SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 15
1




                                     BAB I

                               PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Penelitian

          Dewasa ini tuntutan terhadap dunia pendidikan sangat tinggi

   mengingat pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar bagi

   peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas SDM

   dapat berhasil jika didukung dengan kualitas pendidikan yang lebih baik serta

   penerapan dan pemanfaatan pengetahuan dan tehnologi yang akhirnya dapat

   meningkatkan daya saing tenaga kerja, produktivitas, nilai tambah dan

   membuka peluang kerja. Dengan demikian, pendidikan merupakan landasan

   fundamental bagi peningkatan taraf hidup masyarakat.

          Allan Thomas dalam Alma (2008:17), mengungkapkan bahwa ada tiga
          fungsi utama yang diharapkan dalam dunia pendidikan yaitu : 1. The
          Administrator’s Production Function adalah sekolah bertanggung
          jawab mengembangkan sistem pendidikan. Sekolah harus memberi
          pelayanan stakeholder. Untuk memenuhi permintaan tersebut harus
          disiapkan sarana prasarana yang cukup dan administrator yang
          memikirkan mutu sistem pendidikan. 2. The Psychologist’s Production
          Function adalah sekolah bertanggung jawab untuk merubah tingkah
          laku peserta didik yang terdiri atas tambahan pengetahuan, nilai-nilai,
          perilaku dan motivasi melalui pendidikan. 3. The Economist’s
          Production Function adalah sekolah memberikan kontribusi terhadap
          individu dengan diperolehnya kompetensi untuk meningkatkan
          ekonominya.

          Fungsi-fungsi dunia pendidikan       tersebut agar terpenuhi tentunya

   membutuhkan sistem manajemen yang baik. Terlebih di era globalisasi

   memunculkan kompetisi di semua sektor kehidupan baik secara individual

   maupun secara kelembagaan. Khususnya pada sektor lembaga pendidikan


                                        1
2




tidak terelakkan harus berkompetisi karena banyaknya penawaran. Masyarakat

saat ini begitu cerdas memilih lembaga pendidikan yang bermutu dan sesuai

dengan pelayanan yang diinginkan. Lembaga pendidikan mencapai taraf daya

saing yang kompetitif dalam mutu, harga dan pelayanan sehingga lembaga

pendidikan perlu meningkatkan kinerja untuk memenuhi harapan dan

kepuasan pelanggan.

       Menurut Zamroni (2007:9), praktek pendidikan yang mampu
       merespon globalisasi memiliki tiga karakteristik utama : 1) keutuhan,
       2) keragaman, 3) kemandirian. Keutuhan adalah kualitas output
       memiliki : a) kemampuan intelektual tinggi, b) kemampuan personal
       yang kuat, c) kemampuan sosial dinamis. Keragaman adalah
       menunjukkan keanekaragaman proses pendidikan sesuai dengan
       tuntutan lokal maupun global. Kemandirian adalah menunjukkan
       bagaimana keputusan yang menyangkut sekolah ditentukan di tempat
       yang paling dekat dengan proses belajar mengajar yaitu sekolah
       sendiri.

       Dari kasus tersebut di atas, lembaga pendidikan mengalami perubahan

paradigma. Perubahan paradigma yang dimaksud adalah meliputi paradigma

pengelolaan jasa pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut menurut

Zamroni (2007:100) paradigma baru ini tidak melihat sekolah sebagai suatu

proses produksi barang dimana peserta didik diberlakukan sebagai raw input.

Melainkan sekolah dilihat sebagai suatu proses pelayanan jasa dimana siswa

sebagai kostumer langsung. Sebagai kostumer maka keinginan, saran dan

pendapat siswa harus didengar dan ditampung dalam proses pendidikan.

Sebaliknya sebagai kostumer siswa akan mendapat kepuasan maksimal

apabila mematuhi berbagai pedoman sekolah.

       Pendidikan ini terpicu oleh perkembangan lingkungan eksternal yang

sangat dinamis menyangkut perkembangan teknologi informasi, e-learning
3




yang banyak dibicarakan dan diusahakan. Persaingan sebagaimana dialami

oleh perusahaan profit meliputi persaingan di bidang mutu, harga dan layanan.

Lembaga pendidikan sebagai suatu entitas non profit menghadapi hal yang

sama.

        Bertitik tolak dari persaingan dunia industri Alma (2007:102)
        mengemukakan dalam dunia pendidikan persaingan disebabkan :
        1) Munculnya lembaga pendidikan baru termasuk lembaga pendidikan
        asing yang membuka cabangnya di Indonesia, 2) Dibukanya jurusan
        atau program baru oleh lembaga pendidikan lainnya yang lebih
        menarik, 3) Terjadi perubahan dan peningkatan kebutuhan dari
        masyarakat pengguna lulusan lembaga pendidikan, 4) Terjadinya
        perubahan dan peningkatan dari peserta didik / orang tua atas jenis dan
        layanan pendidikan yang dikehendaki, 5) Ancaman persaingan dari
        lembaga pendidikan yang sudah ada. Kondisi persaingan yang terjadi
        diantara sekolah terutama sekolah swasta pada dasarnya akan kembali
        pada manajemen sekolah itu sendiri dalam sejauh mana mengelola
        faktor eksternal yang merupakan sumber peluang atau ancaman dan
        faktor internal yang merupakan sumber kekuatan atau kelemahan
        sehingga menjadi dasar melakukan strategi untuk memenangkan
        persaingan.

        Berkaitan dengan hal tersebut diatas, Harjanto (Suara Merdeka, Senin

5 Februari 2007) dalam Seminar Pemasaran Sekolah              mengemukakan :

persaingan antar sekolah yang semakin ketat maka persaingan sekolah mutlak

dilakukan agar sumber daya yang ada lebih finansial maupun manusia dapat

ditata seefisien mungkin. Caranya dengan merencanakan fungsi strategi yang

akurat dan tajam. Dengan demikian sekolah harus memiliki fungsi strategi

pemasaran yang tepat sebagai kunci sukses dalam menjamin kelangsungan

hidup sekolah dan memenangkan persaingan.

        Fungsi pemasaran merupakan keharusan di semua industri profit

maupun non profit. Selama ini strategi pemasaran masih merupakan kata yang

asing bagi sebagian besar praktisi dunia pendidikan. Boleh dikatakan bahwa
4




pemasaran merupakan fungsi yang belum dimanfatakan secara optimal.

Pemasaran dalam lembaga sekolah bukan mengejar komersialisasi, akan tetapi

mengutamakan pendidikan yang bermutu dan memberikan layanan prima

kepada stakeholdernya.

