SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 19
BAB I
                              PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang
          Peneliti etnografi selalu tertarik dengan mata pencaharian suatu suku
   bangsa, karena suatu mata pencaharian berhubungan erat dengan usaha manusia
   untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mata pencaharian suku bangsa yang masih
   tradisional umumnya berupa berburu dan meramu, berladang, beternak,
   menangkap ikan, bertani menetap (pertanian tadah hujan maupun yang sudah
   menggunakan irigasi). Selain memperhatikan sistem produksi, antropolog juga
   memperhatikan distribusi modal, tenaga kerja dan distribusi produksi. Penelitian
   antropologi pada sektor industri dan perdagangan terbatas kepada aspek
   kehidupan masyarakatnya, bukan pada aktivitas ekonominya. Agar kehidupan
   masyarakat tetap aman dan tertib, maka perlu diorganisir dan diatur sedemikian
   rupa sehingga kesatuan dan persatuan tetap terpelihara. Aturan tersebut dapat
   berupa aturan dalam keluarga, aturan tentang kekerabatan, pemerintahan dan adat
   istiadat lainnya yang mengatur hubungan antar sesama anggota masyarakat.
   Dalam menguraikan suku bangsa, para antropolog tertarik pada organisasi dan
   susunan masyarakat, pembagian kerja, berbagai bentuk kerjasama (gotong
   royong), hubungan dan sikap antaranggota masyarakat terutama yang muda ke
   yang lebih tua, antara rakyat dengan pemimpinnya, atau sebaliknya, sanksi
   sosial, sistem kekuasaan, lapisan-lapisan sosial dan sebagainya.




                                                                                  1
1.2 Rumusan Masalah
          Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan
   sebagai berikut :
   1. Apa definisi sistem pencaharian hidup ?
   2. Bagaimana perkembangan manusia dalam sistem pencaharian hidup ?
   3. Bagaimana mata pencaharian masyarakat Indonesia ?


1.3 Tujuan Penulisan
          Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diuraikan tujuan penulisan
   makalah sebagai berikut :
   1. Untuk mengetahui definisi sistem pencaharian hidup
   2. Untuk mengetahui perkembangan manusia dalam sistem pencaharian hidup
   3. Untuk mengetahui mata pencaharian masyarakat Indonesia




                                                                              2
BAB II
                                PEMBAHASAN




2.1 Definisi Sistem Pencaharian Hidup
           Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ketiga karangan
   Poerwandarminta, sistem mata pencaharian terdiri dari dua unsur kata yaitu,
   Sistem dan Mata pencaharian.
       •   Pengertian sistem ada tiga yaitu:
   1. Sekelompok bagian (alat dan sebagainya) yang bekerja bersama-sama untuk
      melakukan sesuatu, urat saraf dalam tubuh-pemerintahan.
   2. Sekelompok dari pendapatan, peristiwa, kepercayaan. Yang disusun dan diatur
      baik-baik-filsafat
   3. Cara (metode) yang teratur untuk melakukan sesuatu, pengajaran bahasa
           Sedangkan mata pencaharian yaitu, pekerjaan yang menjadi pokok
   penghidupan (sumbu atau pokok), pekerjaan/pencaharian utama yang dikerjakan
   untuk biaya sehari-hari, misalnya pencaharian penduduk desa itu bertani. Dengan
   kata lain sistem mata pencaharian adalah cara yang dilakukan oleh sekelompok
   orang sebagai kegiatan sehari-hari guna usaha pemenuhan kehidupan, dan
   menjadi pokok penghidupan baginya.
           Untuk menunjang hidupnya setiap masyarakat pasti memiliki mata
   pencaharian utama, sehingga terdapat kelompok suku bangsa memiliki mata
   pencaharian yang khas dibandingkan dengan suku bangsa lainnya, seperti suku
   bangsa minangkabau yang tersebar di berbagai pelosok tanah air banyak
   berusaha di bidang perdagangan. Suku bangsa bugis dan madura banyak yang
   ahli dalam hal pelayaran tradisional. Begitu pula suku-suku bangsa lainnya ada
   yang khas dalam bidang pertanian atau ada yang bergerak dibidang industri.




                                                                                 3
2.2 Perkembangan Manusia dalam Sistem Pencaharian Hidup
          Pada masa kehidupan manusia prasejarah yang mempunyai pola
   pemikiran sangat sederhana dimana kegiatannya sebatas berburu dan meramu
   makanan, dalam berburu dan meramu inipun, ada faktor-faktor yang sangat
   mempengaruhinya yaitu, faktor iklim, kesuburan tanah, keadaan binatang buruan
   dan lain sebagainya sebagai pendukung kegiatan mereka. Mata pencaharian
   tingkat selanjutnya sebagai usaha pemajuan otak manusia adalah bercocok tanam
   tingkat sederhana. Dimasa ini manusia telah memasuki taraf kehidupan yang
   lebih baik, dimana pengenalan sistem bercocok tanam tingkat sederhana ini akan
   sangat mempengaruhi budaya dan peradaban tingkat lanjut karena manusia pada
   masa ini hidupnya sudah mulai menetap, dengan menempati rumah-rumah dan
   mulai menggunakan barang-barang masih sederhana untuk menunjang
   kehidupannya. Ada pengaruh lain yang sangat dirasakan saat mengubah struktur
   dari mata pencaharian itu sendiri yaitu disaat kebutuhan manusia semakin
   meningkat maka berkaitan dengan penggunaan alat juga akan meningkat pula
   yang disesuaikan dengan keperluannya. Selain itu pada masa bercocok tanam,
   manusia pada zaman itu juga sudah mulai mengenal mata pencaharian
   sampingan seperti, beternak dan berkebun.
          Dengan pola pemikiran yang lebih maju, maka manusia mulai berfikir
   untuk mencari alat penukar barang, artinya apa ? Sesuatu itu menjadi bernilai
   apabila kita memerlukannya. Kelajutan dari ini maka dikenalkanlah sebuah
   sistem sebagai penunjangnya yaitu sistem barter, yaitu barang tertentu ditukar
   dengan barang yang mungkin nilainya bisa lebih besar atau sebaliknya lebih
   kecil, karena kecendrungan dua sisi inilah maka manusia akan kembali
   memikirkan sistem barter, karena dirasa berat sebelah apabila nilainya tidak
   sesuai, maka kembali berkembang sistem tukar-menukar dengan menggunakan
   standar uang. Lalu dimana tempat terjadinya tukar-menukar tersebut, pada
   mulanya masih sebatas individu atau antar individu, meningkat dari individu



                                                                                4
dengan komunitas, sampai antar komunitas. Disinilah muncul istilah pasar
    sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli.


2.3 Mata Pencaharian Masyarakat Indonesia
             Mata pencaharian penduduk yang memiliki corak sederhana biasanya
    sangat berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam,
    contohnya pertanian, perkebunan, dan peternakan. Sementara itu, mata
    pencaharian penduduk yang memiliki corak modern biasanya lebih mendekati
    sektor-sektor yang tidak terlalu berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan
    sumber daya alam seperti jasa, transportasi, dan pariwisata. Beberapa pola
    kegiatan ekonomi penduduk di Indonesia yang berkaitan dengan pemanfaatan
    lahan.
2.3.1 Pertanian
             Pertanian merupakan usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan
    tanaman pangan. Masyarakat agraris mengandalkan sektor pertanian sebagai
    mata pencaharian utamanya. Berdasarkan bentuknya, pertanian dapat dibedakan
    sebagai berikut :
    A. Persawahan
             Persawahan   merupakan    pertanian   tetap   (tidak   berpindah)   yang
       menggunakan lahan basah yang diairi secara teratur. Tanaman yang biasanya
       ditanam pada persawahan adalah padi. Berdasarkan cara pengairannya,
       persawahan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
       1. Persawahan irigasi, yakni persawahan yang menggu-nakan sistem
             pengairan tetap dan teratur dengan membangun saluran pengairan yang
             mengambil sumber air dari sungai atau danau atau dikenal dengan istilah
             irigasi.
       2. Persawahan lebak yaitu persawahan yang berada di kanan kiri sungai-
             sungai yang besar. Sistem pengairannya mengandalkan air sungai yang



                                                                                    5
ada.
  3.   Persawahan tadah hujan, yakni persawahan yang sistem pengairannya
       mengandalkan air hujan atau tergantung pada curah hujan. Pada musim
       kemarau, biasanya lahan ditanami tanaman-tanaman palawija.
  4. Persawahan pasang-surut, yakni persawahan yang sistem pengairannya
       memanfaatkan air muara atau rawa yang pasang. Oleh karena itu,
       persawahan ini biasanya ditemukan di kawasan pantai atau sungai besar
       yang landai dan memiliki lahan pasang surut.
B. Tegalan
       Selain persawahan, usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan
  tanaman pangan dapat juga dilakukan dengan menggunakan lahan kering
  yang disebut dengan tegalan. Tegalan berlokasi pada lahan yang tetap, tidak
  berpindah-pindah. Tanaman-tanaman yang ditanam pada tegalan biasanya
  lebih beragam dibandingkan ladang.
C. Perladangan
       Selain dilakukan secara menetap, pertanian juga bisa dilakukan secara
  berpindah-pindah yang disebut dengan perladangan. Perladangan merupakan
  usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan tanaman pangan dengan cara
  berpindah-pindah (nomaden) untuk mencari lahan-lahan kosong yang
  bertanah subur. Lahan yang digunakan dalam perladangan biasanya
  merupakan lahan kering. Selain berpindah-pindah, pertanian ladang juga
  belum mengenal sistem irigasi, pengolahan tanah, dan pemupukan.
  Perladangan biasanya dilakukan penduduk dengan cara membabat pepohonan
  pada lahan yang ada di hutan dan kemudian ditanami dengan tanaman-
  tanaman tertentu. Tanaman yang biasa ditanam di ladang antara lain tanaman-
  tanaman palawija, padi huma, umbi-umbian, dan lainnya. Perladangan kurang
  baik bagi kelestarian hutan, bila berlangsung secara terus-menerus dapat
  membuat hutan menjadi gundul sehingga tanah mudah terkena erosi. Sistem



