SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 33
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
di Rumah Sakit
RUMAH SAKIT
Di Indonesia, kata “rumah sakit” berasal dari bhs
Belanda : Zieken Huis
Bhs Belanda : hospitaal
Asal kata “hospitaal” :
1. Abad pertengahan :“hostel”
: tempat bagi para pengungsi yg sakit, menderita, miskin
1. Willan (1990): “hospitium” (bhs Latin)
: tempat/ruangan utk menerima tamu.
1. Yu (1997): bhs Perancis kuno & medieval
English
: - tempat utk istirahat & hiburan
- institusi sosial bagi mrk yg membutuhkan akomodasi,
lemah, dan sakit.
- institusi utk merawat mrk yg sakit & cedera
RUMAH SAKIT UMUM adalah Rumah Sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan yg bersifat
dasar, spesialistik, dan subspesialistik.
1. AHA (American Hospital Association), 1978
: RS adl suatu institusi yg fungsi utamanya
adl memberikan pelayanan kpd pasien
(diagnostik & terapetik) utk berbagai
penyakit & mslh kes., baik yg bersifat
bedah maupun non bedah.
2. SK Menkes RI no. 983/Menkes/SK/XI/1992:
Bbrp Definisi RUMAH SAKIT
HOSPITAL SHOULD NOT HARM
THE PATIENT
(Florence Nightingale)
Macam Pelayanan Kesehatan di RS
1. Dasar
a. Umum c. Keperawatan
b. Kebidanan d. Obat
1. Spesialistik
a. Peny. Dalam c. Bedah
b. Peny. Anak d. Kandungan
1. Subspesialistik
a. Peny. Jantung c. Bedah urologi
b. Jantung anak d. Andrologi
Contoh:
MACAM RS
1. Berdasarkan Jenis Pelayanan:
a. Rumah Sakit Umum
b. Rumah Sakit Khusus:
- RS Khusus Bedah
- RS Khusus THT
- RS Jantung (Harapan Kita Jkt)
- RS Ibu dan Anak (RSIA)
- RS Ortopedi (RSO)
- RS Gigi dan Mulut (RSGM)
2. Berdasarkan Kepemilikan
a. Lembaga Agama
- RS Islam
- RS Katolik
b. Instansi Swasta
- Perseorangan/Yayasan
- Perusahaan (mis. Pertamina)
c. Pemerintah non Depkes
- RS Polri (Kalasan, Kramat Jati Jkt)
- RS Angkatan Udara (Harjo Lukito Yk)
- RS Angkatan Laut (Mintohardjo Jkt)
- RS Tentara (RST)
TIPE-TIPE RS
1. Tipe A
: RS yg menyediakan pelayanan spesialistik & subspesialistik yg
luas
1. Tipe B (Pendidikan & Non pendidikan)
: RS yg menyediakan minimal 11 pelayanan spesialistik dan
subspesialistik
1. Tipe C
: RS yg minimal memiliki 4 spesialistik dasar (Bedah,
kandungan, peny. Dalam & peny. Anak)
1. Tipe D
: RS yg menyediakan pelayanan kesehatan dasar.
Pembagian ini berkaitan dengan:
- Kewenangan dlm menangani pasien
(jenis pelayanan)
- Penentuan tarif
- Persyaratan (AMDAL, pejabat, mis.)
- Fasilitas pelayanan / Sarana prasarana
KELAS PELAYANAN
1. VVIP
2. VIP
3. Kelas 1
4. Kelas 2
5. Kelas 3
• Askin
• Non Askin
SDM Rumah Sakit
RS adalah institusi yg padat karya !
: banyak profesi yg terlibat
 Dokter Umum & Dokter spesialis
 Perawat
 Bidan
 Ahli Gizi klinik
 Sanitarian
 Satpam
 Petugas Kebersihan
• Radiografer
Apoteker &
Asisten apoteker (AA)
Analis laboratorium
Fisioterapis
INDIKATOR - INDIKATOR
yg PERLU DIKETAHUI
INDIKATOR RENCANA PENAMBAHAN
TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT
Untuk menentukan jumlah tempat tidur (TT) yangUntuk menentukan jumlah tempat tidur (TT) yang
diperlukan dalam memberikan pelayanandiperlukan dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.kesehatan kepada masyarakat.
Diperlukan dua variable, untuk maksud tersebut :Diperlukan dua variable, untuk maksud tersebut :
(1). Jumlah pasien keluar dalam satu tahun(1). Jumlah pasien keluar dalam satu tahun
(2). Rata-rata lama dirawat di Rumah Sakit (RLD)(2). Rata-rata lama dirawat di Rumah Sakit (RLD)
Jumlah TT direncanakan = Jumlah Pasien Keluar x RLD
Jumlah Hari (365)
Lanjutan …..
 Jumlah TT yang diperoleh dari formula tersebutJumlah TT yang diperoleh dari formula tersebut
disebutdisebut “Kapasitas TT Kritis”“Kapasitas TT Kritis” yang merupakan jumlahyang merupakan jumlah
