SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 22
TUGAS UTS KOMPUTER TERAPAN 
TEKNIK GEOLOGI TERAPAN 
AKBAR FAJAR R. 
11051303 
GEOLOGI ( B ) 
POLITEKNIK GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN AGP 
BANDUNG 2014
KATA PENGANTAR 
Puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat dan 
karunianya , dan karena Dia-lah penulis dapat membuat pedoman membuat puisi ini 
Penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan , namun dalam segala 
kekurangan penulis berusaha membantu para penggemar puisi untuk menulis puisi dengan 
baik dan benar sesuai pedoman yang ada 
Semoga apa yang ddituangkan penulis dapat memberikan kontribusi pembaca dekalian , 
terlebih dalam memuat puisi , dan membantu kemajuan sastra Indonesia khususnya dalam 
bidang puisi
PANDUAN MEMBUAT PUISI ( 1 ) 
Menulis puisi dengan baik itu gampang-gampang susah. Ada orang yang mengatakan 
“Saya bisa menulis puisi jika sedang berada di kamar yang sunyi.” Ada pula yang 
mengatakan “Saya bisa menulis puisi di mana saja.” Pendapat lain mengatakan “Saya 
bisa menulis puisi saat hati saya sedang sedih.” 
Ungkapan-ungkapan di atas hanya sebagian kecil saja pendapat orang tentang menulis 
puisi. Tergantung pada diri sendiri pribadi kita apakah niat atau tidakkah menulis puisi 
yang terkadang tergantung juga pada kondisi sekitar serta kondisi psikis kita sendiri. Dalam 
hal ini saya akan berbagi tips cara yang bisa digunakan untuk mengasah ketrampilan 
menulis puisi dengan baik dan benar. 
►. STRUKTUR BATIN DAN STRUKTUR FISIK 
Puisi terdiri dari dua unsur, yaitu unsur tematik (unsur semantik) dan unsur sintaksis. Unsur 
tematik atau unsur semantik menuju ke arah struktur batin sedangkan unsur sintaksis 
mengarah pada struktur fisik puisi. 
►. STRUKTUR BATIN DALAM PUISI 
Struktur batin adalah makna yang terkandung dalam puisi yang membutuhkan
penghayatan. Struktur batin terdiri dari (1) ide/tema, (2) perasaan, (3) nada dan suasana, (4) 
amanat atau pesan. 
Dalam sebuah forum diskusi maya (apresiasi sastra), penyair Hasan Aspahani pernah 
menyarikan perihal pasal-pasal puisi versi Goenawan Mohammad dalam bukunya 
“Kesusastraan dan Kekuasaan”. Pasal-pasal berikut ini bisa kita jadikan panduan dalam 
memahami struktur batin puisi. 
1. Dalam puisi, pada mulanya adalah komunikasi. Karena itu, puisi yang tidak palsu dengan 
sendirinya dan sudah seharusnya mengandung kepercayaan kepada orang lain, yaitu 
pembacanya. 
2. Prestasi kepenyairan yang matang mencerminkan suatu gaya, setiap gaya mencerminkan 
suatu kepribadian, setiap kepribadian tumbuh dan hanya bisa benar-benar demikian bila ia 
secara wajar berada dalam komunikasi. 
3. puisi yang mencekoki pembaca, atau menyuruh pembaca menelan saja pesan yang 
hendak disampaikan atau yang dititipkan lewat penyair adalah puisi yang tidak pantas 
dihargai. 
4. Penyair dan pembacanya berada dalam sebuah ruang kebersamaan yang meminta banyak 
hal serba terang, sebab dengan demikian terjamin kejujuran, dan penyair tidak sekedar 
menyembunyikan maksud puisinya bagi dirinya sendiri. 
5. Akrobatik kata-kata untuk dengan sengaja membikin gelap suatu maksud sajak 
menunjukkan tidak adanya kejujuran, yang pada akhirnya tidak lagi dipercaya pembacanya 
dan kemudian ia pun tidak lagi percaya pada dirinya sendiri. 
6. Penyair harus meletakkan puisinya di antara "kegelapan-supaya-tidak-dimengerti" dan
"tidak-menjejalkan-segala-galanya-kepada-pembaca", tanpa mengaburkan batas antara 
kedua hal itu. Dari kenyataan karya beberapa penyair (khususnya para pemula), yang sering 
muncul adalah puisi dengan ungkapan perasaaan semata. Padahal, sebenarnya dalam puisi 
juga perlu dimunculkan sisi intelektualitas di dalamnya. 
►.STRUKTUR FISIK DALAM PUISI 
Struktur fisik adalah struktur yang bisa kita lihat melalui bahasanya yang tampak. Struktur 
fisik terdiri dari (1) irama, (2) rima, (3) diksi, dan (4) licentia poetica. 
(1) IRAMA 
Irama atau ritme berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Dalam 
puisi, irama berupa pengulangan yang teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang 
yang menciptakan keindahan. Irama dapat juga berarti pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, 
atau panjang-pendek kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan 
gelombang yang memperindah puisi. Perhatikan puisi DOA karya Chairil Anwar! Dalam 
puisi tersebut terdapat pengulangan kata Tuhanku. 
DOA 
kepada pemeluk teguh 
Tuhanku 
dalam termangu aku masih menyebut namamu 
biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh 
cahayaMu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyi 
Tuhanku 
aku hilang bentuk , remuk
Tuhanku 
aku mengembara di negeri asing 
Tuhanku 
di pintuMu aku mengetuk aku tidak bisa berpaling. 
Karya : Chairil Anwar 
(2) RIMA 
Rima (persamaan bunyi) adalah pengulangan bunyi berselang, baik dalam larik 
maupun pada akhir puisi yang berdekatan. Bunyi yang berima itu dapat 
ditampilkan oleh tekanan, nada tinggi, atau perpanjangan suara. Berguna untuk 
menambah keindahan suatu puisi. 
Contoh : 
Berakit-rakit ke hulu 
berenang-renang ke tepian 
Bersakit-sakit dahulu 
bersenang-senang kemudian. 
(3) DIKSI 
Diksi, atau pilihan kata merujuk pada gaya ekspresi oleh penulis. Pengertian dari 
“diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata — seni berbicara 
yang jelas yang memungkinkan setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga 
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini lebih menekankan pada 
pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya bahasa. 
Pengertian diksi yang lebih luas (menurut Gorys Keraf, 2002) : 
1. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai 
untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata 
yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan, dan gaya mana yang paling
baik digunakan dalam suatu situasi. 
2. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa 
makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk 
menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki 
kelompok masyarakat pendengar. 
3. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan 
sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata (vocabulary) bahasa itu. 
Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosakata suatu bahasa adalah 
keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. 
Sedangkan fungsi diksi ialah : 
1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal. 
2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) 
sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca. 
3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar. 
4. Menciptakan suasana yang tepat. 
5. Mencegah perbedaan penafsiran. 
6. Mencegah salah pemahaman. 
7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi. 
(4) LICENTIA POETICA 