       Apabila kita melihat sekolah dari kacamata corporate, maka sekolah

adalah suatu organisasi produksi yang menghasilkan jasa pendidikan yang

dibeli oleh konsumen. Apabila produsen tidak mampu memasarkan hasil

produksinya, dalam hal ini jasa pendidikan karena mutunya tidak disenangi

konsumen, tidak memberi nilai tambah bagi peningkatan pribadi individu,

layanan tidak memuaskan maka produk yang ditawarkan tidak akan laku.

       Sehubungan hal tersebut diatas, Alma (2008:13) mengemukakan, pada

hakekatnya konsep bisnis berarti penekanan pada efisiensi dan kreativitas

meningkatkan produktivitas dan menjaga kualitas. Demikian pula konsep

pemasaran intinya adalah memuaskan konsumen, tidak memperlakukan

konsumen semaunya sendiri, tapi mengetahui dan meneliti apa sebenarnya

keinginan konsumen.

       Menurut Solo Pos, Sabtu tanggal 18 Juli 2009 dalam peningkatan mutu

pendidikan dan memberikan layanan prima banyak sekolah khususnya di

Surakarta yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dan

9001:2008, karena sistem ini merupakan sistem manajemen mutu yang

menekankan kepada kepuasan pelanggan. Ada 9 SMK Negeri dan 3 SMK

Swasta yang mendapat sertifikat ISI 9001:2000, dan ada 1 SMA Negeri
5




bersertifikat ISO 9001:2000 dan 1 SMA swasta yang mendapat sertifikat ISO

9001:2008.

       Penerapan prinsip manajemen mutu ISO 9001:2000 dan 9001:2008 di

lingkungan sekolah bertujuan untuk : 1. Meningkatkan kepuasan pelanggan

melalui pelayanan pendidikan, 2. membangun kesadaran tentang perlunya

melakukan pelayanan secara prima         terhadap pelanggan, 3. mendidik diri

sendiri (pengelola lembaga pendidikan) agar taat terhadap sesuatu yang

disepakati, 4. menyiapkan dokumen mutu (Mulyono, 2008:307).

       Dengan demikian persaingan antar sekolah menjadi sinyal positif bagi

sekolah untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan

penerapan strategi pemasaran yang tepat agar tetap eksis di tengah persaingan

sekolah yang semakin ketat. Strategi pemasaran sekolah yang fokus pada mutu

dan layanan prima akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM).

       Sikap masyarakat kita sampai saat ini, masih menomorsatukan sekolah

negeri jika ia akan menyekolahkan putra-putrinya. Hal ini tidak terlalu sulit

untuk dipahami. Karena menyangkut biaya sekolah lebih murah, fasilitas

sekolah lebih lengkap, guru-gurunya, "nama baik" dan lain sebagainya. Untuk

yang terakhir ini ("nama baik") karena masih ada kecenderungan masyarakat

kita merasa mempunyai harga diri lebih tinggi jika diterima di sekolah negeri

dari pada di sekolah swasta. Lebih-lebih setelah seleksi masuk sekolah

berdasarkan Nilai Ujian Murni (NUM). Dengan mudah masyarakat melihat
6




bahwa NUM untuk sekolah negeri lebih tinggi dari pada NUM untuk masuk

sekolah swasta.

       Sekolah swasta agar tidak selalu menerima "sisa" dari Sekolah Negeri,

maka mau tidak mau, disadari atau tidak, sekolah swasta harus mengeluarkan

energi yang lebih banyak dibandingkan dengan sekolah negeri, lebih-lebih jika

sekolah swasta tersebut ingin survival. Menurut data dari Diknas Pendidikan

Kota Surakarta , SMA swasta di Kota Surakarta pada tahun ajaran 2005/2006

menunjukkan bahwa ada 2 SMA swasta yang tutup menyusul sekolah lain

yang sudah lebih dulu tutup, dikarenakan tidak mendapat siswa. Sehingga

pada tahun ajaran 2006/2007 praktis tinggal 33 SMA swasta yang masih

beroperasi. Dari 33 sekolah tersebut terdapat 1 sekolah yang sudah tidak

memiliki kelas X. Sekolah yang memiliki siswa kelas X tetapi tidak penuh

(siswanya tidak mencapai 40 siswa) terdapat 14 SMA. Bahkan terdapat 12

SMA yang secara keseluruhan baik kelas I, kelas II, maupun kelas III jumlah

seluruhnya tidak mencapai 120 siswa. Artinya jika dirata-rata, maka sekolah

tersebut memiliki siswa kurang dari 40 siswa di setiap tingkat kelasnya.

       Dengan demikian bagi Pimpinan dan Staf sekolah swasta agar selalu

mencari inovasi-inovasi baru sehingga mengetahui secara persis apa

sebenarnya yang menjadi tren dan kebutuhan masyarakat. Pada akhirya

sekolah-sekolah yang unggul dalam kualitaslah yang akan dicari oleh

masyarakat. Namun demikian ternyata unggul tidak hanya berhenti sampai di

sini, karena publikasi ternyata juga sangat penting artinya. Sebaik apapun

sekolah yang kita miliki dan dibutuhkan oleh orang lain, namun jika
7




masyarakat tidak mengetahuinya tentu yang diperoleh tidak akan optimal.

Artinya siswa yang diterima tidak sebanyak dan sebagus yang kita harapkan.

Untuk itulah jika dirasa perlu harus dibuat suatu terobosan yang tidak

ditemukan di sekolah negeri tetapi hanya ada di sekolah swasta. Dengan

demikian diharapkan masyarakat akan mencari yang mereka perlukan dan

hanya terdapat di sekolah swasta.

       Langkah selanjutnya, bagaimana sekolah swasta seperti SMA Batik 1

Surakarta harus bersikap agar di Era Otonomi Sekolah ini tetap menjadi

tumpuan masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya. Selama ini SMA

Batik 1 Surakarta menjadi pilihan masyarakat setelah tidak diterima di sekolah

negeri. Siswa yang masuk di SMA Batik 1 Surakarta yang terkatagori

sebelumnya tidak diterima di sekolah negeri pada setiap tahunnya selalu ada.

Hanya saja jumlahnya tidak sampai setengah kelas pada setiap Penerimaan

Peserta Didik Baru (PPDB). Persoalan sekarang adalah apakah yang harus

dilakukan agar SMA Batik 1 Surakarta menjadi pilihan pertama? Atau

minimal jumlah siswa yang seharusnya diterima di SMA Negeri tetapi pilihan

pertamanya di SMA Batik 1 sudah mencapai angka 50 % dari daya tampung.