TT yang diperlukan dengan penggunaan TT – APTTT yang diperlukan dengan penggunaan TT – APT
(BOR) 100%(BOR) 100%
 APT (BOR) 100% tentu saja tidak diinginkan karenaAPT (BOR) 100% tentu saja tidak diinginkan karena
ada tempat tidur kosong yang harus dicadangkanada tempat tidur kosong yang harus dicadangkan
untuk kasus emergency (gawat). Pada umumnya dapatuntuk kasus emergency (gawat). Pada umumnya dapat
disepakati 20% TT untuk maksud tersebut.disepakati 20% TT untuk maksud tersebut.
 Dengan demikian formula diatas menjadi sbb :Dengan demikian formula diatas menjadi sbb :
Jumlah TTJumlah TT == Jumlah Pasien Keluar x RLDJumlah Pasien Keluar x RLD
(1 - 0.2) x Jumlah Hari (365)(1 - 0.2) x Jumlah Hari (365)
• Dimana angka 80% (1 - 0.2) adalah target penggunaanDimana angka 80% (1 - 0.2) adalah target penggunaan
TTTT
• Cara menghitung kebutuhan TT dapat mempergunakanCara menghitung kebutuhan TT dapat mempergunakan
formula tersebut untuk setiap bagian/perawatan.formula tersebut untuk setiap bagian/perawatan.
INDIKATOR TERSEBUT DIBAWAH INI
ADALAH PENILAIAN TERHADAP :
• CAKUPAN PELAYANAN;CAKUPAN PELAYANAN;
• MUTU PELAYANAN DANMUTU PELAYANAN DAN
• EFISIENSI PELAYANANEFISIENSI PELAYANAN
Lanjutan ………….
1.1. Angka (Prosentase) Penggunaan Tempat Tidur – APTAngka (Prosentase) Penggunaan Tempat Tidur – APT
(BOR) Rumus yang digunakan :(BOR) Rumus yang digunakan :
• Indikator ini punya Internasional StandarIndikator ini punya Internasional Standar
(WHO), dengan kisaran antara : 80% - 90%(WHO), dengan kisaran antara : 80% - 90%
• Sedangkan untuk Indonesia kisarannya antara :Sedangkan untuk Indonesia kisarannya antara :
70% - 80%70% - 80%
APT (BOR) = Jumlah Hari Perawatan x 100%
Jumlah Hari (365) x TT
Lanjutan ………..
2.2. Rata-rata Lama Dirawat – RLD (Av.Rata-rata Lama Dirawat – RLD (Av. Length ofLength of
Stay – ALOS) Rumus yang digunakan :Stay – ALOS) Rumus yang digunakan :
 Indikator ini tidak punya Internasional Standar,Indikator ini tidak punya Internasional Standar,
akan tetapi disarankan agar RLD diusahakanakan tetapi disarankan agar RLD diusahakan
serendah mungkin tanpa pengaruhi kualitasserendah mungkin tanpa pengaruhi kualitas
pelayanan, kisaran antara : 6 – 9 hari (umum)pelayanan, kisaran antara : 6 – 9 hari (umum)
dan khusus 3 – 5 hari.dan khusus 3 – 5 hari.
Rata-rata lama dirawat = Jumlah Hari Perawatan / Lama Dirawat
(RLD – Av.LOS) Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati)
Lanjutan …………..
3.3. Frekuensi penggunaan TT – FPT (The BedFrekuensi penggunaan TT – FPT (The Bed
Turnover – BTO) Rumus yang digunakan :Turnover – BTO) Rumus yang digunakan :
• Indikator inipun tidak punya Internasional Standar, akanIndikator inipun tidak punya Internasional Standar, akan
tetapi dianjurkan agar FPT (BTO) diusahakan setinggitetapi dianjurkan agar FPT (BTO) diusahakan setinggi
mungkin, dengan kisaran 40 – 50 kali pasien dilayanimungkin, dengan kisaran 40 – 50 kali pasien dilayani
satu TT dalam suatu periode.satu TT dalam suatu periode.
• Makin tinggi indikator tersebut menunjukkan makin baikMakin tinggi indikator tersebut menunjukkan makin baik
dalam pengelolaan rumah sakit, dimana banyak pasiendalam pengelolaan rumah sakit, dimana banyak pasien
yang dilayani.yang dilayani.
• Namun demikian tidak berarti bahwa FPT (BTO) bolehNamun demikian tidak berarti bahwa FPT (BTO) boleh
sangat tinggi, karena hal tersebut akan mempengaruhisangat tinggi, karena hal tersebut akan mempengaruhi
kualitas pelayanan.kualitas pelayanan.
FPT (BTO) = Jumlah Pasien Keluar (hidup + mati)
Jumlah TT
Lanjutan ……….
4.4. Lamanya TT kosong – LTK (The Turnover Interval –Lamanya TT kosong – LTK (The Turnover Interval –
