SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
IKATAN KONSELOR INDONESIA (IKI) www.konselor.org 1
KODE ETIK
PROFESI KONSELING
BAB I
PENDAHULUAN
Dasar
Dasar Kode Etik Profesi Konseling di Indonesia adalah (a) Pancasila, mengingat bahwa
profesi konseling merupakan usaha pelayanan terhadap sesama manusia dalam rangka ikut
membina warga negara yang bertanggung jawab, dan (b) tuntutan profesi, mengacu
kepada kebutuhan dan kebahagiaan klien sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
BAB II
KUALIFIKASI DAN KEGIATAN PROFESIONAL KONSELOR
A. Kualifikasi
Konselor harus memiliki (1) nilai, sikap, keterampilan, pengetahuan, dan wawasan
dalam bidang profesi konseling, dan (2) pengakuan atas kemampuan dan kewenangan
sebagai konselor.
1. Wawasan, Pengetahuan, Keterampilan, Nilai, dan Sikap
a. Agar dapat memahami orang lain dengan sebaik-baiknya, konselor harus terus-
menerus berusaha mengembangkan dan menguasai dirinya. Ia harus mengerti
kekurangan-kekurangan dan prasangka-prasangka pada dirinya sendiri, yang
dapat mempengaruhi hubungannya dengan orang lain dan mengakibatkan
rendahnya mutu layanan profesional serta merugikan klien.
b. Dalam melakukan tugasnya membantu klien, konselor harus memperlihatkan
sifat-sifat sederhana, rendah hati, sabar, menepati janji, dapat dipercaya,
jujur, tertib, dan hormat.
c. Konselor harus memiliki rasa tanggungjawab terhadap saran ataupun
peringatan yang diberikan kepadanya, khusunya dari rekan-rekan seprofesi
dalam hubungannya dengan pelaksanaan ketentuan-ketentuan tingkah laku
profesional sebagaimana diatur dalam Kode Etik ini.
d. Dalam menjalankan tugas-tugasnya, konselor harus mengusahakan mutu kerja
yang setinggi mungkin; kepentingan pribadi, termasuk keuntungan material
dan finansial tidak diutamakan.
e. Konselor harus terampil menggunakan teknik-teknik dan prosedur-prosedur
khusus yang dikembangkan atas dasar wawasan yang luas dan kaidah-kaidah
ilmiah.
2. Pengakuan Kewenangan
Untuk dapat bekerja sebagai konselor, diperlukan pengakuan keahlian dan
kewenangan oleh organisasi profesi atas dasar wewenang yang diberikan kepadanya
oleh pemerintah.
B. Informasi, Testing, dan Riset
1. Penyimpanan dan Penggunaan Informasi
IKATAN KONSELOR INDONESIA (IKI) www.konselor.org 2
a. Catatan tentang diri klien yang meliputi data hasil wawancara, testing, surat-
menyurat, perekaman, dan data lain, semuanya merupakan informasi yang
bersifat rahasia dan hanya boleh digunakan untuk kepentingan klien.
Penggunaan data/informasi untuk keperluan riset atau pendidikan calon
konselor dimungkinkan, sepanjang identitas klien dirahasiakan.
b. Penyampaian infornasi mengenai klien kepada keluarga atau kepada anggota
profesi lain, membutuhkan persetujuan klien.
c. Penggunaan informasi tentang klien dalam rangka konsultasi dengan anggota
profesi yang sama atau yang lain dapat dibenarkan, asalkan untuk kepentingan
klien dan tidak merugikan klien.
d. Keterangan mengenai bahan profesional hanya boleh diberikan kepada orang
yang berwenang menafsirkan dan menggunakannya.
1. Testing
a. Suatu jenis tes hanya diberikan oleh petugas yang berwenang menggunakan
dan menafsirkan hasilnya. Konselor harus selalu memeriksa dirinya apakah ia
mempunyai wewenang yang dimaksud.
b. Testing diperlukan bila proses pemberian layanan memerlukan data tentang
sifat atau ciri kepribadian yang menuntut adanya perbandingan dengan sampel
yang lebih luas, misalnya taraf intelegensia, minat, bakat khusus, dan
kecenderungan pribadi seseorang.
c. Konselor harus memberikan orientasi yang tepat kepada klien mengenai alasan
digunakannya tes dan apa hubungannya dengan masalahnya. Hasilnya harus
disampaikan kepada klien dengan disertai penjelasan tentang arti dan
kegunaannya.
d. Penggunaan suatu jenis tes harus mengikuti pedoman atau petunjuk yang
berlaku bagi tes yang bersangkutan.
e. Data yang diperoleh dari hasil testing harus diintegrasikan dengan informasi
lain yang telah diperoleh dari klien sendiri atau dari sumber lain. Dalam hal ini
data hasil testing harus diperlakukan setaraf dengan data dan informasi lain
tentang klien.
f. Hasil testing hanya dapat diberitahukan kepada pihak lain sejauh pihak lain
yang diberitahu itu ada hubungannya dengan usaha bantuan kepada klien dan
tidak merugikan klien.
2. Riset
a. Dalam melakukan riset, di mana tersangkut manusia dengan masalahnya
sebagai subyek, harus dihindari hal-hal yang dapat merugikan subyek yang
bersangkutan.
b. Dalam melaporkan hasil riset di mana tersangkut klien sebagai subyek, harus
dijaga agar identitas subyek dirahasiakan.
C. Proses Layanan
1. Hubungan dalam Pemberian Layanan
