SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 26
Downloaden Sie, um offline zu lesen
MODUL EKOLOGI DAN LINGKUNGAN

1/1/2013

1.

INAROTUL FAIZAH (1202832)

2.

AULIA NOFRIANTI (1202483)

3.

RODHIA IZZATI

(1202826)

4.

HANDOKO

(1202543)

5.

HERMAWAN S.

(1202828)

6.

EXSA PUTRA

(1202831)

7.

SOLEHUDIN

(1103286)

8.

M.REZA S.

(1100998)

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
EKOLOGI DAN LINGKUNGAN
TUJUAN
PENYUSUNAN

Untuk memaparkan materi mengenai Konsep Dasar
Pengelolaan Lingkungan Hidup kepada mahasiswa
sehingga akan lebih jelas mengenainya.

MANFAAT
PENYUSUNAN

Bagi Penulis : Untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai Konsep Dasar Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Bagi Pembaca : Sebagai media informasi dan ilmu
pengetahuan mengenai Konsep Dasar Pengelolaan
Lingkungan Hidup

SASARAN

DOSEN

INSTANSI

Seluruh mahasiswa pendidikan geografi, khususnya yang sedang
mengontrak mata kuliah ekologi dan lingkungan
Prof.Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KONSEP DASAR LINGKUNGAN HIDUP
1. Sejarah Lingkungan Hidup
Permasalah lingkungan hidup mendapat perhatian yang besar hampir di
semua Negara. Ini terjadi sekitar 1970-an setelah diadaknya koperensi PBB
tentang lingkungan hidup di Stokholm dalam tahun 1972. Koperensi itu dikenal
sebagai konferensi Stokholm. Hari pembukaan konferensi tersebut tanggal 5 juni,
telah disepakati sebagai hari lingkungan hidup sedunia. Dalam konferensi
Stockholm telah disetujui banyak revolusi tentang lingkungan hidup yang
digunakan sebagai landasan tindak lanjut. Salah satu diantaranya ialah
didirikannya bahdan khusus dalam PBB yang ditugasi untuk menggurusi
permasalahan lingkungan, yaitu United Nations Envirommental Programme,
disingkat

UNEP

badan

ini

bermarkas

besar

di

Nairobi

Kenya.

Di Negara kita perhatian tentang lingkungan hidup telah mulai muncul di media
masa sejak tahun 1960-an. Pada umumnya berita tersebut berasal dari dunia barat
sehingga

masalah

yang

diliput

terutama

mengenai

pencemaran.

Kondisi lingkungan hidup manusia yang bersiat majemuk menyangkut linkungan
budaya, religious, social, intelektual dan sebagainya mempengaruhi kehidupan
manusia. Manusia berinteraksi dengan lingkungan alam dan ada hubungan saling
mempenggaruhi, manusia bersama dengan lingkungan merupakan suatu
ekosistem. Didalam kesatuan ekosistem maka didalam unsure-unsur yang lain
tidak dapat dipisahkan. Maka kita sebagai makhluk yang tidak bisa dipisahkan dari
Lingkungan kita wajib menjaga dan melestarikan lingkungan hidup kita sendiri
untuk generasi-generasi yang akan datang.
SEJARAH SINGKAT HUKUM LINGKUNGAN INDONESIA
Dasawarsa tahun 1970-an merupakan awal permasalahan lingkungan secara
global yang ditandai dengan dilangsungkannya Konferensi Stockholm tahun 1972
yang membicarakan masalah lingkungan (UN Coference on the Human
Environment,UNCHE). Konferensi yang diselenggarakan oleh PPB ini berlangung
dari tanggal 5-12 juni 1972, akhirnya tanggal 5 juli ditetapkan sebagai hari
lingkungan hidup sedunia. Pada 1987 terbentuk sebuah komisi dunia yang disebut
dengan Komisi Dunia tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan (World
Commission on Environment and Development)

yang kemudian lahir

konsep sustainable development, kemudian majelis umum PPB memutuskan
untuk menyelenggarakan konferensi di Rio de Janeiro, Brasil 1992.
Kesadaran bangsa – bangsa di Asia Tenggara untuk melaksanakan
perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup ditandai dengan adanya beberapa
kerja sama antara mereka. Kerja sama itu antara lain dapat dilihat
melalui “tripartite Agreement” dan Deklarasi Manila. Setelah Deklarasi Manila,
negara – negara ASEAN pada tahun 1976 telah menyusun ASEAN Contingensy
Plan. Negara – negara ASEAN juga telah menyusun “ Rencana Tindak” (Action
Plan). Sasaran utama dari Rencana Tindak ini adalah perkembangan dan
perlindungan lingkungan laut dan kawasan dan kawasan pesisir bagi kemajuan,
kesejahteraan, dan kesehatan generasi sekarang dan masa mendatang.
Sejak era 1980-an, berkembang tuntutan yang meluas agar kebijakankebijakan resmi negara yang pro lingkungan dapat tercermin dalam bentuk
perundang-undangan yang mengingat untuk ditaati oleh semua pemangku
kepentingan (stakeholder). Tak terkecuali, Indonesia juga menghadapi tuntutan
yang sama, yaitu perlunya disusun suatu kebijakan yang dapat dipaksakan
berlakunya dalam bentuk undang-undang tersendiri yang mengatur mengenai
lingkungan hidup.
Itu juga sebabnya, maka Indonesia menyusun dan akhirnya menetapkan
berlakunya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (UULH 1982). Inilah produk hukum pertama
yang dibuat di Indonesia, setelah sebelumnya dibentuk satu kantor kementerian
tersendiri dalam susunan anggota Kabinet Pembangunan III, 1978-1983. Menteri
Negara Urusan Lingkungan Hidup yang pertama adalah Prof. Dr. Emil Salim yang
berhasil meletakkan dasar-dasar kebijakan mengenai lingkungan hidup dan
akhirnya dituangkan dalam bentuk undang-undang pada tahun 1982.
Lahirnya UULH 1982 tanggal 11 Maret 1982 dipandang sebagai pangkal tolak
atau awal dari lahir dan pertumbuhan hukum lingkungan nasional. Sebelum
lahirnya UULH 1982 sesungguhnya telah berlaku berbagai bentuk peraturan
perundang-undangan tentang atau yang berhubungan dengan lingkungan hidup
atau sumber daya alam dan sumber daya buatan, yang dipandang sebagai rezim
hukum nasional klasik. Rezim hukum lingkungan klasik berisikan ketentuanketentuan yang melindungi kepentingan sektoral, sementara masalah-masalah
lingkungan yang timbul semakin kompleks sehingga peraturan perundangundangan klasik tidak mampu mengantisipasi dan menyelesaikan masalahmasalah lingkungan secara efektif, sedangkan rezim hukum lingkungan modern
yang dimulai lahirnya UULH 1982 berdasarkan pendekatan lintas sektoral atau
komprehensif integral.
UULH 1982 merupakan sumber hukum formal tingkat undang-undang yang
pertama dalam konteks hukum lingkungan modern di Indonesia. UULH 1982
memuat ketentuan-ketentuan hukum yang menandai lahirnya suatu bidang
hukum baru, yakni hukum lingkungan karena ketentuan-ketentuan itu
mengandung konsep-konsep yang sebelumnya tidak dikenal dalam bidang hukum.
Di samping itu, ketentuan-ketentuan UULH 1982 memberikan landasan bagi
kebijakan pengelolaan lingkungan hidup.
Akan tetapi, setelah UULH 1982 berlaku selama sebelas tahun ternyata oleh
para pemerhati lingkungan hidup dan juga pengambil kebijakan lingkungan hidup
dipandang sebagai instrumen kebijakan pengelolaan lingkungan hidup yang tidak
efektif. Sejak pengundangan UULH 1982 kualitas lingkungan hidup di Indonesia
ternyata tidak semakin baik dan banyak kasus hukum lingkungan tidak dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perubahan terhadap
UULH 1982, setelah selama dua tahun dipersiapkan, yaitu dari sejak naskah
akademis hingga RUU, maka pada tanggal 19 September 1997 pemerintah
mengundangkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UULH 1997).
Selanjutnya, pada tanggal 3 Oktober 2009, pemerintah mengeluarkan
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UUPPLH), didalam kualitas lingkungan hidup yang semakin
menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya, sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan.
Disebabkan juga pemanasan global yang semakin meningkat dan mengakibatkan
perubahan iklim, sehingga memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup.
Setidaknya ada empat alasan mengapa UULH 1997 perlu untuk digantikan
oleh undang – undang yang baru. Pertama, UUD 1945 setelah perubahan secara
tegas menyatakan bahwa pembangunan ekonomi nasional diselenggarakan
berdasarkan