TOI) Rumus yang digunakan :TOI) Rumus yang digunakan :
• Indikator ini menunjukkan lamanya tempat tidur tidakIndikator ini menunjukkan lamanya tempat tidur tidak
ditempati (kosong) sejak pasien keluar sampai ditempatiditempati (kosong) sejak pasien keluar sampai ditempati
kembali oleh pasien berikutnya.kembali oleh pasien berikutnya.
• Indikator inipun tidak punya Internasional Standar, akanIndikator inipun tidak punya Internasional Standar, akan
tetapi dianjurkan hendaknya indikator ini sependek mungkintetapi dianjurkan hendaknya indikator ini sependek mungkin
yaitu dengan kisaran antara : 2 – 4 hariyaitu dengan kisaran antara : 2 – 4 hari
LTK (TOI) = (365 x TT) x (1 – BOR/100)
Jumlah Pasien Keluar (hidup + mati)
LTK (TOI) = Jumlah Hari Perawatan (max) – Hari Perawatan
Jumlah Pasien Keluar (hidup + mati)
Lanjutan ………..
5.5. Angka Kematian Kasar (AKK) & Angka Kematian Netto (AKN)Angka Kematian Kasar (AKK) & Angka Kematian Netto (AKN)
(Gross Death Rate - GDR & Net Death Rate – NDR)(Gross Death Rate - GDR & Net Death Rate – NDR) Rumus yangRumus yang
digunakan :digunakan :
– Indikator ini tidak punya Internasional Standar, namunIndikator ini tidak punya Internasional Standar, namun
demikian diharapkan indikator tersebut hendaknya serendahdemikian diharapkan indikator tersebut hendaknya serendah
mungkin, karena indikator ini menunjukkan kualitas (mutu)mungkin, karena indikator ini menunjukkan kualitas (mutu)
pelayanan di rumah sakit yang bersangkutan.pelayanan di rumah sakit yang bersangkutan.
– Nilai GDR dianggap masih ditolerir adalah kurang atau samaNilai GDR dianggap masih ditolerir adalah kurang atau sama
dengan 45 per 1000 penderita keluar.dengan 45 per 1000 penderita keluar.
– Nilai NDR dianggap baik jika tidak lebih dari 25 per 1000Nilai NDR dianggap baik jika tidak lebih dari 25 per 1000
penderita keluar.penderita keluar.
AKK (GDR) = Jumlah Seluruh Pasien Mati x 1000
Jumlah Pasien Keluar (hidup + mati)
AKN (NDR) = Jumlah Pasien Mati ≥ 48 jam x 1000
Jumlah Pasien Keluar (hidup + mati)
Lanjutan …………
6.6.Rata-rata Kunjungan Poliklinik per hariRata-rata Kunjungan Poliklinik per hari
Indikator ini menunjukkan tingkat pemanfaatan poliklinikIndikator ini menunjukkan tingkat pemanfaatan poliklinik
rumah sakit. Selain itu dapat memberikan gambaranrumah sakit. Selain itu dapat memberikan gambaran
cakupan pelayanan dari suatu rumah sakit, bilacakupan pelayanan dari suatu rumah sakit, bila
dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayah kerjadibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayah kerja
rumah sakit. Rumus yang digunakan :rumah sakit. Rumus yang digunakan :
• Mengingat sulitnya menghitung hari buka klinik, maka dalamMengingat sulitnya menghitung hari buka klinik, maka dalam
perhitungan indicator ini selalu digunakan angka 250 hari dalamperhitungan indicator ini selalu digunakan angka 250 hari dalam
satu tahun. Angka tersebut sudah diperhitungkan dengansatu tahun. Angka tersebut sudah diperhitungkan dengan
pengurangan jumlah hari libur dalam satu tahun atau periode lainpengurangan jumlah hari libur dalam satu tahun atau periode lain
yang di tetapkan.yang di tetapkan.
• Khusus untuk masing-masing poliklinik spesialis, dianjurkanKhusus untuk masing-masing poliklinik spesialis, dianjurkan
Rata-2 Kunjungan = Jumlah Seluruh Kunj. Poli
Jumlah Hari Buka Klinik
Rata-2 Kunj. Baru = Jumlah Seluruh Kunj. Baru Poli
Jumlah Hari Buka Klinik
No Indikator
1 BOR
2 AVLOS
3 TOI
4 BTO
5 NDR
6 GDR
Skala Ideal
Depkes RI
60 – 85 %
6 – 9 Hari
1 – 3 Hari
40 – 50 Kali
< 0,025 %
< 0,045 %
Indikator Pelayanan RS
28
29
02/28/15 30
02/28/15 PJMA : soedarto soepangat, drs,
mars
31
02/28/15 PJMA : soedarto soepangat, drs,
mars
32
Terima kasih…..