a. Kewajiban konselor untuk menangani klien berlangsung selama ada
kesempatan dalam hubungan antara klien dengan konselor. Kewajiban itu
IKATAN KONSELOR INDONESIA (IKI) www.konselor.org 3
berakhir jika hubungan konseling berakhir dalam arti, klien mengakhiri
hubungan kerja atau konselor tidak lagi bertugas sebagai konselor.
b. Klien sepenuhnya berhak untuk mengakhiri hubungan dengan konselor,
meskipun proses konseling belum mencapai suatu hasil yang kongkret.
Sebaliknya konselor tidak akan melanjutkan hubungan apabila klien ternyata
tidak memperoleh manfaat dari hubungan itu.
2. Hubungan dengan Klien
a. Konselor harus menghormati harkat pribadi, integritas dan keyakinan klien.
b. Konselor harus menempatkan kepentingan kliennya di atas kepentingan
pribadinya. Demikian pun dia tidak boleh memberikan layanan bantuan di luar
bidang pendidikan, pengalaman, dan kemampuan yang dimilikinya.
c. Dalam menjalankan tugasnya, konselor tidak mengadakan pembedaan klien
atas dasar suku, bangsa, warna kulit, agama atau status sosial ekonomi.
d. Konselor tidak akan memaksa untuk memberikan bantuan kepada seseorang
dan tidak akan mencampuri urusan pribadi orang lain tanpa izin dari orang
yang bersangkutan.
e. Konselor bebas memilih siapa yang akan diberi bantuan, akan tetapi dia harus
memperhatikan setiap permintaan bantuan, lebih-lebih dalam keadaan darurat
atau apabila banyak orang yang menghendaki.
f. Kalau konselor sudah turun tangan membantu seseorang, maka dia tidak akan
melalaikan klien tersebut, walinya atau orang yang bertanggung jawab
padanya.
g. Konselor harus menjelaskan kepada klien sifat hubungan yang sedang dibina
dan batas-batas tanggungjawab masing-masing, khususnya sejauh mana dia
memikul tanggungjawab terhadap klien.
h. Hubungan konselor mengandung kesetiaan ganda kepada klien, masyarakat,
atasan, dan rekan-rekan sejawat.
1) Apabila timbul masalah dalam soal kesetiaan ini, maka harus diperhatikan
kepentingan pihak-pihak yang terlibat dan juga tuntutan profesinya
sebagai konselor. Dalam hal ini terutama sekali harus diperhatikan ialah
kepentingan klien.
2) Apabila timbul masalah antara kesetiaan kepada klien dan lembaga tempat
konselor bekerja, maka konselor harus menyampaikan situasinya kepada
klien dan atasannya. Dalam hal ini klien harus diminta untuk mengambil
keputusan apakah dia ingin meneruskan hubungan konseling dengannya.
i. Konselor tidak akan memberikan bantuan profesional kepada sanak keluarga,
teman-teman karibnya, apabila hubungan profesional dengan orang-orang
tersebut mungkin dapat terancam oleh kaburnya peranan masing-masing.
D. Konsultasi dan Hubungan dengan Rekan Sejawat atau Ahli Lain
1. Konsultasi dengan Rekan Sejawat
Dalam rangka pemberian layanan kepada seorang klien, kalau konselor merasa
ragu-ragu tentang suatu hal, maka ia harus berkonsultasi dengan rekan-rekan
sejawat se lingkungan profesi. Untuk itu ia harus mendapat izin terlebih dahulu dari
kliennya.
IKATAN KONSELOR INDONESIA (IKI) www.konselor.org 4
2. Alih Tangan Kasus
a. Konselor harus mengakhiri hubungan konseling dengan seorang klien bila pada
akhirnya dia menyadari tidak dapat memberikan pertolongan kepada klien
tersebut, baik karena kurangnya kemampuan/keahlian maupun keterbatasan
pribadinya. Dalam hal ini konselor mengizinkan klien untuk berkonsultasi
dengan petugas atau badan lain yang lebih ahli, atau ia akan mengirimkan
kepada orang atau badan ahli tersebut, tetapi harus atas dasar persetujuan
klien.
b. Bila pengiriman ke ahli lain disetujui klien, maka menjadi tanggungjawab
konselor untuk menyarankan kepada klien orang atau badan yang mempunyai
keahlian khusus.
c. Bila konselor berpendapat klien perlu dikirim ke ahli lain, akan tetapi klien
menolak pergi kepada ahli yang disarankan oleh konselor, maka konselor
mempertimbangkan apa baik-buruknya kalau hubungan yang sudah ada mau
diteruskan lagi.
BAB III
HUBUNGAN KELEMBAGAAN
A. Prinsip Umum
1. Prinsip-prinsip yang berlaku dalam layanan individual, khususnya tentang
penyimpanan serta penyebaran informasi tentang klien dan hubungan konfidensial
antara konselor dengan klien, berlaku juga bila konselor bekerja dalam hubungan
kelembagaan.
2. Apabila konselor bertindak sebagai konsultan pada suatu lembaga, maka harus ada
pengertian dan kesepakatan yang jelas antara dia dengan pihak lembaga dan
dengan klien yang menghubungi konselor di tempat lembaga itu. Sebagai seorang
konsultan, konselor harus tetap mengikuti dasar-dasar pokok profesi dan tidak
bekerja atas dasar komersial.
B. Keterkaitan Kelembagaan
1. Setiap konselor yang bekerja dalam hubungan kelembagaan turut
