani pengetahuan yang diperoleh lewat pancaindera digambarkan sebagai pengetahuan yang tidak menentu, bahkan yang menyesatkan, sedangkan pengetahuan berdasarkan akal budi dihormati sebagai pengetahaun sejati”. 22 A.F. Calmers. Apa itu yang disebut Ilmu? Jakarta: Hasta Mitra, 1983. hlm. 2. 23 Alfons Taryadi, Ibid. hlm. 23. 24 C. Verhaak dan R. Haryono, Ibid. hlm. 18. “Selain proposisi variabel itu juga ditandai dengan cara tertentu, yang menyatakan sesuatu yang konstan, mempunyai arti tetap dalam sistem S. Dalam banyak sistem logika proposisi modern digunakan tanda-tanda matematika “ 25 Ibid, hlm. 25 “Bentuk ini termasyur dan berperan penting dalam cara kerja ilmu empiris, merupakan azas filsafat.” Panduan Penulisan K arya Ilmiah 31
  • 32. BAGIAN II PANDUAN UMUM PENULISAN KARYA ILMIAH Panduan Penulisan K arya Ilmiah 32
  • 33. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 33
  • 34. 1. HAKIKAT DAN KEDUDUKAN KARYA ILMIAH Sebagaimana di Perguruan Tinggi pada umumnya, secara operasional kegiatan intrakurikuler, mahasiswa mau tidak mau harus menghasilkan karya ilmiah, baik berupa tugas akhir, skripsi atau setara skripsi (Proyek Studi), tesis, disertasi. Karya ilmiah merupakan bagian dari kebutuhan formal akademik di setiap perguruan tinggi, tidak terkecuali Universitas Negeri Semarang (Unnes). Karya ilmiah adalah suatu karangan yang mengandung ilmu pengetahuan dan kebenaran ilmiah yang menyajikan fakta dan disusun secara sistematis menurut metode penulisan dengan menggunakan bahasa ragam ilmiah. Secara ringkas dapat diartikan bahwa pada dasarnya karya ilmiah merupakan laporan ilmiah. Laporan yang dimaksud dapat berupa laporan kegiatan ilmiah, kegiatan kajian, dan kegiatan penelitian, baik penelitian lapangan, laboratorium, maupun kepustakaan. Karya ilmiah sebagai laporan kegiatan ilmiah memiliki berbagai jenis, yaitu: makalah, artikel, laporan buku/bab, karya tulis ilmiah, tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, dan buku. Jenis karya ilmiah berdasarkan tujuanya dapat diklasifikasikasi menjadi dua. Pertama, karya ilmiah yang bertujuan untuk memenuhi tugas- tugas perkuliahan. Bentuk karya ilmiah ini yaitu: makalah, laporan buku/bab, dan karya tulis ilmiah. Sebagai bagian dari tugas perkuliahan, karya ilmiah tersebut merupakan bagian dari sistem Satuan Kridit Semester (SKS) yang merupakan komponen tugas terstruktur yang harus dipenuhi oleh mahasiswa di luar perkuliahan. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 34
  • 35. Kedua, karya ilmiah yang bertujuan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program studi yang ditempuh oleh mahasiswa. Bentuk karya ilmiah ini yaitu: tugas akhir (TA) untuk jenjang Diploma, skripsi untuk jenjang Strata 1 (S-1), tesis untuk jenjang Strata 2 (S-2), dan disertasi untuk jenjang Strata 3 (S-3). Tugas akhir wajib disusun oleh mahasiswa program ahli madya,. Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahaisswa dalam penelitian yang berhubungan denghan masalah yang sesuai dengan bidang studinya untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelas Sarjana. Kemudian, tesis wajib disusun oleh mahasiswa program Magister (S-2) dan disertasi wajib disusun oleh mahasiswa program Doktor (S-3) dalam rangka menyelesaikan studinya. Berdasarkan fungsinya, karya ilmiah terdiri atas: (1) karya ilmiah akademis dan (2) karya ilmiah profesional. Karya ilmiah akademis merupakan karya ilmiah yang dibuat untuk kepentingan akademis dengan bimbingan dan tanggung jawab orang yang lebih profesional, tidak dipublikasikan dengan lebih menekankan pada proses bukan pada hasil yang memerlukan pengujian untuk menentukan kualitas karya tersebut. Bentuk karya ilmiah akademis adalah (1) paper, (2) skripsi, (3) tesis, dan (4) disertasi. Karya ilmiah yang berbentuk paper sering juga disebut makalah atau karya tulis ilmiah. Karya ilmiah yang berbentuk skripsi, tesis dan disertasi adalah karya ilmiah yang dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam pencapaian gelar sarjana (untuk skripsi), magister (untuk tesis), dan doktor (untuk disertasi). Karya ilmiah profesional yaitu karya ilmiah yang dibuat untuk pengembangan profesi bagi para profesional dengan tujuan untuk menyebarluaskan informasi akademis dengan proses penulisan tidak memerlukan bimbingan, tetapi tetap memerlukan pengujian dan lebih menekankan pada hasil. Bentuk karya ilmiah profesional adalah (1) buku, (2) makalah, (3) kertas kerja, (4) artikel, dan (5) laporan penelitian. Karya ilmiah yang berbentuk buku adalah buku yang berisi fakta umum ilmiah dan ditulis dengan sistem penulisan yang standar. Makalah adalah karya ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat objektif. Kertas kerja adalah Panduan Penulisan K arya Ilmiah 35
  • 36. karya ilmiah yang berisi analisis terhadap fakta secara objektif, perbedaannya dengan makalah adalah analisis yang lebih mendalam daripada analisis data dalam makalah. Artikel adalah karya ilmiah yang diterbitkan di jurnal ilmiah. Kemudian, laporan penelitian adalah karya ilmiah yang menyajikan data dan analisis suatu penelitian. Dari paparan di atas, karya ilmiah di Universitas Negeri Semarang, memunyai kedudukan: (1) wahana bagi mahasiswa untuk menyajikan nilai- nilai teoretis maupun praktis secara objektif dan sistematis yang merupakan produk atas dasar pengetahuan dan menurut metode penulisan dengan menggunakan bahasa ragam ilmiah. (2) wahana bagi civitas akedemika untuk memberikan kontribusi dalam perkembanngan ilmu pengetahuan teknologi dan seni. 2. BAGIAN KARYA ILMIAH Dalam penulisannya karya ilmiah harus sesuai dengan sistematika dan metode penulisan yang tepat. Sistematika penulisan dalam karya ilmiah terdiri atas bagian-bagian yang berurutan. Secara umum, pola dasar karya ilmiah paling tidak berisikan bagian-bagian yang sudah baku, yaitu bagian pengenalan, batang tubuh, dan kepustakaan. Bagian pengenalan dalam karya ilmiah merupakan bagian awal yang berisi hal-hal yang bersifat informatif tentang karya ilmiah tersebut. Dalam bagian pengenalan ada dua jenis pengenalan, yaitu bagian pengenalan yang bersifat umum dan bagian pengenalan yang bersifat khusus. Bagian pengenalan dalam masing-masing bentuk karya ilmiah adalah tidak sama. Bagian pengenalan pada jenis karya ilmiah yang berbentuk buku berbeda dengan bagian pengenalan bentuk makalah, kertas kerja, artikel, skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian. Beberapa butir pada bagian pengenalan yang terdapat dalam semua jenis karya ilmiah yaitu judul dan kepemilikan karya ilmiah atau nama penulis. Judul adalah identitas tulisan yang merupakan kepala karangan. Syarat judul yang baik adalah mencerminkan isi karangan, berupa Panduan Penulisan K arya Ilmiah 36