                                                                            6
pertanian ladang atau petani nomaden banyak dijumpai di daerah-daerah yang
       masih mempunyai kawasan hutan yang luas seperti Kalimantan, Sumatra, dan
       Papua.
2.3.2 Perkebunan
           Tanaman yang ditanam pada perkebunan tidak terbatas pada tanaman
   pangan utama, namun berbagai jenis tanaman pangan tambahan semacam buah-
   buahan dan sayur-sayuran. Beberapa jenis tanaman yang diperlukan dalam
   industri juga biasanya ditanam di perkebunan, misalnya kapas, kelapa sawit,
   tembakau, dan sebagainya. Perkebunan dapat dijalankan pada lahan yang sempit
   seperti pekarangan rumah maupun luas yang memerlukan modal besar.
2.3.3 Peternakan
           Usaha pembudidayaan hewan-hewan darat yang diperlukan oleh manusia,
   baik untuk dikonsumsi, maupun untuk tujuan lainnya disebut peternakan. Faktor-
   faktor yang mendorong usaha peternakan di Indonesia antara lain sebagai berikut
   :
   - Mempunyai padang rumput yang luas.
   - Iklimnya cocok untuk persyaratan hidup ternak.
   - Memperluas lapangan kerja di bidang peternakan.
   - Dapat diambil bermacam-macam manfaat, seperti dimanfaatkan tenaganya,
       daging, kulit, susu, dan kotorannya untuk pupuk pertanian.
           Peternakan biasanya merupakan mata pencaharian sampingan dari
   penduduk yang menjalankan usaha pertanian. Berdasarkan jenis hewan yang
   diternakkan, peternakan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni peternakan
   hewan besar, peternakan hewan kecil, dan peternakan hewan unggas.
   A. Peternakan Hewan Besar
           Peternakan jenis ini membudidayakan hewan-hewan bertubuh besar,
       seperti sapi, kuda, dan kerbau. Ternak hewan-hewan bertubuh besar diambil
       manfaatnya dalam bentuk susu, daging, kulit, dan tenaganya sebagai alat



                                                                                 7
transportasi. Selain itu, kotorannya dapat digunakan sebagai pupuk alamiah
      yang diperlukan dalam usaha pertanian dan perkebunan.
   B. Peternakan Hewan Kecil
           Peternakan hewan kecil membudidayakan hewan-hewan bertubuh kecil,
      seperti babi, kambing, domba, kelinci, dan lainnya. Manfaat beternak hewan-
      hewan kecil adalah untuk diambil susu, daging, dan kulitnya.
   C. Peternakan Hewan Unggas
           Ayam, bebek, angsa, itik, dan puyuh merupakan beberapa contoh hewan
      unggas yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Manfaat beternak
      hewan-hewan unggas adalah untuk diambil daging, telur, bulu, atau sebagai
      penghibur untuk dinikmati suara atau keindahannya.
2.3.4 Perikanan
           Negara kita kaya akan potensi perikanan. Selain memiliki laut yang luas
   dan garis pantai yang panjang, Indonesia juga memiliki sumber air darat yang
   melimpah. Semua potensi tersebut dapat digunakan untuk mendukung sektor
   perikanan.Berdasarkan jenis perairannya, usaha perikanan dapat dibedakan
   sebagai berikut.
   A. Perikanan Darat
           Perikanan darat merupakan usaha pembudidayaan atau penangkapan ikan
      yang dilakukan di daratan. Pembudidayaan perikanan darat dapat dilakukan di
      tambak, keramba, kolam, empang, dan lainnya. Perikanan darat dibedakan
      menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
      1.   Perikanan air payau, dilakukan di tepi-tepi pantai yang datar dalam
           bentuk tambak atau empang. Jenis ikan yang diusahakan adalah udang
           dan bandeng.
      2.   Perikanan air tawar, meliputi perikanan di sawah, kolam, danau, sungai,
           dan keramba. Jenis-jenis ikan yang diusahakan adalah ikan mas, nila, lele,
           gurami.



                                                                                    8
B. Perikanan Laut
          Usaha pembudidayaan atau penangkapan hewan-hewan laut disebut
      dengan perikanan laut. Penangkapan hewan-hewan laut biasanya dilakukan
      oleh penduduk yang tinggal di kawasan pesisir. Nelayan biasanya menangkap
      hewan-hewan laut di kawasan laut-laut dangkal atau zona neritik. Secara
      tradisional, para nelayan biasanya menggunakan perahu-perahu kecil.
      Penangkapan besar-besaran biasanya menggunakan perahu motor yang besar.
      Jenis peralatan yang digunakan untuk menangkap ikan sangat beragam,
      misalnya pancing, jala, jaring, sero, dan lainnya. Potensi perikanan laut
      Indonesia sangat besar, karena hampir 60% wilayah Indonesia merupakan
      perairan laut. Jenis ikan yang dihasilkan antara lain tongkol, cucut, biawak,
      dan tuna. Pusat perikanan laut di Indonesia adalah :
      1. Bagan Siapi-api (Riau) merupakan pelabuhan ikan terbesar di Indonesia.
      2. Cilacap dan Tegal (Jawa Tengah)
      3. Muncar (Banyuwangi, Jawa Timur)
      4. Airtembaga (Sulawesi Utara).
          Hasil penangkapan ikan, baik perikanan darat atau laut perlu diawetkan
      agar dapat bertahan lama. Cara-cara yang bisa dilakukan antara lain
      pendinginan, penggaraman, pemindangan, pengasapan, dan pengalengan.
2.3.5 Kehutanan
          Lebih dari 50% kawasan darat di Indonesia adalah hutan. Hutan
   merupakan kawasan yang ditumbuhi beragam jenis pohon. Di kawasan hutan,
   biasanya tinggal berbagai jenis binatang yang menggantungkan kehidupannya
   pada hasil-hasil hutan. Sebagai negara yang berada di lintang khatulistiwa,
   Indonesia memiliki banyak hutan karena curah hujan yang tinggi. Hutan di
   Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
   A. Berdasarkan Asalnya atau Terjadinya Hutan
      1. Hutan alami, yaitu hutan yang tumbuh secara almiah, contoh: hutan rimba.



                                                                                  9
2. Hutan buatan, yaitu hutan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk diambil
        hasil kayunya untuk industri. Contoh: hutan karet dan hutan jati.
B. Berdasarkan Jenis Tanamannya
  1. Hutan homogen, yaitu hutan yang hanya terdiri atas satu jenis tanaman
        saja. Contoh: hutan jati dan hutan pinus.
  2. Hutan heterogen, yaitu hutan yang terdiri atas bermacam-macam jenis
        tanaman, biasanya merupakan hutan alami.
C. Berdasarkan Fungsi atau Manfaatnya
  1. Hutan produksi, yaitu hutan yang ditanam untuk dimanfaatkan kayunya,
        getahnya, dan sebagainya. Contoh hutan jati, hutan pinus, dan hutan
        karet.
  2. Hutan lindung, yaitu hutan yang difungsikan untuk melindungi tanah dari
        erosi dan untuk konservasi hutan. Hutan ini banyak dijumpai di
        pegunungan atau lereng-lereng bukit.
  3.    Hutan suaka, yaitu hutan yang difungsikan untuk melindungi jenis
        tumbuhan (cagar alam) dan jenis hewan tertentu (suaka margasatwa).
        Contoh: Kebun Raya Bogor dan Ujung Kulon (badak bercula satu).
  4. Hutan wisata, yaitu hutan yang difungsikan untuk wisata dan rekreasi.
        Secara umum fungsi dan manfaat hutan dapat dikelompokkan menjadi
  empat yaitu sebagai berikut :
  - Fungsi hidrologis yaitu dapat menyimpan cadangan air.
  - Fungsi ekonomis yaitu dapat diambil hasilnya untuk kegiatan produksi
       sehingga mendatangkan devisa bagi negara.
  - Fungsi klimatologis yaitu dapat mengatur cuaca atau iklim dan
       menyegarkan udara.
  - Fungsi orologis yaitu untuk menjaga keseimbangan lingkungan hidup.
        Oleh karena begitu pentingnya fungsi hutan bagi kehidupan, maka
  kelestariannya perlu dijaga dari kerusakan, baik dari kebakaran hutan dan



                                                                             10
penebangan hutan secara liar (ilegal logging).
2.3.6 Pertambangan
           Pertambangan dilakukan manusia dengan menggali, mengambil, dan
   mengolah sumber daya alam yang terdapat di perut bumi untuk memenuhi
   sebagian kebutuhan manusia. Kegiatan pertambangan tidak terbatas pada upaya
   penggalian dan pengambilan saja, namun juga meliputi upaya-upaya pengolahan
   sumber daya tersebut untuk dijadikan barang setengah jadi sebagai bahan dasar
   industri.Secara garis besar barang tambang dapat dikelompokkan menjadi dua
   yaitu sebagai berikut.
   A. Berdasarkan manfaat atau kegunaannya, barang tambang dapat dibedakan ke
      dalam tiga golongan :
      1. Golongan A, yaitu barang tambang strategis dan penting untuk
           perekonomian negara. Contohnya minyak bumi, batubara, gas alam, bijih
           besi, tembaga, dan nikel.
      2. Golongan B, yaitu barang tambang yang vital dan penting bagi kehidupan
           orang banyak atau penting untuk hajat hidup orang banyak. Contohnya
           emas, perak, belerang, fosfat, dan mangan.
      3. Golongan C, yaitu barang tambang yang secara langsung digunakan untuk
           bahan keperluan industri. Contohnya batu gamping, kaolin, marmer, gips,
           dan batu apung.
   B. Berdasarkan bentuknya, barang tambang dikelompokkan sebagai berikut :
      1.   Barang tambang berbentuk energi, yaitu barang tambang yang dapat
           menghasilkan tenaga atau energi yang bermanfaat bagi kehidupan
           manusia. Contohnya minyak bumi, batubara, gas alam, dan uranium.
      2. Barang tambang berbentuk mineral logam. Contohnya timah, tembaga,
           bijih besi, emas, perak, dan nikel.
      3.   Barang tambang berbentuk mineral bukan logam. Contohnya intan,
           belerang, gamping, marmer, pasir kwarsa, dan fosfat.