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan peraturan kerjasama dengan pihak
atasan atau bawahannya, terutama dalam rangka layanan konseling dengan
menjaga rahasia pribadi yang dipercayakan kepadanya.
2. Peraturan-peraturan kelembagaan yang diikuti oleh semua petugas dalam lembaga
harus dianggap mencerminkan kebijaksanaan lembaga itu dan bukan pertimbangan
pribadi. Konselor harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada
atasannya. Sebaliknya dia berhak pula mendapat perlindungan dari lembaga itu
dalam menjalankan profesinya.
3. Setiap konselor yang menjadi anggota staf suatu lembaga harus mengetahui
tentang program-program yang berorientasi kepada kegiatan-kegiatan dari
lembaga itu dari pihak lain; pekerjaan konselor harus dianggap sebagai sumbangan
khas dalam mencapai tujuan lembaga itu.
IKATAN KONSELOR INDONESIA (IKI) www.konselor.org 5
4. Jika dalam rangka pekerjaan dalam suatu lembaga, konselor tidak cocok dengan
ketentuan-ketentuan atau kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berlaku di lembaga
itu, maka ia harus mengundurkan diri dari lembaga tersebut.
BAB IV
PRAKTIK MANDIRI DAN LAPORAN
KEPADA PIHAK LAIN
A. Konselor Praktik Mandiri (Privat)
1. Konselor yang berpraktik mandiri (privat) dan tidak bekerja dalam hubungan
kelembagaan tertentu, tetap menaati segenap kode etik jabatannya sebagai
konselor, dan berhak untuk mendapat dukungan serta perlindungan dari rekan-
rekan seprofesi.
2. Konselor yang berpraktik mandiri wajib memperoleh izin terlebih dahulu dari
organisasi profesi (ABKIN).
B. Laporan kepada Pihak Lain
apabila konselor perlu melaporkan suatu hal tentang klien kepada pihak lain
(misalnya: pimpinan lembaga tempat ia bekerja), atau kalau ia diminta keterangan
tentang klien oleh petugas suatu badan di luar profesinya, dan ia harus juga
memberikan informasi itu, maka dalam memberikan informasi itu ia harus sebijaksana
mungkin dengan berpedoman pada pegangan bahwa dengan berbuat begitu klien tetap
dilindungi dan tidak dirugikan.
BAB V
KETAATAN KEPADA PROFESI
A. Pelaksanaan Hak dan Kewajiban
1. Dalam melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai konselor, konselor harus
selalu mengaitkannya dengan tugas dan kewajibannya terhadap klien dan profesi
sebagaimana dicantumkan dalam kode etik ini, dan semuanya itu sebesar-besarnya
untuk kepentingan dan kebahagiaan klien.
2. Konselor tidak dibenarkan menyalahgunakan jabatannya sebagai konselor untuk
maksud mencari keuntungan pribadi atau maksud-maksud lain yang dapat
merugikan klien, ataupun menerima komisi atau balas jasa dalam bentuk yang
tidak wajar.
B. Pelanggaran terhadap Kode Etik
1. Konselor harus selalu mengkaji tingkah laku dan perbuatannya tidak melanggar
kode etik ini.
2. Konselor harus senantiasa mengingat bahwa pelanggaran terhadap kode etik ini
akan merugikan mutu proses dan hasil layanan yang ia berikan, merugikan klien,
lembaga dan pihak-pihak lain yang terkait, serta merugikan diri konselor sendiri
dan profesinya.
3. Pelanggaran terhadap kode etik ini akan mendapatkan sanksi berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan oleh ABKIN.
IKATAN KONSELOR INDONESIA (IKI) www.konselor.org 6
Nama-Nama Peserta Pertemuan Sanctioning
Dasar Standardisasi Profesi Konseling
Di Yogyakarta Tanggal 17-18 Oktober 2003
No. Nama Status/Jabata
n
Kedudukan/Jabat
an
dalam ABKIN
Keterangan
1. Prof.Dr. Sukamto, M.Sc.
Direktur
PPTK-KPT
- -
2. Prof.Dr. Prayitno, M.Sc.Ed.
Direktur PPs
UNP
Dewan Pembina
PB ABKIN
Tim
Pengembang
3. Prof.Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd. PR I UNNES
Ketua I PB
ABKIN
Tim Pengembang
4. Dr. Ahman, M.Pd.
Sekretaris LP
UPI
Sekjen PB ABKIN Tim Pengembang
5. Drs. Syamsuddin, S.U
Ketua UPBK
UNY
Pengurus PD
ABKIN DIY
Tim Pengembang
6. Prof.Dr. Sunaryo Kartadinata, PR II UPI
Ketua Umum PB
ABKIN
-
7. Prof. Drs. Rosjidan, M.A
Dosen PPs
UM
Dewan Pembina
PB ABKIN
-
8. Prof. Dr. Soli Abimanyu
Dekan FIP
UNM
Ketua Umum
IPKON ABKIN
-
9. Drs. Thantawi R, M.A Dosen UNJ
Ketua II PB
ABKIN/ Ketua PD
ABKIN DKI
-
10. Drs. Giyono, M.Pd.
Ketua Jur BK
UNILA
Ketua PD ABKIN
Lampung
-
11. Drs. Muh Farozin, M.Pd.
Dekan FIP
UNY
Sekretaris I PB
ABKIN/ Ketua PD
ABKIN DIY
-
12. Drs. Alizamar, M.Pd., Kons.
Sekretaris
LPM UNP
Sekretaris II PB
ABKIN/ Ketua PD
ABKIN Sumbar
-
13. Drs. Sutiyono
Ketua Jur.
BK UNESA
Bendahara PB
ABKIN/ Ketua PD
ABKIN Jatim
-
14. Dr. Soeharto, M.Pd. Dosen UNS Pakar BK -
15. Drs. Suharso, M.Pd.
Sekretaris
Jur BK
UNNES
Pakar BK -
16. Drs. HA Hidayat, MM Kasubdit KPT - -
17. Drs. Siswanto Hadi, MM
Kasubdit
PGSM
- -
18. Deddy Abdul Halim
Pimbagpro
PTA
- -
19. Ratna Juwita L.
Bendaharaw
an Bagpro
PTA
- -