prinsip

pembangunan

berkelanjutan

dan

berwawasan

lingkungan. Kedua, kebijakan otonomi daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia telah membawa perubahan
hubungan dan kewenangan antara pemerintah dan pemerintah daerah termasuk
di bidang perlingkungan lingkungan hidup. Ketiga, pemanasan global yang
semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim sehingga semakin
memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup. Ketiga alasan ini ditampung
dalam UULH 1997. Keempat, UULH 1997 sebagaimana UULH 1982 memiliki celah
– celah kelemahan normatif, terutama kelemahan kewenangan penegakan hukum
administratif yang dimiliki kementrian Lingkungan Hidup dan kewenangan
penyidikan penyidik pejabat pegawai negeri sipil sehingga perlu penguatan
dengan mengundangkan sebuah undang – undang baru guna peningkatan
penegakan hukum. Berdasarkan hal ini menunjukan, bahwa UUPPLH memberikan
warna yang baru dan berbeda dari undang-undangan sebelumnya.
Perkembangan Lingkungan Pasca Globalisasi & Revolusi Industri
Sejak makhluk hidup menempati planet yang benama bumi ini
perkembangannya terus memburuk terutama dalam hal pengeksploitasian
sumber daya alam yang dilakukan oleh semua makhluk hidup. Akan tetapi
makhluk hidup saat itu hanya merusak lingkungan untuk dimanfaatkan tidak untuk
eksploitasi secara besar-besaran untuk kepentingan komersialisasi hanya untuk
kepentingan pribadi saja, kemudian saat revolusi Industri di Eropa dimulai dengan
banyak mengolah sumber daya alam secara berlebih-lebihan membuat alam ini
terolah terlalu cepat dengan banyak menimbulkan kerusakan dimuka bumi dari
pengeksploitasi bahan alam untuk banyak kepentingan ekonomi.
Memasuki akhir abad ke 19, manusia sedikit menyadari hal buruk yang
mereka lakukan telah membuat lingkungan semakin buruk, betapa tidak
eksploitasi secra besar-besaran yang dilakukan banyak pihak membuat alam
diseluruh dunia terancam rusak, flora maupun fauna banyak terancam punah dan
yang paling utama adalah masalah lingkungan hidup tempat tinggal manusia dan
makhluk lainnya dimuka bumi ini terancam tercemar oleh berbagai unsur buruk
yang akan menyelimuti bumi selama 2 dasawarsa terakhir. Buktinya, suhu bumi
naik setiap tahunnya, es-es dikutub lebih cpat mencair yang mengakibatkan muka
air laut terhadap pulau-pulau kecil diatas permukaan laut terendam bahkan
tenggelam.
Pasca KTT Rio de Janeiro, Brasil mengenai hari bumi dengan melihat
paradigma pembangunan berwawasan lingkungan, 10 tahun kemudian teryata
ditemukan bahwa KTT tersbut hanya membawa pandangan aru bagi
perkeonomian khususnya untuk rumah tinggal (apartemen,villa, dan perumahan)
mengenai konsep tersebut untuk menambah banyaknya peminat bagi
konsumennya dan hal tersebut tetap tidak merubah paradigma mayarakat dunia
tentang mencintai lingkungannya. Perkembangan lingkunag akan terwujud
apabila masyarakat luas secara sadar bergotong royong untuk membuka
pandangan baru bahwa alam adalah hidup kita semua.
Langkah Mendukung Perkembangan Lingkungan Hidup
1. Perilaku manusia yang sadar dan melek untuk menjaga lingkungan.
2. Konsep penyelenggaraan Pemerintahan yang baik berorientasi pada
lingkungan hidup.
3. Desentralisasi pada penyelesaian permasalahan lingkungan.
4. Penegakan Hukum lingkungan untuk penegasan aturan pemerintah.
2. Pengertian Lingkungan Hidup
Apakah lingkungan hidup itu? Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di
sekitar manusia yang dapat dibedakan menjadi beberapa macam objek atau
benda, diantaranya benda mati, benda hidup, benda nyata maupun abstrak.
Lingkungan hidup meliputi alam sekitar termasuk manusia. Lingkungan
merupakan satu kesatuan ekosistem yang saling mendukung satu sama lain. Dapat
disimpulkan bahwa lingkungan hidup tidak hanya terdiri dari benda hidup saja,
tetapi suatu kesatuan ekosistem (air, udara, tanah, sosial dan teknologi) termasuk
benda mati yang menunjang kehidupan di bumi.
Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 yang
dimaksud lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya
keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang
memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya.
3. Norma-norma Lingkungan Hidup
Norma adalah aturan, ukuran atau kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk
menilai dan membandingkan sesuatu. Norma yang berkaitan dengan likungan
hidup dapat dibedakan menjadi dua.
a. Norma sosial
Norma social adalah norma yang dipakai untuk menilai suatu perilaku manusia,
terutapa terhadap lingkungan hidup, berdasarkan kekuatan yang meningkat.
Sementara itu yang dipandang sebagai norma social adalah cara, kebiasaan,
tingkah laku, dan adat istiadat.
b. Norma hukum
Indonesia sudah memiliki peraturan hukum berupa undang-undang khusus
mengenai lingkungan hidup. Salah satunya adalah Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkunga Hidup yang
memuat pengertian tentang lingkungan hidup, ruang lingkup, asas, tujuan serta
sasaran, hak dan tanggung jawab masyarakat serta berbagai macam hal yang
melingkupi lingkungan hidup.
Norma hukum lingkungan hidup sangat diperlukan karena menjadi panduan
barsama dan kekuatan pendorong bagi masyarakat.
4. Permasalahan Lingkungan Hidup
Masalah lingkungan hidup yang diketahui dan diakibatkan oleh manusia:
a. Penggundulan dan penebangan hutan
b. Suhu udara yang semakin memanas akibat pemanasan global
c. Matinya beberapa spesies hewan tertentu dan punahnya beberapa jenis
tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia.
d. Ketidaksuburan tanah karena ekosistemnya terganggu
e. Polusi udara, air, tanah, suara, pestisida, radiasi, cuaca, dan pencemaran
lingkungan lainnya.
f. Penyakit endemik
Masalah lingkungan hidup yang biasanya terikat dengan bencana alam:
a. Banjir dan tanah longsor
b. Gempa Bumi
c. Letusan gunung berapi
d. Angin puting beliung atau tornado
5. Komponen Lingkungan Hidup
a. Lingkungan Hidup Alami
Lingkungan hidup alami adalah lingkungan yang telah ada di alam tanpa campur
tangan manusia. Contohnya seperti hutan belantara.
b. Lingkungan Hidup Binaan
Lingkungan binaan adalah lingkungan yang sudah direkayasa oleh manusia.
Contohnya seperti sekolah, perumahan dan perkantoran.
c. Lingkungan Hidup Sosial Budaya
Lingkungan social budaya yaitu lingkungan yang dipengaruhi oleh sosial budaya
masyarakat setempat.
6. Konsep Dasar Lingkungan Hidup
Konsep dasar lingkungan hidup antara lain:
a.

Lingkungan hidup adalah keseluruhan ruang yang ada di bumi yang terdiri
dari air, tanah, udara, makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya.

b.

Norma yang mendasari lingkungan hidup adalah norma sosial dan norma
hukum.

c.

Lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu lingkungan
alami, lingkungan binaan, dan lingkungan sosial budaya.

d. Lingkungan hidup yang baik adalah lingkungan hidup yang masing-masing
makhluk hidup dan komponen di dalamnya dapat berinteraksi dengan
baik.
e.

Lingkungan hidup yang berada di bumi, baik benda mati atau hidup,
manusia dan alam mampu berhubungan secara timbal balik.

7. Manfaat Lingkungan Hidup
a.

Menyediakan sumber daya alam bagi kebutuhan hidup manusia.

b. Menyediakan ruang bagi manusia dan makhluk hidup lainnya untuk
melakukan aktifitas kesehariannya, untuk bertahan hidup dan berkembang
biak.
c.