  • 37. pernyataan, bersifat singkat dan jelas serta menarik. Dalam baris kepemilikan biasanya dituliskan nama penulis beserta lembaganya. Nama penulis hendaknya tidak menyertakan gelar atau pangkat, jika penulis lebih dari satu harus dicantumkan semua. Pangkat dan gelar dapat dicantumkan pada bagian biografi pengarang jika ada. Butir yang lain dalam bagian pengenalan adalah abstrak. Abstrak adalah ringkasan tulisan. Dalam abstrak tercakupi seluruh bagian isi karangan, dari pendahuluan sampai penutup. Kata kunci adalah kata-kata atau istilah yang dianggap penting dan mutlak harus diketahui pembaca dalam sebuah karya ilmiah. Kemudian, terdapat pula prakata dan kata pengantar. Keduanya merupakan istilah yang berbeda, pengantar adalah tulisan awal yang ditulis oleh penulisnya sendiri, sedangkan kata pengantar adalah tulisan awal yang ditulis oleh orang lain yang menguasai karya ilmiah yang bersangkutan. Bagian kedua dalam penulisan karya ilmiah adalah batang tubuh. Batang tubuh adalah isi karya ilmiah yang sebenarnya. Secara umum batang tubuh terbagi menjadi tiga, yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Bagian pendahuluan dalam karya ilmiah setidaknya berisi latar belakang, masalah, dan rumusan masalah. Untuk karya ilmiah yang berbentuk skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian bagian pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat. Bagian kedua dalam batang tubuh adalah bagian isi. Untuk karya ilmiah yang berbentuk buku, makalah, artikel dan kertas kerja berisi persoalan-persoalan inti atau materi inti yang disajikan. Untuk karya ilmiah yang berbentuk artikel, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian bagian isi berupa landasan teoretis, metode, dan hasil, serta pembahasan. Bagian akhir dalam batang tubuh adalah bagian penutup yang berisi simpulan dan saran. Bagian terakhir dalam penulisan karya ilmiah adalah bagian kepustakaan. Bagian kepustakaan mencakup daftar pustaka dan lampiran- lampiran, seperti indeks dan biografi pengarang. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bagian-bagian karya ilmiah pada intinya terbagi menjadi 3 bagian pokok, Panduan Penulisan K arya Ilmiah 37
  • 38. yaitu bagian pengenalan, batang tubuh dan bagian penutup. Bagian pengenalan berisi hal-hal yang bersifat informatif yang menunjukkan identitas karya ilmiah, yaitu judul, nama penulis, pengantar dan atau kata pengantar dan abstrak bagi karya ilmiah yang bersifat laporan penelitian. Bagian batang tubuh merupakan bagian inti dalam karya ilmiah. Pada bagian batang tubuh terdapat tiga bagian unsur, yaitu pendahuluan, isi/pembahasan, dan penutup. Pada bagian pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat. Bagian isi/pembahasan memuat landasan teoretis, metodologi penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Pada bagian penutup berisi simpulan dan saran. Bagian terakhir dalam karya ilmiah adalah kepustakaan, berisi daftar pustaka dan lampiran. 3. KARAKTERISTIK KARYA ILMIAH 3.1 Makalah Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu topik tertentu yang tercakup dalam suatu mata kuliah. Makalah merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas atau menyelesaikan suatu perkuliahan, baik mahasiswa program Diploma, Strata 1 (S-1), Strata 2 (S- 2), dan Strata 3 (S-3). Makalah memiliki karakteristik sebagai berikut. (1) menyajikan hasil kajian literatur yang berkaitan dengan topik atau cakupan permasalahan; (2) menerapkan pemahaman tentang teori, prinsip, atau metode tertentu yang berkaitan dengan materi perkuliahan; (3) menerapkan kemampuan mengemas berbagai sumber informasi dalam satu pembahasan yang utuh. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 38
  • 39. 3.2 Laporan Buku/Bab/Artikel Ilmiah Laporan buku/bab/artikel ilmiah merupakan karya tulis ilmiah yang menyajikan pemahaman mahasiswa terhadap isi buku/bab/artikel ilmiah yang disertai dengan ulasan atau pandangan penulis. Selain itu, laporan buku/bab/artikel ilmiah juga dapat menyajikan analisis, kritik, justifikasi terhadap isi buku/bab/artikel ilmiah. SEbagai bagian dari tugas perkuliahan, buku/bab/artikel ilmiah yang dilaporkan ditentukan oleh dosen atau dapat pula diusulkan oleh mahasiswa setelah mendapat persetujuan dosen yang bersangkutan. Laporan buku/bab/artikel ilmiah bertujuan untuk memperdalam dan memperluas wawasan dan pemahaman mahasiswa tentang topik yang disajikan atau dibahas dalam suatu mata kuliah yang ditempuhnya. Untuk itu, laporan buku/bab/artikel ilmiah memiliki kriteria sebagai berikut. (1) Buku/bab/artikel ilmiah yang dilaporkan harus aktual, minimal terbitan lima tahun terakhir. (2) Buku/bab/artikel ilmiah yang dilaporkan memunyai kualitas isi yang baik. (3) Buku/bab/artikel ilmiah yang dilaporkan memberikan kontribusi bagi mahasiswa untuk memperdalam topik yang dibahas dalam mata kuliah. 3.3 Skripsi Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun dan dipertahankan sebagai persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan atau Sarjana Non-Pendidikan. Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian yang berhubungan dengan masalah yang sesuai dengan bidang keahlian atau bidang studinya. Untuk itu, skripsi memunyai criteria sebagai berikut: Panduan Penulisan K arya Ilmiah 39
  • 40. (1) Topik skripsi dapat bersumber dari permasalahan- permasalahan yang sesuai dengan bidang studi atau bidang keahlian mahasiswa. (2) Skripsi ditulis atas dasar hasil pengamatan dan observasi lapangan dan/atau penelaahan pustaka yang relevan. (3) Skripsi ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen yang sesuai dengan bidang keahlianya dan telah ditetapkan oleh surat tugas dekan. (4) Skripsi ditulis daalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk program studi atau jurusan tertentu skripsi dapat ditulis dalam bahasa minat (bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Prancis, bahasa asing lainnya), dengan menuliskan abstrak dalam bahasa minat (bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Prancis, bahasa asing lainnya) dan bahasa Indonesia. (5) Skripsi dipertahankan sendiri oleh mahasiswa di hadapan tim penguji yang ditetapkan dengan surat tugas Dekan. 3.4 Tesis Tesis merupakan karya tulis ilmiah yang disusun dan dipertahankan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program Magister (S-2). Tesis merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian dan pengembangan keilmuwan pada salah satu bidang keilmuwan yang sedang ditempuh oleh mahasiswa. Tesis disusun untuk meraih gelar Magister Pendidikan (M.Pd), Magister Manajemen Pendidikan (MP). Tesis memiliki karakteristik sebagai berikut ini. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 40