Licentia poetica, suatu istilah yang kerap terdengar dari dunia sastra. Yaitu suatu 
lisensi atau izin tak tertulis yang diberikan kepada penulis karya sastra — termasuk 
penyair — untuk menerjang kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar demi 
menimbulkan efek-efek tertentu sesuai keinginannya. Singkatnya dengan licentia 
poetica, seorang penulis ”dihalalkan” mempergunakan kaidah bahasa sendiri meski 
menyimpang.
►. EMPAT LANGKAH MENULIS PUISI 
Pada dasarnya, menulis puisi hanya membutuhkan empat langkah : 
(1) PENCARIAN IDE, dilakukan dengan mengumpulkan atau menggali informasi 
melalui membaca, melihat, dan merasakan terhadap kejadian/peristiwa dan 
pengalaman pribadi, sosial masyarakat, ataupun universal (kemanusiaan dan 
ketuhanan). 
(2) PERENUNGAN, yakni memilih atau menyaring informasi (masalah, tema, ide, 
gagasan) yang menarik dari tema yang didapat. Kemudian memikirkan, 
merenungkan, dan menafsirkan sesuai dengan konteks, tujuan, dan pengetahuan 
yang dimiliki. 
(3) PENULISAN, merupakan proses yang paling penting dan rumit. Penulisan ini 
mengerahkan energi kreatifitas (kemampuan daya cipta), intuisi, dan imajinasi 
(peka rasa dan cerdas membayangkan), serta pengalaman dan pengetahuan. Untuk 
itulah, tahap penulisan hendaknya mencari dan menemukan kata atau pun kalimat 
yang tepat, singkat, padat, indah, dan mengesankan. Hasilnya kata-kata tersebut 
menjadi bermakna, terbentuk, tersusun, dan terbaca sebagai puisi. 
(4) PERBAIKAN atau REVISI, yaitu pembacaan ulang terhadap puisi yang telah 
diciptakan. Ketelitian dan kejelian untuk mengoreksi rangkaian kata, kalimat, baris, 
bait, sangat dibutuhkan. Kemudian mengubah, mengganti, atau menyusun kembali 
setiap kata atau kalimat yang tidak atau kurang tepat. Oleh karena itu, proses revisi 
atau perbaikan ini terkadang memakan waktu yang cukup lama hingga puisi 
tersebut telah dianggap ''siap untuk dipublikasi”, tidak dapat diubah atau diperbaiki 
lagi oleh penulisnya.
►. SUMBER IDE 
Ide penulisan bisa berdasarkan catatan — khususnya catatan harian (diary) — dan 
atau dari hasil perenungan. 
Jika puisi ditulis berdasarkan catatan harian, langkah-langkahnya adalah : 
1. Baca dan renungkan isi catatan atau catatan-harian yang Anda miliki. 
2. Coretlah kata-kata yang tidak penting dan tambahkan kata-kata yang menurut 
Anda menarik untuk disertakan. 
3. Hapuslah baris-baris yang tidak penting. 
4. Atur dan urutkan kembali baris-baris yang sudah Anda pilih. 
5. Bacalah kembali hasil akhir baris-baris itu. 
6. Sunting (edit) baris-baris itu sehingga menjadi baris-baris puisi yang menarik. 
Jika puisi ditulis berdasarkan hasil perenungan, maka langkah-langkahnya ialah : 
1. Duduklah di bawah pohon, di dalam kamar, atau di tempat lain yang 
menyenangkan bagi Anda. 
2. Pejamkan mata Anda sejenak dan pikirkan tentang hal yang menyenangkan, 
misalnya berlibur ke daerah pegunungan. 
3. Hiruplah sejuknya udara dingin pegunungan (dalam imajinasi). 
4. Dengarkan suara burung yang berkicauan di dahan pohon. 
5. Rasakan bahwa Anda sedang berada di tempat itu dan rasakan kenyamanannya 
(dalam imajinasi). 
6. Renungkan apa yang Anda rasakan. Renungkan bahwa semua keindahan itu 
merupakan karunia Tuhan. 
7. Resapkan dalam hati apa yang telah Anda rasakan, lalu buka mata Anda 
perlahan-lahan. 
8. Ungkapkan apa yang telah Anda rasakan, Anda lihat, Anda sanjung dalam 
renungan Anda, dalam bentuk puisi.
►. PENGEMBANGAN IDE MENJADI TEMA 
Menulis puisi termasuk jenis ketrampilan. Sebagaimana halnya ketrampilan yang 
lain, pemerolehannya harus melalui belajar dan berlatih. Makin sering belajar dan 
makin giat berlatih tentu makin cepat trampil. 
Dalam menulis puisi, yang pertama-tama dilakukan adalah menentukan tema. 
Tema adalah pokok persoalan yang akan dikemukakan dalam bentuk puisi. Agar 
lebih jelas perhatikan puisi berikut : 
DIALOG SEPASANG BUNGA 
Karya : Slamet Wahadi 
Aku anggrek 
lahir di tengah pengap hamparan biru langit 
dari sekerling matahari 
awan menyapu muka, meninggalkan gerimis-gerimis tua 
dan embun terasa bayangan maya 
sirna sebelum senja kukencani 
Aku melati dan kau anggrek 
di tepian cakrawala pucuk kita meninju langit 
menggebuk-gebuk nafas angin 
dan bermimpi membangun riak sungai tua 
di antara tangkai-tangkai hijau 
Kami anggrek dan melati bersemi 
membukakkan hari-hari yang kian suram 
yang kami harkati dengan bulan kami sendiri 
kami sepasang bunga tercampakkan 
seperti waktu luruh menyapa jiwa 
Puisi di atas berjudul “Dialog Sepasang Bunga”. Judul yang cukup menggelitik. 
Bunga apa yang sedang berdialog dan apa yang didialogkan, begitu kita mungkin
akan bertanya sebelum membaca puisi tersebut. Ternyata, bunga anggrek dan 
bunga melati. Peristiwa yang menimpa mereka (dua bunga itu) adalah kesuraman 
hidup, tercampakkan seperti waktu luruh menyapa jiwa. 
Menyatakan kesuraman hidup dengan menghadirkan sosok bunga memang 
menarik. Akan tetapi, benarkah Wahedi semata-mata sedang berbicara tentang 
bunga? Bisa ya, bisa tidak. Yang jelas menimpa bunga atau bukan, pokok persoalan 
yang digarap dalam puisi itu adalah kemanusiaan : kelahiran yang pengap, 
kemayaan hidup, upaya melawan alam, mimpi tentang sesuatu, tetapi menghadapi 
hari-hari suram. Demikianlah puisi meskipun menggunakan personifikasi dan 
simbol, pada dasarnya berbicara tentang manusia. Jadi tema puisi di atas adalah 
kemanusiaan. 
Jika sudah menemukan dan menentukan tema yang akan ditulis menjadi puisi, kita 
perlu mengembangkan tema itu : hal-hal apa yang akan dikemukakan dalan puisi. 
Hal-hal yang sudah akan dikemukakan dalam puisi itu dapat dicari melalui 
pemikiran atau pengamatan. Secara mudah, misalnya kita akan menulis puisi yang 
berhubungan dengan kehidupan seorang anak kecil penjual koran yang harus 
membiayai sekolahnya sendiri. Setelah menenetukan masalah tersebut kita akan 
melakukan pengamatan di lapangan tentang kehidupan si penjual koran. Dari hasil 
pengamatan itu kemudian dipilih dan ditentukan mana yang akan diungkapkan 
dalam puisi. 
►. PRAKTEK LEBIH MUDAH DIBANDING TEORI 
Pada umumnya para penyair terkenal belajar menulis puisi dengan 
autodidact, tidak melalui bangku Fakultas Sastra. Sarjana Sastra kebanyakan 
menjadi pengamat, hanya sedikit yang benar-benar menjadi penyair. 
Menulis puisi ibarat belajar membuat kue. Belilah buku teori membuat kue lalu
bacalah. Dijamin Anda tidak pernah akan trampil membuat kue dibanding kalau 
Anda belajar sambil praktek (learning by doing). Tentunya mula-mula tidak akan 
sebagus pembuat kue profesional, namun dari pengalaman dan trial and 
error berulang-ulang, akhirnya Anda akan menjadi profesional juga. 
Sudah tentu dibutuhkan wawasan mengenai struktur batin dan struktur fisik puisi 
seperti serba sedikit diuraikan di atas. Dibutuhkan pengetahuan mengenai irama, 
rima, dan diksi, walaupun tidak terlalu mendalam. Karena dalam mengungkapkan 