Memberikan kesempatan bagi manusia terutama untuk bereksplorasi,
membuat berbagai macam penemuan baru dengan ilmu dan pengetahuan
yang diperoleh manusia melalui pengamatan dan penelitian.
Pengamatan Lingkungan Hidup
1. Mengamati Lingkungan Hidup
Manusia, makhluk hidup lain, dan benda-benda mati yang hidup dalam
suatu daerah dan saling berinteraksi dinamakan komunitas. Komunitas organik
yang saling berhubungan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan
dinamakan ekosistem.
Manusia merupakan anggota komunitas yang berperan penting dalam
lingkungan hidup. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
a. Pentingnya Lingkungan untuk Kehidupan
Fungsi utama lingkungan hidup bagi manusia diantaranya :
1) Lingkungan sebagai Wahana bagi Keberlanjutan Kehidupan
Lingkungan hidup merupakan tempat berinteraksinya makhluk hidup
yang membentuk suatu sistem jaringan kehidupan. Di dalamnya terdapat
berbagai siklus yang menunjang kehidupan, seperti siklus energi, siklus
air, dan siklus udara. Dalam sebuah piramida makanan, tumbuhan
berperan sebagai produsen dan berada pada tingkat yang paling rendah.
2) Lingkungan sebagai Tempat Berlangsungnya Aktivitas Sosial, Ekonomi,
Budaya.
Aktifitas dan interaksi antar sesama manusia akan menghasilkan sebuah
kebudayaan, baik itu itu kebudayaan material maupun kebudayaan non
material. Dalam mengekspresikan hasil cipta, karsa dan karya manusia itu
akan memerlukan ruang, dan lingkungan hidup adalah satu-satunya
ruang bagi manusia untuk mengekspresikan kebudayaannya.
3) Lingkungan sebagai Tempat Mencari Makan (Niche)
Makhluk hidup saling berinteraksi membentuk piramida makanan. Jika
salah satu dalam makanan terputus, maka akan terjadi kelaparan dan
kematian hewan lainnya.
b. Sejarah Perkembangan Manusia dan Dampaknya terhadap Lingkungan
Hidup
Jika kita menelusuri kembali sejarah peradaban manusia di bumi ini,
tampaklah bahwa manusia sedikit demi sedikit mulai menyesuaikan diri
pada alam lingkungan hidupnya. Bahkan, lebih daripada itu manusia telah
mengubah semua komunitas biologis di tempat mereka hidup.
Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik
secara positif maupun negatif. Berpengaruh positif karena manusia
mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut dan berpengaruh
negatif karena dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya
untuk menyokong kehidupannya.
Pada era berburu dan meramu, manusia berada pada tahap
memanfaatkan apa yang ada di dalam. Pada masa itu manusia hanya hidup
dan bergantung dari apa yang telah tersedia di alam tanpa perlu
membudidayakannya. Peradaban pun semakin berubah, selain sebagai
pengguna langsung sumber daya yang ada di alam, manusia pun mulai
melakukan budidaya dan menjinakan binatang-binatang liar yang dijadikan
sebagai ternak mereka, dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Pada
masa itu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian dianggap
sebagai pencapaian yang luar biasa dalam mempertahankan eksistensi
manusia di muka bumi.
Tetapi, Semakin majunya peradaban manusia telah menyebabkan
manusia melakukan eksploitasi yang berlebihan terhadap sumberdaya alam.
Fenomena tersebut semakin terlihat jelas ketika revolusi industri di Inggris
abad ke 19. Selain membutuhkan sumberdaya alam yang terdapat di
permukaan bumi seperti kayu, air dan tanah, manusia pun mulai melakukan
eksploitasi sumberdaya alam yang terdapat di perut bumi, seperti minyak
bumi dan batubara yang berguna sebagai bahan bakar untuk menggerakan
mesin-mesin diesel pada industri.
Ketersediaan bahan tambang yang terbatas di daratan Eropa telah
menyebabkan orang Eropa melakukan ekspansi wilayah ke dunia baru
seperti benua Amerika, Afrika dan Asia. Semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi ke seluruh dunia sehingga berdampak terhadap
eksploitasi sumberdaya alam yang semakin merata di dunia. Akibatnya
masalah-masalah lingkungan hidup yang terjadi bukan hanya masalah di
Benua Eropa semata, tetapi semakin berkembang menjadi masalah yang
lebih serius yang menimpa dunia.
Ketimpangan perkembangan penduduk dan jumlah pangan telah
membawa dunia pada era krisis pangan. Pada tahun 1980-an manusia mulai
melakukan rekayasa terhadap bidang pertanian dalam rangka peningkatan
produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Rekayasa
pertanian tahun 1980-an dianggap oleh sebagian orang telah berhasil
menghindarkan manusia dari kelaparan masal akibat kekurangan pangan.
Keberhasilan revolusi hijau tahun 1980-an harus dibayar oleh
kerusakan ekosistem yang serius. Penggunaan pestisida, pupuk buatan dan
mekanisasi pertanian telah menyebabkan kondisi ekosistem alam
terganggu, yang berdampak terhadap peningkatan berbagai spesies hama
pertanian dan bermacam-macam penyakit baru yang sebelumnya tidak ada.
Masalah lebih serius yang dialami oleh manusia pada saat ini tidak
hanya masalah ekologi yang terjadi di bumi, tetapi produksi CO2 yang
berlebihan telah membawa masalah terhadap peningkatan suhu rata-rata di
bumi. Selain itu, efek gas rumah kaca yang dikeluarkan oleh pabrik-pabrik
dan kendaraan bermotor pun telah bermpak terhadap penipisan lapisan
ozon di atmosfer.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat dan didorong
oleh kesadaran manusia akan perlunya kelestarian bumi, akhirnya manusia
mulai melakukan perbaikan terhadap gaya hidupnya. Pada saat ini, manusia
telah banyak yang menggunakan berbagai energi alternatif yang ramah
lingkungan. Diantaranya adalah penggunaan energi matahari, biogas, dan
tenaga angin untuk pemenuhan energi listrik serta melakukan daur ulang
terhadap barang-barang yang tidak bisa digunakan.
c. Ekosistem Lingkungan Hidup Manusia
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan
menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang
melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan
terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari
sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersamasama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan
beradaptasi

dengan

lingkungan

fisik,

sebaliknya

organisme

juga

memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini
didasarkan

pada

Hipotesis

Gaia,

yaitu:

"organisme,

khususnya

mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan
suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk
kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia
atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain
dalam tata surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam
ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi
faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat
ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum
toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu,
namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu.
Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun
asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber
makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat
memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir,
mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.
1) Komponen Biotik
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu
yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang
menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa).
Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
a) Heterotrof
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan
bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai
makanannya. Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro
(fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang
tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
b) Pengurai
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan
bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga
konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran
lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian
tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat
digunakan kembali oleh produsen. Contohnya seperti bakteri dan
jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan
pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah
kutu kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu aerobik, anaerobik dan
fermentasi.
2) Komponen Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia
yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya
kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen
abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat
berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi
distribusi organisme, yaitu:
a) Suhu, Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas
membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
b) Air, Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di
gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
c) Garam, Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam
organisme

melalui

osmosis.