  • 41. (1) Topik tesis berfokus pada kajian yang aktual yang tercakup dalam salah satu disiplin ilmu, sesuai dengan program studi yang ditempuh oleh mahasiswa. (2) Tesis ditulis atas dasar pengujian empirik terahadap teori tertentu dalam disiplin ilmu yang dipelajari. (3) Tesis ---untuk penelitian lapangan--- menggunakan data primer (data yang dikumpulkan dari lapangan) yang dapat ditunjang oleh data sekunder. Untuk penelitian bibliografi digunakan sumber-sumber yang otentik. (4) Tesis ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen yang sesuai dengan bidang keahlianya dan telah ditetapkan oleh surat tugas Direktur Program Pascasarjana. (5) Tesis ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan menuliskan abstrak dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Untuk program studi atau jurusan tertentu, tesis dapat ditulis dalam bahasa minat (bahasa Inggris). (6) Tesis dipertahankan sendiri oleh mahasiswa yang bersangkutan di hadapan tim penguji yang ditetapkan dengan surat tugas Direktur Program Pascasarjana. 3.5 Disertasi Disertasi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun dan dipertahankan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program Doktor Panduan Penulisan K arya Ilmiah 41
  • 42. (S-3). Disertasi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam melakukan penelitian yang berkaitan temuan baru pada salah satu disiplin ilmu yang sedang ditempuh oleh mahasiswa. Disertasi disusun dan dipertahankan untuk meraih derajat gelar Doktor. Disertasi memiliki karakteristik sebagai berikut ini. (1) Topik disertasi berfokus pada kajian mengenai salah satu disiplin ilmu yang sesuai dengan bidang yang dipelajari oleh mahasiswa. (2) Disertasi ditulis atas temuan sesuatu yang baru dalam disiplin ilmu yang dikaji secara mendalam, baik berupa pengujian terhadap teori-teori yang ada, pengembangan teori dan prinsip- prinsip baru, tau pengembangan suatu model baru yang diuji di lapangan. (3) Disertasi menggunakan data primer (data yang dikumpulkan dari lapangan) yang dapat ditunjang pula oleh data sekunder. (4) Disertasi ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen, yaitu: promotor, ko-promotor, dan anggota yang sesuai dengan bidang keahlianya dan telah ditetapkan oleh surat tugas Direktur Program Pascasarjana. (5) Disertasi ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan menuliskan abstrak dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Untuk program studi atau jurusan tertentu disertasi dapat ditulis dalam bahasa minat (bahasa Inggris), Panduan Penulisan K arya Ilmiah 42
  • 43. dengan menuliskan abstrak dalam bahasa minat (bahasa Inggris) dan bahasa Indonesia. (6) Disertasi dipertahankan sendiri oleh mahasiswa yang bersangkutan di hadapan tim penguji yang ditetapkan dengan surat tugas Direktur Program Pascasarjana. 4. BAGIAN-BAGIAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI Sosok skripsi, tesis dan disertasi terdiri atas tiga bagian, yakni bagian awal, bagian pokok, dan bagian akhir. Bagian awal adalah bagian mulai dari sampul sampai dengan bagian sebelum bab pendahuluan. Mulai bab pendahuluan sampai dengan penutup merupakan bagian pokok, sedangkan bagian sesudah itu merupakan bagian akhir. 4.1 Bagian Awal Bagian awal skripsi terdiri atas sampul, lembar kosong berlogo Universitas Negeri Semarang bergaris tengah 13 cm, lembar judul, lembar pengesahan, lembar pernyataan, lembar motto dan peruntukan, lembar abstrak (khusus untuk tesis dan disertai ditambah abstrak berbahasa inggris), kata pengantar, daftar isi, daftar singkatan dan tanda teknis (kalau ada), daftar tabel (kalau ada), daftar gambar (kalau ada), dan daftar lampiran (kalau ada). Lembar bagian awal ini diberi nomor halaman dengan huruf Romawi kecil, ditaruh di kaki halaman bagian tengah. Penomoran halaman Panduan Penulisan K arya Ilmiah 43
  • 44. dimulai dari lembar judul (bukan sampul) sampai dengan lembar sebelum bab pendahuluan. 4.1.1 Sampul Pada sampul bagian tengah atas terdapat logo Universitas Negeri Semarang, bergaris tengah 3 cm. Di bawahnya dituliskan judul dengan huruf kapital tebal berukuran 15-16. Di bawahnya tertulis kata “SKRIPSI/TESIS/DISERTASI” (dipilih salah satu) yang dicetak dengan huruf kapital tebal berukuran 14, diikuti pada baris berikutnya kalimat dengan huruf kapital tebal juga dengan ukuran 12, yang berbunyi “Untuk memperoleh gelar sarjana.../magister.../doktor “...(dipilih salah satu; diisi bidang studi yang ditempuh) pada Universitas Negeri Semarang. Di bawahnya dituliskan dengan huruf berukuran 12 kata “oleh” (tanpa tanda titik dua), di bawahnya lagi dituliskan nama, dan di bawahnya lagi NIM ... (diisi angkanya). Pada kaki halaman dituliskan dengan huruf kapital tebal berukuran 14-15 nama Fakultas, Jurusan dan atau Program Studi, dan di bawahnya lagi tahun ujian skripsi/tesis/disertasi. Semuanya itu dicetak dengan huruf Roman tegak, diatur secara simetris dengan komposisi yang serasi. Sampul dibuat dari bahan tebal. Di punggung sampul dibubuhkan logo (berdiri), nama (memanjang, dengan huruf biasa berukuran 12), judul (memanjang, dengan huruf kapital berukuran 14), skripsi/tesis/disertasi, dan tahun. Contoh sampul lihat lampiran 1. 4.1.2 Lembar Berlogo Panduan Penulisan K arya Ilmiah 44
  • 45. Lembar kosong berlogo merupakan pembatas antara sampul dan lembar judul. 4.1.3 Judul Lembar judul bunyinya sama dengan yang terdapat pada sampul, hanya saja dicetak pada kertas hvs putih dengan bobot terendah 70 gr. 4.1.4 Pengesahan Kelulusan Lembar ini berisi pernyataan berikut: Skripsi/Tesis/Disertasi ini (dipilih salah satu) telah dipertahankan di hadapan Panitia Peng-uji Skripsi/Tesis/Disertasi (dipilih salah satu) Fakultas/Program Pascasarjana/Universitas Negeri Semarang pada hari..., tanggal...(bulan dan tahun). Untuk skripsi panitianya panitia fakultas, untuk tesis panitia Program Pascasarjana, dan untuk disertasi panitia Universitas. Selanjutnya dicantumkan Ketua, Sekretaris, dan Anggota panitia penguji, yang masing-masing disertai tempat pembubuhan tanda tangan beserta nama lengkap dan NIP-nya. Contoh lembar Persetujuan Penguji lihat lampiran 3. 4.1.5 Pernyataan Lembar ini diberi judul PERNYATAAN, ditulis di tengah atas. Isi pernyataan itu ialah bahwa skripsi/tesis/disertasi ini hasil karya (penelitian dan tulisan) sendiri, bukan buatan orang lain, dan tidak menjiplak karya Panduan Penulisan K arya Ilmiah 45