kata-kata ke bentuk puisi diperlukan pemilihan kata-kata yang tepat, bukan hanya 
tepat maknanya melainkan juga harus tepat bunyi-bunyinya. Penyusunan kata-kata 
itu harus sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan estetis (indah). Selain itu, 
pendayagunaan majas dan personifikasi harus diperhatikan agar puisi yang dibuat 
semakin bagus. 
Menulis puisi berbeda dengan menulis esai (artikel). Kalau dalam penulisan esai 
kita dituntut untuk menggunakan kata yang tegas dan tidak berbelit-belit, maka 
dalam penulisan puisi justru sebaliknya. Kita dituntut untuk pandai 
mengimprovisasikan sebuah keadaan menjadi rangkaian kata-kata yang enak 
dibaca dan penuh dengan makna tersembunyi. 
Mari kita mulai dengan praktek : Ketika Anda duduk-duduk di taman, Anda 
melihat seekor kucing sedang makan tikus dengan sangat rakus, sehingga 
menimbulkan bunyi kriuk-kriuk yang begitu menjijikkan. Maka kalau keadaan itu 
diterjemahkan ke dalam satu bentuk puisi akan menjadi seperti ini : 
Lihatlah... 
kucing jantan sedang asyik mencumbu kepala tikus ... 
Mengapa kita harus memilih kata “lihatlah,” bukan “kulihat”? 
Dalam konteks ini tujuan kita adalah mencoba mengajak pembaca untuk ikut
merasakan apa yang sedang kita rasakan. Nah, kalau kita memilih kata 
kulihat, maka berarti kalimat tersebut hanya ditujukan untuk diri kita sendiri, 
bukan untuk pembacanya. 
Mengapa kita harus memilih frasa “kucing jantan”, bukan “kucing betina” atau 
“kucing” saja? 
Tujuannya di sini adalah sebagai penegasan untuk memperkuat makna, sebab kata 
jantan itu sendiri sudah memiliki makna kuat, garang, ganas dsb. Kalau kita hanya 
memakai kata kucing saja, kalimat tersebut akan menjadi kurang tegas, terlebih 
kalau kita memilih kata kucing betina. Itu justru akan membuat lemah makna yg 
terkandung. 
Lalu mengapa kita harus memilih kata “mencumbu” bukan “memakan”? 
Tujuannya adalah untuk memperluas makna. Kalau kita pilih kata 
memakan, paling pembaca mikirnya begini: Halah, cuma ‘gitu doang, 
memasukkan makanan ke dalam mulut. Akan sangat jauh berbeda dengan ketika 
kita memilih kata mencumbu. Pembaca akan mendapatkan banyak imajinasi dari 
pemakaian kata mencumbu di sini. Bisa diartikan memeluk, menciumi, menjilati, 
melumat, dsb. 
Mengapa “kepala tikus”? 
Frasa kepala tikus di sini berfungsi untuk memfokuskan perhatian. Kalau kita 
memilih frasa perut tikus, maka perhatian pembaca akan melebar ke mana-mana, 
karena di dalam perut yang begitu empuk terdapat isi yang tentu saja ikut termakan 
dan dipilah-pilah lagi oleh si kucing. Sangat berbeda ketika kita memilih frasa 
kepala tikus. Kepala tikus mengandung makna bahwa tikus yang dimakan itu 
hanya satu. Selain itu, frasa tersebut akan membuat pembaca berimajinasi begini : 
betapa gemeretaknya ketika gigi-gigi kucing itu sedang beradu dengan tempurung 
kepala tikus yang begitu keras. Pastilah liur si kucing sampai berceceran dan tentu 
saja itu sangat sangat menjijikkan.
Dari imajinasi pembaca tersebut kita akan sangat mudah dalam memilih kalimat 
selanjutnya. Satu contoh kelanjutannya adalah seperti ini : 
Lihatlah ... 
kucing jantan sedang asyik mencumbu kepala tikus 
liurnya pun menetes menimpa rumput lalu membusuk hangus 
dan seiring taring kucing runcing gemerincing... 
>. Mulailah menulis. Jangan terlampau terikat dengan teori. 
Atau kondisinya dibalik , tuangkan dulu pikiranmu , agar dapat melakukan 
praktek terlebih dahulu , kemudian sesuaikan dengan teori-teori yang ada , 
atau dalam artian teori belakangan praktek dahulukan. 
Diatas hanyalah segelintir pendapat atas pemikirannya dalam pedoman membuat puisi, 
penulis sedikit akan mencurahkan pula pedoman membuat puisi serta beberapa puisi 
karangan penulis senddiri ,dan selamat membaca .
PEDOMAN MEMBUAT PUISI ( 2 ) 
Bagaimana cara membuat puisi yang baik dan dapat dihayati maknanya ? sering kali ketika 
mebuat puisi, beberapa unsur penting dalam membuat puisi diabaikan oleh si 
pembuat,mungkin termasuk Anda jadinya puisi yang disampaikan kurang memiliki makna. 
Bagi orang gemar membuat puisi haruslah memahami beberapa unsur penting yakni 
unsur intriksik pada puisi 
. Ada 10 unsur intriksik puisi yang sangat penting untuk menunjangkeindahan dan 
kesempurnaan dalam membuat puisi , dan diantaranya adalah sebagai berikut : 
Unsur Intrinsik Puisi 
1. Tema adalah : ide atau gagasan yang menduduki tempat utama di dalam 
cerita.Hanya ada satu tema dalam satu puisi, walaupun puisinya panjang. 
2. Rasa : Rasa disebut juga arti emosional. Misalnya : sedih, senang, marah, heran, 
gembira dll. 
3. Nada adalah : sikap kita terhadap persoalan yang kita bicarakan.o Mengguruio 
Mencaci Merayu Merengek Mengajak Menyindir Dsb. 
4. Amanat adalah : pesan yang akan disampaikan oleh pengarang.Contoh amanat 
:Mengharapkan pembaca marah.BenciMenyenangi sesuatuBerontak pada sesuatu.
5. Diksi ialah : pilihan kata yang tepat.Keberhasilan puisi dicapai dengan 
mengintensnsifkan pilihan kata yang tepat 
6. Imajeri atau daya bayang ialah :suatu kata atau kelompok kata yang digunakan 
untuk menggunakan kembali kesan-kesan panca indera dalam jiwa kita.Jenis 
Imajeri :1. Imajeri pandang 2. Imajeri dengar 3. Imajeri rasa 4. Imajeri kecap 
7. Kata-kata konkret adalah : kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama, tetapi 
secarakonotatif tidak sama, bergantung pada situasi dan kondisi pemakainya. 
8. Gaya Bahasa adalah : cara mengungkapkan pikiran melalui kata-kata. 
9. Irama atau Ritme adalah meninggi atau merendahnya nada mengeras-melembuttekanannya, 
mempercepat-melambat temponya. 
10. Rima atau unsur bunyi/sajak adalah unsur bunyi untuk menimbulkan kemerduan 
puisiunsur yang dapat memberikan efek terhadap makna nada dan suasana puisi tersebut. 
Semoga dengan memahami 10 unsur intrinsik pada puisi diatas Anda dapat membuat 
puisiyang lebih bermakna dan lebih bugus lagi dari sebelumnya 
Terlepas dari beberapa pendapat yabg telah penulis rangkum , penulis pun akan 
memberikan pendapat dari beberapa Sastrawan kesohor di dunia dan Indonesia sendiri
PENDAPAT SASTRAWAN 
Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. 
Secaraetimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani 
poesis, yang berarti membangun,membentuk, membuat, menciptakan. 
Sedangkan kata poet dalam tradisi Yunani Kuno berarti orang yang mencipta melalui 
imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada 
dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatantajam, orang suci, yang sekaligus 
merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapatmenebak kebenaran yang 
tersembunyi. 
Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984), puisi merupakan ragam sastra yang 
bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. 
Watt-Dunton (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekpresi yang 