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

4. form asesmen &amp; intervensi nyeri
4. form asesmen &amp; intervensi nyeri 4. form asesmen &amp; intervensi nyeri
4. form asesmen &amp; intervensi nyeri
asan bodaxs
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
tristyanto
 
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitAnalisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Rahayoe Ningtyas
 
Indikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbIndikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tb
Nurul Atika
 
Spo transfer pasien antar ruangan
Spo transfer pasien antar ruanganSpo transfer pasien antar ruangan
Spo transfer pasien antar ruangan
mayangsari67
 

Was ist angesagt? (20)

Istilah dan petunjuk pengkodean dalam menggunakan ICD 10
Istilah dan petunjuk pengkodean dalam menggunakan ICD 10Istilah dan petunjuk pengkodean dalam menggunakan ICD 10
Istilah dan petunjuk pengkodean dalam menggunakan ICD 10
 
4. form asesmen &amp; intervensi nyeri
4. form asesmen &amp; intervensi nyeri 4. form asesmen &amp; intervensi nyeri
4. form asesmen &amp; intervensi nyeri
 
Rekam medis
Rekam medisRekam medis
Rekam medis
 
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
Lembar discharge planning
Lembar discharge planningLembar discharge planning
Lembar discharge planning
 
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukanKumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
Kumpulan kode icd10 yang paling sering di temukan
 
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatanEtika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
 
Program kerja-tahunan-rumah-sakit
Program kerja-tahunan-rumah-sakitProgram kerja-tahunan-rumah-sakit
Program kerja-tahunan-rumah-sakit
 
Koding INA-CBG
Koding INA-CBGKoding INA-CBG
Koding INA-CBG
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1
 
Ppt rs
Ppt rsPpt rs
Ppt rs
 
Kode pintar icd 10
Kode pintar icd 10Kode pintar icd 10
Kode pintar icd 10
 
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitAnalisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
 
07.studi kasus i risk grading matrix
07.studi kasus i   risk grading matrix07.studi kasus i   risk grading matrix
07.studi kasus i risk grading matrix
 
#1. RS SOSIALISASI 22042022 pptx.pptx
#1. RS SOSIALISASI 22042022 pptx.pptx#1. RS SOSIALISASI 22042022 pptx.pptx
#1. RS SOSIALISASI 22042022 pptx.pptx
 
Bantuan hidup dasar 2020
Bantuan hidup dasar 2020Bantuan hidup dasar 2020
Bantuan hidup dasar 2020
 
Indikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tbIndikator nasional penanggulangan tb
Indikator nasional penanggulangan tb
 
PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS B
PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS BPEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS B
PEDOMAN TEKNIS SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS B
 
Spo transfer pasien antar ruangan
Spo transfer pasien antar ruanganSpo transfer pasien antar ruangan
Spo transfer pasien antar ruangan
 

Ähnlich wie Indikator rs

Kel 3 manajemen informasi data agregat sistem pelaporan pelayanan kesehatan
Kel 3 manajemen informasi data agregat sistem pelaporan pelayanan kesehatanKel 3 manajemen informasi data agregat sistem pelaporan pelayanan kesehatan
Kel 3 manajemen informasi data agregat sistem pelaporan pelayanan kesehatan
nova1julya
 
MANAJEMEN INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN
MANAJEMEN  INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM  PELAPORAN PELAYANAN KESEHATANMANAJEMEN  INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM  PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN
MANAJEMEN INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN
Muhammad Lubis
 
MANAJEMEN INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN
MANAJEMEN  INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM  PELAPORAN PELAYANAN KESEHATANMANAJEMEN  INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM  PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN
MANAJEMEN INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN
Muhammad Lubis
 
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptxKOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptx
Zhillu
 
DEFINISI-OPERASIONAL-PROFIL-KESEHATAN-2019-tabel-76.pdf
DEFINISI-OPERASIONAL-PROFIL-KESEHATAN-2019-tabel-76.pdfDEFINISI-OPERASIONAL-PROFIL-KESEHATAN-2019-tabel-76.pdf
DEFINISI-OPERASIONAL-PROFIL-KESEHATAN-2019-tabel-76.pdf
Henipuspitasari17
 
EWS RSUD SITI FATIMAH.pptx
EWS RSUD SITI FATIMAH.pptxEWS RSUD SITI FATIMAH.pptx
EWS RSUD SITI FATIMAH.pptx
CindyKesty2
 
PERENCANAAN PERBAIKAN STRATEGIS (PPS) AP.doc
PERENCANAAN PERBAIKAN STRATEGIS (PPS) AP.docPERENCANAAN PERBAIKAN STRATEGIS (PPS) AP.doc
PERENCANAAN PERBAIKAN STRATEGIS (PPS) AP.doc
ZulkarnainHutasuhut
 

Ähnlich wie Indikator rs (20)

MANAJEMEN INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN
MANAJEMEN  INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM  PELAPORAN PELAYANAN KESEHATANMANAJEMEN  INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM  PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN
MANAJEMEN INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN
 
Kel 3 manajemen informasi data agregat sistem pelaporan pelayanan kesehatan
Kel 3 manajemen informasi data agregat sistem pelaporan pelayanan kesehatanKel 3 manajemen informasi data agregat sistem pelaporan pelayanan kesehatan
Kel 3 manajemen informasi data agregat sistem pelaporan pelayanan kesehatan
 
MANAJEMEN INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN
MANAJEMEN  INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM  PELAPORAN PELAYANAN KESEHATANMANAJEMEN  INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM  PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN
MANAJEMEN INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN
 