Tentu saja persoalan ini tidak mudah. Tetapi yang pasti bukan tidak mungkin

hal itu dapat diraih. Disinilah perlunya kecerdasan untuk membaca peluang

yang ada kemudian diraih lebih dulu peluang tersebut. Jika dirasa perlu

sekolah harus lebih proaktif mencari kiat-kiat khusus agar siswa yang masuk

ke SMA Batik 1 Surakarta ini adalah siswa-siswa pilihan. Dengan suksesnya
8




pada titik rekrutmen diimbangi dengan proses yang benar dan baik tentu akan

menghasilkan output yang lebih baik pula.

       SMA Batik 1 Surakarta telah melakukan upaya peningkatan mutu

pendidikan yaitu melalui program Sekolah Berstandar Internasional dan

tanggal 17 Agustus 2009 telah mengimplementsikan Paket Aplikasi Sekolah

(PAS) serta mendapatkan sertifikat SMM ISO 9001:2008 dari PT TUV

Rheinland Group Jerman dengan No. Registrasi Sertifikat 01 100 096587

Ruang lingkup : Penyediaan Jasa Pendidikan Sekolah Menengah Atas.

Dengan demikian SMA Batik 1 Surakarta sudah mendapat penjaminan mutu

di semua kegiatannya, dimana dalam layanan jasa pendidikan selalu

mengadakan peninjauan, melaksanakan penyempurnaan mutu secara terus

menerus dan dikomunikasikan agar dapat memenuhi persyaratan pelanggan

atau stakeholder.

         Berkaitan dengan hal tersebut di atas, SMA Batik 1 Surakarta

merupakan sekolah yang menarik dan patut untuk dilakukan penelitian tentang

pemasaran sekolah mengingat SMA Batik 1 Surakarta di tengah persaingan

sekolah yang ketat di Surakarta, sebagai sekolah swasta tetap eksis dan

menjadi sekolah swasta yang banyak peminatnya. Perlu dilakukan untuk

mengetahui dan melihat dari dekat, faktor-faktor strategik internal dan

eksternal berdasarkan konsep bauran pemasaran 7P yang merupakan sumber

peluang dan ancaman sebagai dasar strategi pemasarn untuk mengembangkan

bauran pemasaran sekolah sesuai dengan perubahan tuntutan lingkungan dan

persaingan.
9




B. Fokus Penelitian

          Berdasarkan uraian di atas, fokus penelitian adalah : Bagaimana

   strategi pemasaran sekolah di SMA Batik 1 Surakarta. Fokus tersebut

   dijabarkan menjadi dua sub fokus sebagai berikut :

   1. Apa saja yang menjadi faktor internal dan eksternal dalam strategi

       pemasaran sekolah?

   2. Bagaimana strategi pemasaran sekolah di SMA Batik 1 Surakarta

       berdasarkan analisis SWOT Matric ?



C. Tujuan Penelitian

          Tujuan yang akan dicapai dalam pelaksanaan penelitian adalah

   mendeskripsikan :

   1. Faktor-faktor internal dan eksternal dalam strategi pemasaran sekolah di

       SMA Batik 1 Surakarta.

   2. Strategi pemasaran sekolah di SMA Batik 1 Surakarta berdasarkan model

       analisis SWOT Matric.



D. Manfaat Penelitian

          Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan sumbangan

   bagi dunia pendidikan baik yang bersifat praktis maupun teoritis.
10




1. Manfaat teoritis

   a. Memberikan sumbangan wawasan bagi penelitian selanjutnya pada

       program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan Universitas

       Muhammadiyah Surakarta.

   b. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam menerapkan teori dan

       mendapatkan gambaran dalam pengalaman praktis dari penelitian

       mengenai pemasaran bidang pendidikan.

2. Manfaat Praktis

   a. Manfaat bagi guru

       Sebagai masukan bagi guru dalam rangka memperdalam wawasan dan

       pengetahuan tentang pemasaran sekolah.

   b. Manfaat bagi kepala sekolah

       1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori pemasaran

           khususnya sekolah bersertifikat SMM ISO 9001:2008 dan Rintisan

           Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

       2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

           pemikiran bagi kepala sekolah tentang strategi pemasaran sekolah

           yang diampunya.

   c. Manfaat bagi Dinas Pendidikan

               Sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan kebijakan

       dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya melalui strategi

       pemasaran sekolah.
11




       d. Manfaat bagi komite sekolah

                      Sebagai   bahan   rujukan     untuk    meluruskan     pandangan

           masyarakat bahwa kurang pada tempatnya konsep bisnis dan strategi

           pemasaran diterapkan dalam dunia pendidikan. Melalui penelitian ini

           strategi pemasaran layak diadopsi dalam lembaga pendidikan sehingga

           akan meluruskan pandangan masyarakat tentang pemasaran sekolah.



E. Definisi Istilah

   Bauran Pemasaran              Sekumpulan alat pemasaran yang dapat digunakan

                                 oleh     lembaga      untuk       mencapai      tujuan

                                 pemasarannya.

   Fisik (Physical)              Suatu lingkungan dimana jasa disampaikan kepada

                                 konsumen dan merupakan tempat terjadinya

                                 interaksi antara lembaga dengan konsumen.

   Harga (Price)                 Sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh

                                 konsumen untuk mendapatkan suatu produk.

   ISO                           International Standard Organitation

   Kepuasan                      Respon     konsumen        yang    sudah     terpenuhi

                                 keinginannya tentang penggunaan barang atau jasa

                                 yang mereka pakai.

   Konsep 7P                     Tujuh unsur bauran pemasaran yang saling

                                 berhubungan dan tergantung satu sama lain serta
12




                       mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai

                       dengan karakteristik segmennya.

Kurikulum              Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

                       tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

                       digunakan      sebagai     pedoman       penyelenggaraan

                       kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

                       pendidikan tertentu.

LITBANG                Penelitian dan Pengembangan

Lokasi (Place)         Tempat pelayanan jasa sebagai lingkungan dimana

                       dan bagaimana jasa diserahkan.

Pasar                  Tempat       transaksi     berbagai     komoditas      yang

                       dihasilkan         produsen       dengan      dibutuhkan,

                       diinginkan, dan diharapkan konsumen.

Pelanggan Pendidikan   Secara internal guru dan pegawai yang ada di

                       sekolah      dan    berhubungan         langsung    dengan

                       pelaksanaan pendidikan di sekolah.

Pemasaran              Usaha untuk menyediakan dan menyampaikan

                       barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang

                       yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang

                       tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat.

Pemasaran Sekolah      Menawarkan          mutu      layanan    intelektual   dan

                       pembentukan watak secara menyeluruh.
13




Peserta Didik         Anggota         masyarakat         yang         berusaha

                      mengembangkan potensi diri melalui proses

                      pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan

                      jenis pendidikan tertentu.

PM                    Pedoman Mutu

PPDB                  Penerimaan Peserta Didik Baru

Produk (Product)      Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar

                      untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.