kongkretdan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan 
berirama. 
Carlyle mengemukakan bahwa puisi adalah pemikiran yang bersifat musikal, kata-katanyadisusun 
sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu 
sepertimusik. 
Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah 
dalamsusunan terindah. 
Ralph Waldo Emerson (Situmorang, 1980:8) mengatakan bahwa puisi mengajarkan 
sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.
Putu Arya Tirtawirya (1980:9) mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan 
secaraimplisit dan samar, dengan makna yang tersirat, di mana kata-katanya condong 
padamakna konotatif. 
Herman J. Waluyo mendefinisikan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra 
yangmengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun 
denganmengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik 
danstruktur batinnya. 
Namun ada juga yang mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang 
mengekspresikan secara padat pemikiran dan perasaan penyairnya, digubah dalam wujud 
dan bahasa yang paling berkesan. 
Terlepas dari itu semua , penulis sendiri berpendapat bahwa puisi sendiri merupak ekspresi 
dari pembuat puisi itu sendiri terhadap sesuatu yang dia rasakan , lakukan , dan sebagainya. 
Agar lebih jelas dan lebih baik dalam membuat puisi alngkah baiknya penulis 
membeberkan beberap unsur-unsur yang penting selain uang penulis cantumksn diatas 
sebelumnya. 
Unsur-unsur Puisi 
Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik , bait, 
bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. 
Secarasingkat bisa diuraikan sebagai berikut.
Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang 
tepatsangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang 
dipilihdiformulasi menjadi sebuah larik. 
Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa 
berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, 
jumlahkata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada batasan 
Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya 
adakesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat 
buah,tetapi pada puisi baru tidak dibatasi. 
Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi 
yangditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) 
adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. 
Timbulnyairama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi 
(misalnyakarena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang 
bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek 
kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur pembentuk irama,namun 
irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama inilah yangmenciptakan 
efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak didengar 
meskipun tanpa dilagukan. 
Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna 
bisamenjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi 
disampaikan. 
Adapun secara lebih detail, unsur-unsur puisi bisa dibedakan menjadi dua struktur, 
yaitustruktur batin dan struktur fisik.
Struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal sebagai 
berikut : 
(1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungantanda 
dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait,maupun 
makna keseluruhan. 
(2) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam 
puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan 
psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas 
sosial,kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan 
pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi 
suatumasalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya 
bahasa,dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, 
pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan 
psikologisnya. 
(3) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungandengan 
tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui,mendikte, 
bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkanmasalah begitu 
saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh danrendah pembaca, dll. 
(4) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong 
penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan 
puisi,maupun dapat ditemui dalam puisinya 
Sedangkan struktur fisik puisi, atau terkadang disebut pula metode puisi, adalah sarana-sarana 
yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Struktur fisik 
puisi meliputi hal-hal sebagai berikut :
Sedangkan struktur fisik puisi, atau terkadang disebut pula metode puisi, adalah sarana-sarana 
yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Struktur fisik 
puisi meliputi hal-hal sebagai berikut : 
(1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak 
dipenuhikata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu 
dimulaidengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat 
menentukan pemaknaan terhadap puisi. 
(2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena 
puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak 
hal,maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi 
eratkaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata 
.(3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan 
pengalamanindrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi 
menjadi tiga,yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau 
sentuh (imajitaktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, 
danmerasakan seperti apa yang dialami penyair. 
(4) Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang 
memungkinkanmunculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. 
Misal katakongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, 
sedangkan katakongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, 
bumi, kehidupan,dll. 
(5) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek 
dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan
puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan 
makna(Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam 
majasantara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, 
repetisi,anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, 
totem pro parte, hingga paradoks. 
(6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi 
pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup : 
(A) onomatope(tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada 
puisi Sutadji C.B.), 
(B) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, 
sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya 
[Waluyo,187:92]), dan 
(C) pengulangan kata/ungkapan. Ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras 
lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi. 
Namun kiranya hanya seperti ini yang dapat penulis penulis bagi dalam hal 
pedoman membuat puisi , jika ada kesalahan mohon dimaafkan . Terima Kasih .