More Related Content

What's hot

STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
Nur Arifaizal Basri
 
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Rajabul Gufron
 
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
AtakhBoer
 

What's hot (20)

Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELINGMateri 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Materi 1 M1 KB 4: PERUMUSAN TUJUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
 
Rpl Bidang Karir
Rpl Bidang KarirRpl Bidang Karir
Rpl Bidang Karir
 
CONTOH RPL K13 + LAMPIRAN
CONTOH RPL K13 + LAMPIRANCONTOH RPL K13 + LAMPIRAN
CONTOH RPL K13 + LAMPIRAN
 
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
 
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkpContoh lembar instrumen evaluasi bkp
Contoh lembar instrumen evaluasi bkp
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
 
Etika konseling
Etika konselingEtika konseling
Etika konseling
 
Asesmen siswa dalam layanan BK.pptx
Asesmen siswa dalam layanan BK.pptxAsesmen siswa dalam layanan BK.pptx
Asesmen siswa dalam layanan BK.pptx
 
380745804 rpl-bidang-sosial
380745804 rpl-bidang-sosial380745804 rpl-bidang-sosial
380745804 rpl-bidang-sosial
 
Informasi SNPMB 2023 versi-02 01122022.pptx
Informasi SNPMB 2023 versi-02 01122022.pptxInformasi SNPMB 2023 versi-02 01122022.pptx
Informasi SNPMB 2023 versi-02 01122022.pptx
 
Tentang sosiometri
Tentang sosiometriTentang sosiometri
Tentang sosiometri
 
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
19. rpl prilaku sosial yang bertanggung jawab (genap)
 
pendekatan client centered
pendekatan client centeredpendekatan client centered
pendekatan client centered
 
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELINGPETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
 
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
Contoh RPL Bimbingan dan konseling topik bebas "Pelecehan seksual"
 
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
 
Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2
Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2
Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2
 
Rpl Bidang Sosial
Rpl Bidang SosialRpl Bidang Sosial
Rpl Bidang Sosial
 
Rpl melawan bullying
Rpl melawan bullyingRpl melawan bullying
Rpl melawan bullying
 
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
1. PPT Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
 

Viewers also liked

Isu dan etika dalam kaunseling
Isu dan etika dalam kaunselingIsu dan etika dalam kaunseling
Isu dan etika dalam kaunseling
Rosly Darasid
 
Upaya dalam menangani kesalahpahaman bk
Upaya dalam menangani kesalahpahaman bkUpaya dalam menangani kesalahpahaman bk
Upaya dalam menangani kesalahpahaman bk
Nur Arifaizal Basri
 
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMATUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
rina_nurjanah96
 
96666973 makalah-bu-aini-kasus-2
96666973 makalah-bu-aini-kasus-296666973 makalah-bu-aini-kasus-2
96666973 makalah-bu-aini-kasus-2
Amhar Rizki
 
asas, fungsi, jenis, dan kode etik BK
asas, fungsi, jenis, dan kode etik BKasas, fungsi, jenis, dan kode etik BK
asas, fungsi, jenis, dan kode etik BK
Id Santi
 
Makalah etika profesional konseling agama
Makalah etika profesional konseling agamaMakalah etika profesional konseling agama
Makalah etika profesional konseling agama
misbakhulfirdaus
 
Etika kaunselor-bimbingan dan kaunseling
Etika kaunselor-bimbingan dan kaunselingEtika kaunselor-bimbingan dan kaunseling
Etika kaunselor-bimbingan dan kaunseling
Humyra Amer
 

Viewers also liked (20)

KODE ETIK KONSELOR
KODE ETIK KONSELORKODE ETIK KONSELOR
KODE ETIK KONSELOR
 
PPT (kode etik bk)
PPT (kode etik bk)PPT (kode etik bk)
PPT (kode etik bk)
 
Kode etik -bimbingan-dan-konseling-di-sekolah
Kode etik -bimbingan-dan-konseling-di-sekolahKode etik -bimbingan-dan-konseling-di-sekolah
Kode etik -bimbingan-dan-konseling-di-sekolah
 
Kode etik-konselor-indonesia
Kode etik-konselor-indonesiaKode etik-konselor-indonesia
Kode etik-konselor-indonesia
 
bimbingan konseling sebagai profesi
bimbingan konseling sebagai profesibimbingan konseling sebagai profesi
bimbingan konseling sebagai profesi
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
 
Isu dan etika dalam kaunseling
Isu dan etika dalam kaunselingIsu dan etika dalam kaunseling
Isu dan etika dalam kaunseling
 
Bk profesi
Bk profesiBk profesi
Bk profesi
 
Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan KonselingProfesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
 
Upaya dalam menangani kesalahpahaman bk
Upaya dalam menangani kesalahpahaman bkUpaya dalam menangani kesalahpahaman bk
Upaya dalam menangani kesalahpahaman bk
 
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMATUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
 