Promosi (Promotion)   Suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli

                      yang bertujuan untuk mengubah sikap dan tingkah

                      laku pembeli.

Proses (Process)      Suatu prosedur, mekanisme,rangkaian kegiatan

                      untuk menyampaikan jasa dari lembaga kepada

                      konsumen.

RSBI                  Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

Satuan Pendidikan     Kelompok          layanan        pendidikan        yang

                      menyelenggara kan pendidikan pada jalur formal,

                      non formal dan informal pada setiap jenjang dan

                      jenis pendidikan.

SDM (People)          Semua     orang     yang     terlibat   dalam     proses

                      penyampaian         jasa       kepada         konsumen.

                      Secara Eksternal yaitu Peserta didik, orang tua
14




               siswa,    instansi    lain     yang     terkait    dengan

               pelaksanaan pendidikan di sekolah.

Sekolah        Pendidikan formal yang terstruktur dan berjenjang,

               terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah

               dan pendidikan tinggi.

SMA            Suatu     satuan     pendidikan        menyelenggarakan

               pendidikan menengah.

SOP            Standar Operating Prosedure

Stakeholders   Pihak-pihak yang berkepentingan di dalam proses

               pendidikan antara lain; peserta didik, orang tua,

               peserta didik, pemerintah maupun Perguruan

               Tinggi.

Strategi       Suatu kesatuan rencana yang luas dan terintegrasi

               yang menghubungkan antara kekuatan internal

               organisasi      dengan       peluang     dan      ancaman

               eksternalnya.

SWOT           Analisis dengan mengidentifikasi berbagai factor

               secara sistematis untuk merumuskan strategi

               lembaga      dengan      memaksimalkan            kekuatan

               (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun

               secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

               (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
15




Tenaga Kependidikan   Anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan

                      diangkat      untuk    menunjang     penyelenggaraan

                      pendidikan.

Tenaga Pendidik       Anggota masyarakat yang berkualifikasi sebagai

                      guru,      dosen,     konselor,    pamong         belajar,

                      widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan

                      sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,

                      serta   berpartisipasi    dalam    menyelenggarakan

                      pendidikan.

Weitere ähnliche Inhalte

Andere mochten auch

NY INFORMS METRO - Next Generation of modeling and Solving Tools
NY INFORMS METRO - Next Generation of modeling and Solving ToolsNY INFORMS METRO - Next Generation of modeling and Solving Tools
NY INFORMS METRO - Next Generation of modeling and Solving ToolsAlkis Vazacopoulos
 
Advanced Process Monitoring IMF
Advanced Process Monitoring IMFAdvanced Process Monitoring IMF
Advanced Process Monitoring IMFAlkis Vazacopoulos
 
Penrith - Oregon Carbon Policy Options for Legislators-150911-CAM
Penrith - Oregon Carbon Policy Options for Legislators-150911-CAMPenrith - Oregon Carbon Policy Options for Legislators-150911-CAM
Penrith - Oregon Carbon Policy Options for Legislators-150911-CAMSean Penrith
 
Sri sri shuddhaanandaa power point norman 1
Sri sri shuddhaanandaa power point norman 1Sri sri shuddhaanandaa power point norman 1
Sri sri shuddhaanandaa power point norman 1tanujb123
 
Art & science part ii
Art & science part iiArt & science part ii
Art & science part iiCormac McGrath
 
Declive de una_civilizacion
Declive de una_civilizacionDeclive de una_civilizacion
Declive de una_civilizacionEmersson Curup
 
Bhgn c tema 7 cikgugeog.
Bhgn c tema 7 cikgugeog.Bhgn c tema 7 cikgugeog.
Bhgn c tema 7 cikgugeog.Kila Shakila
 
Siglos xvi y xvii [reparado]
Siglos xvi y xvii [reparado]Siglos xvi y xvii [reparado]
Siglos xvi y xvii [reparado]mariaeulaliacs
 
Skripsi Implementasi Hash Kriptografik
Skripsi Implementasi Hash KriptografikSkripsi Implementasi Hash Kriptografik
Skripsi Implementasi Hash KriptografikArie Purwanto
 
физкультурно оздоровительный блок
физкультурно оздоровительный блокфизкультурно оздоровительный блок
физкультурно оздоровительный блокAkuJIa
 
Factors Affecting Balance in the Elderly Population
Factors Affecting Balance in the Elderly PopulationFactors Affecting Balance in the Elderly Population
Factors Affecting Balance in the Elderly PopulationEast End Hearing
 
Lmr prin con_design_space
Lmr prin con_design_spaceLmr prin con_design_space
Lmr prin con_design_spaceEmma DeJong
 
Наш подводный мир
Наш  подводный  мирНаш  подводный  мир
Наш подводный мирAkuJIa
 
Big data網站分析─google analytics學習筆記 (情報快訊與轉換功能)
Big data網站分析─google analytics學習筆記 (情報快訊與轉換功能) Big data網站分析─google analytics學習筆記 (情報快訊與轉換功能)
Big data網站分析─google analytics學習筆記 (情報快訊與轉換功能) Anna Su
 

Andere mochten auch (20)

NY INFORMS METRO - Next Generation of modeling and Solving Tools
NY INFORMS METRO - Next Generation of modeling and Solving ToolsNY INFORMS METRO - Next Generation of modeling and Solving Tools
NY INFORMS METRO - Next Generation of modeling and Solving Tools
 
Advanced Process Monitoring IMF
Advanced Process Monitoring IMFAdvanced Process Monitoring IMF
Advanced Process Monitoring IMF
 
Penrith - Oregon Carbon Policy Options for Legislators-150911-CAM
Penrith - Oregon Carbon Policy Options for Legislators-150911-CAMPenrith - Oregon Carbon Policy Options for Legislators-150911-CAM
Penrith - Oregon Carbon Policy Options for Legislators-150911-CAM
 
Fin 630 u2 ip
Fin 630 u2 ipFin 630 u2 ip
Fin 630 u2 ip
 
Sri sri shuddhaanandaa power point norman 1
Sri sri shuddhaanandaa power point norman 1Sri sri shuddhaanandaa power point norman 1
Sri sri shuddhaanandaa power point norman 1
 
Master project vol i
Master project vol iMaster project vol i
Master project vol i
 
Street address requirement ordinance 7093
Street address requirement ordinance 7093Street address requirement ordinance 7093
Street address requirement ordinance 7093
 
Art & science part ii
Art & science part iiArt & science part ii
Art & science part ii
 
Declive de una_civilizacion
Declive de una_civilizacionDeclive de una_civilizacion
Declive de una_civilizacion
 
Bhgn c tema 7 cikgugeog.
Bhgn c tema 7 cikgugeog.Bhgn c tema 7 cikgugeog.
Bhgn c tema 7 cikgugeog.
 