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknyaKumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknyaUtami Trianti
 
gurindam dan puisi kontemporer
gurindam dan puisi kontemporergurindam dan puisi kontemporer
gurindam dan puisi kontemporerAmri Hasan
 
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISIANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISIBella Kriwangko
 
5. puisi kontemporer
5. puisi kontemporer5. puisi kontemporer
5. puisi kontemporerirasumiati
 
Puisi chairil anwar dan amir hamzah
Puisi chairil anwar dan amir hamzahPuisi chairil anwar dan amir hamzah
Puisi chairil anwar dan amir hamzahveni zaki
 
Puisi lama dan puisi baru
Puisi lama dan puisi baruPuisi lama dan puisi baru
Puisi lama dan puisi barumoncos123
 
Puisi : Pengertian dan Contoh
Puisi : Pengertian dan ContohPuisi : Pengertian dan Contoh
Puisi : Pengertian dan ContohTasya Tazkiyah
 
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)Student
 
Karya ilmiah, bahasa indonesia, MEMAHAMI MAKNA DARI SEBUAH PUISI YANG DI BUAT...
Karya ilmiah, bahasa indonesia, MEMAHAMI MAKNA DARI SEBUAH PUISI YANG DI BUAT...Karya ilmiah, bahasa indonesia, MEMAHAMI MAKNA DARI SEBUAH PUISI YANG DI BUAT...
Karya ilmiah, bahasa indonesia, MEMAHAMI MAKNA DARI SEBUAH PUISI YANG DI BUAT...Dian Agatha
 

Was ist angesagt? (19)

Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknyaKumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
 
Puisi baru
Puisi baruPuisi baru
Puisi baru
 
Puisi berdiri aku amir hamzah
Puisi berdiri aku amir hamzahPuisi berdiri aku amir hamzah
Puisi berdiri aku amir hamzah
 
Contoh puisi lama
Contoh puisi lamaContoh puisi lama
Contoh puisi lama
 
gurindam dan puisi kontemporer
gurindam dan puisi kontemporergurindam dan puisi kontemporer
gurindam dan puisi kontemporer
 
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISIANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
 
5. puisi kontemporer
5. puisi kontemporer5. puisi kontemporer
5. puisi kontemporer
 
Puisi chairil anwar dan amir hamzah
Puisi chairil anwar dan amir hamzahPuisi chairil anwar dan amir hamzah
Puisi chairil anwar dan amir hamzah
 
Bintan puisi
Bintan puisiBintan puisi
Bintan puisi
 
Puisi lama dan puisi baru
Puisi lama dan puisi baruPuisi lama dan puisi baru
Puisi lama dan puisi baru
 
Puisi : Pengertian dan Contoh
Puisi : Pengertian dan ContohPuisi : Pengertian dan Contoh
Puisi : Pengertian dan Contoh
 
Puisi Lama
Puisi Lama Puisi Lama
Puisi Lama
 
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
puisi lama dan puisi baru (bahasa indonesia)
 
Aslam 2
Aslam 2Aslam 2
Aslam 2
 
Puisi lama
Puisi lamaPuisi lama
Puisi lama
 
Penulisan kreatif
Penulisan kreatifPenulisan kreatif
Penulisan kreatif
 
Karya ilmiah, bahasa indonesia, MEMAHAMI MAKNA DARI SEBUAH PUISI YANG DI BUAT...
Karya ilmiah, bahasa indonesia, MEMAHAMI MAKNA DARI SEBUAH PUISI YANG DI BUAT...Karya ilmiah, bahasa indonesia, MEMAHAMI MAKNA DARI SEBUAH PUISI YANG DI BUAT...
Karya ilmiah, bahasa indonesia, MEMAHAMI MAKNA DARI SEBUAH PUISI YANG DI BUAT...
 
Diktat apresiasi-puisi
Diktat apresiasi-puisiDiktat apresiasi-puisi
Diktat apresiasi-puisi
 
Ppt.puisi
Ppt.puisiPpt.puisi
Ppt.puisi
 

Andere mochten auch

Sajak kemanusiaan
Sajak kemanusiaanSajak kemanusiaan
Sajak kemanusiaanIrsyad Isa
 
Mengungkapkan Pendapat Terhadap Puisi Melalui Diskusi
Mengungkapkan Pendapat Terhadap Puisi Melalui DiskusiMengungkapkan Pendapat Terhadap Puisi Melalui Diskusi
Mengungkapkan Pendapat Terhadap Puisi Melalui DiskusiDhea Yulia Ningsih
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaBaihakiPLS
 
Menulis Puisi (Writting Poetry)
Menulis Puisi (Writting Poetry)Menulis Puisi (Writting Poetry)
Menulis Puisi (Writting Poetry)Nurul Mu'minin MZ
 
Slide Kumpulan Puisi-Puisi
Slide Kumpulan Puisi-PuisiSlide Kumpulan Puisi-Puisi
Slide Kumpulan Puisi-PuisiElka Anggini
 
Sajak kemanusiaan
Sajak kemanusiaanSajak kemanusiaan
Sajak kemanusiaanzarulnaem
 
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifMakalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifUniversitas Negeri Semarang
 
PERBEDAAN PUISI LAMA, BARU DAN KONTEMPORER
PERBEDAAN PUISI LAMA, BARU DAN KONTEMPORERPERBEDAAN PUISI LAMA, BARU DAN KONTEMPORER
PERBEDAAN PUISI LAMA, BARU DAN KONTEMPORERAsyraf Bellamy
 
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...Henda Suhenda
 
Puisi matematika-unsri-zulkardi
Puisi matematika-unsri-zulkardiPuisi matematika-unsri-zulkardi
Puisi matematika-unsri-zulkardiSherly Anggraini
 
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi BaruPerbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baruts4n14
 
Rpp membaca puisi
Rpp membaca puisiRpp membaca puisi
Rpp membaca puisiiyan sopyan
 
Puisi berantai
Puisi berantaiPuisi berantai
Puisi berantaikurnoto
 
PPT animasi menulis pantun
PPT animasi menulis pantunPPT animasi menulis pantun
PPT animasi menulis pantunirmanopianti
 

Andere mochten auch (20)