MANAJEMEN INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN
MANAJEMEN  INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM  PELAPORAN PELAYANAN KESEHATANMANAJEMEN  INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM  PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN
MANAJEMEN INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN
 
Standar pelayanan minimal_rumah_sakit
Standar pelayanan minimal_rumah_sakitStandar pelayanan minimal_rumah_sakit
Standar pelayanan minimal_rumah_sakit
 
RKE_ KELOMPOK 5.pdf
RKE_ KELOMPOK 5.pdfRKE_ KELOMPOK 5.pdf
RKE_ KELOMPOK 5.pdf
 
efisiensi ok.ppt
efisiensi ok.pptefisiensi ok.ppt
efisiensi ok.ppt
 
Ranap
RanapRanap
Ranap
 
Spm rs
Spm rsSpm rs
Spm rs
 
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptxKOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptx
 
DEFINISI-OPERASIONAL-PROFIL-KESEHATAN-2019-tabel-76.pdf
DEFINISI-OPERASIONAL-PROFIL-KESEHATAN-2019-tabel-76.pdfDEFINISI-OPERASIONAL-PROFIL-KESEHATAN-2019-tabel-76.pdf
DEFINISI-OPERASIONAL-PROFIL-KESEHATAN-2019-tabel-76.pdf
 
1-DEFINISI-OPERASIONAL-JUKNIS-PROFIL-KES-2019.pdf
1-DEFINISI-OPERASIONAL-JUKNIS-PROFIL-KES-2019.pdf1-DEFINISI-OPERASIONAL-JUKNIS-PROFIL-KES-2019.pdf
1-DEFINISI-OPERASIONAL-JUKNIS-PROFIL-KES-2019.pdf
 
EWS RSUD SITI FATIMAH.pptx
EWS RSUD SITI FATIMAH.pptxEWS RSUD SITI FATIMAH.pptx
EWS RSUD SITI FATIMAH.pptx
 
Medical care plus AXA Affin Plan
Medical care plus AXA Affin PlanMedical care plus AXA Affin Plan
Medical care plus AXA Affin Plan
 
Standar Pelayanan Kesehatan
Standar Pelayanan Kesehatan Standar Pelayanan Kesehatan
Standar Pelayanan Kesehatan
 
PELAYANAN UNIT IGD KEL 2 Kelas C.ppt
PELAYANAN UNIT IGD KEL 2 Kelas C.pptPELAYANAN UNIT IGD KEL 2 Kelas C.ppt
PELAYANAN UNIT IGD KEL 2 Kelas C.ppt
 
PERENCANAAN PERBAIKAN STRATEGIS (PPS) AP.doc
PERENCANAAN PERBAIKAN STRATEGIS (PPS) AP.docPERENCANAAN PERBAIKAN STRATEGIS (PPS) AP.doc
PERENCANAAN PERBAIKAN STRATEGIS (PPS) AP.doc
 
PPT_Keperawatan.pptx
PPT_Keperawatan.pptxPPT_Keperawatan.pptx
PPT_Keperawatan.pptx
 
pedoman-pelayanan-k3 rs
pedoman-pelayanan-k3 rspedoman-pelayanan-k3 rs
pedoman-pelayanan-k3 rs
 
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
 

Mehr von anita sriwaty

Mehr von anita sriwaty (20)

OPENING RAKER 2016
OPENING RAKER 2016OPENING RAKER 2016
OPENING RAKER 2016
 
Opening raker 2016
Opening raker 2016Opening raker 2016
Opening raker 2016
 
Program diet 13 hari
Program diet 13 hariProgram diet 13 hari
Program diet 13 hari
 
Panduan gizi
Panduan giziPanduan gizi
Panduan gizi
 
Biokimia metabolismekarbohidrat
Biokimia metabolismekarbohidratBiokimia metabolismekarbohidrat
Biokimia metabolismekarbohidrat
 
Menu makanan
Menu makananMenu makanan
Menu makanan
 
Faktorfaktoryangmempengaruhikehamilan
FaktorfaktoryangmempengaruhikehamilanFaktorfaktoryangmempengaruhikehamilan
Faktorfaktoryangmempengaruhikehamilan
 
Gizi ibu hamil2
Gizi ibu hamil2Gizi ibu hamil2
Gizi ibu hamil2
 
Profil of rsu uki direktorat p4
Profil of rsu uki   direktorat p4Profil of rsu uki   direktorat p4
Profil of rsu uki direktorat p4
 
Icebreakingpenyegaransua 111024053019-phpapp02
Icebreakingpenyegaransua 111024053019-phpapp02Icebreakingpenyegaransua 111024053019-phpapp02
Icebreakingpenyegaransua 111024053019-phpapp02
 
Ice breaking reflektif_keba
Ice breaking reflektif_kebaIce breaking reflektif_keba
Ice breaking reflektif_keba
 
Kisah roti hangus rev
Kisah roti hangus revKisah roti hangus rev
Kisah roti hangus rev
 