96666973 makalah-bu-aini-kasus-2
96666973 makalah-bu-aini-kasus-296666973 makalah-bu-aini-kasus-2
96666973 makalah-bu-aini-kasus-2
 
asas, fungsi, jenis, dan kode etik BK
asas, fungsi, jenis, dan kode etik BKasas, fungsi, jenis, dan kode etik BK
asas, fungsi, jenis, dan kode etik BK
 
Makalah etika profesional konseling agama
Makalah etika profesional konseling agamaMakalah etika profesional konseling agama
Makalah etika profesional konseling agama
 
Draft Pedoman Konseling Adiksi Napza
Draft Pedoman Konseling Adiksi NapzaDraft Pedoman Konseling Adiksi Napza
Draft Pedoman Konseling Adiksi Napza
 
6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk
 
Bimbingan dan konseling- bidang pengembangan layanan BK
Bimbingan dan konseling- bidang pengembangan layanan BKBimbingan dan konseling- bidang pengembangan layanan BK
Bimbingan dan konseling- bidang pengembangan layanan BK
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
 
Etika kaunselor-bimbingan dan kaunseling
Etika kaunselor-bimbingan dan kaunselingEtika kaunselor-bimbingan dan kaunseling
Etika kaunselor-bimbingan dan kaunseling
 
Teori Kognitif Sosial Albert Bandura
Teori Kognitif Sosial Albert BanduraTeori Kognitif Sosial Albert Bandura
Teori Kognitif Sosial Albert Bandura
 

Similar to Kode Etik Konselor

009-010 Kode Etik Profesis Humas (2).ppt
009-010 Kode Etik Profesis Humas (2).ppt009-010 Kode Etik Profesis Humas (2).ppt
009-010 Kode Etik Profesis Humas (2).ppt
krisworo0711
 
Be & gg ; fikri aulawi, prof. dr. hapzi ali, kode etik, mercu buana, 2017.
Be & gg ;  fikri aulawi, prof. dr. hapzi ali, kode etik, mercu buana, 2017.Be & gg ;  fikri aulawi, prof. dr. hapzi ali, kode etik, mercu buana, 2017.
Be & gg ; fikri aulawi, prof. dr. hapzi ali, kode etik, mercu buana, 2017.
FIkri Aulawi Rusmahafi
 

Similar to Kode Etik Konselor (20)

KODE ETIK KONSELOR (REFRENSI)
KODE ETIK KONSELOR (REFRENSI)KODE ETIK KONSELOR (REFRENSI)
KODE ETIK KONSELOR (REFRENSI)
 
Kode etik konselor indonesia
Kode etik konselor indonesiaKode etik konselor indonesia
Kode etik konselor indonesia
 
Neny3
Neny3Neny3
Neny3
 
Persyaratan bk 2
Persyaratan bk 2Persyaratan bk 2
Persyaratan bk 2
 
12418420.ppt
12418420.ppt12418420.ppt
12418420.ppt
 
Makalah pelayanan prima
Makalah pelayanan primaMakalah pelayanan prima
Makalah pelayanan prima
 
Pengauditan lanjutan (Etika Profesi Akuntan Publik) DR. YUDHI HERLIANSYAH, AK...
Pengauditan lanjutan (Etika Profesi Akuntan Publik) DR. YUDHI HERLIANSYAH, AK...Pengauditan lanjutan (Etika Profesi Akuntan Publik) DR. YUDHI HERLIANSYAH, AK...
Pengauditan lanjutan (Etika Profesi Akuntan Publik) DR. YUDHI HERLIANSYAH, AK...
 
Etika profesi akuntansi modul 3 4
Etika profesi akuntansi modul 3 4Etika profesi akuntansi modul 3 4
Etika profesi akuntansi modul 3 4
 
Be & gg, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, ethics and conflict interes...
Be & gg, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, ethics and conflict interes...Be & gg, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, ethics and conflict interes...
Be & gg, muh agus priyetno, prof dr ir hapzi, ethics and conflict interes...
 
Kode Etik Bidan
Kode Etik BidanKode Etik Bidan
Kode Etik Bidan
 
Penstrukturan
PenstrukturanPenstrukturan
Penstrukturan
 
Bu hastin
Bu hastinBu hastin
Bu hastin
 
etika profesi
etika profesietika profesi
etika profesi
 
009-010 Kode Etik Profesis Humas (2).ppt
009-010 Kode Etik Profesis Humas (2).ppt009-010 Kode Etik Profesis Humas (2).ppt
009-010 Kode Etik Profesis Humas (2).ppt
 
M5 kb4
M5 kb4M5 kb4
M5 kb4
 
Kode etik di bca
Kode etik di bcaKode etik di bca
Kode etik di bca
 
Be & gg ; fikri aulawi, prof. dr. hapzi ali, kode etik, mercu buana, 2017.
Be & gg ;  fikri aulawi, prof. dr. hapzi ali, kode etik, mercu buana, 2017.Be & gg ;  fikri aulawi, prof. dr. hapzi ali, kode etik, mercu buana, 2017.
Be & gg ; fikri aulawi, prof. dr. hapzi ali, kode etik, mercu buana, 2017.
 