  • 46. ilmiah orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian. Contoh Lembar Pernyataan lihat lampiran 4. 4.1.6 Motto dan Peruntukan Lembar ini boleh ada, boleh tidak. Motto adalah ungkapan bijak untuk kehidupan, yang dipilih berkaitan dengan judul skripsi/tesis/disertasi. Peruntukan adalah pernyataan bahwa karya ilmiah itu diperuntukkan kepada orang atau lembaga tertentu. Contoh lembar motto dan persembahan lihat lampiran 5. 4.1.7 Kata Pengantar Lembar kata pengantar diberi judul ”KATA PENGANTAR” yang diletakkan di tengah atas. Dalam kata pengantar boleh dikemukakan ungkapan puji syukur, namun yang pokok adalah ucapan terima kasih secara jujur dan wajar kepada orang-orang, lembaga, atau lainnya yang langsung membantu pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi, tesis, disertasi. Dalam kata pengantar tidak boleh ada pernyataan bahwa penulis yakin akan adanya banyak kesalahan atau kekurangan dalam skripsi, tesis, atau disertasinya dan atas dasar itu penulis minta maaf, serta mengharapkan kritik dari pembaca. Kalau penulis yakin bahwa dalam skripsi, tesis, atau disertasinya itu masih banyak kesalahan atau kekurangan, skripsi, tesis, atau disertasi itu harus diperbaiki dulu sebelum Panduan Penulisan K arya Ilmiah 46
  • 47. ujian karena kesalahan ilmiah tidak dapat diselesaikan dengan permintaan maaf. Lagipula harapan kritik itu tidak diperlukan sebab skripsi, tesis, atau disertasi adalah karya ilmiah untuk diuji. Baru kalau nantinya naskah skripsi, tesis, atau disertasi itu akan diterbitkan, permintaan kritik itu dinyatakan. Teks kata pengantar diketik dengan spasi dua, seperti halnya naskah bagian utama, tidak boleh lebih dari dua halaman. Pada akhir teks kata pengantar dicantumkan kata Penulis, tanpa disertai nama, diletakkan di pojok kanan bawah. 4.1.8 Abstrak Abstrak ditulis pada lembar baru, diberi judul ”ABSTRAK”, ditulis di tengah atas, dicetak dengan huruf kapital. Di bawahnya, dengan jarak dua spasi dicantumkan nama akhir penulis, diikuti tanda koma, lalu nama depan dan tengah (kalau ada), diikuti tanda titik, lalu tahun lulus ujian, diikuti tanda titik; diikuti judul skripsi, tesis, atau disertasi. Selanjutnya dicantumkan kata Skripsi Jurusan/Program...Universitas Negeri Semarang diakhiri tanda titik, disusul dengan pencantuman nama-nama pembimbing. Pada baris baru berikutnya dicantumkan Kata-kata kunci: ..., berkisar dari tiga sampai dengan lima kata. Pada baris berikutnya, dengan jarak dua spasi ditulis teks abstrak dengan spasi satu. Isi abstrak meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, pendekatan dan metode yang digunakan, hasil yang diperoleh, dan saran yang diajukan. Butir-butir ini hendaklah ditulis dalam paragraf Panduan Penulisan K arya Ilmiah 47
  • 48. yang berbeda, dengan tidak menolak kemungkinan untuk memecah butir tertentu untuk dituangkan dalam paragraf yang berbeda kalau diperlukan. Keseluruhan teks abstrak tidak boleh lebih dari satu halaman kuarto. Contoh abstrak lihat lampiran 6. Khusus untuk tesis dan disertasi, abstrak berbahasa Inggeris dengan judul ”ABSTRACT” wajib disertakan pada lembar terpisah setelah abstrak berbahasa Indonesia. 4.1.9 Daftar Isi Dalam daftar isi dimuat judul-judul yang terdapat pada bagian awal skripsi, tesis, atau disertasi, mulai dari abstrak, judul-judul bab beserta subbab dan anak subbabnya masing-masing, dan judul-judul pada bagian akhir. Kecuali judul subbab dan anak subbab, semuanya diketik dengan huruf kapital. 4.1.10 Daftar Singkatan dan Tanda Teknis Daftar ini memuat singkatan teknis beserta kepanjangannya dan tanda teknis beserta makna atau penggunaannya. Singkatan dan tanda teknis jangan dicampur, tetapi bisa diketik dalam satu halaman saja karena keduanya mempunyai fungsi teknis yang sama, yakni untuk kemudahan pemberian. 3.1.11 Daftar Tabel Panduan Penulisan K arya Ilmiah 48
  • 49. Daftar tabel memuat nomor dan judul tabel, diikuti titik-titik seperti pada daftar isi, lalu disusul nomor halaman tempat tabel terdapat dalam teks. Judul tabel yang lebih dari satu halaman ditik dengan spasi satu. Jarak antara judul tabel yang satu dengan yang lain dalam daftar itu satu setengah spasi. 4.1.12 Daftar Gambar Cara membuat daftar gambar sama dengan cara membuat daftar tabel. 4.1.13 Daftar Lampiran Cara membuat daftar lampiran sama juga dengan cara membuat daftar tabel. 4.2 Bagian Pokok Bagian pokok skripsi,tesis,atau disertai terdiri atas bab pendahuluan,teori yang digunakan untuk landasan penelitian,metode penelitian,hasil penelitian,dan penutup.hasil penelitian tidak harus hanya disajikan dalam satu bab,bergantung pada banyaknya materi yang akan disajikan dan perlunya pemilahan materi itu menjadi unit-unit tertentu. 4.2.1 Pendahuluan Panduan Penulisan K arya Ilmiah 49
  • 50. Bagian ini adalah bab pertama skripsi,tesis,atau disertai yang mengantarkan pembaca untuk mengetahui apa yang diteliti,mengapa dan untuk apa penelitian dilakukan.Oleh karena itu,bab pendahuluan memuat uraian tentang (1) latar belakang masalah penelitian, (2) rumusan masalah, (3) identifikasi masalah, (4) tujuan penelitian, (5) kegunaan penelitian, (6) pembatasan masalah (1) Latar Belakang Bagian ini pada dasarnya menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa topik yang dinyatakan pada judul skripsi,tesis,atau disertai itu diteliti.Untuk menerengkan keternalaran tersebut perlu dijelaskan dulu pengertian rumusan topik yang dipilih untuk diteliti.Baru kemudian diterangkan argumen yang melatarbelakangi pemilihan topik itu dilihat dari posisi substansi topik itu dalam keseluruhan sisitem substansi yang melingkupi substansi topik itu.Dalam hal ini dapat dikemukakan misalnya,adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan,antara teori dan praktek. Setelah itu,diterangkan ketenalaran pemilihan topik itu dilihat dari paradigma penelitian sejenis.Untuk itu perlu dilakukan kajian pustaka yang memuat hasil-hasil penelitian tentang topik yang dipilih itu. Dengan melihat hasil yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya, dapat ditunjukkan apakah topik yang dipilih itu memang masih layak untuk diteliti. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 50
  • 51. Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti,asal penelitian yang baru itu dapat menghasilkan sesuatu yang baru,yang berbeda dari sebelumnya,yang bisa mengatasi kekurangan hasil penelitian itu,atau dalam penelitian yang bari itu digunakan teori lain atau metode lain yang diduga dapat menghasilkan temuan yang lain dari sebelumnya. Dalam tesis dan disertai,kajian pustaka untuk mengemukakan keternalaran (kerasionalan) pemilihan topik penelitin itu bisa ditaruh di bawah judul tersendiri, misalnya Hasil Penelitian Sebelum ini.Dalam kajian pustaka itu pembicaraan dilakukan secara kronologis.Dengan demikian,diketahui kemajuan penelitian yang dilakukan para peneliti selama ini dan diketahui pula posisi peneliti sekarang dalam deretan penelitian sejenis. (2) Rumusan Masalah Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau pertanyaan yang perlu dijawab dengan penelitian.Rumusan itu tidak harus sdalam bentuk kalimat tanya,tetapi hendaklah mengandung kata-kata yang menyatakan persoalan atau pertanyaan,yakni apa, siapa, berapa, seberapa, sejauh mana,bagaimana (bisa tentang cara atau wujud/keadaan),di mana,ke mana,dari mana,mengapa,dan sebagainya. Rumusan masalah harus diturunkan dari rumusan topik,tidak boleh keluar dari lingkup topik.Oleh karena itu,rumusan masalah hendaklah Panduan Penulisan K arya Ilmiah 51