Sajak kemanusiaan
Sajak kemanusiaanSajak kemanusiaan
Sajak kemanusiaan
 
La prolog 1
La prolog 1La prolog 1
La prolog 1
 
Kumpulan puisi kaca mata
Kumpulan puisi kaca mataKumpulan puisi kaca mata
Kumpulan puisi kaca mata
 
Stilistika isi
Stilistika isiStilistika isi
Stilistika isi
 
Mengungkapkan Pendapat Terhadap Puisi Melalui Diskusi
Mengungkapkan Pendapat Terhadap Puisi Melalui DiskusiMengungkapkan Pendapat Terhadap Puisi Melalui Diskusi
Mengungkapkan Pendapat Terhadap Puisi Melalui Diskusi
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasa
 
Kemanusiaan
KemanusiaanKemanusiaan
Kemanusiaan
 
Menulis Puisi (Writting Poetry)
Menulis Puisi (Writting Poetry)Menulis Puisi (Writting Poetry)
Menulis Puisi (Writting Poetry)
 
Slide Kumpulan Puisi-Puisi
Slide Kumpulan Puisi-PuisiSlide Kumpulan Puisi-Puisi
Slide Kumpulan Puisi-Puisi
 
Sajak kemanusiaan
Sajak kemanusiaanSajak kemanusiaan
Sajak kemanusiaan
 
Buku ajar puisi
Buku ajar puisiBuku ajar puisi
Buku ajar puisi
 
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifMakalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
 
PERBEDAAN PUISI LAMA, BARU DAN KONTEMPORER
PERBEDAAN PUISI LAMA, BARU DAN KONTEMPORERPERBEDAAN PUISI LAMA, BARU DAN KONTEMPORER
PERBEDAAN PUISI LAMA, BARU DAN KONTEMPORER
 
Puisi Kelinci
Puisi KelinciPuisi Kelinci
Puisi Kelinci
 
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...
Analisis pengalaman pengalaman yang tercermin dalam puisi angkatan balai pust...
 
Puisi matematika-unsri-zulkardi
Puisi matematika-unsri-zulkardiPuisi matematika-unsri-zulkardi
Puisi matematika-unsri-zulkardi
 
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi BaruPerbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru
Perbedaan Puisi Lama dengan Puisi Baru
 
Rpp membaca puisi
Rpp membaca puisiRpp membaca puisi
Rpp membaca puisi
 
Puisi berantai
Puisi berantaiPuisi berantai
Puisi berantai
 
PPT animasi menulis pantun
PPT animasi menulis pantunPPT animasi menulis pantun
PPT animasi menulis pantun
 

Ähnlich wie Puisi

Makalah struktur batin puisi
Makalah struktur batin puisiMakalah struktur batin puisi
Makalah struktur batin puisirenimeilani
 
pengembangan keterampilan membaca
pengembangan keterampilan membacapengembangan keterampilan membaca
pengembangan keterampilan membacafarahahae
 
Materi,tugas,rpp,lampiran 5
Materi,tugas,rpp,lampiran 5Materi,tugas,rpp,lampiran 5
Materi,tugas,rpp,lampiran 5lupuskincay
 
Makalah pengenalan puisi
Makalah pengenalan puisiMakalah pengenalan puisi
Makalah pengenalan puisiPriyanka Eka
 
Materi,tugas,rpp,lampiran 4
Materi,tugas,rpp,lampiran 4Materi,tugas,rpp,lampiran 4
Materi,tugas,rpp,lampiran 4lupuskincay
 
Materi,tugas,rpp,lampiran 4
Materi,tugas,rpp,lampiran 4Materi,tugas,rpp,lampiran 4
Materi,tugas,rpp,lampiran 4lupuskincay
 
Rangkuman modul 2 b.indo
Rangkuman modul  2 b.indoRangkuman modul  2 b.indo
Rangkuman modul 2 b.indoTatu Adawiyah
 
Proposal penelitian. power point ivon
Proposal penelitian. power point ivonProposal penelitian. power point ivon
Proposal penelitian. power point ivonNikmon Amal
 
Modul Pertemuan 1.pdf
Modul Pertemuan 1.pdfModul Pertemuan 1.pdf
Modul Pertemuan 1.pdfDwiUtomo36
 
Memahami puisi-dalam-lirik-lagu-siti-nurhaliza
Memahami puisi-dalam-lirik-lagu-siti-nurhalizaMemahami puisi-dalam-lirik-lagu-siti-nurhaliza
Memahami puisi-dalam-lirik-lagu-siti-nurhalizaOzone Gote
 
Pgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly ModenPgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly ModenAwang Kelabu
 
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT EEE
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT  EEEAPRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT  EEE
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT EEEwekaeka78
 
Makalah tik (dira alfiana)
Makalah tik (dira alfiana)Makalah tik (dira alfiana)
Makalah tik (dira alfiana)diraalfiana
 
Bab iv.rumus baru
Bab iv.rumus baruBab iv.rumus baru
Bab iv.rumus baruNikmon Amal
 
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdf
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdfSalindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdf
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdfGalehPramudianto
 

Ähnlich wie Puisi (20)

Makalah struktur batin puisi
Makalah struktur batin puisiMakalah struktur batin puisi
Makalah struktur batin puisi
 
pengembangan keterampilan membaca
pengembangan keterampilan membacapengembangan keterampilan membaca
pengembangan keterampilan membaca
 
Materi,tugas,rpp,lampiran 5
Materi,tugas,rpp,lampiran 5Materi,tugas,rpp,lampiran 5
Materi,tugas,rpp,lampiran 5
 
Makalah pengenalan puisi
Makalah pengenalan puisiMakalah pengenalan puisi
Makalah pengenalan puisi
 
Gazali bhs. indonesia
Gazali bhs. indonesiaGazali bhs. indonesia
Gazali bhs. indonesia
 
Materi,tugas,rpp,lampiran 4
Materi,tugas,rpp,lampiran 4Materi,tugas,rpp,lampiran 4
Materi,tugas,rpp,lampiran 4
 
Materi,tugas,rpp,lampiran 4
Materi,tugas,rpp,lampiran 4Materi,tugas,rpp,lampiran 4
Materi,tugas,rpp,lampiran 4
 
Rangkuman modul 2 b.indo
Rangkuman modul  2 b.indoRangkuman modul  2 b.indo
Rangkuman modul 2 b.indo
 
Proposal penelitian. power point ivon
Proposal penelitian. power point ivonProposal penelitian. power point ivon
Proposal penelitian. power point ivon
 
4. puisi
4. puisi4. puisi
4. puisi
 
Modul Pertemuan 1.pdf
Modul Pertemuan 1.pdfModul Pertemuan 1.pdf
Modul Pertemuan 1.pdf
 
Memahami puisi-dalam-lirik-lagu-siti-nurhaliza
Memahami puisi-dalam-lirik-lagu-siti-nurhalizaMemahami puisi-dalam-lirik-lagu-siti-nurhaliza
Memahami puisi-dalam-lirik-lagu-siti-nurhaliza
 