Pengaruh Pemahaman Diri terhadap Proses KIP/K
Pengaruh Pemahaman Diri terhadap Proses KIP/KPengaruh Pemahaman Diri terhadap Proses KIP/K
Pengaruh Pemahaman Diri terhadap Proses KIP/K
 
Model kaunseling
Model kaunselingModel kaunseling
Model kaunseling
 
Kode etik bk
Kode etik bkKode etik bk
Kode etik bk
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Kode Etik Konselor

  • 1. IKATAN KONSELOR INDONESIA (IKI) www.konselor.org 1 KODE ETIK PROFESI KONSELING BAB I PENDAHULUAN Dasar Dasar Kode Etik Profesi Konseling di Indonesia adalah (a) Pancasila, mengingat bahwa profesi konseling merupakan usaha pelayanan terhadap sesama manusia dalam rangka ikut membina warga negara yang bertanggung jawab, dan (b) tuntutan profesi, mengacu kepada kebutuhan dan kebahagiaan klien sesuai dengan norma-norma yang berlaku. BAB II KUALIFIKASI DAN KEGIATAN PROFESIONAL KONSELOR A. Kualifikasi Konselor harus memiliki (1) nilai, sikap, keterampilan, pengetahuan, dan wawasan dalam bidang profesi konseling, dan (2) pengakuan atas kemampuan dan kewenangan sebagai konselor. 1. Wawasan, Pengetahuan, Keterampilan, Nilai, dan Sikap a. Agar dapat memahami orang lain dengan sebaik-baiknya, konselor harus terus- menerus berusaha mengembangkan dan menguasai dirinya. Ia harus mengerti kekurangan-kekurangan dan prasangka-prasangka pada dirinya sendiri, yang dapat mempengaruhi hubungannya dengan orang lain dan mengakibatkan rendahnya mutu layanan profesional serta merugikan klien. b. Dalam melakukan tugasnya membantu klien, konselor harus memperlihatkan sifat-sifat sederhana, rendah hati, sabar, menepati janji, dapat dipercaya, jujur, tertib, dan hormat. c. Konselor harus memiliki rasa tanggungjawab terhadap saran ataupun peringatan yang diberikan kepadanya, khusunya dari rekan-rekan seprofesi dalam hubungannya dengan pelaksanaan ketentuan-ketentuan tingkah laku profesional sebagaimana diatur dalam Kode Etik ini. d. Dalam menjalankan tugas-tugasnya, konselor harus mengusahakan mutu kerja yang setinggi mungkin; kepentingan pribadi, termasuk keuntungan material dan finansial tidak diutamakan. e. Konselor harus terampil menggunakan teknik-teknik dan prosedur-prosedur khusus yang dikembangkan atas dasar wawasan yang luas dan kaidah-kaidah ilmiah. 2. Pengakuan Kewenangan Untuk dapat bekerja sebagai konselor, diperlukan pengakuan keahlian dan kewenangan oleh organisasi profesi atas dasar wewenang yang diberikan kepadanya oleh pemerintah. B. Informasi, Testing, dan Riset 1. Penyimpanan dan Penggunaan Informasi
  • 2. IKATAN KONSELOR INDONESIA (IKI) www.konselor.org 2 a. Catatan tentang diri klien yang meliputi data hasil wawancara, testing, surat- menyurat, perekaman, dan data lain, semuanya merupakan informasi yang bersifat rahasia dan hanya boleh digunakan untuk kepentingan klien. Penggunaan data/informasi untuk keperluan riset atau pendidikan calon konselor dimungkinkan, sepanjang identitas klien dirahasiakan. b. Penyampaian infornasi mengenai klien kepada keluarga atau kepada anggota profesi lain, membutuhkan persetujuan klien. c. Penggunaan informasi tentang klien dalam rangka konsultasi dengan anggota profesi yang sama atau yang lain dapat dibenarkan, asalkan untuk kepentingan klien dan tidak merugikan klien. d. Keterangan mengenai bahan profesional hanya boleh diberikan kepada orang yang berwenang menafsirkan dan menggunakannya. 1. Testing a. Suatu jenis tes hanya diberikan oleh petugas yang berwenang menggunakan dan menafsirkan hasilnya. Konselor harus selalu memeriksa dirinya apakah ia mempunyai wewenang yang dimaksud. b. Testing diperlukan bila proses pemberian layanan memerlukan data tentang sifat atau ciri kepribadian yang menuntut adanya perbandingan dengan sampel yang lebih luas, misalnya taraf intelegensia, minat, bakat khusus, dan kecenderungan pribadi seseorang. c. Konselor harus memberikan orientasi yang tepat kepada klien mengenai alasan digunakannya tes dan apa hubungannya dengan masalahnya. Hasilnya harus disampaikan kepada klien dengan disertai penjelasan tentang arti dan kegunaannya. d. Penggunaan suatu jenis tes harus mengikuti pedoman atau petunjuk yang berlaku bagi tes yang bersangkutan. e. Data yang diperoleh dari hasil testing harus diintegrasikan dengan informasi lain yang telah diperoleh dari klien sendiri atau dari sumber lain. Dalam hal ini data hasil testing harus diperlakukan setaraf dengan data dan informasi lain tentang klien. f. Hasil testing hanya dapat diberitahukan kepada pihak lain sejauh pihak lain yang diberitahu itu ada hubungannya dengan usaha bantuan kepada klien dan tidak merugikan klien. 2. Riset a. Dalam melakukan riset, di mana tersangkut manusia dengan masalahnya sebagai subyek, harus dihindari hal-hal yang dapat merugikan subyek yang bersangkutan. b. Dalam melaporkan hasil riset di mana tersangkut klien sebagai subyek, harus dijaga agar identitas subyek dirahasiakan. C. Proses Layanan 1. Hubungan dalam Pemberian Layanan a. Kewajiban konselor untuk menangani klien berlangsung selama ada kesempatan dalam hubungan antara klien dengan konselor. Kewajiban itu
