Silogisme adalah proses penarikan kesimpulan secara deduktif dari dua premis. Terdapat tiga jenis silogisme yaitu kategorik, hipotetis, dan disjungtif, yang masing-masing memiliki hukum tersendiri dalam penarikan kesimpulan. Silogisme dapat dinyatakan absah atau tidak, serta benar atau salah berdasarkan kesesuaian prosedur dan kebenaran premis.
3. MAIN MENU Bentuk-bentuk silogisme berdasarkan 2 premis /lebih Penarikan Simpulan pada siligisme Pengertian silogisme
4. SILOGISME Adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari pernyataan dan konklusi (kesimpulan).Penalarannya bertolak dari pernyataan bersifat umum menuju pada pernyataan/simpulan khusus.
5. ABSAH DAN BENAR Dalam membicarakan silogisme mengenal dua istilah yaitu absah dan benar. Absah (valid) berkaitan dengan prosedur apakah pengambilan konklusi sesuai dengan patokan atau tidak. Dikatakan valid apabila sesuai dengan patokan dan tidak valid bila sebaliknya. Benar berkaitan dengan proposisi dalam silogisme itu, 2 didukung atau sesuai dengan fakta atau tidak. Bila sesuai fakta, proposisi itu benar, bila tidak ia salah. Keabsahan dan kebenaran dalam silogisme merupakan satuan yang tidak bisa dipisahkan, untuk mendapatkan yang sah dan benar. Hanya konklusi dari premis yang benar prosedur yang sah konklusi itu dapat diakui. Mengapa demikian Karena bisa terjadi: dari premis salah dan prosedur valid menghasilkan konklusi yang benar, demikian juga dari premis salah dan prosedur invalid dihasilkan konklusi benar.
6. Varias i-V ariasi 1. Prosedur valid, premis salah dan konklusi benar. Semua yang baik itu haram. (salah) Semua yang memabukkan itu baik. (salah) Jadi: Semua yang memabukkan itu haram . (benar) 2. Prosedur invalid (tak sah) premis benar kon klusi salah Plato adalah filosof. (benar) Aristoteles bukan Plato. ( benar) Jadi: Aristoteles bukan filosof (salah)
7. 3. Prosedur invalid, premis salah konklusi benar. Sebagian politikus adalah tetumbuhan. (salah). Sebagian manusia adalah tetumbuhan. (salah). Jadi: Sebagian manusia adalah politikus (benar). 4. Prosedur valid premis salah dan konklusi salah. Semua yang keras tidak berguna. (salah). Adonan roti adalah keras. (salah). Jadi: Adonan roti tidak berguna (salah).
9. Penarikan simpulan Menarik simpulan dengan silogisme dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1.Menarik simpulan berdasarkan satu premis(pernyataan) Contoh: Premis : Bujur sangkar adalah segi empat sama sisi Simpulan: a. Bujur sangkar pasti segi empat,tetapi segi empat belum tentu bujur sangkar. b.Segi empat yang sisi-sisinya horisontal tidak sama panjang dengan tegak lurusnya bukan bujur sangkar. Premis adalah pernyataan yang mendasari penalaran untuk mengambil kesimpulan.
10. 2.Menarik simpulan berdasarkan dua premis/pernyataan Silogisme Katagorik Premis umum/premis khusus/simpulan Keterangan: A: Semua anggota golongan tertentu B:Sifat atau kegiatan A C:Seseorang atau bagian dari A Silogisme Hipotetis Silogisme Disjung tif PU:A=B PK:C=A S:C=B
11. CONTOH PU: Semua profesor pandai PK: Albert Enstein seorang profesor S :Albert Enstein pandai
12. Silogis me yang diperpendek disebut ENTINEM C onto h : C=B k ar en a C=A Albert Enstein pandai k arena beliau seorang profesor .