  • 52. mencakupi semua variabel yang tergambarkan dalam rumusan topik.Kalau ada variabel umum dan khusus, hendaklah dirumuskan masalah pokok beserta sub-submasalah-nya.Jadi,rumusan masalah harus terinci dan terurai dengan jelas agar dapat dipecahkan dan dicarikan datanya untuk pemecahannya. Rumusan masalah yang baik harus memungkinkan untuk menentukan metode pemecahannya dan mencarikan datanya.Untuk masalah-masalah perlu diidentifikasi dengan baik. Identifikasi masalah bisa ditaruh di bawah judul tersendiri,tetapi yang penting bukan judulnya,melainkan materi identifikasinya itu sendiri.Dengan identifikasi masalah itu,permasalahan perumusan masalah menjadi operasional; maksudnya masalah-masalahnya dapat dipecahkan,karena variabel atau wujud data yang diperlukan dan teknik pemerolehannya dapat diprakirakan. Kalau terdapat banyak masalah,tetapi yang akan diteliti hanya masalah-masalah tertentu,perlu ada pembatasan masalah disertai keterangan mengapa masalah yang diteliti dibatasi.Pembatasan masalah ini bisa dicantumkan di bawah judul tersendiri.Akan tetapi, kalau memang tidak ada pembatasan,tidak perlu ada sub-judul Pembatasan Masalah. (3) Tujuan Penelitian Tujuan penalitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai dalam penelitian. Rumusan sejajar dengan rumusan masalah.Misalnya,kalau Panduan Penulisan K arya Ilmiah 52
  • 53. masalahnya apakah ada pengaruhnya pendiskusian topik karangan dalam proses belajar mengajar mengarang pada keberhasilan siswa mengarang dan jika ada,berapa besar peranannya,rumusan tujuannya dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendiskusian topik karangan dalam proses belajar mengajar mengarang pada keberhasilan siswa mengarang,dan jika ada berapa besar peranannya. (4) Kegunaan Penelitian Yang diuraikan di sini ialah kegunaan atau pentingnya penelitian dilakukan,baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi kepentingan praktik.Adanya uraian ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang dipilih memang layak untuk diteliti. 4.2.2 Teori yang Digunakan untuk Landasan Penelitian Dalam penelitian diperlukan dua landasan,yakni landasan teoretis dan landasan faktual.Landasan teoretis ialah teori yang digunakan untuk landasan kerja penelitian tentang topik yang diambil untuk diteliti.Landasan faktual ialah data tentang topik yang diteliti.Keduanya diuraikan dalam dua bagian tesis yang berbeda,tetapi berturutan. Landasan teoretis diuraikan pada bab II,sedangkan landasan faktual diuraikan pada bab III. Dalam landasan teoretis dinyatakan teori apa yang digunakan untuk landasan kerja penelitian.Teori itu bisa disusun sendiri secara eklektik,bisa Panduan Penulisan K arya Ilmiah 53
  • 54. juga berupa teori yang digunakan oleh seorang ahlu.Namun,teori apapun yang digunakan harus dipertanggung Jawabkan melalui kajian sejumlah pustaka yang memuat hasil penelitian dalam lingkup penelitian yang menggunakan teori yang berbeda.Teori itu dikaji secara kronologis,dari yang lama sampai dengan yang mutakhir untuk menunjukkan kemajuan hasil penelitian sejalan dengan perkembangan teori.Dengan cara itu,di antara sederet teori,keunggulan teori yang dipilih sebagai landasan kerja penelitian menjadi tampak. Pustaka yang dikaji itu bisa berupa buku atau artikel dalam jurnal ilmiah,makalah, skripsi,tesis,disertai,laporan penelitian. Namun, semua itu harus relevan dengan topik penelitian.Lagi pula,kajian itu dilakukan dalam rangka pemilihan teori yang dipandang tepat untuk landasan kerja penelitian.Kajian pustaka untuk menentukan apakah topik yang diteliti itu atau yang berkaitan dengan topik itu mungkin sudah pernah diteliti orang lain sudah diuraikan di bagian pendahuluan. Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup.Prinsip-prinsip teori itu perlu diuraikan.Termasuk pendekatan dan metode kerja teori itu.Variabel- variabel pembangun topik penelitian juga perlu diterangkan menurut pandangan teori yang dipilih itu. Dengan uraian tentang teori itu hakikat topik penelitian menjadi jelas.Variabel- variabel,masalah,dan tujuannya terperikan secara operasional.Data pun dapat diidentifikasi,sedangkan lahan pengambilan dapat ditentukan.Dengan demikian,teknik pengumpulan,pengolahan,dan Panduan Penulisan K arya Ilmiah 54
  • 55. analisis data dapat dirancang.Jadi,landasan teoretis tidak hanya melandasi identifikasi sasaran,tetapi juga melandasi metode penelitian. Dalam penelitian kuantitatif jenis tertentu,uraian tentang teori yang dipakai sebagai landasan penelitian diikuti uraian tentang kerangka berpikir dan rumusan hipotesis.Kerangka berpikir menggambarkan pola hubungan logis antar variabel dalam pemecahan masalah yang diteliti,sedangkan hipotesis menyatakan dugaan atau ramalan tentang hasil pemecahan masalah atas dasar kerangka berpikir. 4.2.3 Metode Penelitian Uraian tentang metode penelitian dimuat dalam bab tersendiri,yakni bab III. Tentang metode penelitian terdapat perbedaan antara metode penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif,khususnya penelitian bahasa dan sastra.Akan tetapi,prosedurnya sama:dimulai dari pengumpulan data,dilanjutkan dengan pengolahan data,lalu dilakukan analisis data. Yang perlu diuraikan dalam penelitian kuantitatif adalah (1) jenis dan desain penelitian, (2) variabel penelitian yang dirumuskan secara operasional, (3) populasi, sampel ,dan teknik pengambilan sampel penelitian, (4) instrumen penelitian disertai penentuan validitas dan reliabitasnya, (5) teknik pengumpulan data, (6) teknik pengolahan dan analisis data. Dalam penelitian kualitatif,butir (2) diganti dengan uraian tentang wujud data, butir (3) diganti dengan sumber data.Khusus dalam penelitian Panduan Penulisan K arya Ilmiah 55