Gemd bella
Gemd bellaGemd bella
Gemd bella
 
Siglos xvi y xvii [reparado]
Siglos xvi y xvii [reparado]Siglos xvi y xvii [reparado]
Siglos xvi y xvii [reparado]
 
02presentation
02presentation02presentation
02presentation
 
Skripsi Implementasi Hash Kriptografik
Skripsi Implementasi Hash KriptografikSkripsi Implementasi Hash Kriptografik
Skripsi Implementasi Hash Kriptografik
 
физкультурно оздоровительный блок
физкультурно оздоровительный блокфизкультурно оздоровительный блок
физкультурно оздоровительный блок
 
Factors Affecting Balance in the Elderly Population
Factors Affecting Balance in the Elderly PopulationFactors Affecting Balance in the Elderly Population
Factors Affecting Balance in the Elderly Population
 
Lmr prin con_design_space
Lmr prin con_design_spaceLmr prin con_design_space
Lmr prin con_design_space
 
Spice
SpiceSpice
Spice
 
Наш подводный мир
Наш  подводный  мирНаш  подводный  мир
Наш подводный мир
 
Big data網站分析─google analytics學習筆記 (情報快訊與轉換功能)
Big data網站分析─google analytics學習筆記 (情報快訊與轉換功能) Big data網站分析─google analytics學習筆記 (情報快訊與轉換功能)
Big data網站分析─google analytics學習筆記 (情報快訊與轉換功能)
 

Ähnlich wie Bab i

Pemasaran pendidikan kel 1
Pemasaran pendidikan kel 1Pemasaran pendidikan kel 1
Pemasaran pendidikan kel 1Yenima27
 
Landasan Ekonomi Pendidikan
Landasan Ekonomi PendidikanLandasan Ekonomi Pendidikan
Landasan Ekonomi PendidikanSri Handayani
 
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis SekolahManajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis SekolahGhian Velina
 
Manajemen mutu terpadu_pendidikan
Manajemen mutu terpadu_pendidikanManajemen mutu terpadu_pendidikan
Manajemen mutu terpadu_pendidikanJalaludin Zulkifli
 
kel 3 segmentasi pemasaran
kel 3 segmentasi pemasarankel 3 segmentasi pemasaran
kel 3 segmentasi pemasaranYenima27
 
Pemasaran Jasa Pendidikan - PPT Sergius Lay.pptx
Pemasaran Jasa Pendidikan - PPT Sergius Lay.pptxPemasaran Jasa Pendidikan - PPT Sergius Lay.pptx
Pemasaran Jasa Pendidikan - PPT Sergius Lay.pptxGiuslayZone
 
Manajemen mutu dalam pendidikan
Manajemen mutu dalam pendidikanManajemen mutu dalam pendidikan
Manajemen mutu dalam pendidikanAnan Nur
 
PENGARUH BIAYA, LOKASI, FASILITAS DAN GROUP ACUAN TERHADAP PILIHAN SISWA PADA...
PENGARUH BIAYA, LOKASI, FASILITAS DAN GROUP ACUAN TERHADAP PILIHAN SISWA PADA...PENGARUH BIAYA, LOKASI, FASILITAS DAN GROUP ACUAN TERHADAP PILIHAN SISWA PADA...
PENGARUH BIAYA, LOKASI, FASILITAS DAN GROUP ACUAN TERHADAP PILIHAN SISWA PADA...ERNING KAROMAH
 
Efisiensi pendidikan di indonesia
Efisiensi pendidikan di indonesiaEfisiensi pendidikan di indonesia
Efisiensi pendidikan di indonesiaLastri Cheanagho
 
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolahManajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolahNuruddin Arranirri
 
TUGASS KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptx
TUGASS  KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptxTUGASS  KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptx
TUGASS KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptxManajemenPendidikanI3
 
Artikel pemasaran jasa pendidikan.docx
Artikel pemasaran jasa pendidikan.docxArtikel pemasaran jasa pendidikan.docx
Artikel pemasaran jasa pendidikan.docxMUSAFIRMUSAFIR4
 
Contoh pernyataan masalah
Contoh pernyataan masalahContoh pernyataan masalah
Contoh pernyataan masalahyulin_eunice
 
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumroh
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumrohManajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumroh
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumrohmahmudi moedy
 
Tqm (manajemen mutu terpadu)
Tqm (manajemen mutu terpadu)Tqm (manajemen mutu terpadu)
Tqm (manajemen mutu terpadu)Muhamad Kurniawan
 

Ähnlich wie Bab i (20)

Pemasaran pendidikan kel 1
Pemasaran pendidikan kel 1Pemasaran pendidikan kel 1
Pemasaran pendidikan kel 1
 
Landasan Ekonomi Pendidikan
Landasan Ekonomi PendidikanLandasan Ekonomi Pendidikan
Landasan Ekonomi Pendidikan
 
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis SekolahManajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
 
Manajemen mutu terpadu_pendidikan
Manajemen mutu terpadu_pendidikanManajemen mutu terpadu_pendidikan
Manajemen mutu terpadu_pendidikan
 
kel 3 segmentasi pemasaran
kel 3 segmentasi pemasarankel 3 segmentasi pemasaran
kel 3 segmentasi pemasaran
 
TQM
TQMTQM
TQM
 
Pemasaran Jasa Pendidikan - PPT Sergius Lay.pptx
Pemasaran Jasa Pendidikan - PPT Sergius Lay.pptxPemasaran Jasa Pendidikan - PPT Sergius Lay.pptx
Pemasaran Jasa Pendidikan - PPT Sergius Lay.pptx
 
Manajemen mutu dalam pendidikan
Manajemen mutu dalam pendidikanManajemen mutu dalam pendidikan
Manajemen mutu dalam pendidikan
 
PENGARUH BIAYA, LOKASI, FASILITAS DAN GROUP ACUAN TERHADAP PILIHAN SISWA PADA...
PENGARUH BIAYA, LOKASI, FASILITAS DAN GROUP ACUAN TERHADAP PILIHAN SISWA PADA...PENGARUH BIAYA, LOKASI, FASILITAS DAN GROUP ACUAN TERHADAP PILIHAN SISWA PADA...
PENGARUH BIAYA, LOKASI, FASILITAS DAN GROUP ACUAN TERHADAP PILIHAN SISWA PADA...
 