13. Silogisme Kat agorik Adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
14. HUKUM-HUKUM SILOGISME KATAGORIK 1) Dari dua premis yang sama-sama negatif, tidak menjadi kesimpulan apa pun, karena tidak ada mata rantai yang menghubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan diambil bila sedikitnya salah satu premis positif. Kesimpulan yang ditarik dari dua premis negatif adalah tidak sah.
15. CONTOH Kerbau bukan bunga mawar. Kucing bukan bunga mawar. ….. (Tidak ada kesimpulan) Tidak satu pun drama yang baik mudah dipertunjukkan. Tidak satu pun drama Shakespeare mudah dipertunjukkan. Jadi: Semua drama Shakespeare adalah baik. (Kesimpulan tidak sah)
16. 2) Paling tidak salah satu dari term penengah harus mencakup. Dari dua premis yang term penengahnya tidak tentu menghasilkan kesimpulan yang salah, seperti: Semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin Jadi: Binatang ini adalah ikan. (Padahal bisa juga binatang melata)
17. 3) Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada premisnya. Bila tidak, kesimpulan menjadi salah, seperti: Kerbau adalah binatang. Kambing bukan kerbau. Jadi: Kambing bukan binatang. (‘Binatang’ pada konklusi merupakan term negatif sedang- kan pada premis adalah positif)
18. 4) Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis layor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna beda kesimpulan menjadi lain, seperti: Bulan itu bersinar di langit. Januari adalah bulan. Jadi: Januari bersinar di lan git . (Bulan pada premis minor adalah nama dari ukuran waktu yang panjangnya 31 hari , sedangk an p ada premis mayor berarti planet yang mengelilingi bumi ).
19. 5.Dari dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan,seperti: Beberapa politikus tidak jujur. Banyak cendekiawan adalah politikus, jadi: Banyak cendekiawan tidak jujur. Jadi: Beberapa pedagang adalah kikir.
20. Silogisme Hipotetis Adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
21. Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting di sini dalah menentukan ‘kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.
22. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, jadwal hukum silogisme hipotetik adalah: 1) Bila A terlaksana maka B juga terlaksana. 2) Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah) 3) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah) 4) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.
23. Kebenaran hukum di atas menjadi jelas dengan penyelidikan berikut: Bila terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggi Nah, peperangan terjadi. Jadi harga bahan makanan membubung tinggi.( benar = terlaksana) Benar karena mempunyai hubungan yang diakui kebenarannya Bila terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggi Nah, peperangan terjadi. Jadi harga bahan makanan tidak membubung tinggi (tidak sah = salah) Tidak sah karena kenaikan harga bahan makanan bisa disebabkan oleh sebab atau faktor lain.
24. Silogism e D i sjungt if A dalah silogisme yang premis mayornya keputusan disyungtif sedangkan premis minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang s emestinya.
25. Silogisme ini ada dua macam, silogisme disyungtif dalam arti sempit dan silogisme disyungtif dalam arti luas. Silogisme disyungtif dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif, seperti: la lulus atau tidak lulus. Ternyata ia lulus, jadi la bukan tidak lulus.
26. Silogisme disyungtif dalam arti luas premis mayornya mempunyai alternatif bukan kontradiktif, seperti: Hasan di rumah atau di pasar. Ternyata tidak di rumah. Jadi di pasar.
27.
28. 2) Premis minor mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari alternatif yang lain, seperti: Budi di masjid atau di sekolah. la berada di masjid. Jadi ia tidak berada di sekolah. Budi di masjid atau di sekolah. la berada di sekolah. Jadi ia tidak berada di masjid.
29. HUKUM-HUKUM SILOGISME DALAM ARTI LUAS a.Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar), seperti: Budi menjadi guru atau pelaut. Ia adalah guru. Jadi bukan pelaut.
30. b. Bila premis minor mengingkari salah satu konklusinya tidak sah (salah), seperti: Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogya. Ternyata tidak lari ke Yogya. Jadi ia lari ke Solo. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).
31. Budi menjadi guru atau pelaut. Ternyata ia bukan pelaut Jadi ia guru. (Bisa jadi ia seorang pedagang).