  • 56. linguistik dan penelitian sastra,butir (1) diganti dengan sasaran dan ancangan penelitian. Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup hanya disebut istilah- istilah,misalnya digunakan teknik wawancara.Prosedur pelaksanaan metode atau teknik itu perlu diterangkan.Kalau dalam penelitian digunakan beberapa teknik pengumpulan atau analisis data,kegunaannya masing-masing perlu diterangkan. Sebaliknya dalam uraian itu tidak perlu didefinisikan pengertian populasi,sampel, dan sebagainya seperti dalam pelajaran metodologi penelitian.Yang diuraikan adalah populasinya siapa atau apa,dan dari jumlah sampel itu diambil sampel berapa,dan seterusnya. 4.2.4 Hasil Penelitian Hasil penelitian dimuat dalam bab tersendiri,tetapi tidak harus dalam satu bab. Bisa dua bab atau lebih,bergantung kepada organisasi temuannya dalam pemecahan masalah.Yang penting adalah semua masalah harus ada jawabannya.Jawaban atas masalah yang dirumuskan di bab pendahuluan harus diuraikan dengan jelas,sistematis, dan tuntas. Bab inti ini memang berisi hasil penelitian beserta penjelasannya.Akan tetapi, tidak tidak berarti bahwa judul bab ini Hasil Penelitian dan Pembahasan.Judul hendaknya dirumuskan sesuai dengan topik (judul) skripsi,tesis,atau disertai. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 56
  • 57. Dalam penelitian kualitatif,temuan (hasil) penelitian itu berupa sistem yang mungkin tersusun dari sub-subsistem.Bangunan sistem itu hanya bisa dipahami dalam keseluruhannya.Oleh karena itu,temuan (hasil) penelitian dan pembahasannya tidak dapat dipisahkan. Pemisahan itu dimungkinkan dalam penelitian kuantitatif karena pemisahan temuan (hasil) penelitian dari penjelasannya tidak akan merusak organisasi substansi temuan (hasil) penelitian.Temuan (hasil) penelitian kuantitatif yang dinyatakan dengan angka harus ditafsirkan dengan kata- kata,dan tafsiran itu perlu dijelaskan dan dibahas lebih lanjut. 4.2.5 Penutup Bab penutup merupakan bab terakhir skripsi,tesis,atau disertai.Isinya adalah simpulan dan saran.Dengan demikian,bab ini bisa dibagi dua subbab. Penyajian simpulan hendaklah sejalan dengan penyajian masalah,tujuan,dan uraian tentang hasil penelitian.Dengan demikian,masalah yang dikemukakan di bagian pendahuluan semuanya terjawab dan dengan jawaban itu semua tujuan telah tercapai. Lagi pula uraian atau pembahasan masalah yang dilakukan secara panjang lebar dalam bab sebelumnya semuanya ada simpulannya. Penyajian saran harus sejalan dan didasarkan pada simpulan atau temuan.Saran hendaklah disertai dengan argumentasinya.Kalau mungkain juga disertai jalan keluarnya. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 57
  • 58. Saran dapat bersifat praktis atau pragmatis,dapat juga bersifat teoretis.Termasuk saran yang berharga adalah saran tentang perlunya dilakukan penelitian lanjutan, mengingat bahwa belum tentu semua masalah dapat dipecahkan secara tuntas dalam penelitian sekarang atau setelah selesainya penelitian sekarang ini timbul masalah lain yang terkait. 4.3 Bagian Akhir Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka, lampiran (kalau ada), penjurus atau indeks (kalau ada), dan takarir atau daftar kata kunci/istilah(kalau ada). Keberadaan daftar pustaka adalah wajib, artinya hanya pustaka yang dirujuk dalam teks skripsi, tesis dan disertasi yang harus ditulis dalam daftar pustaka. Daftar pustaka ditulis sesuai dengan kaidah penulisan daftar pustaka. Perlu pula diperhatikan kemutakhirannya dan diusahakan juga dari hasil-hasil penelitian dan jurnal ilmiah yang relevan dengan topik skripsi, tesis dan disertasi. Daftar pustaka ditulis langsung setelah teks berakhir pada halaman baru dengan judul ”DAFTAR PUSTAKA”. Judul tersebut dicetak tebal dengan huruf tegak, kapital semua, berukuran 12, ditulis mulai dari pias kiri. Jarak dengan teks di atasnya empat spasi. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 58
  • 59. Artikel ilmiah ialah karangan yang dihasilkan melalui proses penelitian lapangan atau pemikiran konseptual yang berlandaskan kajian kepustakaan dan diterbitkan di dalam jurnal ilmiah. Artikel hasil penelitian ditulis berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan di lapangan dan dilaporkan kembali dalam bentuk yang lebih padat, lugas, jelas, dan sederhana, dan dimuat di dalam jurnal agar dibaca oleh kalangan yang lebih luas. Artikel konseptual ditulis berdasarkan pemikiran atau perenungan yang mendalam terhadap objek atau fenomena tertentu berlandaskan acuan kepada teori yang diperoleh melalui kajian pustaka (library research) untuk tujuan yang serupa dengan tujuan penulisan artikel hasil penelitian. Untuk itu, bab ini menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan penulisan (1) artikel hasil penelitian dan (2) artikel konseptual. 5.1 Artikel Hasil Penelitian Artikel hasil penelitian ialah artikel ilmiah yang disajikan sebagai hasil penelitian lapangan yang yang dilandasi dengan kajian teoretis terhadap hasil penelitian terdahulu. Arikel jenis ini dapat berdasarkan hasil penelitian kualitatif ataupun penelitian kuantitatif. Artikel hasil penelitian terdiri atas (1) judul, (2) nama penulis dan lembaga asal, (3) abstrak dan kata kunci, (4) pendahuluan, (5) metodologi, (6) hasil, (7) bahasan, (8) simpulan, (9) catatan akhir, dan (10) daftar rujukan. 5.1.1 Judul Panduan Penulisan K arya Ilmiah 59
  • 60. Judul (title) artikel hasil penelitian hendaknya informatif, lengkap, tidak terlalu panjang, yaitu antara 5 sampai dengan 15 kata. Judul artikel hasil penelitian memuat variabel yang diteliti atau kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti. Judul artikel yang berbahasa Indonesia diikuti dengan terjemahannya dalam bahasa Inggris, yang ditulis tepat di baris setelah judul yang berbahasa Indonesia. B. KENDALA SOSIAL BUDAYA DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PEDESAAN (Socio-Cultural Constraints in Developing Rural Comunities) 5.1.2 Nama Penulis dan Lembaga Asal Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun. Nama lembaga tempat bekerja penulis dicantumkan sebagai catatan kaki di halaman pertama artikel. Jika artikel ditulis oleh dua orang atau lebih, semua ditulis secara berurutan mulai dengan penulis utama. Apabila semua penulis berasal dari lembaga yang sama, nama lembaga asal hanya ditulis sekali. Namun, apabila penulis berasal dari lembaga yang berlainan, semua nama lembaga asal penulis harus dicantumkan sebagai Panduan Penulisan K arya Ilmiah 60
  • 61. catatan kaki, mulai dengan lembaga asal penulis utama dengan penanda bintang (*). 5.1.3 Abstrak dan Kata Kunci Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang gagasan terpenting di dalam artikel. Gagasan itu antara lain mencakupi masalah, tujuan, prosedur penelitian (untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang diteliti), dan ringkasan hasil penelitian sebagai tekanannya. Abstrak yang mendahului artikel berbahasa Indonesia hendaknya ditulis dalam bahasa inggris, sedangkan untuk artikel yang berbahasa Inggris dilengkapi dengan abstrak berbahasa Indonesia. Panjang abstrak antara 50 sampai dengan 75 kata dan ditulis dalam satu paragraf. Dengan ketikan berspasi tunggal menggunakan format yang lebih sempit daripada teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm). Abstrak diikuti dengan Kata Kunci (Key Words) yang merupakan kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau istilah yang menggambarkan gagasa pokok artikel. Kata kunci dapat berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci dalam artikel ilmiah antara 3 sampai dengan 5 buah. Kata ini diperlukan untuk penelusuran lebih lanjut Panduan Penulisan K arya Ilmiah 61