Bab 1 05504241016
Bab 1  05504241016Bab 1  05504241016
Bab 1 05504241016
 
Efisiensi pendidikan di indonesia
Efisiensi pendidikan di indonesiaEfisiensi pendidikan di indonesia
Efisiensi pendidikan di indonesia
 
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolahManajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
TUGASS KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptx
TUGASS  KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptxTUGASS  KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptx
TUGASS KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptx
 
Artikel pemasaran jasa pendidikan.docx
Artikel pemasaran jasa pendidikan.docxArtikel pemasaran jasa pendidikan.docx
Artikel pemasaran jasa pendidikan.docx
 
Contoh pernyataan masalah
Contoh pernyataan masalahContoh pernyataan masalah
Contoh pernyataan masalah
 
Mkalah menejemen ok
Mkalah menejemen okMkalah menejemen ok
Mkalah menejemen ok
 
Makalah manajemen berbasis sekolah
Makalah manajemen berbasis sekolahMakalah manajemen berbasis sekolah
Makalah manajemen berbasis sekolah
 
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumroh
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumrohManajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumroh
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumroh
 
Tqm (manajemen mutu terpadu)
Tqm (manajemen mutu terpadu)Tqm (manajemen mutu terpadu)
Tqm (manajemen mutu terpadu)
 