  • 3. IKATAN KONSELOR INDONESIA (IKI) www.konselor.org 3 berakhir jika hubungan konseling berakhir dalam arti, klien mengakhiri hubungan kerja atau konselor tidak lagi bertugas sebagai konselor. b. Klien sepenuhnya berhak untuk mengakhiri hubungan dengan konselor, meskipun proses konseling belum mencapai suatu hasil yang kongkret. Sebaliknya konselor tidak akan melanjutkan hubungan apabila klien ternyata tidak memperoleh manfaat dari hubungan itu. 2. Hubungan dengan Klien a. Konselor harus menghormati harkat pribadi, integritas dan keyakinan klien. b. Konselor harus menempatkan kepentingan kliennya di atas kepentingan pribadinya. Demikian pun dia tidak boleh memberikan layanan bantuan di luar bidang pendidikan, pengalaman, dan kemampuan yang dimilikinya. c. Dalam menjalankan tugasnya, konselor tidak mengadakan pembedaan klien atas dasar suku, bangsa, warna kulit, agama atau status sosial ekonomi. d. Konselor tidak akan memaksa untuk memberikan bantuan kepada seseorang dan tidak akan mencampuri urusan pribadi orang lain tanpa izin dari orang yang bersangkutan. e. Konselor bebas memilih siapa yang akan diberi bantuan, akan tetapi dia harus memperhatikan setiap permintaan bantuan, lebih-lebih dalam keadaan darurat atau apabila banyak orang yang menghendaki. f. Kalau konselor sudah turun tangan membantu seseorang, maka dia tidak akan melalaikan klien tersebut, walinya atau orang yang bertanggung jawab padanya. g. Konselor harus menjelaskan kepada klien sifat hubungan yang sedang dibina dan batas-batas tanggungjawab masing-masing, khususnya sejauh mana dia memikul tanggungjawab terhadap klien. h. Hubungan konselor mengandung kesetiaan ganda kepada klien, masyarakat, atasan, dan rekan-rekan sejawat. 1) Apabila timbul masalah dalam soal kesetiaan ini, maka harus diperhatikan kepentingan pihak-pihak yang terlibat dan juga tuntutan profesinya sebagai konselor. Dalam hal ini terutama sekali harus diperhatikan ialah kepentingan klien. 2) Apabila timbul masalah antara kesetiaan kepada klien dan lembaga tempat konselor bekerja, maka konselor harus menyampaikan situasinya kepada klien dan atasannya. Dalam hal ini klien harus diminta untuk mengambil keputusan apakah dia ingin meneruskan hubungan konseling dengannya. i. Konselor tidak akan memberikan bantuan profesional kepada sanak keluarga, teman-teman karibnya, apabila hubungan profesional dengan orang-orang tersebut mungkin dapat terancam oleh kaburnya peranan masing-masing. D. Konsultasi dan Hubungan dengan Rekan Sejawat atau Ahli Lain 1. Konsultasi dengan Rekan Sejawat Dalam rangka pemberian layanan kepada seorang klien, kalau konselor merasa ragu-ragu tentang suatu hal, maka ia harus berkonsultasi dengan rekan-rekan sejawat se lingkungan profesi. Untuk itu ia harus mendapat izin terlebih dahulu dari kliennya.
  • 4. IKATAN KONSELOR INDONESIA (IKI) www.konselor.org 4 2. Alih Tangan Kasus a. Konselor harus mengakhiri hubungan konseling dengan seorang klien bila pada akhirnya dia menyadari tidak dapat memberikan pertolongan kepada klien tersebut, baik karena kurangnya kemampuan/keahlian maupun keterbatasan pribadinya. Dalam hal ini konselor mengizinkan klien untuk berkonsultasi dengan petugas atau badan lain yang lebih ahli, atau ia akan mengirimkan kepada orang atau badan ahli tersebut, tetapi harus atas dasar persetujuan klien. b. Bila pengiriman ke ahli lain disetujui klien, maka menjadi tanggungjawab konselor untuk menyarankan kepada klien orang atau badan yang mempunyai keahlian khusus. c. Bila konselor berpendapat klien perlu dikirim ke ahli lain, akan tetapi klien menolak pergi kepada ahli yang disarankan oleh konselor, maka konselor mempertimbangkan apa baik-buruknya kalau hubungan yang sudah ada mau diteruskan lagi. BAB III HUBUNGAN KELEMBAGAAN A. Prinsip Umum 1. Prinsip-prinsip yang berlaku dalam layanan individual, khususnya tentang penyimpanan serta penyebaran informasi tentang klien dan hubungan konfidensial antara konselor dengan klien, berlaku juga bila konselor bekerja dalam hubungan kelembagaan. 2. Apabila konselor bertindak sebagai konsultan pada suatu lembaga, maka harus ada pengertian dan kesepakatan yang jelas antara dia dengan pihak lembaga dan dengan klien yang menghubungi konselor di tempat lembaga itu. Sebagai seorang konsultan, konselor harus tetap mengikuti dasar-dasar pokok profesi dan tidak bekerja atas dasar komersial. B. Keterkaitan Kelembagaan 1. Setiap konselor yang bekerja dalam hubungan kelembagaan turut bertanggungjawab terhadap pelaksanaan peraturan kerjasama dengan pihak atasan atau bawahannya, terutama dalam rangka layanan konseling dengan menjaga rahasia pribadi yang dipercayakan kepadanya. 