  • 62. ke dalam sistem informasi dan telekomunikasi menggunakan teknologi internet. 5.1.4 Pendahuluan Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah kata kunci. Bagian ini menyajikan gagasan pokok yang paling sedikit terdiri atas empat bagian: (1) latar belakang penulisan artikel, (2) masalah , (3) tujuan penelitian, dan (4) sistematika artikel. Keempat gagasan tersebut ditulis dalam bentuk paragraf yang memperlihatkan adanya koherensi antara gagasan satu dengan gagasan yang lain. Karena pendahuluan memuat gagasan teoretis mengenai suatu perkara, kajian pustaka dibutuhkan untuk mendukung penyampaian gagasan tadi. Sebab itu, bagian ini harus disertai dengan rujukan kepada berbagai sumber yang terpercaya. Jumlah rujukan harus proporsional (tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak). Gagasan teoretis harus disajikan secara ringkas, padat, dan langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas dapat mencakupi aspek histories, landasan teori atau aspek lain. Gagasan teoretis mengarahkan pembaca ke rumusan masalah yang dilengkapi dengan rencana pemecahannya dan rumusan tujuan. 5.1.5 Metodologi Metodologi diartikan sebagai kumpulan metode yang digunakan untuk membuat desain penelitian, menentukan jenis dan jumlah sample, Panduan Penulisan K arya Ilmiah 62
  • 63. menarik data, dan mengolah atau menganalisis data. Dalam rangka penulisan artikel, pada dasarnya, bagian ini menyajikan cara pelaksanaan penelitian. Uraian disajikan dalam beberapa paragraf tanpa sub-bagian, atau pemilahan ke dalam sub-bagian. Bagian ini hanya memuat hal yang pokok saja; uraian rinci tentang rancangan penelitian tidak perlu disajikan di dalam artikel ilmiah. Materi pokok bagian metodologi adalah cara pengumpulan data, sumber data, cara analisis data. Dengan perkataan lain, bagian ini antara lain berisi keterangan tentang populasi dan sampel (atau subjek), instrumen pengumpul data, rancangan penelitian (terutama jika digunakan raancangan yang cukup kompleks seperti rancangan eksperimental), dan teknik analisis data. Penelitian yang mendasari penulisan artikel menggunakan alat dan bahan perlu dilengkapi dengan sajian tentang spesifikasi alat dan bahan. Spesifikasi alat menggambarkan tingkat kecanggihan alat, sedangkan spesifikasi bahan juga perlu diberikan karena penelitian ulang dapat berbeda dengan penelitian terdahulu apabila spesifikasi bahan yang digunakan berbeda. Untuk penelitian kualitatif perlu ditambahkan uraian mengenai kehadiran peneliti, subjek penelitian, keterangan tentang informan, cara menggali data penelitian, lokasi penelitian, dan lama penelitian. Perlu pula disajikan uraian mengenai pengecekan keabsahan hasil penelitian. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 63
  • 64. 5.1.6 Hasil Hasil adalah bagian utama artikel ilmiah. Karena itu, bagian ini biasanya merupakan bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil analisis data yang dilaporkan secara bersih. Untuk artikel hasil penelitian kuantitatif, proses analisis data (seperti perhitungan statistik, tabel yang panjang, sampel yang berlebihan, dan sebagainya) tidak perlu disajikan. Proses pengujian hipotesis pun tidak perlu disajikan, termasuk pembandingan antara koefisien yang ditemukan dalam analisis dengan koefisien dalam tabel statistik. Dengan perkataan lain, yang dimuat di dalam artikel hanya hasil analisis dan hasil pengujian hipotesis. Hasil analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik asalkan dalam bentuk yang ringkas, jelas dan tidak mengganggu alur piker di dalam teks. Jika ke dalam sajiak disertakan tabel dan/atau grafik untuk memperjelas sajian verbal, keduanya harus diberi judul dengan komentar yang memadai walaupun komentar tersebut tidak harus dilakukan per tabel atau grafik. Apabila hasil yang disajikan cukup panjang, penyajian bisa dilakukan dengan memilah bagian ini menjadi subbagian sesuai dengan penjabaran masalah penelitian. Sebaliknya, apabila bagian ini pendek, semua sajian bisa berupa gabungan pembahasan. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 64
  • 65. Untuk artikel hasil penelitian kualitatif, bagian hasil memuat deskripsi, eksplanasi, analisis, sintesis, diskusi, perbandingan dan sebagainya yang tersaji rinci dalam bentuk subtopik yang masing-masing berkaitan langsung dengan fokus penelitian. 5.1.7 Bahasan Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan bahasan: (1) memecahkan masalah penelitian atau menunjukkan pencapaian tujuan penelitian, (2) menafsirkan temuan dan menarik inferensi berdasarkan temuan itu, (3) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan, dan (4) menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang saudah ada. Untuk menunjukkan terjadinya pemecahan masalah atau pencapaian tujuan penelitian, harus hasil penelitian disimpulkan secara eksplisit. Misalnya, jika dinyatakan bahwa penelitian bertujuan mengetahui perbedaan penggunaan antara satu strategi dan stgrategi lain dalam pembelajaran bahasa asing, dalam bagian pembahasan perbedaan itu haruslah diuraikan secara rinci dengan bukti yang memadai. Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan menggunakan logika dan teori yang ada. Misalnya ditemukan adanya hubungan antara strategi pembelajaran dan prestasi siswa, dapat ditafsirkan bahwa strategi dapat berpengaruh besar terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 65
  • 66. Temuan diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dengan jalan membandingkan temuan itu dengan temuan penelitian sebelumnya, dengan teori yang sudah ada, atau dengan kenyataan di lapangan. Pembandingan harus disertai rujukan yang sesuai. Jika penelitian yang menjadi dasar penulisan artikel berupa telaah teori (penelitian dasar), teori yang lama bisa dikonfirmasi atau ditolak, sebagian atau seluruhnya. Penolakan teori harus disertai dengan modifikasi atau rumusan teori baru. Untuk penelitian kualitatif, bagian ini dapat pula memuat gagasan peneliti, kaitan antarkategori dan antardimensi, dan posisi temuan atau penelitian terhadap temuan dan teori sebelumnya. 5.1.8 Simpulan Simpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil dan pembahasan. Berdasarkan uraian pada kedua bagian itu, dikembangkan pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut. Simpulan disajikan dalam bentuk deskripsi verbal, dan bukan dalam bentuk angka. Simpulan dapat diikuti dengan saran yang disusun berdasarkan simpulan. Saran bisa merujuk kepada tindakan praktis, pengembangan teoritis, dan penelitian lanjutan. Simpulan dan saran dapat pula disebut bagian penutup. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 66