Olahraga tangan
Olahraga tanganOlahraga tangan
Olahraga tangan
 
Temen lama
Temen lamaTemen lama
Temen lama
 
Tumbuh kembang
Tumbuh kembangTumbuh kembang
Tumbuh kembang
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Konsep stress & adaptasi
Konsep stress & adaptasiKonsep stress & adaptasi
Konsep stress & adaptasi
 
3. studi kasus dm
3. studi kasus dm3. studi kasus dm
3. studi kasus dm
 
2. diet gizi buruk pd anak
2. diet gizi buruk pd anak2. diet gizi buruk pd anak
2. diet gizi buruk pd anak
 
Dm
DmDm
Dm
 

Kürzlich hochgeladen

BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
NadrohSitepu1
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 

Kürzlich hochgeladen (20)

BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 

Indikator rs

  • 2.
  • 3. RUMAH SAKIT Di Indonesia, kata “rumah sakit” berasal dari bhs Belanda : Zieken Huis Bhs Belanda : hospitaal Asal kata “hospitaal” : 1. Abad pertengahan :“hostel” : tempat bagi para pengungsi yg sakit, menderita, miskin 1. Willan (1990): “hospitium” (bhs Latin) : tempat/ruangan utk menerima tamu. 1. Yu (1997): bhs Perancis kuno & medieval English : - tempat utk istirahat & hiburan - institusi sosial bagi mrk yg membutuhkan akomodasi, lemah, dan sakit. - institusi utk merawat mrk yg sakit & cedera
  • 4. RUMAH SAKIT UMUM adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yg bersifat dasar, spesialistik, dan subspesialistik. 1. AHA (American Hospital Association), 1978 : RS adl suatu institusi yg fungsi utamanya adl memberikan pelayanan kpd pasien (diagnostik & terapetik) utk berbagai penyakit & mslh kes., baik yg bersifat bedah maupun non bedah. 2. SK Menkes RI no. 983/Menkes/SK/XI/1992: Bbrp Definisi RUMAH SAKIT
  • 5. HOSPITAL SHOULD NOT HARM THE PATIENT (Florence Nightingale)
  • 6. Macam Pelayanan Kesehatan di RS 1. Dasar a. Umum c. Keperawatan b. Kebidanan d. Obat 1. Spesialistik a. Peny. Dalam c. Bedah b. Peny. Anak d. Kandungan 1. Subspesialistik a. Peny. Jantung c. Bedah urologi b. Jantung anak d. Andrologi Contoh:
  • 7. MACAM RS 1. Berdasarkan Jenis Pelayanan: a. Rumah Sakit Umum b. Rumah Sakit Khusus: - RS Khusus Bedah - RS Khusus THT - RS Jantung (Harapan Kita Jkt) - RS Ibu dan Anak (RSIA) - RS Ortopedi (RSO) - RS Gigi dan Mulut (RSGM)
  • 8. 2. Berdasarkan Kepemilikan a. Lembaga Agama - RS Islam - RS Katolik b. Instansi Swasta - Perseorangan/Yayasan - Perusahaan (mis. Pertamina) c. Pemerintah non Depkes - RS Polri (Kalasan, Kramat Jati Jkt) - RS Angkatan Udara (Harjo Lukito Yk) - RS Angkatan Laut (Mintohardjo Jkt) - RS Tentara (RST)
  • 9. TIPE-TIPE RS 1. Tipe A : RS yg menyediakan pelayanan spesialistik & subspesialistik yg luas 1. Tipe B (Pendidikan & Non pendidikan) : RS yg menyediakan minimal 11 pelayanan spesialistik dan subspesialistik 1. Tipe C : RS yg minimal memiliki 4 spesialistik dasar (Bedah, kandungan, peny. Dalam & peny. Anak) 1. Tipe D : RS yg menyediakan pelayanan kesehatan dasar.
  • 10. Pembagian ini berkaitan dengan: - Kewenangan dlm menangani pasien (jenis pelayanan) - Penentuan tarif - Persyaratan (AMDAL, pejabat, mis.) - Fasilitas pelayanan / Sarana prasarana
  • 11. KELAS PELAYANAN 1. VVIP 2. VIP 3. Kelas 1 4. Kelas 2 5. Kelas 3 • Askin • Non Askin
  • 12. SDM Rumah Sakit RS adalah institusi yg padat karya ! : banyak profesi yg terlibat  Dokter Umum & Dokter spesialis  Perawat  Bidan  Ahli Gizi klinik  Sanitarian  Satpam  Petugas Kebersihan
  • 17. INDIKATOR - INDIKATOR yg PERLU DIKETAHUI
  • 18. INDIKATOR RENCANA PENAMBAHAN TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT Untuk menentukan jumlah tempat tidur (TT) yangUntuk menentukan jumlah tempat tidur (TT) yang diperlukan dalam memberikan pelayanandiperlukan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.kesehatan kepada masyarakat. Diperlukan dua variable, untuk maksud tersebut :Diperlukan dua variable, untuk maksud tersebut : (1). Jumlah pasien keluar dalam satu tahun(1). Jumlah pasien keluar dalam satu tahun (2). Rata-rata lama dirawat di Rumah Sakit (RLD)(2). Rata-rata lama dirawat di Rumah Sakit (RLD) Jumlah TT direncanakan = Jumlah Pasien Keluar x RLD Jumlah Hari (365)