Bab i

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini tuntutan terhadap dunia pendidikan sangat tinggi mengingat pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas SDM dapat berhasil jika didukung dengan kualitas pendidikan yang lebih baik serta penerapan dan pemanfaatan pengetahuan dan tehnologi yang akhirnya dapat meningkatkan daya saing tenaga kerja, produktivitas, nilai tambah dan membuka peluang kerja. Dengan demikian, pendidikan merupakan landasan fundamental bagi peningkatan taraf hidup masyarakat. Allan Thomas dalam Alma (2008:17), mengungkapkan bahwa ada tiga fungsi utama yang diharapkan dalam dunia pendidikan yaitu : 1. The Administrator’s Production Function adalah sekolah bertanggung jawab mengembangkan sistem pendidikan. Sekolah harus memberi pelayanan stakeholder. Untuk memenuhi permintaan tersebut harus disiapkan sarana prasarana yang cukup dan administrator yang memikirkan mutu sistem pendidikan. 2. The Psychologist’s Production Function adalah sekolah bertanggung jawab untuk merubah tingkah laku peserta didik yang terdiri atas tambahan pengetahuan, nilai-nilai, perilaku dan motivasi melalui pendidikan. 3. The Economist’s Production Function adalah sekolah memberikan kontribusi terhadap individu dengan diperolehnya kompetensi untuk meningkatkan ekonominya. Fungsi-fungsi dunia pendidikan tersebut agar terpenuhi tentunya membutuhkan sistem manajemen yang baik. Terlebih di era globalisasi memunculkan kompetisi di semua sektor kehidupan baik secara individual maupun secara kelembagaan. Khususnya pada sektor lembaga pendidikan 1
  • 2. 2 tidak terelakkan harus berkompetisi karena banyaknya penawaran. Masyarakat saat ini begitu cerdas memilih lembaga pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan pelayanan yang diinginkan. Lembaga pendidikan mencapai taraf daya saing yang kompetitif dalam mutu, harga dan pelayanan sehingga lembaga pendidikan perlu meningkatkan kinerja untuk memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan. Menurut Zamroni (2007:9), praktek pendidikan yang mampu merespon globalisasi memiliki tiga karakteristik utama : 1) keutuhan, 2) keragaman, 3) kemandirian. Keutuhan adalah kualitas output memiliki : a) kemampuan intelektual tinggi, b) kemampuan personal yang kuat, c) kemampuan sosial dinamis. Keragaman adalah menunjukkan keanekaragaman proses pendidikan sesuai dengan tuntutan lokal maupun global. Kemandirian adalah menunjukkan bagaimana keputusan yang menyangkut sekolah ditentukan di tempat yang paling dekat dengan proses belajar mengajar yaitu sekolah sendiri. Dari kasus tersebut di atas, lembaga pendidikan mengalami perubahan paradigma. Perubahan paradigma yang dimaksud adalah meliputi paradigma pengelolaan jasa pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut menurut Zamroni (2007:100) paradigma baru ini tidak melihat sekolah sebagai suatu proses produksi barang dimana peserta didik diberlakukan sebagai raw input. Melainkan sekolah dilihat sebagai suatu proses pelayanan jasa dimana siswa sebagai kostumer langsung. Sebagai kostumer maka keinginan, saran dan pendapat siswa harus didengar dan ditampung dalam proses pendidikan. Sebaliknya sebagai kostumer siswa akan mendapat kepuasan maksimal apabila mematuhi berbagai pedoman sekolah. Pendidikan ini terpicu oleh perkembangan lingkungan eksternal yang sangat dinamis menyangkut perkembangan teknologi informasi, e-learning
  • 3. 3 yang banyak dibicarakan dan diusahakan. Persaingan sebagaimana dialami oleh perusahaan profit meliputi persaingan di bidang mutu, harga dan layanan. Lembaga pendidikan sebagai suatu entitas non profit menghadapi hal yang sama. Bertitik tolak dari persaingan dunia industri Alma (2007:102) mengemukakan dalam dunia pendidikan persaingan disebabkan : 1) Munculnya lembaga pendidikan baru termasuk lembaga pendidikan asing yang membuka cabangnya di Indonesia, 2) Dibukanya jurusan atau program baru oleh lembaga pendidikan lainnya yang lebih menarik, 3) Terjadi perubahan dan peningkatan kebutuhan dari masyarakat pengguna lulusan lembaga pendidikan, 4) Terjadinya perubahan dan peningkatan dari peserta didik / orang tua atas jenis dan layanan pendidikan yang dikehendaki, 5) Ancaman persaingan dari lembaga pendidikan yang sudah ada. Kondisi persaingan yang terjadi diantara sekolah terutama sekolah swasta pada dasarnya akan kembali pada manajemen sekolah itu sendiri dalam sejauh mana mengelola faktor eksternal yang merupakan sumber peluang atau ancaman dan faktor internal yang merupakan sumber kekuatan atau kelemahan sehingga menjadi dasar melakukan strategi untuk memenangkan persaingan. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, Harjanto (Suara Merdeka, Senin 5 Februari 2007) dalam Seminar Pemasaran Sekolah mengemukakan : persaingan antar sekolah yang semakin ketat maka persaingan sekolah mutlak dilakukan agar sumber daya yang ada lebih finansial maupun manusia dapat ditata seefisien mungkin. Caranya dengan merencanakan fungsi strategi yang akurat dan tajam. Dengan demikian sekolah harus memiliki fungsi strategi pemasaran yang tepat sebagai kunci sukses dalam menjamin kelangsungan hidup sekolah dan memenangkan persaingan. Fungsi pemasaran merupakan keharusan di semua industri profit maupun non profit. Selama ini strategi pemasaran masih merupakan kata yang asing bagi sebagian besar praktisi dunia pendidikan. Boleh dikatakan bahwa
  • 4. 4 pemasaran merupakan fungsi yang belum dimanfatakan secara optimal. Pemasaran dalam lembaga sekolah bukan mengejar komersialisasi, akan tetapi mengutamakan pendidikan yang bermutu dan memberikan layanan prima kepada stakeholdernya. Apabila kita melihat sekolah dari kacamata corporate, maka sekolah adalah suatu organisasi produksi yang menghasilkan jasa pendidikan yang dibeli oleh konsumen. Apabila produsen tidak mampu memasarkan hasil produksinya, dalam hal ini jasa pendidikan karena mutunya tidak disenangi konsumen, tidak memberi nilai tambah bagi peningkatan pribadi individu, layanan tidak memuaskan maka produk yang ditawarkan tidak akan laku. Sehubungan hal tersebut diatas, Alma (2008:13) mengemukakan, pada hakekatnya konsep bisnis berarti penekanan pada efisiensi dan kreativitas meningkatkan produktivitas dan menjaga kualitas. Demikian pula konsep pemasaran intinya adalah memuaskan konsumen, tidak memperlakukan konsumen semaunya sendiri, tapi mengetahui dan meneliti apa sebenarnya keinginan konsumen. Menurut Solo Pos, Sabtu tanggal 18 Juli 2009 dalam peningkatan mutu pendidikan dan memberikan layanan prima banyak sekolah khususnya di Surakarta yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dan 9001:2008, karena sistem ini merupakan sistem manajemen mutu yang menekankan kepada kepuasan pelanggan. Ada 9 SMK Negeri dan 3 SMK Swasta yang mendapat sertifikat ISI 9001:2000, dan ada 1 SMA Negeri
  • 5. 5 bersertifikat ISO 9001:2000 dan 1 SMA swasta yang mendapat sertifikat ISO 9001:2008. Penerapan prinsip manajemen mutu ISO 9001:2000 dan 9001:2008 di lingkungan sekolah bertujuan untuk : 1. Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pelayanan pendidikan, 2. membangun kesadaran tentang perlunya melakukan pelayanan secara prima terhadap pelanggan, 3. mendidik diri sendiri (pengelola lembaga pendidikan) agar taat terhadap sesuatu yang disepakati, 4. menyiapkan dokumen mutu (Mulyono, 2008:307). Dengan demikian persaingan antar sekolah menjadi sinyal positif bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan penerapan strategi pemasaran yang tepat agar tetap eksis di tengah persaingan sekolah yang semakin ketat. Strategi pemasaran sekolah yang fokus pada mutu dan layanan prima akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sikap masyarakat kita sampai saat ini, masih menomorsatukan sekolah negeri jika ia akan menyekolahkan putra-putrinya. Hal ini tidak terlalu sulit untuk dipahami. Karena menyangkut biaya sekolah lebih murah, fasilitas sekolah lebih lengkap, guru-gurunya, "nama baik" dan lain sebagainya. Untuk yang terakhir ini ("nama baik") karena masih ada kecenderungan masyarakat kita merasa mempunyai harga diri lebih tinggi jika diterima di sekolah negeri dari pada di sekolah swasta. Lebih-lebih setelah seleksi masuk sekolah berdasarkan Nilai Ujian Murni (NUM). Dengan mudah masyarakat melihat
  • 6. 6 bahwa NUM untuk sekolah negeri lebih tinggi dari pada NUM untuk masuk sekolah swasta. Sekolah swasta agar tidak selalu menerima "sisa" dari Sekolah Negeri, maka mau tidak mau, disadari atau tidak, sekolah swasta harus mengeluarkan energi yang lebih banyak dibandingkan dengan sekolah negeri, lebih-lebih jika sekolah swasta tersebut ingin survival. Menurut data dari Diknas Pendidikan Kota Surakarta , SMA swasta di Kota Surakarta pada tahun ajaran 2005/2006 menunjukkan bahwa ada 2 SMA swasta yang tutup menyusul sekolah lain yang sudah lebih dulu tutup, dikarenakan tidak mendapat siswa. Sehingga pada tahun ajaran 2006/2007 praktis tinggal 33 SMA swasta yang masih beroperasi. Dari 33 sekolah tersebut terdapat 1 sekolah yang sudah tidak memiliki kelas X. Sekolah yang memiliki siswa kelas X tetapi tidak penuh (siswanya tidak mencapai 40 siswa) terdapat 14 SMA. Bahkan terdapat 12 SMA yang secara keseluruhan baik kelas I, kelas II, maupun kelas III jumlah seluruhnya tidak mencapai 120 siswa. Artinya jika dirata-rata, maka sekolah tersebut memiliki siswa kurang dari 40 siswa di setiap tingkat kelasnya. Dengan demikian bagi Pimpinan dan Staf sekolah swasta agar selalu mencari inovasi-inovasi baru sehingga mengetahui secara persis apa sebenarnya yang menjadi tren dan kebutuhan masyarakat. Pada akhirya sekolah-sekolah yang unggul dalam kualitaslah yang akan dicari oleh masyarakat. Namun demikian ternyata unggul tidak hanya berhenti sampai di sini, karena publikasi ternyata juga sangat penting artinya. Sebaik apapun sekolah yang kita miliki dan dibutuhkan oleh orang lain, namun jika