  • 67. 5.1.9 Catatan Akhir Pada dasarnya, catatan akhir dalam artikel ilmiah berupa keterangan tambahan yang diberikan kepada istilah khusus, nama tokoh, nama lembaga, tahun tertentu, simbol, dan sebagainya yang termuat di dalam artikel. Pencantuman catatan akhir ini dilakukan dengan alasan bahwa walaupun dibutuhkan dan dianggap penting, cacatan tambahan dapat dianggap mengganggu tampilan nas pokok jika disisipkan ke dalamnya. 5.1.10 Daftar Rujukan Daftar rujukan (references) harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam nas artikel ilmiah. Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam nas. Demikian pula semua rujukan yang disebutkan dalam nas harus disajikan dalam daftar rujukan. Tata cara penulisan daftar rujukan dapat dilihat pada Bab 6, Tata Tulis. 5.2 Artikel Konseptual Artikel konseptual ialah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh penulisnya melalui proses pemikiran yang mendalam terhadap suatu gejala yang muncul di dalam ranah ilmu tertentu. Proses pemikiran itu didukung dengan rujukan kepada teori tertentu yang sudah dikemukakan pakar melalui karangannya dalam bahan rujukan tertentu. Dengan demikian, Panduan Penulisan K arya Ilmiah 67
  • 68. dapat dikatakan bahwa artikel konseptual merupakan laporan hasil pemikiran yang dilandasi oleh kajian kepustakaan. Artikel konseptual terdiri atas (1) judul, (2) nama penulis dan lembaga asal, (3) abstrak dan kata kunci, (4) pendahuluan, (5) nas, (6) penutup atau simpulan, (7) catatan akhir, dan (7) Daftar rujujukan. 5.2.1 Judul Judul dalam artikel konseptual berfungsi sebagai label yang mencerminkan secara tepat intisari yang terkandung dalam artikel. Sebab itu, pemilihan kata yang dipakai di dalam judul hendaknya dilakukan secara cermat. Di samping aspek ketepatannya, pemilihan kata untuk judul perlu juga mempertimbangkan pengaruhnya terhadap daya tarik judul bagi pembaca. Judul artikel sebaiknya terdiri atas 5-15 kata. 5.2.2 Nama Penulis dan Lembaga Asal Seperti pada penulisan nama dan asal lembaga pada artikel hasil penelitian, penulisan nama pengarang pada artikel konseptual dilakukan tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun. Nama lembaga tempat bekerja penulis dicantumkan sebagai catatan kaki di halaman pertama artikel. Jika artikel ditulis oleh dua orang atau lebih, semua ditulis secara berurutan mulai dengan penulis utama. Apabila semua penulis berasal dari lembaga yang sama, nama lembaga asal hanya ditulis sekali. Namun, apabila penulis berasal dari lembaga yang berlainan, semua nama Panduan Penulisan K arya Ilmiah 68
  • 69. lembaga asal penulis harus dicantumkan pada catatan kaki, mulai dengan lembaga asal penulis utama dengan penanda angka 1, 2, 3, dan seterusnya dengan format supercscript. 5.2.3 Abstrak dan kata Kunci Untuk artikel hasil pemikiran konseptual, abstrak berisi ringkasan isi artikel yang dituangkan secara padat. Abstrak untuk artikel jenis ini bukanlah komentar atau pengantar dari penyunting atau redaksi. Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang gagasan terpenting di dalam artikel. Gagasan itu antara lain mencakupi masalah, tujuan, dan ringkasan hasil pemikiran sebagai tekanannya. Abstrak yang mendahului artikel berbahasa Indonesia hendaknya ditulis dalam bahasa inggris, sedangkan untuk artikel yang berbahasa Inggris dilengkapi dengan abstrak berbahasa Indonesia. Panjang abstrak antara 50 sampai dengan 75 kata dan ditulis dalam satu paragraf. Dengan ketikan berspasi tunggal menggunakan format yang lebih sempit daripada teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm). Abstrak diikuti dengan Kata Kunci (Key Words) yang merupakan kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau istilah yang menggambarkan gagasa pokok artikel. Kata kunci dapat berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci dalam artikel ilmiah antara 3 Panduan Penulisan K arya Ilmiah 69
  • 70. sampai dengan 5 buah. Kata ini diperlukan untuk penelusuran lebih lanjut ke dalam sistem informasi dan telekomunikasi menggunakan teknologi internet. 5.2.4 Pendahuluan Berbeda dengan isi pendahuluan di dalam artikel hasil penelitian, bagian pendahuluan dalam artikel konseptual berisi uraian yang mengantarkan pembaca kepada topik utama yang akan dibahas. Sebab itu, isi bagian pendahuluan menguaraikan berbagai hal yang mampu menarik pembaca untuk mendalami bagian selanjutnya. Selain itu, bagian pendahuluan hendaknya diakhiri dengan rumusan singkat tentang hal pokok yang akan dibahas. Bagian pendahuluan tidak perlu diberi judul. 5.2.5 Nas Nas pada artikel konseptual sangat bervariasi. Bagian ini dapat berupa (1) evaluasi terhadap teori yang ada, yang mencakupi ragam, kelebihan, dan kekurangannya, (2) deskripsi, eksplanasi, analisis, dan diskusi tentang fenomena yang muncul dalam suatu komunitas, (3) strategi pengelolaan perkara tertentu, (4) perbandingan antarteori untuk menjembatani kesenjangan di antaranya, (5) kemungkinan penerapan suatu teori di dalam kelompok masyarakat tertentu, (6) telaah terhadap teori tertentu dan kemungkinan replikasinya dalam kondisi dan situasi yang berlainan, dan sebagainya. Panduan Penulisan K arya Ilmiah 70
  • 71. Walaupun nas jenis artikel ini tidak perlu dibagi menjadi sub-bagian, tiap paragraf harus disusun secara sistematis dengan memperhatikan koherensi antarbagiannya. Teks yang disusun dengan runtut, lugas, padu, dan jelas akan mampu meyakinkan pembacanya untuk mengikuti alur piker yang hendah disampaikan oleh penulis kepada pembacanya. 5.2.6 Penutup Istilah penutup digunakan sebagai judul bagian akhir artikel konseptual jika isinya hanya berupa catatan akhir atau yang sejenisnya. Jika uraian pada bagian akhir berisi simpulan hasil pembahasan pada bagian sebelumnya, perlu dimasukkan pada bagian kesimpulan. Kebanyakan artikel konseptual membutuhkan simpulan. Beberapa artikal konseptual yang dilengkapi dengan saran. Jika hendak ditampilkan, saran yang mencakupi aspek pengembangan ilmu, penerapan teori, dan aspek lain dapat ditempatkan dalam bagian tersendiri. 5.2.7 Catatan Akhir Pada dasarnya, catatan akhir dalam artikel konseptual serupa dengan catatan akhir pada artikel ilmiah. Catatan ini berupa keterangan tambahan yang diberikan kepada istilah khusus, nama tokoh, nama lembaga, tahun tertentu, simbol, dan sebagainya yang termuat di dalam artikel. Pencantuman catatan akhir ini dilakukan dengan alasan bahwa Panduan Penulisan K arya Ilmiah 71