  • 19. Lanjutan …..  Jumlah TT yang diperoleh dari formula tersebutJumlah TT yang diperoleh dari formula tersebut disebutdisebut “Kapasitas TT Kritis”“Kapasitas TT Kritis” yang merupakan jumlahyang merupakan jumlah TT yang diperlukan dengan penggunaan TT – APTTT yang diperlukan dengan penggunaan TT – APT (BOR) 100%(BOR) 100%  APT (BOR) 100% tentu saja tidak diinginkan karenaAPT (BOR) 100% tentu saja tidak diinginkan karena ada tempat tidur kosong yang harus dicadangkanada tempat tidur kosong yang harus dicadangkan untuk kasus emergency (gawat). Pada umumnya dapatuntuk kasus emergency (gawat). Pada umumnya dapat disepakati 20% TT untuk maksud tersebut.disepakati 20% TT untuk maksud tersebut.  Dengan demikian formula diatas menjadi sbb :Dengan demikian formula diatas menjadi sbb : Jumlah TTJumlah TT == Jumlah Pasien Keluar x RLDJumlah Pasien Keluar x RLD (1 - 0.2) x Jumlah Hari (365)(1 - 0.2) x Jumlah Hari (365) • Dimana angka 80% (1 - 0.2) adalah target penggunaanDimana angka 80% (1 - 0.2) adalah target penggunaan TTTT • Cara menghitung kebutuhan TT dapat mempergunakanCara menghitung kebutuhan TT dapat mempergunakan formula tersebut untuk setiap bagian/perawatan.formula tersebut untuk setiap bagian/perawatan.
  • 20. INDIKATOR TERSEBUT DIBAWAH INI ADALAH PENILAIAN TERHADAP : • CAKUPAN PELAYANAN;CAKUPAN PELAYANAN; • MUTU PELAYANAN DANMUTU PELAYANAN DAN • EFISIENSI PELAYANANEFISIENSI PELAYANAN
  • 21. Lanjutan …………. 1.1. Angka (Prosentase) Penggunaan Tempat Tidur – APTAngka (Prosentase) Penggunaan Tempat Tidur – APT (BOR) Rumus yang digunakan :(BOR) Rumus yang digunakan : • Indikator ini punya Internasional StandarIndikator ini punya Internasional Standar (WHO), dengan kisaran antara : 80% - 90%(WHO), dengan kisaran antara : 80% - 90% • Sedangkan untuk Indonesia kisarannya antara :Sedangkan untuk Indonesia kisarannya antara : 70% - 80%70% - 80% APT (BOR) = Jumlah Hari Perawatan x 100% Jumlah Hari (365) x TT
  • 22. Lanjutan ……….. 2.2. Rata-rata Lama Dirawat – RLD (Av.Rata-rata Lama Dirawat – RLD (Av. Length ofLength of Stay – ALOS) Rumus yang digunakan :Stay – ALOS) Rumus yang digunakan :  Indikator ini tidak punya Internasional Standar,Indikator ini tidak punya Internasional Standar, akan tetapi disarankan agar RLD diusahakanakan tetapi disarankan agar RLD diusahakan serendah mungkin tanpa pengaruhi kualitasserendah mungkin tanpa pengaruhi kualitas pelayanan, kisaran antara : 6 – 9 hari (umum)pelayanan, kisaran antara : 6 – 9 hari (umum) dan khusus 3 – 5 hari.dan khusus 3 – 5 hari. Rata-rata lama dirawat = Jumlah Hari Perawatan / Lama Dirawat (RLD – Av.LOS) Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati)
  • 23. Lanjutan ………….. 3.3. Frekuensi penggunaan TT – FPT (The BedFrekuensi penggunaan TT – FPT (The Bed Turnover – BTO) Rumus yang digunakan :Turnover – BTO) Rumus yang digunakan : • Indikator inipun tidak punya Internasional Standar, akanIndikator inipun tidak punya Internasional Standar, akan tetapi dianjurkan agar FPT (BTO) diusahakan setinggitetapi dianjurkan agar FPT (BTO) diusahakan setinggi mungkin, dengan kisaran 40 – 50 kali pasien dilayanimungkin, dengan kisaran 40 – 50 kali pasien dilayani satu TT dalam suatu periode.satu TT dalam suatu periode. • Makin tinggi indikator tersebut menunjukkan makin baikMakin tinggi indikator tersebut menunjukkan makin baik dalam pengelolaan rumah sakit, dimana banyak pasiendalam pengelolaan rumah sakit, dimana banyak pasien yang dilayani.yang dilayani. • Namun demikian tidak berarti bahwa FPT (BTO) bolehNamun demikian tidak berarti bahwa FPT (BTO) boleh sangat tinggi, karena hal tersebut akan mempengaruhisangat tinggi, karena hal tersebut akan mempengaruhi kualitas pelayanan.kualitas pelayanan. FPT (BTO) = Jumlah Pasien Keluar (hidup + mati) Jumlah TT