                                                                                11
Selain dari pengelompokan di atas, barang tambang dapat dikelompokkan
    berdasarkan bahan asal pembentukannya yaitu mineral organik dan mineral
    anorganik. Mineral organik yaitu mineral yang berasal dari sisa makhluk hidup
    misalnya gas alam, minyak bumi, dan batubara. Mineral anorganik yaitu mineral
    yang berasal dari sisa-sisa bahan anorganik misalnya kaolin, batu, pasir kwarsa,
    yodium.
           Untuk mendapatkan barang tambang yang masih terdapat di alam perlu
    dilakukan beberapa tahapan. Tahap pertama adalah eksplorasi, yaitu melakukan
    kegiatan penyelidikan dan penelitian pada suatu daerah yang diperkirakan
    mengandung barang tambang tertentu. Tahap selanjutnya adalah eksploitasi,
    yaitu tahap pengambilan atau penambangan barang tambang di dalam bumi.
    Wilayah Indonesia sangat kaya akan potensi sumber daya alam. Namun begitu,
    belum semua potensi yang dimiliki telah dipergunakan secara maksimal.
2.3.7 Perindustrian
           Perindustrian merupakan usaha manusia untuk mengubah bahan mentah
    atau barang setengah jadi menjadi barang jadi. Bidang perindustrian merupakan
    bidang pencaharian yang terus meningkat. Pemerintah Indonesia berupaya untuk
    terus mendorong bidang perindustrian agar lebih maju sehingga dapat
    menampung banyak tenaga kerja. Berdasarkan besaran proses produksinya,
    industri dapat digolongkan menjadi industri kecil, industri menengah, dan
    industri besar.
   A. Industri Kecil
           Industri kecil merupakan kegiatan industri dalam skala terbatas. Jenis
       industri ini biasanya berbasis pada rumah tangga. Jumlah tenaga kerjanya pun
       terbatas dan teknologi yang digunakan dalam industri ini tidak terlalu
       kompleks. Contohnya antara lain rumah batik, pembuatan makanan ringan,
       pembuatan anyam-anyaman, dan sebagainya.




                                                                                  12
B. Industri Menengah
           Industri menengah merupakan kegiatan industri yang tidak berbasis pada
      rumah tangga. Jumlah tenaga kerjanya lebih banyak dari industri kecil dan
      teknologi yang digunakan dalam industri ini sudah mulai melibatkan mesin-
      mesin dalam jumlah terbatas. Contohnya antara lain industri percetakan,
      konfeksi, dan penggergajian kayu.
   C. Industri Besar
           Industri besar kegiatannya dalam skala besar. Jenis industri ini
      memerlukan modal besar, dengan jumlah tenaga kerja sangat banyak, dan
      teknologi yang digunakan sangat kompleks yaitu melibatkan mesin-mesin
      berukuran besar      dalam jumlah banyak. Contoh industri besar adalah
      pembuatan mobil, pesawat terbang, dan pengolahan besi.
2.3.8 Pariwisata
           Pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan dengan tujuan rekreasi.
    Mata pencaharian di sektor pariwisata beragam jenisnya, antara lain berupa
    penjualan jasa sebagai pemandu (guide), penyedia penginapan (akomodasi),
    hingga agen perjalanan. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak
    kawasan dan potensi pariwisata. Keindahan alam Indonesia sangat terkenal
    hingga ke berbagai negara. Namun, masih sedikit penduduk Indonesia yang
    bekerja di bidang pariwisata.
2.3.9 Transportasi dan Jasa
           Jasa merupakan usaha manusia untuk membantu manusia lainnya dalam
    mencapai atau melaksanakan sesuatu. Sementara itu, transportasi merupakan
    kegiatan pemindahan barang atau manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya.
    Pencaharian penduduk dalam bidang ini pun sangat beragam. Bidang jasa dan
    transportasi terutama menjadi pilihan pencaharian masyarakat perkotaan.
    Beberapa contohnya antara lain adalah pekerjaan sebagai penerjemah,
    penyewaan barang, pengemudi, pilot, masinis, dan sebagainya.



                                                                               13
2.3.10 Perdagangan
            Perdagangan dilakukan untuk menyalurkan dan memasarkan barang jadi
   dari produsen kekonsumen. Perdagangan diperlukan karena adanya perbedaan
   jumlah barang atau komoditi tertentu antara suatu kawasan dengan kawasan lain.
   Berdasarkan besaran dan jenis barang, perdagangan dapat dikelompokkan
   menjadi perdagangan kecil, perdagangan menengah, dan perdagangan besar.
   Perdagangan kecil, kegiatannya berupa penyaluran barang langsung kepada
   pembeli (eceran). Perdagangan menengah kegiatannya berupa penyaluran barang
   dari pedagang besar pada pedagang kecil sehingga tidak melibatkan konsumen.
   Perdagangan besar kegiatan melibatkan produsen barang atau pemilik barang
   dalam jumlah besar dengan para pedagang menengah.


            Untuk menunjang kehidupan, setiap masyarakat pasti memiliki mata
   pencaharian utama, sehingga terdapat kelompok suku bangsa memiliki mata
   pencaharian yang khas dibandingkan dengan suku bangsa lainnya, seperti suku
   bangsa minangkabau yang tersebar diberbagai pelosok tanah air banyak berusaha
   di bidang perdagangan. Suku bangsa bugis dan Madura banyak yang ahli dalam
   hal pelayaran tradisional. Suku Sunda umumnya hidup bercocok tanam. Begitu
   pula suku-suku bangsa lainnya ada yang khas dalam bidang pertanian atau ada
   yang bergerak dibidang industri.
            Adapun sistem mata pencaharian tradisional, adalah sistem-sistem yang
   bersifat tradisional terutama terhadap kebudayaan suatu suku bangsa. Secara
   tradisional Koentjaraningrat mengklasifikasikan mata pencarian manusia, terdiri
   dari :
   A. Berburu dan Meramu
            Perburuan atau berburu adalah praktek mengejar, menangkap, atau
      membunuh hewan liar untuk dimakan, rekreasi, perdagangan, atau
      memanfaatkan hasil produknya (seperti kulit, susu, daging dan lain-lain).



                                                                                14
Berburu dan meramu merupakan suatu mata pencaharian manusia yang paling
   tua, tetapi masa sekarang sebagian besar manusia beralih ke mata pencaharian
   lain. Suku-suku bangsa yang berburu dan meramu hanya tinggal sedikit,
   namun para ahli antropologi masih tetap perhatian terhadap suatu bentuk mata
   pencaharian tersebut, untuk dapat menganalisa azas masyarakat dan
   kebudayaan manusia secara historikal.
       Dalam hal ini para ahli antropologi biasanya menaruh perhatian terhadap
   soal-soal, seperti hak rakyat dan milik atas wilayah berburu, sumber-sumber
   air, perangkap-perangkap, alat transportasi, dan lain-lain Para antropolog juga
   menaruh perhatian terhadap soal-soal seperti susunan kelompok manusia serta
   hubungan antara mereka dalam hal berburu. Masalah bantuan tenaga dalam
   pemburuan, masalah kepemimpinan dalam aktivitas berburu, dan sebagainya.
B. Beternak
       Peternakan adalah praktek untuk membudidayakan binatang ternak. Suatu
   hal penting mempunyai ketrampilan untuk peternak ,di beberapa negara,
   berternak merupakan suatu seni tersendiri. Di negara-negara tertentu
   mempunyai hukum yang tegas mengenai perlakuan terhadap binatang ternak.
   Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai
   dengan domestikasi anjing, kambing, dan domba. Peternakan semakin
   berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal
   menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan
   kambing yang semula hanya diambil dagingnya, mulai dimanfaatkan susu dan
   kulitnya. Setelah itu, manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil
   kulit dan susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah.
   Manusia juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan lain-lain.
       Beternak secara tradisional merupakan suatu mata pencaharian pokok
   yang dikerjakan dengan cara besar-besaran. Sepanjang sejarah, suku-suku
   bangsa peternak menunjukan sifat-sifat agresif. Hal ini karena mereka secara



                                                                                15
terus menerus harus menjaga keamanan binatang ternak mereka terhadap
   serangan    atau   pencurian.   Bangsa-bangsa   peternak   biasanya   hidup
   mengembara sepanjang musim semi dan musim panas. Dimana mereka
   berkemah di jalan pada malam hari. Dalam musim dingin mereka menetap di
   suatu desa induk yang tetap. Dalam hal mempelajari masyarakat peternak,
   ilmu antropologi juga menaruh perhatian terhadap masalah-masalah seperti
   tanah peternakan dan modal, tenaga kerja, produksi dan teknologi produksi,
   dan lain-lain.
C. Bercocok Tanam di Ladang
       Merupakan suatu bentuk mata pencaharian manusia yang lambat laun
   akan hilang karena diganti dengan bercocok tanam menetap. Para ahli
   antropologi biasanya menaruh perhatian terhadap soal tanah dan modal,
   susunan kelompok manusia serta hubungan antara mereka dalam berladang,
   teknologi dan cara-cara produksi, masalah pembagian, distribusi dan
   penjualan hasil-hasil ladang.
D. Menangkap ikan
       Manusia zaman purba yang kebetulan hidup di dekat sungai, danau, atau
   laut, telah memanfaatkan sumber daya alam untuk keperluan hidupnya. Dalam
   mempelajari suatu masyarakat yang berdasarkan mata pencaharian mencari
   ikan. Para ahli antropologi menaruh perhatian terhadap soal-soal seperti,
   sumber alam, dan modal, tenaga kerja, teknologi produksi dan konsumsi
   distribusi dan pemasaran. Sumber alam dan modal, menyangkut hal-hal
   seperti hak terhadap daerah-daerah tertentu dalam sungai, danau atau pantai
   dan soal yang menyangkut hak atas tempat berlabuh perahu. Hal yang
   terpenting dalam soal modal adalah hak milik atas alat-alat menangkap ikan,
   jerat, jala dan hak milik perahu dan alat-alat berlayar. Soal tenaga kerja,
   menyangkut seperti usaha gotong royong dan cara-cara mengerahkan tenaga
   untuk menangkap ikan bersama-sama. Soal teknologi produksi menyangkut



                                                                            16
banyak hal, misalnya cara menangkap ikan, memelihara alat-alat perikanan
   dan lain-lain. Soal distribusi dan pemasaran, menyangkut hal-hal yang ada
   hubungannya     dengan    cara    pengawetan   ikan   dan   penjualan      serta
   pendistribusian kepada tengkulak atau pasar-pasar ikan.
E. Bercocok Tanam Menetap dengan Irigasi.
       Bercocok tanam menetap dengan irigasi pertama muncul di beberapa
   daerah di dunia yang terletak di daerah perairan sungai-sungai besar, karena
   sangat subur tanahnya. Banyak suku bangsa yang melakukan bercocok tanam
   di lading, sekarang mulai berubah menjadi petani menetap. Perubahan ini
   dikarenakan penduduk mencapai kepadatan yang tinggi. Hal ini dapat
   dimengerti karena bercocok tanam diladang banyak memerlukan tanah bagi
   setiap keluarga. Ilmu antropologi juga menaruh perhatian terhadap masalah-
   masalah yang berkaitan dengan bercocok tanam menetap, yaitu masalah tanah
   dan modal, tenaga kerja, teknologi, konsumsi, distribusi, dan pemasaran.
       Kehidupan manusia berkembang dengan cepat karena berbagai proses
perpindahan budaya (hampir tidak ada lagi kebudayaan suatu suku bangsa yang
murni). Karena itu sistem mata pencarian hidup pun berkembang dengan pesat,
walaupun perkembangan ini tidak terjadi secara bersamaan.