2. Peraturan-peraturan kelembagaan yang diikuti oleh semua petugas dalam lembaga harus dianggap mencerminkan kebijaksanaan lembaga itu dan bukan pertimbangan pribadi. Konselor harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada atasannya. Sebaliknya dia berhak pula mendapat perlindungan dari lembaga itu dalam menjalankan profesinya. 3. Setiap konselor yang menjadi anggota staf suatu lembaga harus mengetahui tentang program-program yang berorientasi kepada kegiatan-kegiatan dari lembaga itu dari pihak lain; pekerjaan konselor harus dianggap sebagai sumbangan khas dalam mencapai tujuan lembaga itu.
  • 5. IKATAN KONSELOR INDONESIA (IKI) www.konselor.org 5 4. Jika dalam rangka pekerjaan dalam suatu lembaga, konselor tidak cocok dengan ketentuan-ketentuan atau kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berlaku di lembaga itu, maka ia harus mengundurkan diri dari lembaga tersebut. BAB IV PRAKTIK MANDIRI DAN LAPORAN KEPADA PIHAK LAIN A. Konselor Praktik Mandiri (Privat) 1. Konselor yang berpraktik mandiri (privat) dan tidak bekerja dalam hubungan kelembagaan tertentu, tetap menaati segenap kode etik jabatannya sebagai konselor, dan berhak untuk mendapat dukungan serta perlindungan dari rekan- rekan seprofesi. 2. Konselor yang berpraktik mandiri wajib memperoleh izin terlebih dahulu dari organisasi profesi (ABKIN). B. Laporan kepada Pihak Lain apabila konselor perlu melaporkan suatu hal tentang klien kepada pihak lain (misalnya: pimpinan lembaga tempat ia bekerja), atau kalau ia diminta keterangan tentang klien oleh petugas suatu badan di luar profesinya, dan ia harus juga memberikan informasi itu, maka dalam memberikan informasi itu ia harus sebijaksana mungkin dengan berpedoman pada pegangan bahwa dengan berbuat begitu klien tetap dilindungi dan tidak dirugikan. BAB V KETAATAN KEPADA PROFESI A. Pelaksanaan Hak dan Kewajiban 1. Dalam melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai konselor, konselor harus selalu mengaitkannya dengan tugas dan kewajibannya terhadap klien dan profesi sebagaimana dicantumkan dalam kode etik ini, dan semuanya itu sebesar-besarnya untuk kepentingan dan kebahagiaan klien. 2. Konselor tidak dibenarkan menyalahgunakan jabatannya sebagai konselor untuk maksud mencari keuntungan pribadi atau maksud-maksud lain yang dapat merugikan klien, ataupun menerima komisi atau balas jasa dalam bentuk yang tidak wajar. B. Pelanggaran terhadap Kode Etik 1. Konselor harus selalu mengkaji tingkah laku dan perbuatannya tidak melanggar kode etik ini. 2. Konselor harus senantiasa mengingat bahwa pelanggaran terhadap kode etik ini akan merugikan mutu proses dan hasil layanan yang ia berikan, merugikan klien, lembaga dan pihak-pihak lain yang terkait, serta merugikan diri konselor sendiri dan profesinya. 3. Pelanggaran terhadap kode etik ini akan mendapatkan sanksi berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh ABKIN.
  • 6. IKATAN KONSELOR INDONESIA (IKI) www.konselor.org 6 Nama-Nama Peserta Pertemuan Sanctioning Dasar Standardisasi Profesi Konseling Di Yogyakarta Tanggal 17-18 Oktober 2003 No. Nama Status/Jabata n Kedudukan/Jabat an dalam ABKIN Keterangan 1. Prof.Dr. Sukamto, M.Sc. Direktur PPTK-KPT - - 2. Prof.Dr. Prayitno, M.Sc.Ed. Direktur PPs UNP Dewan Pembina PB ABKIN Tim Pengembang 3. Prof.Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd. PR I UNNES Ketua I PB ABKIN Tim Pengembang 4. Dr. Ahman, M.Pd. Sekretaris LP UPI Sekjen PB ABKIN Tim Pengembang 5. Drs. Syamsuddin, S.U Ketua UPBK UNY Pengurus PD ABKIN DIY Tim Pengembang 6. Prof.Dr. Sunaryo Kartadinata, PR II UPI Ketua Umum PB ABKIN - 7. Prof. Drs. Rosjidan, M.A Dosen PPs UM Dewan Pembina PB ABKIN - 8. Prof. Dr. Soli Abimanyu Dekan FIP UNM Ketua Umum IPKON ABKIN - 9. Drs. Thantawi R, M.A Dosen UNJ Ketua II PB ABKIN/ Ketua PD ABKIN DKI - 10. Drs. Giyono, M.Pd. Ketua Jur BK UNILA Ketua PD ABKIN Lampung - 11. Drs. Muh Farozin, M.Pd. Dekan FIP UNY Sekretaris I PB ABKIN/ Ketua PD ABKIN DIY - 12. Drs. Alizamar, M.Pd., Kons. Sekretaris LPM UNP Sekretaris II PB ABKIN/ Ketua PD ABKIN Sumbar - 13. Drs. Sutiyono Ketua Jur. BK UNESA Bendahara PB ABKIN/ Ketua PD ABKIN Jatim - 14. Dr. Soeharto, M.Pd. Dosen UNS Pakar BK - 15. Drs. Suharso, M.Pd. Sekretaris Jur BK UNNES Pakar BK - 16. Drs. HA Hidayat, MM Kasubdit KPT - - 17. Drs. Siswanto Hadi, MM Kasubdit PGSM - - 18. Deddy Abdul Halim Pimbagpro PTA - - 19. Ratna Juwita L. Bendaharaw an Bagpro PTA - -