  • 7. 7 masyarakat tidak mengetahuinya tentu yang diperoleh tidak akan optimal. Artinya siswa yang diterima tidak sebanyak dan sebagus yang kita harapkan. Untuk itulah jika dirasa perlu harus dibuat suatu terobosan yang tidak ditemukan di sekolah negeri tetapi hanya ada di sekolah swasta. Dengan demikian diharapkan masyarakat akan mencari yang mereka perlukan dan hanya terdapat di sekolah swasta. Langkah selanjutnya, bagaimana sekolah swasta seperti SMA Batik 1 Surakarta harus bersikap agar di Era Otonomi Sekolah ini tetap menjadi tumpuan masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya. Selama ini SMA Batik 1 Surakarta menjadi pilihan masyarakat setelah tidak diterima di sekolah negeri. Siswa yang masuk di SMA Batik 1 Surakarta yang terkatagori sebelumnya tidak diterima di sekolah negeri pada setiap tahunnya selalu ada. Hanya saja jumlahnya tidak sampai setengah kelas pada setiap Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Persoalan sekarang adalah apakah yang harus dilakukan agar SMA Batik 1 Surakarta menjadi pilihan pertama? Atau minimal jumlah siswa yang seharusnya diterima di SMA Negeri tetapi pilihan pertamanya di SMA Batik 1 sudah mencapai angka 50 % dari daya tampung. Tentu saja persoalan ini tidak mudah. Tetapi yang pasti bukan tidak mungkin hal itu dapat diraih. Disinilah perlunya kecerdasan untuk membaca peluang yang ada kemudian diraih lebih dulu peluang tersebut. Jika dirasa perlu sekolah harus lebih proaktif mencari kiat-kiat khusus agar siswa yang masuk ke SMA Batik 1 Surakarta ini adalah siswa-siswa pilihan. Dengan suksesnya
  • 8. 8 pada titik rekrutmen diimbangi dengan proses yang benar dan baik tentu akan menghasilkan output yang lebih baik pula. SMA Batik 1 Surakarta telah melakukan upaya peningkatan mutu pendidikan yaitu melalui program Sekolah Berstandar Internasional dan tanggal 17 Agustus 2009 telah mengimplementsikan Paket Aplikasi Sekolah (PAS) serta mendapatkan sertifikat SMM ISO 9001:2008 dari PT TUV Rheinland Group Jerman dengan No. Registrasi Sertifikat 01 100 096587 Ruang lingkup : Penyediaan Jasa Pendidikan Sekolah Menengah Atas. Dengan demikian SMA Batik 1 Surakarta sudah mendapat penjaminan mutu di semua kegiatannya, dimana dalam layanan jasa pendidikan selalu mengadakan peninjauan, melaksanakan penyempurnaan mutu secara terus menerus dan dikomunikasikan agar dapat memenuhi persyaratan pelanggan atau stakeholder. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, SMA Batik 1 Surakarta merupakan sekolah yang menarik dan patut untuk dilakukan penelitian tentang pemasaran sekolah mengingat SMA Batik 1 Surakarta di tengah persaingan sekolah yang ketat di Surakarta, sebagai sekolah swasta tetap eksis dan menjadi sekolah swasta yang banyak peminatnya. Perlu dilakukan untuk mengetahui dan melihat dari dekat, faktor-faktor strategik internal dan eksternal berdasarkan konsep bauran pemasaran 7P yang merupakan sumber peluang dan ancaman sebagai dasar strategi pemasarn untuk mengembangkan bauran pemasaran sekolah sesuai dengan perubahan tuntutan lingkungan dan persaingan.
  • 9. 9 B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian di atas, fokus penelitian adalah : Bagaimana strategi pemasaran sekolah di SMA Batik 1 Surakarta. Fokus tersebut dijabarkan menjadi dua sub fokus sebagai berikut : 1. Apa saja yang menjadi faktor internal dan eksternal dalam strategi pemasaran sekolah? 2. Bagaimana strategi pemasaran sekolah di SMA Batik 1 Surakarta berdasarkan analisis SWOT Matric ? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam pelaksanaan penelitian adalah mendeskripsikan : 1. Faktor-faktor internal dan eksternal dalam strategi pemasaran sekolah di SMA Batik 1 Surakarta. 2. Strategi pemasaran sekolah di SMA Batik 1 Surakarta berdasarkan model analisis SWOT Matric. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan sumbangan bagi dunia pendidikan baik yang bersifat praktis maupun teoritis.
  • 10. 10 1. Manfaat teoritis a. Memberikan sumbangan wawasan bagi penelitian selanjutnya pada program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. b. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam menerapkan teori dan mendapatkan gambaran dalam pengalaman praktis dari penelitian mengenai pemasaran bidang pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi guru Sebagai masukan bagi guru dalam rangka memperdalam wawasan dan pengetahuan tentang pemasaran sekolah. b. Manfaat bagi kepala sekolah 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori pemasaran khususnya sekolah bersertifikat SMM ISO 9001:2008 dan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah tentang strategi pemasaran sekolah yang diampunya. c. Manfaat bagi Dinas Pendidikan Sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan kebijakan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya melalui strategi pemasaran sekolah.
  • 11. 11 d. Manfaat bagi komite sekolah Sebagai bahan rujukan untuk meluruskan pandangan masyarakat bahwa kurang pada tempatnya konsep bisnis dan strategi pemasaran diterapkan dalam dunia pendidikan. Melalui penelitian ini strategi pemasaran layak diadopsi dalam lembaga pendidikan sehingga akan meluruskan pandangan masyarakat tentang pemasaran sekolah. E. Definisi Istilah Bauran Pemasaran Sekumpulan alat pemasaran yang dapat digunakan oleh lembaga untuk mencapai tujuan pemasarannya. Fisik (Physical) Suatu lingkungan dimana jasa disampaikan kepada konsumen dan merupakan tempat terjadinya interaksi antara lembaga dengan konsumen. Harga (Price) Sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. ISO International Standard Organitation Kepuasan Respon konsumen yang sudah terpenuhi keinginannya tentang penggunaan barang atau jasa yang mereka pakai. Konsep 7P Tujuh unsur bauran pemasaran yang saling berhubungan dan tergantung satu sama lain serta
  • 12. 12 mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai dengan karakteristik segmennya. Kurikulum Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. LITBANG Penelitian dan Pengembangan Lokasi (Place) Tempat pelayanan jasa sebagai lingkungan dimana dan bagaimana jasa diserahkan. Pasar Tempat transaksi berbagai komoditas yang dihasilkan produsen dengan dibutuhkan, diinginkan, dan diharapkan konsumen. Pelanggan Pendidikan Secara internal guru dan pegawai yang ada di sekolah dan berhubungan langsung dengan pelaksanaan pendidikan di sekolah. Pemasaran Usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat. Pemasaran Sekolah Menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh.
  • 13. 13 Peserta Didik Anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. PM Pedoman Mutu PPDB Penerimaan Peserta Didik Baru Produk (Product) Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Promosi (Promotion) Suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk mengubah sikap dan tingkah laku pembeli. Proses (Process) Suatu prosedur, mekanisme,rangkaian kegiatan untuk menyampaikan jasa dari lembaga kepada konsumen. RSBI Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Satuan Pendidikan Kelompok layanan pendidikan yang menyelenggara kan pendidikan pada jalur formal, non formal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. SDM (People) Semua orang yang terlibat dalam proses penyampaian jasa kepada konsumen. Secara Eksternal yaitu Peserta didik, orang tua
  • 14. 14 siswa, instansi lain yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan di sekolah. Sekolah Pendidikan formal yang terstruktur dan berjenjang, terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. SMA Suatu satuan pendidikan menyelenggarakan pendidikan menengah. SOP Standar Operating Prosedure Stakeholders Pihak-pihak yang berkepentingan di dalam proses pendidikan antara lain; peserta didik, orang tua, peserta didik, pemerintah maupun Perguruan Tinggi. Strategi Suatu kesatuan rencana yang luas dan terintegrasi yang menghubungkan antara kekuatan internal organisasi dengan peluang dan ancaman eksternalnya. SWOT Analisis dengan mengidentifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi lembaga dengan memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
  • 15. 15 Tenaga Kependidikan Anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tenaga Pendidik Anggota masyarakat yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.