                                    BAB III



                                                                                 17
PENUTUP




3.1 Kesimpulan
          Di dalam kehidupan sehari hari, suatu masyarakat terdapat berbagai
   macam kebudyaan, termasuk mata pencaharian mereka. Hal ini karena keadaan
   sosial dan geografi mereka yang berbeda-beda, sehingga harus disesuaikan
   dengan kondisi keadaan masyarakat itu sendiri, agar mereka dapat bertahan
   memenuhi kebutuhan hidup. Hal yang demikian terjadi dengan otomatis karena
   penyesuaian mereka secara perlahan lahan hingga membentuk suatu kebiasaan
   yang terus di jalani pada dirinya dan masyarakat sekitarnya serta pada keturunan
   mereka. Dengan demikian suatu mata pencaharian di dalam suatu masyarakat itu
   ada akibat dari keadaan sosial dan geografi dari masyarakat secara umum.




                                 DAFTAR PUSTAKA


                                                                                 18
http://www.google.co.id


      http://id.wikipedia.org


http://www.nandalawi.co.cc/2011/03/mata-pencaharian-penduduk-indonesia.htl


      http://akhiru.wordpress.com/2013/02/11/sistem-ekonomi-sistem-mata-
      pencaharian-hidup/


http://www.coretanku.web.id/2012/06/sistem-mata-pencaharian.html#.Uod-
qzfClQk




                                                                           19

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Makalah perencanaan bisnis
Makalah perencanaan bisnisMakalah perencanaan bisnis
Makalah perencanaan bisnisCikoyen
 
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahContoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahhermanwae
 
Kelompok wawancara
Kelompok wawancaraKelompok wawancara
Kelompok wawancaradian19
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamWulandari Rima Kumari
 
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASIMAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASIGhian Velina
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Syifa Nadia
 
Power point makalah
Power point makalahPower point makalah
Power point makalahoqpram
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaanPastime.net
 
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1Jihan Hidayah Putri
 
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMATugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMAAgnes Yodo
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualUwes Chaeruman
 
Contoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourContoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourDede Adi Nugraha
 
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Wulandari Rima Kumari
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianEndah Aibara
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 

Was ist angesagt? (20)

Makalah perencanaan bisnis
Makalah perencanaan bisnisMakalah perencanaan bisnis
Makalah perencanaan bisnis
 
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahContoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
 
Kelompok wawancara
Kelompok wawancaraKelompok wawancara
Kelompok wawancara
 
Review Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah PerkimReview Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah Perkim
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASIMAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
 
Power point makalah
Power point makalahPower point makalah
Power point makalah
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaan
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
 
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMATugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel Konseptual
 
Contoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study TourContoh Karya Tulis Study Tour
Contoh Karya Tulis Study Tour
 
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
 
Karakteristik warga negara yang demokratis
Karakteristik warga negara yang demokratisKarakteristik warga negara yang demokratis
Karakteristik warga negara yang demokratis
 
Tugas kelompok ppt
Tugas kelompok pptTugas kelompok ppt
Tugas kelompok ppt
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Resume kuliah tamu
Resume kuliah tamuResume kuliah tamu
Resume kuliah tamu
 

Andere mochten auch

SAJIAN KELOMPOK 6 ANTROPOLOGI SISTEM MATA PENCAHARIAN MINANGKABAU
SAJIAN KELOMPOK 6  ANTROPOLOGI SISTEM MATA PENCAHARIAN MINANGKABAUSAJIAN KELOMPOK 6  ANTROPOLOGI SISTEM MATA PENCAHARIAN MINANGKABAU
SAJIAN KELOMPOK 6 ANTROPOLOGI SISTEM MATA PENCAHARIAN MINANGKABAUdesliana_korea
 
Sistem peralatan hidup dan teknologi
Sistem peralatan hidup dan teknologiSistem peralatan hidup dan teknologi
Sistem peralatan hidup dan teknologiUIN Sunan Kalijaga
 
Tugas makalah antropologi kebudayaan
Tugas makalah antropologi kebudayaanTugas makalah antropologi kebudayaan
Tugas makalah antropologi kebudayaanarifdefri
 
Powerpoint keberagamanbdypnyyuni
Powerpoint keberagamanbdypnyyuniPowerpoint keberagamanbdypnyyuni
Powerpoint keberagamanbdypnyyunindriehs
 
7 unsur kebudayaan universal menurut koentjaraningrat
7 unsur kebudayaan universal menurut koentjaraningrat7 unsur kebudayaan universal menurut koentjaraningrat
7 unsur kebudayaan universal menurut koentjaraningratsuryadi man ic
 
Laporan penelitian keragaman mata pencaharian
Laporan penelitian keragaman mata pencaharianLaporan penelitian keragaman mata pencaharian
Laporan penelitian keragaman mata pencaharianSiti Purwaningsih
 
Laporan peranan serta pengaruh teknologi informasi bagi manusia khususnya unt...
Laporan peranan serta pengaruh teknologi informasi bagi manusia khususnya unt...Laporan peranan serta pengaruh teknologi informasi bagi manusia khususnya unt...
Laporan peranan serta pengaruh teknologi informasi bagi manusia khususnya unt...Muhammad Andrianto
 
Pengenalan tentang suku mee gagian ii
Pengenalan tentang suku mee  gagian iiPengenalan tentang suku mee  gagian ii
Pengenalan tentang suku mee gagian iiPapua Makituma
 
Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945
Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945
Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945Agung Muflih
 
Pariwisata di sumatera utara
Pariwisata di sumatera utaraPariwisata di sumatera utara
Pariwisata di sumatera utaraboyhokage
 
MAKALAH PENGERTIAN ESTETIKA DAN PERKEMBANGANNYA
MAKALAH PENGERTIAN ESTETIKA DAN PERKEMBANGANNYAMAKALAH PENGERTIAN ESTETIKA DAN PERKEMBANGANNYA
MAKALAH PENGERTIAN ESTETIKA DAN PERKEMBANGANNYAVan Damian Kawashima
 
03. handout manusia dan kebudayaan
03. handout manusia dan kebudayaan03. handout manusia dan kebudayaan
03. handout manusia dan kebudayaanAhmadi Abidin
 
Media pembelajaran tik.pptx [autosaved] [autosaved] zzzz
Media pembelajaran tik.pptx [autosaved] [autosaved] zzzzMedia pembelajaran tik.pptx [autosaved] [autosaved] zzzz
Media pembelajaran tik.pptx [autosaved] [autosaved] zzzzmutiarmdn
 
Presentasi mpkt a masyarakat (focus group) ori
Presentasi mpkt a masyarakat (focus group) oriPresentasi mpkt a masyarakat (focus group) ori
Presentasi mpkt a masyarakat (focus group) oriNadia Dwiyani
 
Gorga Expedition Journal - #EkspedisiGorga
Gorga Expedition Journal - #EkspedisiGorgaGorga Expedition Journal - #EkspedisiGorga
Gorga Expedition Journal - #EkspedisiGorgasobatbudaya
 
IBD 2 Manusia dan Kebudayaan
IBD 2 Manusia dan KebudayaanIBD 2 Manusia dan Kebudayaan
IBD 2 Manusia dan KebudayaanGuntur Abdinegoro
 
Manusia dan kebudayaan ii
Manusia dan kebudayaan iiManusia dan kebudayaan ii
Manusia dan kebudayaan iidestaputranto
 
Antropologi sma kelas xi emmy indriyawati
Antropologi sma kelas xi emmy indriyawatiAntropologi sma kelas xi emmy indriyawati
Antropologi sma kelas xi emmy indriyawatiDnr Creatives
 

Andere mochten auch (20)

Unsur budaya sistem mata pencaharian 1
Unsur budaya sistem mata pencaharian 1Unsur budaya sistem mata pencaharian 1
Unsur budaya sistem mata pencaharian 1
 
SAJIAN KELOMPOK 6 ANTROPOLOGI SISTEM MATA PENCAHARIAN MINANGKABAU
SAJIAN KELOMPOK 6  ANTROPOLOGI SISTEM MATA PENCAHARIAN MINANGKABAUSAJIAN KELOMPOK 6  ANTROPOLOGI SISTEM MATA PENCAHARIAN MINANGKABAU
SAJIAN KELOMPOK 6 ANTROPOLOGI SISTEM MATA PENCAHARIAN MINANGKABAU
 
Sistem peralatan hidup dan teknologi
Sistem peralatan hidup dan teknologiSistem peralatan hidup dan teknologi
Sistem peralatan hidup dan teknologi
 
Tugas makalah antropologi kebudayaan
Tugas makalah antropologi kebudayaanTugas makalah antropologi kebudayaan
Tugas makalah antropologi kebudayaan
 
Powerpoint keberagamanbdypnyyuni
Powerpoint keberagamanbdypnyyuniPowerpoint keberagamanbdypnyyuni
Powerpoint keberagamanbdypnyyuni
 
7 unsur kebudayaan universal menurut koentjaraningrat
7 unsur kebudayaan universal menurut koentjaraningrat7 unsur kebudayaan universal menurut koentjaraningrat
7 unsur kebudayaan universal menurut koentjaraningrat
 
Laporan penelitian keragaman mata pencaharian
Laporan penelitian keragaman mata pencaharianLaporan penelitian keragaman mata pencaharian
Laporan penelitian keragaman mata pencaharian
 
Budaya melayu riau
Budaya melayu riauBudaya melayu riau
Budaya melayu riau
 
Laporan peranan serta pengaruh teknologi informasi bagi manusia khususnya unt...
Laporan peranan serta pengaruh teknologi informasi bagi manusia khususnya unt...Laporan peranan serta pengaruh teknologi informasi bagi manusia khususnya unt...
Laporan peranan serta pengaruh teknologi informasi bagi manusia khususnya unt...
 