Analisis Puisi Sebutir Debu Karya Kahlil Gibran
Analisis Puisi Sebutir Debu Karya Kahlil Gibran Analisis Puisi Sebutir Debu Karya Kahlil Gibran
Analisis Puisi Sebutir Debu Karya Kahlil Gibran
 
Pgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly ModenPgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly Moden
 
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT EEE
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT  EEEAPRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT  EEE
APRESIASI SASTRA PUISI PEMBELAJARAN PT EEE
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Makalah tik (dira alfiana)
Makalah tik (dira alfiana)Makalah tik (dira alfiana)
Makalah tik (dira alfiana)
 
Bab iv.rumus baru
Bab iv.rumus baruBab iv.rumus baru
Bab iv.rumus baru
 
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdf
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdfSalindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdf
Salindia Genre Sastra, Puisi Modern dan Konotasi - TASI.pdf
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 

Kürzlich hochgeladen

1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

Puisi

  • 1. TUGAS UTS KOMPUTER TERAPAN TEKNIK GEOLOGI TERAPAN AKBAR FAJAR R. 11051303 GEOLOGI ( B ) POLITEKNIK GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN AGP BANDUNG 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat dan karunianya , dan karena Dia-lah penulis dapat membuat pedoman membuat puisi ini Penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan , namun dalam segala kekurangan penulis berusaha membantu para penggemar puisi untuk menulis puisi dengan baik dan benar sesuai pedoman yang ada Semoga apa yang ddituangkan penulis dapat memberikan kontribusi pembaca dekalian , terlebih dalam memuat puisi , dan membantu kemajuan sastra Indonesia khususnya dalam bidang puisi
  • 3. PANDUAN MEMBUAT PUISI ( 1 ) Menulis puisi dengan baik itu gampang-gampang susah. Ada orang yang mengatakan “Saya bisa menulis puisi jika sedang berada di kamar yang sunyi.” Ada pula yang mengatakan “Saya bisa menulis puisi di mana saja.” Pendapat lain mengatakan “Saya bisa menulis puisi saat hati saya sedang sedih.” Ungkapan-ungkapan di atas hanya sebagian kecil saja pendapat orang tentang menulis puisi. Tergantung pada diri sendiri pribadi kita apakah niat atau tidakkah menulis puisi yang terkadang tergantung juga pada kondisi sekitar serta kondisi psikis kita sendiri. Dalam hal ini saya akan berbagi tips cara yang bisa digunakan untuk mengasah ketrampilan menulis puisi dengan baik dan benar. ►. STRUKTUR BATIN DAN STRUKTUR FISIK Puisi terdiri dari dua unsur, yaitu unsur tematik (unsur semantik) dan unsur sintaksis. Unsur tematik atau unsur semantik menuju ke arah struktur batin sedangkan unsur sintaksis mengarah pada struktur fisik puisi. ►. STRUKTUR BATIN DALAM PUISI Struktur batin adalah makna yang terkandung dalam puisi yang membutuhkan
  • 4. penghayatan. Struktur batin terdiri dari (1) ide/tema, (2) perasaan, (3) nada dan suasana, (4) amanat atau pesan. Dalam sebuah forum diskusi maya (apresiasi sastra), penyair Hasan Aspahani pernah menyarikan perihal pasal-pasal puisi versi Goenawan Mohammad dalam bukunya “Kesusastraan dan Kekuasaan”. Pasal-pasal berikut ini bisa kita jadikan panduan dalam memahami struktur batin puisi. 1. Dalam puisi, pada mulanya adalah komunikasi. Karena itu, puisi yang tidak palsu dengan sendirinya dan sudah seharusnya mengandung kepercayaan kepada orang lain, yaitu pembacanya. 2. Prestasi kepenyairan yang matang mencerminkan suatu gaya, setiap gaya mencerminkan suatu kepribadian, setiap kepribadian tumbuh dan hanya bisa benar-benar demikian bila ia secara wajar berada dalam komunikasi. 3. puisi yang mencekoki pembaca, atau menyuruh pembaca menelan saja pesan yang hendak disampaikan atau yang dititipkan lewat penyair adalah puisi yang tidak pantas dihargai. 4. Penyair dan pembacanya berada dalam sebuah ruang kebersamaan yang meminta banyak hal serba terang, sebab dengan demikian terjamin kejujuran, dan penyair tidak sekedar menyembunyikan maksud puisinya bagi dirinya sendiri. 5. Akrobatik kata-kata untuk dengan sengaja membikin gelap suatu maksud sajak menunjukkan tidak adanya kejujuran, yang pada akhirnya tidak lagi dipercaya pembacanya dan kemudian ia pun tidak lagi percaya pada dirinya sendiri. 6. Penyair harus meletakkan puisinya di antara "kegelapan-supaya-tidak-dimengerti" dan
  • 5. "tidak-menjejalkan-segala-galanya-kepada-pembaca", tanpa mengaburkan batas antara kedua hal itu. Dari kenyataan karya beberapa penyair (khususnya para pemula), yang sering muncul adalah puisi dengan ungkapan perasaaan semata. Padahal, sebenarnya dalam puisi juga perlu dimunculkan sisi intelektualitas di dalamnya. ►.STRUKTUR FISIK DALAM PUISI Struktur fisik adalah struktur yang bisa kita lihat melalui bahasanya yang tampak. Struktur fisik terdiri dari (1) irama, (2) rima, (3) diksi, dan (4) licentia poetica. (1) IRAMA Irama atau ritme berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Dalam puisi, irama berupa pengulangan yang teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang yang menciptakan keindahan. Irama dapat juga berarti pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang memperindah puisi. Perhatikan puisi DOA karya Chairil Anwar! Dalam puisi tersebut terdapat pengulangan kata Tuhanku. DOA kepada pemeluk teguh Tuhanku dalam termangu aku masih menyebut namamu biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh cahayaMu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku aku hilang bentuk , remuk
  • 6. Tuhanku aku mengembara di negeri asing Tuhanku di pintuMu aku mengetuk aku tidak bisa berpaling. Karya : Chairil Anwar (2) RIMA Rima (persamaan bunyi) adalah pengulangan bunyi berselang, baik dalam larik maupun pada akhir puisi yang berdekatan. Bunyi yang berima itu dapat ditampilkan oleh tekanan, nada tinggi, atau perpanjangan suara. Berguna untuk menambah keindahan suatu puisi. Contoh : Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. (3) DIKSI Diksi, atau pilihan kata merujuk pada gaya ekspresi oleh penulis. Pengertian dari “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata — seni berbicara yang jelas yang memungkinkan setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini lebih menekankan pada pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya bahasa. Pengertian diksi yang lebih luas (menurut Gorys Keraf, 2002) : 1. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan, dan gaya mana yang paling