Beberapa

organisme

terestrial

beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
d) Cahaya matahari, Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses
fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air,
fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya
matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat
peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
e) Tanah dan batu, Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur
fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme
berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.
f) Iklim,adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area.
Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro
meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.
2. Permasalahan Lingkungan Hidup
Masalah lingkungan adalah aspek negatif dari aktivitas manusia terhadap
lingkungan biofisik. Environmentalisme, sebuah gerakan sosial dan lingkungan
yang dimulai pada tahun 1960, fokus pada penempatan masalah lingkungan
melalui advokasi, edukasi, dan aktivisme.
a. Jenis-jenis Kerusakan Lingkungan Hidup
Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
1) Letusan Gunung Berapi
Beberapa gunung berapi sering meletus, seperti gunung Merapi,
Krakatau, Kerinci, Tangkuban Perahu, dan Semeru. Letusan gunung
berapi terjadi karena aktivitas vulkanisme yang ditandai ledakan, getaran,
dan muntahan material gunung.
Berikut ini adalah beberapa dampak kerusakan lingkungan yang
diakibatkan oleh letusan gunung api :
a. Letusan gunung berapi melemparkan berbagai material padat yang
terdapat di dalamnya seperti batuan, kerikil, dan pasir yang dapat
menimpa perumahan, daerah pertanian, dan hutan.
b. Hujan abu vulkanik yang menyertai letusan dapat menyebabkan
terganggunya pernapasan, pemandangan yang gelap, dan lingkungan
yang kotor.
c. Lava panas yang meleleh dapat merusak bahkan mematikan apa saja
yang dilaluinya.
d. Awan panas yang berembus dengan kecepatan tinggi dan tidak terlihat
mata dapat menewaskan makhluk hidup yang dilaluinya.
e. Gas yang mengandung racun dapat mengancam keselamatan makhluk
hidup di sekitar gunung berapi.
2) Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan getaran yang dirasakan permukaan bumi akibat
adanya kekuatan dari dalam bumi berupa aktivitas tektonisme,
vulkanisme, dan runtuhan bagian lapisan bumi. Berikut ini adalah
beberapa kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh adanya gempa
bumi :
a. Tanah di permukaan bumi merekah sehingga menyebabkan jalan raya
terputus.
b. Akibat guncangan yang hebat dapat terjadi tanah longsor yang
menimbun segala sesuatu dibawahnya.
c. Gempa dapat merobohkan berbagai bangunan.
d. Dapat terjadi banjir sebagai akibat dari rusaknya tanggul bendungan.
e. Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami, yaitu
gelombang pasang di laut yang melanda daerah pantai.
f. Gempa dapat merenggut korban jiwa, luka berat, luka ringan, dan
hilangnya orang.
3) Angin Topan
Angin topan adalah angin yang berembus dengan kecepatan tinggi (lebih
dari 100 km/jam). Jika angin tersebut disertai hujan disebut badai.
Berikut ini adalah beberapa kerusakan lingkungan yang diakibatkan
karena adanya angin topan :
a. Rumah-rumah yang kurang kuat dapat rusak atapnya bahkan ada yang
roboh.
b. Areal pertanian, perkebunan, dan hutan rusak.
c. Membahayakan bagi kegiatan penerbangan.
d. Menimbulkan ombak yang besar sehingga dapat menenggelamkan
kapal.
Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Faktor Manusia
1) Banjir
Banjir merupakan genangan air yang meliputi daerah yang cukup luas
karena sungai tidak mampu lagi menampung. Banjir dapat merusak
saluran irigasi, jembatan, jalan raya, jalan kereta api, rumah penduduk,
dan areal pertanian. Secara umum, banjir ini disebabkan oleh 2 hal, baik
oleh alam atau pun oleh kesalahan manusia. Tetapi bencana banjir yang
sering terjadi sekarang ini lebih banyak disebabkan oleh aktifitas manusia
yang melakukan penebangan atau pun alih fungsi lahan di daerah hulu
sungai.
2) Tanah Longsor
Lereng atau lahan yang kemiringannya melampaui 20 derajat umumnya
memiliki kecenderungan untuk bergerak atau longsor. Tanah menjadi
longsor karena faktor alam, seperti adanya gempa dan hujan deras, atau
juga faktor manusia berupa tindakan penggundulan hutan.
3) Pencemaran
Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara)
sebagai dampak adanya kawasan industri.
b. Permasalahan Lingkungan Hidup di Dunia
Masalah lingkungan hidup yang menjadi permasalahan utama di seluruh
dunia pada saat ini adalah pencemaran, baik terhadap air, tanah atau pun
udara. Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat,
energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga
bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan
manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
1) Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau sungai, lautan dan air tanah akibat
aktivitas manusia. Pencemaran air merupakan masalah global utama
yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada
semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air pribadi dan
sumur). Telah dikatakan bahwa pousi air adalah penyebab terkemuka di
dunia untuk kematian dan penyakit, berikut ini adalah beberapa dampak
akibat pencemaran sumberdaya air.
a. Dapat menyebabkan banjir dan Erosi
b. Kekurangan sumber air
c. Dapat membuat sumber penyakit
d. Tanah Longsor
e. Dapat merusak Ekosistem sungai
f. Kerugian untuk Nelayan
2) Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami
maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti
polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi
udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara
dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global. Berikut ini
adalah beberapa dampak yang ditimbulkan akibat adanya pencemaran
udara :
Hujan asam
pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar
udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam
dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain :
Mempengaruhi kualitas air permukaan, Merusak tanaman, Melarutkan
logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi
kualitas air tanah dan air permukaan, Bersifat korosif sehingga merusak
material dan bangunan.
Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon,
dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang
dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam
lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah Peningkatan suhu rata-rata bumi,
Pencairan es di kutub, Perubahan iklim regional dan global, Perubahan
siklus hidup flora dan fauna dan Kerusakan lapisan ozon
3) Pencemaran Tanah
Pencemaran Tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya
terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah
tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan
pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke
tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan
kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.
Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah
tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies
primer dari rantai makanan.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman
yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal
ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman
dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan
pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan
pencemar tanah utama.
c. Jenis-jenis Masalah lingkungan hidup di Indonesia
Berikut ini adalah beberapa masalah lingkungan hidup utama yang
terjadi di Indonesia :
a) Penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan;
b) Polusi air dari limbah industri dan pertambangan;
c) Polusi udara di daerah perkotaan;
d) Asap dan kabut dari kebakaran hutan; penghancuran terumbu
karang;
e) Pembuangan sampah B3/radioaktif dari negara maju;
f) Pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan; semburan
lumpur liar di Sidoarjo, Jawa Timur;
g) Hujan asam yang merupakan akibat dari polusi udara.
3. Penanganan Kerusakan Lingkungan Hidup
a. Teknik Mengatasi Pencemaran Tanah
1) Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan
ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi.
Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan,
venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman,
tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih
dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
2) Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan
untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut
Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi
sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam).
Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam
remediasi tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap
unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena
menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti
bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.
b. Kebijakan untuk Mengatasi Permasalahan Lingkungan Hidup
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa
ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau
pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari
balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk
menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar
manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu
kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi
rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti
dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering
disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas
manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan
Berkelanjutan.

Konsep

pembangunan

berkelanjutan

merupakan

kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya
terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
1) Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk
menopang hidup.
2) Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan
datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai
berikut:
1) Menjamin pemerataan dan keadilan.
2) Menghargai keanekaragaman hayati.
3) Menggunakan pendekatan integratif.
4) Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan
tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25
Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di
antaranya:
1) Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.
2) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
3) Menjamin

keterkaitan

dan

konsistensi

antara

perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
Selain itu, Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan
rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan
mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang
dilakukan pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut antara lain:
1) Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur
tentang Tata Guna Tanah.
2) Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3) Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang
AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan.
LATIHAN SOAL
1. Segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang dapat dibedakan menjadi
beberapa macam objek atau benda, diantaranya benda mati, benda hidup, benda
nyata maupun abstrak adalah ..
a. Lingkungan Hidup
c. Kehidupan
b. Bioma
d. Ekosistem
2. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan
makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya, adalah pengertian lingkungan hidup menurut..
a. UUD Nomor 23 Tahun 1997
c. UUD Nomor 23 Tahun 1998
b. UUD Nomor 24 Tahun 1997
d. UUD Nomor 24 Tahun 1998
3. Berikut ini adalah komponen lingkungan hidup, kecuali
a. Lingkungan Hidup Alami
c. Lingkungan Hidup Manusia
b. Lingkungan Hidup Binaan
d. Lingkungan Hidup Sosial
Budaya
4. Permasalahan lingkungan hidup yang disebabkan manusia , adalah..
a. Banjir
c. Kebakaran hutan
b. Tanah longsor
d. Gempa
5. Salah satu norma yang mendasari lingkungan hidup adalah ..
a. Norma Hukum
c. Norma Agama
b. Norma Sosial
d. Norma Adat
ESSAY :
1.
2.
3.
4.
5.

Sebutkan pengertian lingkungan hidup !
Jelaskan norma norma lingkungan hidup !
Jelaskan permasalahan lingkungan hidup
Jelaskan komponen lingkungan hidup !
Jelaskan manfaat lingkungan hidup !

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)ridwantobukublogspot
 
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkunganTumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkunganAri Sugiarto
 
Ppt efek rumah kaca
Ppt efek rumah kacaPpt efek rumah kaca
Ppt efek rumah kacaEkta Lifiana
 
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan BerkelanjutanHubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan BerkelanjutanIpin Okehzz
 
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Sugeng Budiharsono
 
Pengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan lingkungan hidupPengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan lingkungan hidupIsmed Ady
 
Makalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrikMakalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrikayu larissa
 
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945Syaiful Ahdan
 
Teori asal usul kehidupan menurut sains dan agama
Teori asal usul kehidupan menurut sains dan agamaTeori asal usul kehidupan menurut sains dan agama
Teori asal usul kehidupan menurut sains dan agamaginanurulazhar
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposRizka Pratiwi
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalNurul Afdal Haris
 
Ekologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptEkologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptGoogle
 
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaMakalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaNurul Afdal Haris
 

Was ist angesagt? (20)

Green Economy Indonesia
Green Economy Indonesia Green Economy Indonesia
Green Economy Indonesia
 
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
Budaya lahan kering (pengelolaan ekosistem)
 
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkunganTumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
 
Ppt efek rumah kaca
Ppt efek rumah kacaPpt efek rumah kaca
Ppt efek rumah kaca
 
MAKALAH EKOSISTEM
MAKALAH EKOSISTEMMAKALAH EKOSISTEM
MAKALAH EKOSISTEM
 
Kebudayaan maritim (2)
Kebudayaan maritim (2)Kebudayaan maritim (2)
Kebudayaan maritim (2)
 
Ppt ekosistem
Ppt ekosistemPpt ekosistem
Ppt ekosistem
 
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan BerkelanjutanHubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
 
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
 
Pengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan lingkungan hidupPengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan lingkungan hidup
 
Pencemaran Udara
 Pencemaran Udara Pencemaran Udara
Pencemaran Udara
 
Makalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrikMakalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrik
 
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
 
Teori asal usul kehidupan menurut sains dan agama
Teori asal usul kehidupan menurut sains dan agamaTeori asal usul kehidupan menurut sains dan agama
Teori asal usul kehidupan menurut sains dan agama
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
 
MAKALAH EKOLOGI DAN EKOLOGI LINGKUNGAN
MAKALAH EKOLOGI DAN EKOLOGI LINGKUNGANMAKALAH EKOLOGI DAN EKOLOGI LINGKUNGAN
MAKALAH EKOLOGI DAN EKOLOGI LINGKUNGAN
 
Ekologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptEkologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia ppt
 
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaMakalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
 

Ähnlich wie MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling

15, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
15, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 201915, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
15, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019riskiariyani2976
 
Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...
Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...
Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...Hayyu Safitri
 
HBL15. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan, un...
HBL15. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan, un...HBL15. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan, un...
HBL15. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan, un...Muhammad Ramadhan
 
Hbl15, agung pangestu, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan
Hbl15, agung pangestu, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkunganHbl15, agung pangestu, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan
Hbl15, agung pangestu, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkunganAgungAgungPangestu
 
15. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,hukum lingkungan,universitas mercu b...
15. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,hukum lingkungan,universitas mercu b...15. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,hukum lingkungan,universitas mercu b...
15. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,hukum lingkungan,universitas mercu b...Maghfira Arsyfa Ganivy
 