Pengenalan tentang suku mee gagian ii
Pengenalan tentang suku mee  gagian iiPengenalan tentang suku mee  gagian ii
Pengenalan tentang suku mee gagian ii
 
Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945
Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945
Negara hukum dan HAM Pasal 34 UUD 1945
 
Pariwisata di sumatera utara
Pariwisata di sumatera utaraPariwisata di sumatera utara
Pariwisata di sumatera utara
 
MAKALAH PENGERTIAN ESTETIKA DAN PERKEMBANGANNYA
MAKALAH PENGERTIAN ESTETIKA DAN PERKEMBANGANNYAMAKALAH PENGERTIAN ESTETIKA DAN PERKEMBANGANNYA
MAKALAH PENGERTIAN ESTETIKA DAN PERKEMBANGANNYA
 
03. handout manusia dan kebudayaan
03. handout manusia dan kebudayaan03. handout manusia dan kebudayaan
03. handout manusia dan kebudayaan
 
Media pembelajaran tik.pptx [autosaved] [autosaved] zzzz
Media pembelajaran tik.pptx [autosaved] [autosaved] zzzzMedia pembelajaran tik.pptx [autosaved] [autosaved] zzzz
Media pembelajaran tik.pptx [autosaved] [autosaved] zzzz
 
Presentasi mpkt a masyarakat (focus group) ori
Presentasi mpkt a masyarakat (focus group) oriPresentasi mpkt a masyarakat (focus group) ori
Presentasi mpkt a masyarakat (focus group) ori
 
Gorga Expedition Journal - #EkspedisiGorga
Gorga Expedition Journal - #EkspedisiGorgaGorga Expedition Journal - #EkspedisiGorga
Gorga Expedition Journal - #EkspedisiGorga
 
IBD 2 Manusia dan Kebudayaan
IBD 2 Manusia dan KebudayaanIBD 2 Manusia dan Kebudayaan
IBD 2 Manusia dan Kebudayaan
 
Manusia dan kebudayaan ii
Manusia dan kebudayaan iiManusia dan kebudayaan ii
Manusia dan kebudayaan ii
 
Antropologi sma kelas xi emmy indriyawati
Antropologi sma kelas xi emmy indriyawatiAntropologi sma kelas xi emmy indriyawati
Antropologi sma kelas xi emmy indriyawati
 

Ähnlich wie Mata Pencaharian Masyarakat Indonesia

Laporan besar put bismillah
Laporan besar put bismillahLaporan besar put bismillah
Laporan besar put bismillahM Abidin
 
Budaya Nasional dan Interaksi global
Budaya Nasional dan Interaksi globalBudaya Nasional dan Interaksi global
Budaya Nasional dan Interaksi globalBolinggo Joyo
 
Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara
Corak Kehidupan Masyarakat PraaksaraCorak Kehidupan Masyarakat Praaksara
Corak Kehidupan Masyarakat PraaksaraX-MIA5 SMANCIL
 
Kepentingan Revolusi Pertanian
Kepentingan Revolusi PertanianKepentingan Revolusi Pertanian
Kepentingan Revolusi PertanianNur Mahudai
 
Corak Kehidupan Masyarakat praaksara
Corak Kehidupan Masyarakat praaksaraCorak Kehidupan Masyarakat praaksara
Corak Kehidupan Masyarakat praaksaraX-MIA5 SMANCIL
 
Ppt geo kearifan 2
Ppt geo kearifan 2Ppt geo kearifan 2
Ppt geo kearifan 2iin nafisa
 
Bahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistemBahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistemchie chie
 
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...MaxciYusminto
 
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Joel mabes
 
Kehidupan-awal-manusia-Indonesia-pada-aspek-kepercayaan-kelas-X-S2.ppt
Kehidupan-awal-manusia-Indonesia-pada-aspek-kepercayaan-kelas-X-S2.pptKehidupan-awal-manusia-Indonesia-pada-aspek-kepercayaan-kelas-X-S2.ppt
Kehidupan-awal-manusia-Indonesia-pada-aspek-kepercayaan-kelas-X-S2.pptMuhammad Saukani Dabutar
 
Ekonomi pertanian prof ir. masyuri 67 hal
Ekonomi pertanian prof ir. masyuri 67 halEkonomi pertanian prof ir. masyuri 67 hal
Ekonomi pertanian prof ir. masyuri 67 halAchmad Ridha
 
Konsep dan ciri ciri utama masyarakat agraria
Konsep dan ciri ciri utama masyarakat agrariaKonsep dan ciri ciri utama masyarakat agraria
Konsep dan ciri ciri utama masyarakat agrariaJimmy Mogolid
 
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasPeran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasrizky hadi
 
corak kehidupan masyarakat masa praaksara (revisi)
corak kehidupan masyarakat masa praaksara (revisi)corak kehidupan masyarakat masa praaksara (revisi)
corak kehidupan masyarakat masa praaksara (revisi)X-MIA5 SMANCIL
 
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptxPresentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptxSukirahSukirah1
 
sumber daya alam dan lingkungan
sumber daya alam dan lingkungansumber daya alam dan lingkungan
sumber daya alam dan lingkungankarlina apriliani
 
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)Lia Kristiana
 

Ähnlich wie Mata Pencaharian Masyarakat Indonesia (20)

Laporan besar put bismillah
Laporan besar put bismillahLaporan besar put bismillah
Laporan besar put bismillah
 
Budaya Nasional dan Interaksi global
Budaya Nasional dan Interaksi globalBudaya Nasional dan Interaksi global
Budaya Nasional dan Interaksi global
 
Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara
Corak Kehidupan Masyarakat PraaksaraCorak Kehidupan Masyarakat Praaksara
Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara
 
Kepentingan Revolusi Pertanian
Kepentingan Revolusi PertanianKepentingan Revolusi Pertanian
Kepentingan Revolusi Pertanian
 
Corak Kehidupan Masyarakat praaksara
Corak Kehidupan Masyarakat praaksaraCorak Kehidupan Masyarakat praaksara
Corak Kehidupan Masyarakat praaksara
 
Ilmu dasar
Ilmu dasarIlmu dasar
Ilmu dasar
 
Ppt geo kearifan 2
Ppt geo kearifan 2Ppt geo kearifan 2
Ppt geo kearifan 2
 
Ilmu alamiah dasar bab 5
Ilmu alamiah dasar bab 5Ilmu alamiah dasar bab 5
Ilmu alamiah dasar bab 5
 
Bahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistemBahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistem
 
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...
Pertemuan ke 6 (5. Fungsi Kearifan Lokal 6.Contoh Kearifan Lokal 7. Tantangan...
 
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
 
Kehidupan-awal-manusia-Indonesia-pada-aspek-kepercayaan-kelas-X-S2.ppt
Kehidupan-awal-manusia-Indonesia-pada-aspek-kepercayaan-kelas-X-S2.pptKehidupan-awal-manusia-Indonesia-pada-aspek-kepercayaan-kelas-X-S2.ppt
Kehidupan-awal-manusia-Indonesia-pada-aspek-kepercayaan-kelas-X-S2.ppt
 
Ekonomi pertanian
Ekonomi pertanianEkonomi pertanian
Ekonomi pertanian
 
Ekonomi pertanian prof ir. masyuri 67 hal
Ekonomi pertanian prof ir. masyuri 67 halEkonomi pertanian prof ir. masyuri 67 hal
Ekonomi pertanian prof ir. masyuri 67 hal
 
Konsep dan ciri ciri utama masyarakat agraria
Konsep dan ciri ciri utama masyarakat agrariaKonsep dan ciri ciri utama masyarakat agraria
Konsep dan ciri ciri utama masyarakat agraria
 
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasPeran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
 
corak kehidupan masyarakat masa praaksara (revisi)
corak kehidupan masyarakat masa praaksara (revisi)corak kehidupan masyarakat masa praaksara (revisi)
corak kehidupan masyarakat masa praaksara (revisi)
 
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptxPresentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
 
sumber daya alam dan lingkungan
sumber daya alam dan lingkungansumber daya alam dan lingkungan
sumber daya alam dan lingkungan
 
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
 

Mehr von Erna Mariana

Paper Research of Short Story
Paper Research of Short StoryPaper Research of Short Story
Paper Research of Short StoryErna Mariana
 
Introduction to Translation (Part VI)
Introduction to Translation (Part VI)Introduction to Translation (Part VI)
Introduction to Translation (Part VI)Erna Mariana
 
Introduction to Translation (Part V)
Introduction to Translation (Part V)Introduction to Translation (Part V)
Introduction to Translation (Part V)Erna Mariana
 
Introduction to Translation (Part III)
Introduction to Translation (Part III)Introduction to Translation (Part III)
Introduction to Translation (Part III)Erna Mariana
 
Introduction to Translation (Part II)
Introduction to Translation (Part II)Introduction to Translation (Part II)
Introduction to Translation (Part II)Erna Mariana
 
Introduction to Translation (Part I)
Introduction to Translation (Part I)Introduction to Translation (Part I)
Introduction to Translation (Part I)Erna Mariana
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisikaErna Mariana
 
Makalah materialisme
Makalah materialismeMakalah materialisme
Makalah materialismeErna Mariana
 
Makalah eksistensialisme
Makalah eksistensialismeMakalah eksistensialisme
Makalah eksistensialismeErna Mariana
 
Makalah Moral/Akhlaq
Makalah Moral/AkhlaqMakalah Moral/Akhlaq
Makalah Moral/AkhlaqErna Mariana
 

Mehr von Erna Mariana (16)

Paper Research of Short Story
Paper Research of Short StoryPaper Research of Short Story
Paper Research of Short Story
 
Question Words
Question WordsQuestion Words
Question Words
 
Introduction to Translation (Part VI)
Introduction to Translation (Part VI)Introduction to Translation (Part VI)
Introduction to Translation (Part VI)
 
Introduction to Translation (Part V)
Introduction to Translation (Part V)Introduction to Translation (Part V)
Introduction to Translation (Part V)
 
Introduction to Translation (Part III)
Introduction to Translation (Part III)Introduction to Translation (Part III)
Introduction to Translation (Part III)
 
Introduction to Translation (Part II)
Introduction to Translation (Part II)Introduction to Translation (Part II)
Introduction to Translation (Part II)
 
Introduction to Translation (Part I)
Introduction to Translation (Part I)Introduction to Translation (Part I)
Introduction to Translation (Part I)
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisika
 