  • 24. Lanjutan ………. 4.4. Lamanya TT kosong – LTK (The Turnover Interval –Lamanya TT kosong – LTK (The Turnover Interval – TOI) Rumus yang digunakan :TOI) Rumus yang digunakan : • Indikator ini menunjukkan lamanya tempat tidur tidakIndikator ini menunjukkan lamanya tempat tidur tidak ditempati (kosong) sejak pasien keluar sampai ditempatiditempati (kosong) sejak pasien keluar sampai ditempati kembali oleh pasien berikutnya.kembali oleh pasien berikutnya. • Indikator inipun tidak punya Internasional Standar, akanIndikator inipun tidak punya Internasional Standar, akan tetapi dianjurkan hendaknya indikator ini sependek mungkintetapi dianjurkan hendaknya indikator ini sependek mungkin yaitu dengan kisaran antara : 2 – 4 hariyaitu dengan kisaran antara : 2 – 4 hari LTK (TOI) = (365 x TT) x (1 – BOR/100) Jumlah Pasien Keluar (hidup + mati) LTK (TOI) = Jumlah Hari Perawatan (max) – Hari Perawatan Jumlah Pasien Keluar (hidup + mati)
  • 25. Lanjutan ……….. 5.5. Angka Kematian Kasar (AKK) & Angka Kematian Netto (AKN)Angka Kematian Kasar (AKK) & Angka Kematian Netto (AKN) (Gross Death Rate - GDR & Net Death Rate – NDR)(Gross Death Rate - GDR & Net Death Rate – NDR) Rumus yangRumus yang digunakan :digunakan : – Indikator ini tidak punya Internasional Standar, namunIndikator ini tidak punya Internasional Standar, namun demikian diharapkan indikator tersebut hendaknya serendahdemikian diharapkan indikator tersebut hendaknya serendah mungkin, karena indikator ini menunjukkan kualitas (mutu)mungkin, karena indikator ini menunjukkan kualitas (mutu) pelayanan di rumah sakit yang bersangkutan.pelayanan di rumah sakit yang bersangkutan. – Nilai GDR dianggap masih ditolerir adalah kurang atau samaNilai GDR dianggap masih ditolerir adalah kurang atau sama dengan 45 per 1000 penderita keluar.dengan 45 per 1000 penderita keluar. – Nilai NDR dianggap baik jika tidak lebih dari 25 per 1000Nilai NDR dianggap baik jika tidak lebih dari 25 per 1000 penderita keluar.penderita keluar. AKK (GDR) = Jumlah Seluruh Pasien Mati x 1000 Jumlah Pasien Keluar (hidup + mati) AKN (NDR) = Jumlah Pasien Mati ≥ 48 jam x 1000 Jumlah Pasien Keluar (hidup + mati)
  • 26. Lanjutan ………… 6.6.Rata-rata Kunjungan Poliklinik per hariRata-rata Kunjungan Poliklinik per hari Indikator ini menunjukkan tingkat pemanfaatan poliklinikIndikator ini menunjukkan tingkat pemanfaatan poliklinik rumah sakit. Selain itu dapat memberikan gambaranrumah sakit. Selain itu dapat memberikan gambaran cakupan pelayanan dari suatu rumah sakit, bilacakupan pelayanan dari suatu rumah sakit, bila dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayah kerjadibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayah kerja rumah sakit. Rumus yang digunakan :rumah sakit. Rumus yang digunakan : • Mengingat sulitnya menghitung hari buka klinik, maka dalamMengingat sulitnya menghitung hari buka klinik, maka dalam perhitungan indicator ini selalu digunakan angka 250 hari dalamperhitungan indicator ini selalu digunakan angka 250 hari dalam satu tahun. Angka tersebut sudah diperhitungkan dengansatu tahun. Angka tersebut sudah diperhitungkan dengan pengurangan jumlah hari libur dalam satu tahun atau periode lainpengurangan jumlah hari libur dalam satu tahun atau periode lain yang di tetapkan.yang di tetapkan. • Khusus untuk masing-masing poliklinik spesialis, dianjurkanKhusus untuk masing-masing poliklinik spesialis, dianjurkan Rata-2 Kunjungan = Jumlah Seluruh Kunj. Poli Jumlah Hari Buka Klinik Rata-2 Kunj. Baru = Jumlah Seluruh Kunj. Baru Poli Jumlah Hari Buka Klinik
  • 27. No Indikator 1 BOR 2 AVLOS 3 TOI 4 BTO 5 NDR 6 GDR Skala Ideal Depkes RI 60 – 85 % 6 – 9 Hari 1 – 3 Hari 40 – 50 Kali < 0,025 % < 0,045 % Indikator Pelayanan RS
  • 28. 28
  • 29. 29
  • 31. 02/28/15 PJMA : soedarto soepangat, drs, mars 31
  • 32. 02/28/15 PJMA : soedarto soepangat, drs, mars 32