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUMPERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUMWahyudinata Halim
 
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu bua...
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu bua...Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu bua...
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu bua...Nadya Silva Calestin
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)Nurul Afdal Haris
 
Hbl, dimas triadi, hapzi ali,hukum lingkungan dari perspektif hukum dan hubun...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali,hukum lingkungan dari perspektif hukum dan hubun...Hbl, dimas triadi, hapzi ali,hukum lingkungan dari perspektif hukum dan hubun...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali,hukum lingkungan dari perspektif hukum dan hubun...Dimas Triadi
 
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...Yogyakarta State University
 
Manajemen Lingkungan.ppt
Manajemen Lingkungan.pptManajemen Lingkungan.ppt
Manajemen Lingkungan.pptNursidiq 92
 
Undang-undang No.6 Tahun 1994 tentang Perubahan Iklim
Undang-undang No.6 Tahun 1994 tentang Perubahan IklimUndang-undang No.6 Tahun 1994 tentang Perubahan Iklim
Undang-undang No.6 Tahun 1994 tentang Perubahan IklimPenataan Ruang
 
Lingkungan hidup (2)
Lingkungan hidup (2)Lingkungan hidup (2)
Lingkungan hidup (2)Fatwa Rohman
 
HBL 15, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Lingkungan, Universitas Mercu Buana,...
HBL 15, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Lingkungan, Universitas Mercu Buana,...HBL 15, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Lingkungan, Universitas Mercu Buana,...
HBL 15, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Lingkungan, Universitas Mercu Buana,...nabilasafitr
 

Ähnlich wie MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling (20)

15, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
15, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 201915, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
15, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
 
Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...
Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...
Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...
 
HBL15. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan, un...
HBL15. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan, un...HBL15. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan, un...
HBL15. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan, un...
 
Hbl15, agung pangestu, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan
Hbl15, agung pangestu, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkunganHbl15, agung pangestu, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan
Hbl15, agung pangestu, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan
 
15. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,hukum lingkungan,universitas mercu b...
15. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,hukum lingkungan,universitas mercu b...15. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,hukum lingkungan,universitas mercu b...
15. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,hukum lingkungan,universitas mercu b...
 
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUMPERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
 
Hukum Lingkungan - 1
Hukum Lingkungan - 1Hukum Lingkungan - 1
Hukum Lingkungan - 1
 
Pengetahuan lingkungan
Pengetahuan lingkunganPengetahuan lingkungan
Pengetahuan lingkungan
 
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu bua...
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu bua...Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu bua...
Hbl, nadya silva calestin, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu bua...
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
 
Hbl, dimas triadi, hapzi ali,hukum lingkungan dari perspektif hukum dan hubun...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali,hukum lingkungan dari perspektif hukum dan hubun...Hbl, dimas triadi, hapzi ali,hukum lingkungan dari perspektif hukum dan hubun...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali,hukum lingkungan dari perspektif hukum dan hubun...
 
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...
Penerapan Konstitusi Hijau, Penegakan Hukum Lingkungan, dan Pembentukan Masya...
 
Manajemen Lingkungan.ppt
Manajemen Lingkungan.pptManajemen Lingkungan.ppt
Manajemen Lingkungan.ppt
 
Undang-undang No.6 Tahun 1994 tentang Perubahan Iklim
Undang-undang No.6 Tahun 1994 tentang Perubahan IklimUndang-undang No.6 Tahun 1994 tentang Perubahan Iklim
Undang-undang No.6 Tahun 1994 tentang Perubahan Iklim
 
Ppp
PppPpp
Ppp
 
Buku plh 8 gasal warna
Buku plh 8 gasal warnaBuku plh 8 gasal warna
Buku plh 8 gasal warna
 
Lingkungan hidup (2)
Lingkungan hidup (2)Lingkungan hidup (2)
Lingkungan hidup (2)
 
Bab 15
Bab 15Bab 15
Bab 15
 
HBL 15, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Lingkungan, Universitas Mercu Buana,...
HBL 15, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Lingkungan, Universitas Mercu Buana,...HBL 15, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Lingkungan, Universitas Mercu Buana,...
HBL 15, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Lingkungan, Universitas Mercu Buana,...
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
 

Mehr von Inarotul Faiza

Pemanfaatan penginderaan jauh untuk mengidentifikasi bentukan geomorfologi di
Pemanfaatan penginderaan jauh untuk mengidentifikasi bentukan geomorfologi diPemanfaatan penginderaan jauh untuk mengidentifikasi bentukan geomorfologi di
Pemanfaatan penginderaan jauh untuk mengidentifikasi bentukan geomorfologi diInarotul Faiza
 
PENGINDERAAN JAUH KAJIAN GEOMORFOLOGI
PENGINDERAAN JAUH KAJIAN GEOMORFOLOGIPENGINDERAAN JAUH KAJIAN GEOMORFOLOGI
PENGINDERAAN JAUH KAJIAN GEOMORFOLOGIInarotul Faiza
 
Study Masyarakat Indonesia
Study Masyarakat IndonesiaStudy Masyarakat Indonesia
Study Masyarakat IndonesiaInarotul Faiza
 
Applying the derivative
Applying the derivativeApplying the derivative
Applying the derivativeInarotul Faiza
 

Mehr von Inarotul Faiza (9)

PLSBT BAB I
PLSBT BAB IPLSBT BAB I
PLSBT BAB I
 
TUTORIAL ERMAPPER
TUTORIAL ERMAPPERTUTORIAL ERMAPPER
TUTORIAL ERMAPPER
 
Pemanfaatan penginderaan jauh untuk mengidentifikasi bentukan geomorfologi di
Pemanfaatan penginderaan jauh untuk mengidentifikasi bentukan geomorfologi diPemanfaatan penginderaan jauh untuk mengidentifikasi bentukan geomorfologi di
Pemanfaatan penginderaan jauh untuk mengidentifikasi bentukan geomorfologi di
 
PENGINDERAAN JAUH KAJIAN GEOMORFOLOGI
PENGINDERAAN JAUH KAJIAN GEOMORFOLOGIPENGINDERAAN JAUH KAJIAN GEOMORFOLOGI
PENGINDERAAN JAUH KAJIAN GEOMORFOLOGI
 
Type of Junctions
Type of JunctionsType of Junctions
Type of Junctions
 
Study Masyarakat Indonesia
Study Masyarakat IndonesiaStudy Masyarakat Indonesia
Study Masyarakat Indonesia
 
Laporan geotanah
Laporan geotanahLaporan geotanah
Laporan geotanah
 
Presentasi karst
Presentasi karstPresentasi karst
Presentasi karst
 
Applying the derivative
Applying the derivativeApplying the derivative
Applying the derivative
 

MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling

  • 1. MODUL EKOLOGI DAN LINGKUNGAN 1/1/2013 1. INAROTUL FAIZAH (1202832) 2. AULIA NOFRIANTI (1202483) 3. RODHIA IZZATI (1202826) 4. HANDOKO (1202543) 5. HERMAWAN S. (1202828) 6. EXSA PUTRA (1202831) 7. SOLEHUDIN (1103286) 8. M.REZA S. (1100998) FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2013
  • 2. EKOLOGI DAN LINGKUNGAN TUJUAN PENYUSUNAN Untuk memaparkan materi mengenai Konsep Dasar Pengelolaan Lingkungan Hidup kepada mahasiswa sehingga akan lebih jelas mengenainya. MANFAAT PENYUSUNAN Bagi Penulis : Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Konsep Dasar Pengelolaan Lingkungan Hidup. Bagi Pembaca : Sebagai media informasi dan ilmu pengetahuan mengenai Konsep Dasar Pengelolaan Lingkungan Hidup SASARAN DOSEN INSTANSI Seluruh mahasiswa pendidikan geografi, khususnya yang sedang mengontrak mata kuliah ekologi dan lingkungan Prof.Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
  • 3. KONSEP DASAR LINGKUNGAN HIDUP 1. Sejarah Lingkungan Hidup Permasalah lingkungan hidup mendapat perhatian yang besar hampir di semua Negara. Ini terjadi sekitar 1970-an setelah diadaknya koperensi PBB tentang lingkungan hidup di Stokholm dalam tahun 1972. Koperensi itu dikenal sebagai konferensi Stokholm. Hari pembukaan konferensi tersebut tanggal 5 juni, telah disepakati sebagai hari lingkungan hidup sedunia. Dalam konferensi Stockholm telah disetujui banyak revolusi tentang lingkungan hidup yang digunakan sebagai landasan tindak lanjut. Salah satu diantaranya ialah didirikannya bahdan khusus dalam PBB yang ditugasi untuk menggurusi permasalahan lingkungan, yaitu United Nations Envirommental Programme, disingkat UNEP badan ini bermarkas besar di Nairobi Kenya. Di Negara kita perhatian tentang lingkungan hidup telah mulai muncul di media masa sejak tahun 1960-an. Pada umumnya berita tersebut berasal dari dunia barat sehingga masalah yang diliput terutama mengenai pencemaran. Kondisi lingkungan hidup manusia yang bersiat majemuk menyangkut linkungan budaya, religious, social, intelektual dan sebagainya mempengaruhi kehidupan manusia. Manusia berinteraksi dengan lingkungan alam dan ada hubungan saling mempenggaruhi, manusia bersama dengan lingkungan merupakan suatu ekosistem. Didalam kesatuan ekosistem maka didalam unsure-unsur yang lain tidak dapat dipisahkan. Maka kita sebagai makhluk yang tidak bisa dipisahkan dari Lingkungan kita wajib menjaga dan melestarikan lingkungan hidup kita sendiri untuk generasi-generasi yang akan datang. SEJARAH SINGKAT HUKUM LINGKUNGAN INDONESIA Dasawarsa tahun 1970-an merupakan awal permasalahan lingkungan secara global yang ditandai dengan dilangsungkannya Konferensi Stockholm tahun 1972 yang membicarakan masalah lingkungan (UN Coference on the Human Environment,UNCHE). Konferensi yang diselenggarakan oleh PPB ini berlangung dari tanggal 5-12 juni 1972, akhirnya tanggal 5 juli ditetapkan sebagai hari
  • 4. lingkungan hidup sedunia. Pada 1987 terbentuk sebuah komisi dunia yang disebut dengan Komisi Dunia tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan (World Commission on Environment and Development) yang kemudian lahir konsep sustainable development, kemudian majelis umum PPB memutuskan untuk menyelenggarakan konferensi di Rio de Janeiro, Brasil 1992. Kesadaran bangsa – bangsa di Asia Tenggara untuk melaksanakan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup ditandai dengan adanya beberapa kerja sama antara mereka. Kerja sama itu antara lain dapat dilihat melalui “tripartite Agreement” dan Deklarasi Manila. Setelah Deklarasi Manila, negara – negara ASEAN pada tahun 1976 telah menyusun ASEAN Contingensy Plan. Negara – negara ASEAN juga telah menyusun “ Rencana Tindak” (Action Plan). Sasaran utama dari Rencana Tindak ini adalah perkembangan dan perlindungan lingkungan laut dan kawasan dan kawasan pesisir bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kesehatan generasi sekarang dan masa mendatang. Sejak era 1980-an, berkembang tuntutan yang meluas agar kebijakankebijakan resmi negara yang pro lingkungan dapat tercermin dalam bentuk perundang-undangan yang mengingat untuk ditaati oleh semua pemangku kepentingan (stakeholder). Tak terkecuali, Indonesia juga menghadapi tuntutan yang sama, yaitu perlunya disusun suatu kebijakan yang dapat dipaksakan berlakunya dalam bentuk undang-undang tersendiri yang mengatur mengenai lingkungan hidup. Itu juga sebabnya, maka Indonesia menyusun dan akhirnya menetapkan berlakunya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (UULH 1982). Inilah produk hukum pertama yang dibuat di Indonesia, setelah sebelumnya dibentuk satu kantor kementerian tersendiri dalam susunan anggota Kabinet Pembangunan III, 1978-1983. Menteri Negara Urusan Lingkungan Hidup yang pertama adalah Prof. Dr. Emil Salim yang berhasil meletakkan dasar-dasar kebijakan mengenai lingkungan hidup dan akhirnya dituangkan dalam bentuk undang-undang pada tahun 1982.
  • 5. Lahirnya UULH 1982 tanggal 11 Maret 1982 dipandang sebagai pangkal tolak atau awal dari lahir dan pertumbuhan hukum lingkungan nasional. Sebelum lahirnya UULH 1982 sesungguhnya telah berlaku berbagai bentuk peraturan perundang-undangan tentang atau yang berhubungan dengan lingkungan hidup atau sumber daya alam dan sumber daya buatan, yang dipandang sebagai rezim hukum nasional klasik. Rezim hukum lingkungan klasik berisikan ketentuanketentuan yang melindungi kepentingan sektoral, sementara masalah-masalah lingkungan yang timbul semakin kompleks sehingga peraturan perundangundangan klasik tidak mampu mengantisipasi dan menyelesaikan masalahmasalah lingkungan secara efektif, sedangkan rezim hukum lingkungan modern yang dimulai lahirnya UULH 1982 berdasarkan pendekatan lintas sektoral atau komprehensif integral. UULH 1982 merupakan sumber hukum formal tingkat undang-undang yang pertama dalam konteks hukum lingkungan modern di Indonesia. UULH 1982 memuat ketentuan-ketentuan hukum yang menandai lahirnya suatu bidang hukum baru, yakni hukum lingkungan karena ketentuan-ketentuan itu mengandung konsep-konsep yang sebelumnya tidak dikenal dalam bidang hukum. Di samping itu, ketentuan-ketentuan UULH 1982 memberikan landasan bagi kebijakan pengelolaan lingkungan hidup. Akan tetapi, setelah UULH 1982 berlaku selama sebelas tahun ternyata oleh para pemerhati lingkungan hidup dan juga pengambil kebijakan lingkungan hidup dipandang sebagai instrumen kebijakan pengelolaan lingkungan hidup yang tidak efektif. Sejak pengundangan UULH 1982 kualitas lingkungan hidup di Indonesia ternyata tidak semakin baik dan banyak kasus hukum lingkungan tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perubahan terhadap UULH 1982, setelah selama dua tahun dipersiapkan, yaitu dari sejak naskah akademis hingga RUU, maka pada tanggal 19 September 1997 pemerintah mengundangkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UULH 1997).
  • 6. Selanjutnya, pada tanggal 3 Oktober 2009, pemerintah mengeluarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH), didalam kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Disebabkan juga pemanasan global yang semakin meningkat dan mengakibatkan perubahan iklim, sehingga memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup. Setidaknya ada empat alasan mengapa UULH 1997 perlu untuk digantikan oleh undang – undang yang baru. Pertama, UUD 1945 setelah perubahan secara tegas menyatakan bahwa pembangunan ekonomi nasional diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Kedua, kebijakan otonomi daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia telah membawa perubahan hubungan dan kewenangan antara pemerintah dan pemerintah daerah termasuk di bidang perlingkungan lingkungan hidup. Ketiga, pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim sehingga semakin memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup. Ketiga alasan ini ditampung dalam UULH 1997. Keempat, UULH 1997 sebagaimana UULH 1982 memiliki celah – celah kelemahan normatif, terutama kelemahan kewenangan penegakan hukum administratif yang dimiliki kementrian Lingkungan Hidup dan kewenangan penyidikan penyidik pejabat pegawai negeri sipil sehingga perlu penguatan dengan mengundangkan sebuah undang – undang baru guna peningkatan penegakan hukum. Berdasarkan hal ini menunjukan, bahwa UUPPLH memberikan warna yang baru dan berbeda dari undang-undangan sebelumnya. Perkembangan Lingkungan Pasca Globalisasi & Revolusi Industri Sejak makhluk hidup menempati planet yang benama bumi ini perkembangannya terus memburuk terutama dalam hal pengeksploitasian sumber daya alam yang dilakukan oleh semua makhluk hidup. Akan tetapi
  • 7. makhluk hidup saat itu hanya merusak lingkungan untuk dimanfaatkan tidak untuk eksploitasi secara besar-besaran untuk kepentingan komersialisasi hanya untuk kepentingan pribadi saja, kemudian saat revolusi Industri di Eropa dimulai dengan banyak mengolah sumber daya alam secara berlebih-lebihan membuat alam ini terolah terlalu cepat dengan banyak menimbulkan kerusakan dimuka bumi dari pengeksploitasi bahan alam untuk banyak kepentingan ekonomi. Memasuki akhir abad ke 19, manusia sedikit menyadari hal buruk yang mereka lakukan telah membuat lingkungan semakin buruk, betapa tidak eksploitasi secra besar-besaran yang dilakukan banyak pihak membuat alam diseluruh dunia terancam rusak, flora maupun fauna banyak terancam punah dan yang paling utama adalah masalah lingkungan hidup tempat tinggal manusia dan makhluk lainnya dimuka bumi ini terancam tercemar oleh berbagai unsur buruk yang akan menyelimuti bumi selama 2 dasawarsa terakhir. Buktinya, suhu bumi naik setiap tahunnya, es-es dikutub lebih cpat mencair yang mengakibatkan muka air laut terhadap pulau-pulau kecil diatas permukaan laut terendam bahkan tenggelam. Pasca KTT Rio de Janeiro, Brasil mengenai hari bumi dengan melihat paradigma pembangunan berwawasan lingkungan, 10 tahun kemudian teryata ditemukan bahwa KTT tersbut hanya membawa pandangan aru bagi perkeonomian khususnya untuk rumah tinggal (apartemen,villa, dan perumahan) mengenai konsep tersebut untuk menambah banyaknya peminat bagi konsumennya dan hal tersebut tetap tidak merubah paradigma mayarakat dunia tentang mencintai lingkungannya. Perkembangan lingkunag akan terwujud apabila masyarakat luas secara sadar bergotong royong untuk membuka pandangan baru bahwa alam adalah hidup kita semua. Langkah Mendukung Perkembangan Lingkungan Hidup 1. Perilaku manusia yang sadar dan melek untuk menjaga lingkungan.