Makalah materialisme
Makalah materialismeMakalah materialisme
Makalah materialisme
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
 
Makalah eksistensialisme
Makalah eksistensialismeMakalah eksistensialisme
Makalah eksistensialisme
 
makalah estetika
makalah estetikamakalah estetika
makalah estetika
 
Makalah Moral/Akhlaq
Makalah Moral/AkhlaqMakalah Moral/Akhlaq
Makalah Moral/Akhlaq
 
Artikel seminar
Artikel seminarArtikel seminar
Artikel seminar
 
makalah korupsi
makalah korupsimakalah korupsi
makalah korupsi
 

Kürzlich hochgeladen

PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 

Mata Pencaharian Masyarakat Indonesia

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneliti etnografi selalu tertarik dengan mata pencaharian suatu suku bangsa, karena suatu mata pencaharian berhubungan erat dengan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mata pencaharian suku bangsa yang masih tradisional umumnya berupa berburu dan meramu, berladang, beternak, menangkap ikan, bertani menetap (pertanian tadah hujan maupun yang sudah menggunakan irigasi). Selain memperhatikan sistem produksi, antropolog juga memperhatikan distribusi modal, tenaga kerja dan distribusi produksi. Penelitian antropologi pada sektor industri dan perdagangan terbatas kepada aspek kehidupan masyarakatnya, bukan pada aktivitas ekonominya. Agar kehidupan masyarakat tetap aman dan tertib, maka perlu diorganisir dan diatur sedemikian rupa sehingga kesatuan dan persatuan tetap terpelihara. Aturan tersebut dapat berupa aturan dalam keluarga, aturan tentang kekerabatan, pemerintahan dan adat istiadat lainnya yang mengatur hubungan antar sesama anggota masyarakat. Dalam menguraikan suku bangsa, para antropolog tertarik pada organisasi dan susunan masyarakat, pembagian kerja, berbagai bentuk kerjasama (gotong royong), hubungan dan sikap antaranggota masyarakat terutama yang muda ke yang lebih tua, antara rakyat dengan pemimpinnya, atau sebaliknya, sanksi sosial, sistem kekuasaan, lapisan-lapisan sosial dan sebagainya. 1
  • 2. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apa definisi sistem pencaharian hidup ? 2. Bagaimana perkembangan manusia dalam sistem pencaharian hidup ? 3. Bagaimana mata pencaharian masyarakat Indonesia ? 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diuraikan tujuan penulisan makalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui definisi sistem pencaharian hidup 2. Untuk mengetahui perkembangan manusia dalam sistem pencaharian hidup 3. Untuk mengetahui mata pencaharian masyarakat Indonesia 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Sistem Pencaharian Hidup Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ketiga karangan Poerwandarminta, sistem mata pencaharian terdiri dari dua unsur kata yaitu, Sistem dan Mata pencaharian. • Pengertian sistem ada tiga yaitu: 1. Sekelompok bagian (alat dan sebagainya) yang bekerja bersama-sama untuk melakukan sesuatu, urat saraf dalam tubuh-pemerintahan. 2. Sekelompok dari pendapatan, peristiwa, kepercayaan. Yang disusun dan diatur baik-baik-filsafat 3. Cara (metode) yang teratur untuk melakukan sesuatu, pengajaran bahasa Sedangkan mata pencaharian yaitu, pekerjaan yang menjadi pokok penghidupan (sumbu atau pokok), pekerjaan/pencaharian utama yang dikerjakan untuk biaya sehari-hari, misalnya pencaharian penduduk desa itu bertani. Dengan kata lain sistem mata pencaharian adalah cara yang dilakukan oleh sekelompok orang sebagai kegiatan sehari-hari guna usaha pemenuhan kehidupan, dan menjadi pokok penghidupan baginya. Untuk menunjang hidupnya setiap masyarakat pasti memiliki mata pencaharian utama, sehingga terdapat kelompok suku bangsa memiliki mata pencaharian yang khas dibandingkan dengan suku bangsa lainnya, seperti suku bangsa minangkabau yang tersebar di berbagai pelosok tanah air banyak berusaha di bidang perdagangan. Suku bangsa bugis dan madura banyak yang ahli dalam hal pelayaran tradisional. Begitu pula suku-suku bangsa lainnya ada yang khas dalam bidang pertanian atau ada yang bergerak dibidang industri. 3
  • 4. 2.2 Perkembangan Manusia dalam Sistem Pencaharian Hidup Pada masa kehidupan manusia prasejarah yang mempunyai pola pemikiran sangat sederhana dimana kegiatannya sebatas berburu dan meramu makanan, dalam berburu dan meramu inipun, ada faktor-faktor yang sangat mempengaruhinya yaitu, faktor iklim, kesuburan tanah, keadaan binatang buruan dan lain sebagainya sebagai pendukung kegiatan mereka. Mata pencaharian tingkat selanjutnya sebagai usaha pemajuan otak manusia adalah bercocok tanam tingkat sederhana. Dimasa ini manusia telah memasuki taraf kehidupan yang lebih baik, dimana pengenalan sistem bercocok tanam tingkat sederhana ini akan sangat mempengaruhi budaya dan peradaban tingkat lanjut karena manusia pada masa ini hidupnya sudah mulai menetap, dengan menempati rumah-rumah dan mulai menggunakan barang-barang masih sederhana untuk menunjang kehidupannya. Ada pengaruh lain yang sangat dirasakan saat mengubah struktur dari mata pencaharian itu sendiri yaitu disaat kebutuhan manusia semakin meningkat maka berkaitan dengan penggunaan alat juga akan meningkat pula yang disesuaikan dengan keperluannya. Selain itu pada masa bercocok tanam, manusia pada zaman itu juga sudah mulai mengenal mata pencaharian sampingan seperti, beternak dan berkebun. Dengan pola pemikiran yang lebih maju, maka manusia mulai berfikir untuk mencari alat penukar barang, artinya apa ? Sesuatu itu menjadi bernilai apabila kita memerlukannya. Kelajutan dari ini maka dikenalkanlah sebuah sistem sebagai penunjangnya yaitu sistem barter, yaitu barang tertentu ditukar dengan barang yang mungkin nilainya bisa lebih besar atau sebaliknya lebih kecil, karena kecendrungan dua sisi inilah maka manusia akan kembali memikirkan sistem barter, karena dirasa berat sebelah apabila nilainya tidak sesuai, maka kembali berkembang sistem tukar-menukar dengan menggunakan standar uang. Lalu dimana tempat terjadinya tukar-menukar tersebut, pada mulanya masih sebatas individu atau antar individu, meningkat dari individu 4
  • 5. dengan komunitas, sampai antar komunitas. Disinilah muncul istilah pasar sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli. 2.3 Mata Pencaharian Masyarakat Indonesia Mata pencaharian penduduk yang memiliki corak sederhana biasanya sangat berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam, contohnya pertanian, perkebunan, dan peternakan. Sementara itu, mata pencaharian penduduk yang memiliki corak modern biasanya lebih mendekati sektor-sektor yang tidak terlalu berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam seperti jasa, transportasi, dan pariwisata. Beberapa pola kegiatan ekonomi penduduk di Indonesia yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan. 2.3.1 Pertanian Pertanian merupakan usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan tanaman pangan. Masyarakat agraris mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian utamanya. Berdasarkan bentuknya, pertanian dapat dibedakan sebagai berikut : A. Persawahan Persawahan merupakan pertanian tetap (tidak berpindah) yang menggunakan lahan basah yang diairi secara teratur. Tanaman yang biasanya ditanam pada persawahan adalah padi. Berdasarkan cara pengairannya, persawahan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut : 1. Persawahan irigasi, yakni persawahan yang menggu-nakan sistem pengairan tetap dan teratur dengan membangun saluran pengairan yang mengambil sumber air dari sungai atau danau atau dikenal dengan istilah irigasi. 2. Persawahan lebak yaitu persawahan yang berada di kanan kiri sungai- sungai yang besar. Sistem pengairannya mengandalkan air sungai yang 5
  • 6. ada. 3. Persawahan tadah hujan, yakni persawahan yang sistem pengairannya mengandalkan air hujan atau tergantung pada curah hujan. Pada musim kemarau, biasanya lahan ditanami tanaman-tanaman palawija. 4. Persawahan pasang-surut, yakni persawahan yang sistem pengairannya memanfaatkan air muara atau rawa yang pasang. Oleh karena itu, persawahan ini biasanya ditemukan di kawasan pantai atau sungai besar yang landai dan memiliki lahan pasang surut. B. Tegalan Selain persawahan, usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan tanaman pangan dapat juga dilakukan dengan menggunakan lahan kering yang disebut dengan tegalan. Tegalan berlokasi pada lahan yang tetap, tidak berpindah-pindah. Tanaman-tanaman yang ditanam pada tegalan biasanya lebih beragam dibandingkan ladang. C. Perladangan Selain dilakukan secara menetap, pertanian juga bisa dilakukan secara berpindah-pindah yang disebut dengan perladangan. Perladangan merupakan usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan tanaman pangan dengan cara berpindah-pindah (nomaden) untuk mencari lahan-lahan kosong yang bertanah subur. Lahan yang digunakan dalam perladangan biasanya merupakan lahan kering. Selain berpindah-pindah, pertanian ladang juga belum mengenal sistem irigasi, pengolahan tanah, dan pemupukan. Perladangan biasanya dilakukan penduduk dengan cara membabat pepohonan pada lahan yang ada di hutan dan kemudian ditanami dengan tanaman- tanaman tertentu. Tanaman yang biasa ditanam di ladang antara lain tanaman- tanaman palawija, padi huma, umbi-umbian, dan lainnya. Perladangan kurang baik bagi kelestarian hutan, bila berlangsung secara terus-menerus dapat membuat hutan menjadi gundul sehingga tanah mudah terkena erosi. Sistem 6