  • 8. 2. Konsep penyelenggaraan Pemerintahan yang baik berorientasi pada lingkungan hidup. 3. Desentralisasi pada penyelesaian permasalahan lingkungan. 4. Penegakan Hukum lingkungan untuk penegasan aturan pemerintah. 2. Pengertian Lingkungan Hidup Apakah lingkungan hidup itu? Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang dapat dibedakan menjadi beberapa macam objek atau benda, diantaranya benda mati, benda hidup, benda nyata maupun abstrak. Lingkungan hidup meliputi alam sekitar termasuk manusia. Lingkungan merupakan satu kesatuan ekosistem yang saling mendukung satu sama lain. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan hidup tidak hanya terdiri dari benda hidup saja, tetapi suatu kesatuan ekosistem (air, udara, tanah, sosial dan teknologi) termasuk benda mati yang menunjang kehidupan di bumi. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 yang dimaksud lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. 3. Norma-norma Lingkungan Hidup Norma adalah aturan, ukuran atau kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai dan membandingkan sesuatu. Norma yang berkaitan dengan likungan hidup dapat dibedakan menjadi dua. a. Norma sosial Norma social adalah norma yang dipakai untuk menilai suatu perilaku manusia, terutapa terhadap lingkungan hidup, berdasarkan kekuatan yang meningkat. Sementara itu yang dipandang sebagai norma social adalah cara, kebiasaan, tingkah laku, dan adat istiadat.
  • 9. b. Norma hukum Indonesia sudah memiliki peraturan hukum berupa undang-undang khusus mengenai lingkungan hidup. Salah satunya adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkunga Hidup yang memuat pengertian tentang lingkungan hidup, ruang lingkup, asas, tujuan serta sasaran, hak dan tanggung jawab masyarakat serta berbagai macam hal yang melingkupi lingkungan hidup. Norma hukum lingkungan hidup sangat diperlukan karena menjadi panduan barsama dan kekuatan pendorong bagi masyarakat. 4. Permasalahan Lingkungan Hidup Masalah lingkungan hidup yang diketahui dan diakibatkan oleh manusia: a. Penggundulan dan penebangan hutan b. Suhu udara yang semakin memanas akibat pemanasan global c. Matinya beberapa spesies hewan tertentu dan punahnya beberapa jenis tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia. d. Ketidaksuburan tanah karena ekosistemnya terganggu e. Polusi udara, air, tanah, suara, pestisida, radiasi, cuaca, dan pencemaran lingkungan lainnya. f. Penyakit endemik Masalah lingkungan hidup yang biasanya terikat dengan bencana alam: a. Banjir dan tanah longsor b. Gempa Bumi c. Letusan gunung berapi d. Angin puting beliung atau tornado 5. Komponen Lingkungan Hidup a. Lingkungan Hidup Alami
  • 10. Lingkungan hidup alami adalah lingkungan yang telah ada di alam tanpa campur tangan manusia. Contohnya seperti hutan belantara. b. Lingkungan Hidup Binaan Lingkungan binaan adalah lingkungan yang sudah direkayasa oleh manusia. Contohnya seperti sekolah, perumahan dan perkantoran. c. Lingkungan Hidup Sosial Budaya Lingkungan social budaya yaitu lingkungan yang dipengaruhi oleh sosial budaya masyarakat setempat. 6. Konsep Dasar Lingkungan Hidup Konsep dasar lingkungan hidup antara lain: a. Lingkungan hidup adalah keseluruhan ruang yang ada di bumi yang terdiri dari air, tanah, udara, makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya. b. Norma yang mendasari lingkungan hidup adalah norma sosial dan norma hukum. c. Lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu lingkungan alami, lingkungan binaan, dan lingkungan sosial budaya. d. Lingkungan hidup yang baik adalah lingkungan hidup yang masing-masing makhluk hidup dan komponen di dalamnya dapat berinteraksi dengan baik. e. Lingkungan hidup yang berada di bumi, baik benda mati atau hidup, manusia dan alam mampu berhubungan secara timbal balik. 7. Manfaat Lingkungan Hidup a. Menyediakan sumber daya alam bagi kebutuhan hidup manusia. b. Menyediakan ruang bagi manusia dan makhluk hidup lainnya untuk melakukan aktifitas kesehariannya, untuk bertahan hidup dan berkembang biak.
  • 11. c. Memberikan kesempatan bagi manusia terutama untuk bereksplorasi, membuat berbagai macam penemuan baru dengan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh manusia melalui pengamatan dan penelitian.
  • 12. Pengamatan Lingkungan Hidup 1. Mengamati Lingkungan Hidup Manusia, makhluk hidup lain, dan benda-benda mati yang hidup dalam suatu daerah dan saling berinteraksi dinamakan komunitas. Komunitas organik yang saling berhubungan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan dinamakan ekosistem. Manusia merupakan anggota komunitas yang berperan penting dalam lingkungan hidup. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. a. Pentingnya Lingkungan untuk Kehidupan Fungsi utama lingkungan hidup bagi manusia diantaranya : 1) Lingkungan sebagai Wahana bagi Keberlanjutan Kehidupan Lingkungan hidup merupakan tempat berinteraksinya makhluk hidup yang membentuk suatu sistem jaringan kehidupan. Di dalamnya terdapat berbagai siklus yang menunjang kehidupan, seperti siklus energi, siklus air, dan siklus udara. Dalam sebuah piramida makanan, tumbuhan berperan sebagai produsen dan berada pada tingkat yang paling rendah. 2) Lingkungan sebagai Tempat Berlangsungnya Aktivitas Sosial, Ekonomi, Budaya. Aktifitas dan interaksi antar sesama manusia akan menghasilkan sebuah kebudayaan, baik itu itu kebudayaan material maupun kebudayaan non material. Dalam mengekspresikan hasil cipta, karsa dan karya manusia itu akan memerlukan ruang, dan lingkungan hidup adalah satu-satunya ruang bagi manusia untuk mengekspresikan kebudayaannya. 3) Lingkungan sebagai Tempat Mencari Makan (Niche)
  • 13. Makhluk hidup saling berinteraksi membentuk piramida makanan. Jika salah satu dalam makanan terputus, maka akan terjadi kelaparan dan kematian hewan lainnya. b. Sejarah Perkembangan Manusia dan Dampaknya terhadap Lingkungan Hidup Jika kita menelusuri kembali sejarah peradaban manusia di bumi ini, tampaklah bahwa manusia sedikit demi sedikit mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan hidupnya. Bahkan, lebih daripada itu manusia telah mengubah semua komunitas biologis di tempat mereka hidup. Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif maupun negatif. Berpengaruh positif karena manusia mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut dan berpengaruh negatif karena dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya. Pada era berburu dan meramu, manusia berada pada tahap memanfaatkan apa yang ada di dalam. Pada masa itu manusia hanya hidup dan bergantung dari apa yang telah tersedia di alam tanpa perlu membudidayakannya. Peradaban pun semakin berubah, selain sebagai pengguna langsung sumber daya yang ada di alam, manusia pun mulai melakukan budidaya dan menjinakan binatang-binatang liar yang dijadikan sebagai ternak mereka, dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Pada masa itu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian dianggap sebagai pencapaian yang luar biasa dalam mempertahankan eksistensi manusia di muka bumi. Tetapi, Semakin majunya peradaban manusia telah menyebabkan manusia melakukan eksploitasi yang berlebihan terhadap sumberdaya alam. Fenomena tersebut semakin terlihat jelas ketika revolusi industri di Inggris abad ke 19. Selain membutuhkan sumberdaya alam yang terdapat di permukaan bumi seperti kayu, air dan tanah, manusia pun mulai melakukan eksploitasi sumberdaya alam yang terdapat di perut bumi, seperti minyak
  • 14. bumi dan batubara yang berguna sebagai bahan bakar untuk menggerakan mesin-mesin diesel pada industri. Ketersediaan bahan tambang yang terbatas di daratan Eropa telah menyebabkan orang Eropa melakukan ekspansi wilayah ke dunia baru seperti benua Amerika, Afrika dan Asia. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ke seluruh dunia sehingga berdampak terhadap eksploitasi sumberdaya alam yang semakin merata di dunia. Akibatnya masalah-masalah lingkungan hidup yang terjadi bukan hanya masalah di Benua Eropa semata, tetapi semakin berkembang menjadi masalah yang lebih serius yang menimpa dunia. Ketimpangan perkembangan penduduk dan jumlah pangan telah membawa dunia pada era krisis pangan. Pada tahun 1980-an manusia mulai melakukan rekayasa terhadap bidang pertanian dalam rangka peningkatan produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Rekayasa pertanian tahun 1980-an dianggap oleh sebagian orang telah berhasil menghindarkan manusia dari kelaparan masal akibat kekurangan pangan. Keberhasilan revolusi hijau tahun 1980-an harus dibayar oleh kerusakan ekosistem yang serius. Penggunaan pestisida, pupuk buatan dan mekanisasi pertanian telah menyebabkan kondisi ekosistem alam terganggu, yang berdampak terhadap peningkatan berbagai spesies hama pertanian dan bermacam-macam penyakit baru yang sebelumnya tidak ada. Masalah lebih serius yang dialami oleh manusia pada saat ini tidak hanya masalah ekologi yang terjadi di bumi, tetapi produksi CO2 yang berlebihan telah membawa masalah terhadap peningkatan suhu rata-rata di bumi. Selain itu, efek gas rumah kaca yang dikeluarkan oleh pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor pun telah bermpak terhadap penipisan lapisan ozon di atmosfer. Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat dan didorong oleh kesadaran manusia akan perlunya kelestarian bumi, akhirnya manusia mulai melakukan perbaikan terhadap gaya hidupnya. Pada saat ini, manusia