  • 7. pertanian ladang atau petani nomaden banyak dijumpai di daerah-daerah yang masih mempunyai kawasan hutan yang luas seperti Kalimantan, Sumatra, dan Papua. 2.3.2 Perkebunan Tanaman yang ditanam pada perkebunan tidak terbatas pada tanaman pangan utama, namun berbagai jenis tanaman pangan tambahan semacam buah- buahan dan sayur-sayuran. Beberapa jenis tanaman yang diperlukan dalam industri juga biasanya ditanam di perkebunan, misalnya kapas, kelapa sawit, tembakau, dan sebagainya. Perkebunan dapat dijalankan pada lahan yang sempit seperti pekarangan rumah maupun luas yang memerlukan modal besar. 2.3.3 Peternakan Usaha pembudidayaan hewan-hewan darat yang diperlukan oleh manusia, baik untuk dikonsumsi, maupun untuk tujuan lainnya disebut peternakan. Faktor- faktor yang mendorong usaha peternakan di Indonesia antara lain sebagai berikut : - Mempunyai padang rumput yang luas. - Iklimnya cocok untuk persyaratan hidup ternak. - Memperluas lapangan kerja di bidang peternakan. - Dapat diambil bermacam-macam manfaat, seperti dimanfaatkan tenaganya, daging, kulit, susu, dan kotorannya untuk pupuk pertanian. Peternakan biasanya merupakan mata pencaharian sampingan dari penduduk yang menjalankan usaha pertanian. Berdasarkan jenis hewan yang diternakkan, peternakan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni peternakan hewan besar, peternakan hewan kecil, dan peternakan hewan unggas. A. Peternakan Hewan Besar Peternakan jenis ini membudidayakan hewan-hewan bertubuh besar, seperti sapi, kuda, dan kerbau. Ternak hewan-hewan bertubuh besar diambil manfaatnya dalam bentuk susu, daging, kulit, dan tenaganya sebagai alat 7
  • 8. transportasi. Selain itu, kotorannya dapat digunakan sebagai pupuk alamiah yang diperlukan dalam usaha pertanian dan perkebunan. B. Peternakan Hewan Kecil Peternakan hewan kecil membudidayakan hewan-hewan bertubuh kecil, seperti babi, kambing, domba, kelinci, dan lainnya. Manfaat beternak hewan- hewan kecil adalah untuk diambil susu, daging, dan kulitnya. C. Peternakan Hewan Unggas Ayam, bebek, angsa, itik, dan puyuh merupakan beberapa contoh hewan unggas yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Manfaat beternak hewan-hewan unggas adalah untuk diambil daging, telur, bulu, atau sebagai penghibur untuk dinikmati suara atau keindahannya. 2.3.4 Perikanan Negara kita kaya akan potensi perikanan. Selain memiliki laut yang luas dan garis pantai yang panjang, Indonesia juga memiliki sumber air darat yang melimpah. Semua potensi tersebut dapat digunakan untuk mendukung sektor perikanan.Berdasarkan jenis perairannya, usaha perikanan dapat dibedakan sebagai berikut. A. Perikanan Darat Perikanan darat merupakan usaha pembudidayaan atau penangkapan ikan yang dilakukan di daratan. Pembudidayaan perikanan darat dapat dilakukan di tambak, keramba, kolam, empang, dan lainnya. Perikanan darat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1. Perikanan air payau, dilakukan di tepi-tepi pantai yang datar dalam bentuk tambak atau empang. Jenis ikan yang diusahakan adalah udang dan bandeng. 2. Perikanan air tawar, meliputi perikanan di sawah, kolam, danau, sungai, dan keramba. Jenis-jenis ikan yang diusahakan adalah ikan mas, nila, lele, gurami. 8
  • 9. B. Perikanan Laut Usaha pembudidayaan atau penangkapan hewan-hewan laut disebut dengan perikanan laut. Penangkapan hewan-hewan laut biasanya dilakukan oleh penduduk yang tinggal di kawasan pesisir. Nelayan biasanya menangkap hewan-hewan laut di kawasan laut-laut dangkal atau zona neritik. Secara tradisional, para nelayan biasanya menggunakan perahu-perahu kecil. Penangkapan besar-besaran biasanya menggunakan perahu motor yang besar. Jenis peralatan yang digunakan untuk menangkap ikan sangat beragam, misalnya pancing, jala, jaring, sero, dan lainnya. Potensi perikanan laut Indonesia sangat besar, karena hampir 60% wilayah Indonesia merupakan perairan laut. Jenis ikan yang dihasilkan antara lain tongkol, cucut, biawak, dan tuna. Pusat perikanan laut di Indonesia adalah : 1. Bagan Siapi-api (Riau) merupakan pelabuhan ikan terbesar di Indonesia. 2. Cilacap dan Tegal (Jawa Tengah) 3. Muncar (Banyuwangi, Jawa Timur) 4. Airtembaga (Sulawesi Utara). Hasil penangkapan ikan, baik perikanan darat atau laut perlu diawetkan agar dapat bertahan lama. Cara-cara yang bisa dilakukan antara lain pendinginan, penggaraman, pemindangan, pengasapan, dan pengalengan. 2.3.5 Kehutanan Lebih dari 50% kawasan darat di Indonesia adalah hutan. Hutan merupakan kawasan yang ditumbuhi beragam jenis pohon. Di kawasan hutan, biasanya tinggal berbagai jenis binatang yang menggantungkan kehidupannya pada hasil-hasil hutan. Sebagai negara yang berada di lintang khatulistiwa, Indonesia memiliki banyak hutan karena curah hujan yang tinggi. Hutan di Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut. A. Berdasarkan Asalnya atau Terjadinya Hutan 1. Hutan alami, yaitu hutan yang tumbuh secara almiah, contoh: hutan rimba. 9
  • 10. 2. Hutan buatan, yaitu hutan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk diambil hasil kayunya untuk industri. Contoh: hutan karet dan hutan jati. B. Berdasarkan Jenis Tanamannya 1. Hutan homogen, yaitu hutan yang hanya terdiri atas satu jenis tanaman saja. Contoh: hutan jati dan hutan pinus. 2. Hutan heterogen, yaitu hutan yang terdiri atas bermacam-macam jenis tanaman, biasanya merupakan hutan alami. C. Berdasarkan Fungsi atau Manfaatnya 1. Hutan produksi, yaitu hutan yang ditanam untuk dimanfaatkan kayunya, getahnya, dan sebagainya. Contoh hutan jati, hutan pinus, dan hutan karet. 2. Hutan lindung, yaitu hutan yang difungsikan untuk melindungi tanah dari erosi dan untuk konservasi hutan. Hutan ini banyak dijumpai di pegunungan atau lereng-lereng bukit. 3. Hutan suaka, yaitu hutan yang difungsikan untuk melindungi jenis tumbuhan (cagar alam) dan jenis hewan tertentu (suaka margasatwa). Contoh: Kebun Raya Bogor dan Ujung Kulon (badak bercula satu). 4. Hutan wisata, yaitu hutan yang difungsikan untuk wisata dan rekreasi. Secara umum fungsi dan manfaat hutan dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu sebagai berikut : - Fungsi hidrologis yaitu dapat menyimpan cadangan air. - Fungsi ekonomis yaitu dapat diambil hasilnya untuk kegiatan produksi sehingga mendatangkan devisa bagi negara. - Fungsi klimatologis yaitu dapat mengatur cuaca atau iklim dan menyegarkan udara. - Fungsi orologis yaitu untuk menjaga keseimbangan lingkungan hidup. Oleh karena begitu pentingnya fungsi hutan bagi kehidupan, maka kelestariannya perlu dijaga dari kerusakan, baik dari kebakaran hutan dan 10
  • 11. penebangan hutan secara liar (ilegal logging). 2.3.6 Pertambangan Pertambangan dilakukan manusia dengan menggali, mengambil, dan mengolah sumber daya alam yang terdapat di perut bumi untuk memenuhi sebagian kebutuhan manusia. Kegiatan pertambangan tidak terbatas pada upaya penggalian dan pengambilan saja, namun juga meliputi upaya-upaya pengolahan sumber daya tersebut untuk dijadikan barang setengah jadi sebagai bahan dasar industri.Secara garis besar barang tambang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai berikut. A. Berdasarkan manfaat atau kegunaannya, barang tambang dapat dibedakan ke dalam tiga golongan : 1. Golongan A, yaitu barang tambang strategis dan penting untuk perekonomian negara. Contohnya minyak bumi, batubara, gas alam, bijih besi, tembaga, dan nikel. 2. Golongan B, yaitu barang tambang yang vital dan penting bagi kehidupan orang banyak atau penting untuk hajat hidup orang banyak. Contohnya emas, perak, belerang, fosfat, dan mangan. 3. Golongan C, yaitu barang tambang yang secara langsung digunakan untuk bahan keperluan industri. Contohnya batu gamping, kaolin, marmer, gips, dan batu apung. B. Berdasarkan bentuknya, barang tambang dikelompokkan sebagai berikut : 1. Barang tambang berbentuk energi, yaitu barang tambang yang dapat menghasilkan tenaga atau energi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Contohnya minyak bumi, batubara, gas alam, dan uranium. 2. Barang tambang berbentuk mineral logam. Contohnya timah, tembaga, bijih besi, emas, perak, dan nikel. 3. Barang tambang berbentuk mineral bukan logam. Contohnya intan, belerang, gamping, marmer, pasir kwarsa, dan fosfat. 11
  • 12. Selain dari pengelompokan di atas, barang tambang dapat dikelompokkan berdasarkan bahan asal pembentukannya yaitu mineral organik dan mineral anorganik. Mineral organik yaitu mineral yang berasal dari sisa makhluk hidup misalnya gas alam, minyak bumi, dan batubara. Mineral anorganik yaitu mineral yang berasal dari sisa-sisa bahan anorganik misalnya kaolin, batu, pasir kwarsa, yodium. Untuk mendapatkan barang tambang yang masih terdapat di alam perlu dilakukan beberapa tahapan. Tahap pertama adalah eksplorasi, yaitu melakukan kegiatan penyelidikan dan penelitian pada suatu daerah yang diperkirakan mengandung barang tambang tertentu. Tahap selanjutnya adalah eksploitasi, yaitu tahap pengambilan atau penambangan barang tambang di dalam bumi. Wilayah Indonesia sangat kaya akan potensi sumber daya alam. Namun begitu, belum semua potensi yang dimiliki telah dipergunakan secara maksimal. 2.3.7 Perindustrian Perindustrian merupakan usaha manusia untuk mengubah bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi. Bidang perindustrian merupakan bidang pencaharian yang terus meningkat. Pemerintah Indonesia berupaya untuk terus mendorong bidang perindustrian agar lebih maju sehingga dapat menampung banyak tenaga kerja. Berdasarkan besaran proses produksinya, industri dapat digolongkan menjadi industri kecil, industri menengah, dan industri besar. A. Industri Kecil Industri kecil merupakan kegiatan industri dalam skala terbatas. Jenis industri ini biasanya berbasis pada rumah tangga. Jumlah tenaga kerjanya pun terbatas dan teknologi yang digunakan dalam industri ini tidak terlalu kompleks. Contohnya antara lain rumah batik, pembuatan makanan ringan, pembuatan anyam-anyaman, dan sebagainya. 12
  • 13. B. Industri Menengah Industri menengah merupakan kegiatan industri yang tidak berbasis pada rumah tangga. Jumlah tenaga kerjanya lebih banyak dari industri kecil dan teknologi yang digunakan dalam industri ini sudah mulai melibatkan mesin- mesin dalam jumlah terbatas. Contohnya antara lain industri percetakan, konfeksi, dan penggergajian kayu. C. Industri Besar Industri besar kegiatannya dalam skala besar. Jenis industri ini memerlukan modal besar, dengan jumlah tenaga kerja sangat banyak, dan teknologi yang digunakan sangat kompleks yaitu melibatkan mesin-mesin berukuran besar dalam jumlah banyak. Contoh industri besar adalah pembuatan mobil, pesawat terbang, dan pengolahan besi. 2.3.8 Pariwisata Pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan dengan tujuan rekreasi. Mata pencaharian di sektor pariwisata beragam jenisnya, antara lain berupa penjualan jasa sebagai pemandu (guide), penyedia penginapan (akomodasi), hingga agen perjalanan. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kawasan dan potensi pariwisata. Keindahan alam Indonesia sangat terkenal hingga ke berbagai negara. Namun, masih sedikit penduduk Indonesia yang bekerja di bidang pariwisata. 2.3.9 Transportasi dan Jasa Jasa merupakan usaha manusia untuk membantu manusia lainnya dalam mencapai atau melaksanakan sesuatu. Sementara itu, transportasi merupakan kegiatan pemindahan barang atau manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pencaharian penduduk dalam bidang ini pun sangat beragam. Bidang jasa dan transportasi terutama menjadi pilihan pencaharian masyarakat perkotaan. Beberapa contohnya antara lain adalah pekerjaan sebagai penerjemah, penyewaan barang, pengemudi, pilot, masinis, dan sebagainya. 13
  • 14. 2.3.10 Perdagangan Perdagangan dilakukan untuk menyalurkan dan memasarkan barang jadi dari produsen kekonsumen. Perdagangan diperlukan karena adanya perbedaan jumlah barang atau komoditi tertentu antara suatu kawasan dengan kawasan lain. Berdasarkan besaran dan jenis barang, perdagangan dapat dikelompokkan menjadi perdagangan kecil, perdagangan menengah, dan perdagangan besar. Perdagangan kecil, kegiatannya berupa penyaluran barang langsung kepada pembeli (eceran). Perdagangan menengah kegiatannya berupa penyaluran barang dari pedagang besar pada pedagang kecil sehingga tidak melibatkan konsumen. Perdagangan besar kegiatan melibatkan produsen barang atau pemilik barang dalam jumlah besar dengan para pedagang menengah. Untuk menunjang kehidupan, setiap masyarakat pasti memiliki mata pencaharian utama, sehingga terdapat kelompok suku bangsa memiliki mata pencaharian yang khas dibandingkan dengan suku bangsa lainnya, seperti suku bangsa minangkabau yang tersebar diberbagai pelosok tanah air banyak berusaha di bidang perdagangan. Suku bangsa bugis dan Madura banyak yang ahli dalam hal pelayaran tradisional. Suku Sunda umumnya hidup bercocok tanam. Begitu pula suku-suku bangsa lainnya ada yang khas dalam bidang pertanian atau ada yang bergerak dibidang industri. Adapun sistem mata pencaharian tradisional, adalah sistem-sistem yang bersifat tradisional terutama terhadap kebudayaan suatu suku bangsa. Secara tradisional Koentjaraningrat mengklasifikasikan mata pencarian manusia, terdiri dari : A. Berburu dan Meramu Perburuan atau berburu adalah praktek mengejar, menangkap, atau membunuh hewan liar untuk dimakan, rekreasi, perdagangan, atau memanfaatkan hasil produknya (seperti kulit, susu, daging dan lain-lain). 14
  • 15. Berburu dan meramu merupakan suatu mata pencaharian manusia yang paling tua, tetapi masa sekarang sebagian besar manusia beralih ke mata pencaharian lain. Suku-suku bangsa yang berburu dan meramu hanya tinggal sedikit, namun para ahli antropologi masih tetap perhatian terhadap suatu bentuk mata pencaharian tersebut, untuk dapat menganalisa azas masyarakat dan kebudayaan manusia secara historikal. Dalam hal ini para ahli antropologi biasanya menaruh perhatian terhadap soal-soal, seperti hak rakyat dan milik atas wilayah berburu, sumber-sumber air, perangkap-perangkap, alat transportasi, dan lain-lain Para antropolog juga menaruh perhatian terhadap soal-soal seperti susunan kelompok manusia serta hubungan antara mereka dalam hal berburu. Masalah bantuan tenaga dalam pemburuan, masalah kepemimpinan dalam aktivitas berburu, dan sebagainya. B. Beternak Peternakan adalah praktek untuk membudidayakan binatang ternak. Suatu hal penting mempunyai ketrampilan untuk peternak ,di beberapa negara, berternak merupakan suatu seni tersendiri. Di negara-negara tertentu mempunyai hukum yang tegas mengenai perlakuan terhadap binatang ternak. Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengan domestikasi anjing, kambing, dan domba. Peternakan semakin berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan kambing yang semula hanya diambil dagingnya, mulai dimanfaatkan susu dan kulitnya. Setelah itu, manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil kulit dan susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah. Manusia juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan lain-lain. Beternak secara tradisional merupakan suatu mata pencaharian pokok yang dikerjakan dengan cara besar-besaran. Sepanjang sejarah, suku-suku bangsa peternak menunjukan sifat-sifat agresif. Hal ini karena mereka secara 15
  • 16. terus menerus harus menjaga keamanan binatang ternak mereka terhadap serangan atau pencurian. Bangsa-bangsa peternak biasanya hidup mengembara sepanjang musim semi dan musim panas. Dimana mereka berkemah di jalan pada malam hari. Dalam musim dingin mereka menetap di suatu desa induk yang tetap. Dalam hal mempelajari masyarakat peternak, ilmu antropologi juga menaruh perhatian terhadap masalah-masalah seperti tanah peternakan dan modal, tenaga kerja, produksi dan teknologi produksi, dan lain-lain. C. Bercocok Tanam di Ladang Merupakan suatu bentuk mata pencaharian manusia yang lambat laun akan hilang karena diganti dengan bercocok tanam menetap. Para ahli antropologi biasanya menaruh perhatian terhadap soal tanah dan modal, susunan kelompok manusia serta hubungan antara mereka dalam berladang, teknologi dan cara-cara produksi, masalah pembagian, distribusi dan penjualan hasil-hasil ladang. D. Menangkap ikan Manusia zaman purba yang kebetulan hidup di dekat sungai, danau, atau laut, telah memanfaatkan sumber daya alam untuk keperluan hidupnya. Dalam mempelajari suatu masyarakat yang berdasarkan mata pencaharian mencari ikan. Para ahli antropologi menaruh perhatian terhadap soal-soal seperti, sumber alam, dan modal, tenaga kerja, teknologi produksi dan konsumsi distribusi dan pemasaran. Sumber alam dan modal, menyangkut hal-hal seperti hak terhadap daerah-daerah tertentu dalam sungai, danau atau pantai dan soal yang menyangkut hak atas tempat berlabuh perahu. Hal yang terpenting dalam soal modal adalah hak milik atas alat-alat menangkap ikan, jerat, jala dan hak milik perahu dan alat-alat berlayar. Soal tenaga kerja, menyangkut seperti usaha gotong royong dan cara-cara mengerahkan tenaga untuk menangkap ikan bersama-sama. Soal teknologi produksi menyangkut 16
  • 17. banyak hal, misalnya cara menangkap ikan, memelihara alat-alat perikanan dan lain-lain. Soal distribusi dan pemasaran, menyangkut hal-hal yang ada hubungannya dengan cara pengawetan ikan dan penjualan serta pendistribusian kepada tengkulak atau pasar-pasar ikan. E. Bercocok Tanam Menetap dengan Irigasi. Bercocok tanam menetap dengan irigasi pertama muncul di beberapa daerah di dunia yang terletak di daerah perairan sungai-sungai besar, karena sangat subur tanahnya. Banyak suku bangsa yang melakukan bercocok tanam di lading, sekarang mulai berubah menjadi petani menetap. Perubahan ini dikarenakan penduduk mencapai kepadatan yang tinggi. Hal ini dapat dimengerti karena bercocok tanam diladang banyak memerlukan tanah bagi setiap keluarga. Ilmu antropologi juga menaruh perhatian terhadap masalah- masalah yang berkaitan dengan bercocok tanam menetap, yaitu masalah tanah dan modal, tenaga kerja, teknologi, konsumsi, distribusi, dan pemasaran. Kehidupan manusia berkembang dengan cepat karena berbagai proses perpindahan budaya (hampir tidak ada lagi kebudayaan suatu suku bangsa yang murni). Karena itu sistem mata pencarian hidup pun berkembang dengan pesat, walaupun perkembangan ini tidak terjadi secara bersamaan. BAB III 17
  • 18. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Di dalam kehidupan sehari hari, suatu masyarakat terdapat berbagai macam kebudyaan, termasuk mata pencaharian mereka. Hal ini karena keadaan sosial dan geografi mereka yang berbeda-beda, sehingga harus disesuaikan dengan kondisi keadaan masyarakat itu sendiri, agar mereka dapat bertahan memenuhi kebutuhan hidup. Hal yang demikian terjadi dengan otomatis karena penyesuaian mereka secara perlahan lahan hingga membentuk suatu kebiasaan yang terus di jalani pada dirinya dan masyarakat sekitarnya serta pada keturunan mereka. Dengan demikian suatu mata pencaharian di dalam suatu masyarakat itu ada akibat dari keadaan sosial dan geografi dari masyarakat secara umum. DAFTAR PUSTAKA 18
  • 19. http://www.google.co.id http://id.wikipedia.org http://www.nandalawi.co.cc/2011/03/mata-pencaharian-penduduk-indonesia.htl http://akhiru.wordpress.com/2013/02/11/sistem-ekonomi-sistem-mata- pencaharian-hidup/ http://www.coretanku.web.id/2012/06/sistem-mata-pencaharian.html#.Uod- qzfClQk 19