  • 15. telah banyak yang menggunakan berbagai energi alternatif yang ramah lingkungan. Diantaranya adalah penggunaan energi matahari, biogas, dan tenaga angin untuk pemenuhan energi listrik serta melakukan daur ulang terhadap barang-barang yang tidak bisa digunakan. c. Ekosistem Lingkungan Hidup Manusia Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersamasama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya. Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu,
  • 16. namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam. 1) Komponen Biotik Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a) Heterotrof Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya. Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba. b) Pengurai Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Contohnya seperti bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu aerobik, anaerobik dan fermentasi. 2) Komponen Abiotik
  • 17. Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu: a) Suhu, Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya. b) Air, Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun. c) Garam, Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi. d) Cahaya matahari, Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan. e) Tanah dan batu, Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah. f) Iklim,adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu. 2. Permasalahan Lingkungan Hidup Masalah lingkungan adalah aspek negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan biofisik. Environmentalisme, sebuah gerakan sosial dan lingkungan yang dimulai pada tahun 1960, fokus pada penempatan masalah lingkungan melalui advokasi, edukasi, dan aktivisme. a. Jenis-jenis Kerusakan Lingkungan Hidup
  • 18. Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam 1) Letusan Gunung Berapi Beberapa gunung berapi sering meletus, seperti gunung Merapi, Krakatau, Kerinci, Tangkuban Perahu, dan Semeru. Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas vulkanisme yang ditandai ledakan, getaran, dan muntahan material gunung. Berikut ini adalah beberapa dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh letusan gunung api : a. Letusan gunung berapi melemparkan berbagai material padat yang terdapat di dalamnya seperti batuan, kerikil, dan pasir yang dapat menimpa perumahan, daerah pertanian, dan hutan. b. Hujan abu vulkanik yang menyertai letusan dapat menyebabkan terganggunya pernapasan, pemandangan yang gelap, dan lingkungan yang kotor. c. Lava panas yang meleleh dapat merusak bahkan mematikan apa saja yang dilaluinya. d. Awan panas yang berembus dengan kecepatan tinggi dan tidak terlihat mata dapat menewaskan makhluk hidup yang dilaluinya. e. Gas yang mengandung racun dapat mengancam keselamatan makhluk hidup di sekitar gunung berapi. 2) Gempa Bumi Gempa bumi merupakan getaran yang dirasakan permukaan bumi akibat adanya kekuatan dari dalam bumi berupa aktivitas tektonisme, vulkanisme, dan runtuhan bagian lapisan bumi. Berikut ini adalah beberapa kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh adanya gempa bumi : a. Tanah di permukaan bumi merekah sehingga menyebabkan jalan raya terputus. b. Akibat guncangan yang hebat dapat terjadi tanah longsor yang menimbun segala sesuatu dibawahnya.
  • 19. c. Gempa dapat merobohkan berbagai bangunan. d. Dapat terjadi banjir sebagai akibat dari rusaknya tanggul bendungan. e. Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami, yaitu gelombang pasang di laut yang melanda daerah pantai. f. Gempa dapat merenggut korban jiwa, luka berat, luka ringan, dan hilangnya orang. 3) Angin Topan Angin topan adalah angin yang berembus dengan kecepatan tinggi (lebih dari 100 km/jam). Jika angin tersebut disertai hujan disebut badai. Berikut ini adalah beberapa kerusakan lingkungan yang diakibatkan karena adanya angin topan : a. Rumah-rumah yang kurang kuat dapat rusak atapnya bahkan ada yang roboh. b. Areal pertanian, perkebunan, dan hutan rusak. c. Membahayakan bagi kegiatan penerbangan. d. Menimbulkan ombak yang besar sehingga dapat menenggelamkan kapal. Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Faktor Manusia 1) Banjir Banjir merupakan genangan air yang meliputi daerah yang cukup luas karena sungai tidak mampu lagi menampung. Banjir dapat merusak saluran irigasi, jembatan, jalan raya, jalan kereta api, rumah penduduk, dan areal pertanian. Secara umum, banjir ini disebabkan oleh 2 hal, baik oleh alam atau pun oleh kesalahan manusia. Tetapi bencana banjir yang sering terjadi sekarang ini lebih banyak disebabkan oleh aktifitas manusia yang melakukan penebangan atau pun alih fungsi lahan di daerah hulu sungai. 2) Tanah Longsor Lereng atau lahan yang kemiringannya melampaui 20 derajat umumnya memiliki kecenderungan untuk bergerak atau longsor. Tanah menjadi
  • 20. longsor karena faktor alam, seperti adanya gempa dan hujan deras, atau juga faktor manusia berupa tindakan penggundulan hutan. 3) Pencemaran Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri. b. Permasalahan Lingkungan Hidup di Dunia Masalah lingkungan hidup yang menjadi permasalahan utama di seluruh dunia pada saat ini adalah pencemaran, baik terhadap air, tanah atau pun udara. Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. 1) Pencemaran Air Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa pousi air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit, berikut ini adalah beberapa dampak akibat pencemaran sumberdaya air. a. Dapat menyebabkan banjir dan Erosi b. Kekurangan sumber air c. Dapat membuat sumber penyakit d. Tanah Longsor e. Dapat merusak Ekosistem sungai f. Kerugian untuk Nelayan 2) Pencemaran Udara
  • 21. Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global. Berikut ini adalah beberapa dampak yang ditimbulkan akibat adanya pencemaran udara : Hujan asam pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain : Mempengaruhi kualitas air permukaan, Merusak tanaman, Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan, Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan. Efek rumah kaca Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global. Dampak dari pemanasan global adalah Peningkatan suhu rata-rata bumi, Pencairan es di kutub, Perubahan iklim regional dan global, Perubahan siklus hidup flora dan fauna dan Kerusakan lapisan ozon 3) Pencemaran Tanah Pencemaran Tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya
  • 22. terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama. c. Jenis-jenis Masalah lingkungan hidup di Indonesia Berikut ini adalah beberapa masalah lingkungan hidup utama yang terjadi di Indonesia : a) Penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan; b) Polusi air dari limbah industri dan pertambangan; c) Polusi udara di daerah perkotaan; d) Asap dan kabut dari kebakaran hutan; penghancuran terumbu karang; e) Pembuangan sampah B3/radioaktif dari negara maju;
  • 23. f) Pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan; semburan lumpur liar di Sidoarjo, Jawa Timur; g) Hujan asam yang merupakan akibat dari polusi udara. 3. Penanganan Kerusakan Lingkungan Hidup a. Teknik Mengatasi Pencemaran Tanah 1) Remediasi Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit. 2) Bioremediasi Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.
  • 24. b. Kebijakan untuk Mengatasi Permasalahan Lingkungan Hidup Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak. Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu: 1) Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup. 2) Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut: 1) Menjamin pemerataan dan keadilan. 2) Menghargai keanekaragaman hayati. 3) Menggunakan pendekatan integratif. 4) Menggunakan pandangan jangka panjang.
  • 25. Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya: 1) Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. 2) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat. 3) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. Selain itu, Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut antara lain: 1) Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah. 2) Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. 3) Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan). Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan.
  • 26. LATIHAN SOAL 1. Segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang dapat dibedakan menjadi beberapa macam objek atau benda, diantaranya benda mati, benda hidup, benda nyata maupun abstrak adalah .. a. Lingkungan Hidup c. Kehidupan b. Bioma d. Ekosistem 2. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya, adalah pengertian lingkungan hidup menurut.. a. UUD Nomor 23 Tahun 1997 c. UUD Nomor 23 Tahun 1998 b. UUD Nomor 24 Tahun 1997 d. UUD Nomor 24 Tahun 1998 3. Berikut ini adalah komponen lingkungan hidup, kecuali a. Lingkungan Hidup Alami c. Lingkungan Hidup Manusia b. Lingkungan Hidup Binaan d. Lingkungan Hidup Sosial Budaya 4. Permasalahan lingkungan hidup yang disebabkan manusia , adalah.. a. Banjir c. Kebakaran hutan b. Tanah longsor d. Gempa 5. Salah satu norma yang mendasari lingkungan hidup adalah .. a. Norma Hukum c. Norma Agama b. Norma Sosial d. Norma Adat ESSAY : 1. 2. 3. 4. 5. Sebutkan pengertian lingkungan hidup ! Jelaskan norma norma lingkungan hidup ! Jelaskan permasalahan lingkungan hidup Jelaskan komponen lingkungan hidup ! Jelaskan manfaat lingkungan hidup !