  • 7. baik digunakan dalam suatu situasi. 2. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. 3. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata (vocabulary) bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosakata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. Sedangkan fungsi diksi ialah : 1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal. 2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca. 3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar. 4. Menciptakan suasana yang tepat. 5. Mencegah perbedaan penafsiran. 6. Mencegah salah pemahaman. 7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi. (4) LICENTIA POETICA Licentia poetica, suatu istilah yang kerap terdengar dari dunia sastra. Yaitu suatu lisensi atau izin tak tertulis yang diberikan kepada penulis karya sastra — termasuk penyair — untuk menerjang kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar demi menimbulkan efek-efek tertentu sesuai keinginannya. Singkatnya dengan licentia poetica, seorang penulis ”dihalalkan” mempergunakan kaidah bahasa sendiri meski menyimpang.
  • 8. ►. EMPAT LANGKAH MENULIS PUISI Pada dasarnya, menulis puisi hanya membutuhkan empat langkah : (1) PENCARIAN IDE, dilakukan dengan mengumpulkan atau menggali informasi melalui membaca, melihat, dan merasakan terhadap kejadian/peristiwa dan pengalaman pribadi, sosial masyarakat, ataupun universal (kemanusiaan dan ketuhanan). (2) PERENUNGAN, yakni memilih atau menyaring informasi (masalah, tema, ide, gagasan) yang menarik dari tema yang didapat. Kemudian memikirkan, merenungkan, dan menafsirkan sesuai dengan konteks, tujuan, dan pengetahuan yang dimiliki. (3) PENULISAN, merupakan proses yang paling penting dan rumit. Penulisan ini mengerahkan energi kreatifitas (kemampuan daya cipta), intuisi, dan imajinasi (peka rasa dan cerdas membayangkan), serta pengalaman dan pengetahuan. Untuk itulah, tahap penulisan hendaknya mencari dan menemukan kata atau pun kalimat yang tepat, singkat, padat, indah, dan mengesankan. Hasilnya kata-kata tersebut menjadi bermakna, terbentuk, tersusun, dan terbaca sebagai puisi. (4) PERBAIKAN atau REVISI, yaitu pembacaan ulang terhadap puisi yang telah diciptakan. Ketelitian dan kejelian untuk mengoreksi rangkaian kata, kalimat, baris, bait, sangat dibutuhkan. Kemudian mengubah, mengganti, atau menyusun kembali setiap kata atau kalimat yang tidak atau kurang tepat. Oleh karena itu, proses revisi atau perbaikan ini terkadang memakan waktu yang cukup lama hingga puisi tersebut telah dianggap ''siap untuk dipublikasi”, tidak dapat diubah atau diperbaiki lagi oleh penulisnya.
  • 9. ►. SUMBER IDE Ide penulisan bisa berdasarkan catatan — khususnya catatan harian (diary) — dan atau dari hasil perenungan. Jika puisi ditulis berdasarkan catatan harian, langkah-langkahnya adalah : 1. Baca dan renungkan isi catatan atau catatan-harian yang Anda miliki. 2. Coretlah kata-kata yang tidak penting dan tambahkan kata-kata yang menurut Anda menarik untuk disertakan. 3. Hapuslah baris-baris yang tidak penting. 4. Atur dan urutkan kembali baris-baris yang sudah Anda pilih. 5. Bacalah kembali hasil akhir baris-baris itu. 6. Sunting (edit) baris-baris itu sehingga menjadi baris-baris puisi yang menarik. Jika puisi ditulis berdasarkan hasil perenungan, maka langkah-langkahnya ialah : 1. Duduklah di bawah pohon, di dalam kamar, atau di tempat lain yang menyenangkan bagi Anda. 2. Pejamkan mata Anda sejenak dan pikirkan tentang hal yang menyenangkan, misalnya berlibur ke daerah pegunungan. 3. Hiruplah sejuknya udara dingin pegunungan (dalam imajinasi). 4. Dengarkan suara burung yang berkicauan di dahan pohon. 5. Rasakan bahwa Anda sedang berada di tempat itu dan rasakan kenyamanannya (dalam imajinasi). 6. Renungkan apa yang Anda rasakan. Renungkan bahwa semua keindahan itu merupakan karunia Tuhan. 7. Resapkan dalam hati apa yang telah Anda rasakan, lalu buka mata Anda perlahan-lahan. 8. Ungkapkan apa yang telah Anda rasakan, Anda lihat, Anda sanjung dalam renungan Anda, dalam bentuk puisi.
  • 10. ►. PENGEMBANGAN IDE MENJADI TEMA Menulis puisi termasuk jenis ketrampilan. Sebagaimana halnya ketrampilan yang lain, pemerolehannya harus melalui belajar dan berlatih. Makin sering belajar dan makin giat berlatih tentu makin cepat trampil. Dalam menulis puisi, yang pertama-tama dilakukan adalah menentukan tema. Tema adalah pokok persoalan yang akan dikemukakan dalam bentuk puisi. Agar lebih jelas perhatikan puisi berikut : DIALOG SEPASANG BUNGA Karya : Slamet Wahadi Aku anggrek lahir di tengah pengap hamparan biru langit dari sekerling matahari awan menyapu muka, meninggalkan gerimis-gerimis tua dan embun terasa bayangan maya sirna sebelum senja kukencani Aku melati dan kau anggrek di tepian cakrawala pucuk kita meninju langit menggebuk-gebuk nafas angin dan bermimpi membangun riak sungai tua di antara tangkai-tangkai hijau Kami anggrek dan melati bersemi membukakkan hari-hari yang kian suram yang kami harkati dengan bulan kami sendiri kami sepasang bunga tercampakkan seperti waktu luruh menyapa jiwa Puisi di atas berjudul “Dialog Sepasang Bunga”. Judul yang cukup menggelitik. Bunga apa yang sedang berdialog dan apa yang didialogkan, begitu kita mungkin
  • 11. akan bertanya sebelum membaca puisi tersebut. Ternyata, bunga anggrek dan bunga melati. Peristiwa yang menimpa mereka (dua bunga itu) adalah kesuraman hidup, tercampakkan seperti waktu luruh menyapa jiwa. Menyatakan kesuraman hidup dengan menghadirkan sosok bunga memang menarik. Akan tetapi, benarkah Wahedi semata-mata sedang berbicara tentang bunga? Bisa ya, bisa tidak. Yang jelas menimpa bunga atau bukan, pokok persoalan yang digarap dalam puisi itu adalah kemanusiaan : kelahiran yang pengap, kemayaan hidup, upaya melawan alam, mimpi tentang sesuatu, tetapi menghadapi hari-hari suram. Demikianlah puisi meskipun menggunakan personifikasi dan simbol, pada dasarnya berbicara tentang manusia. Jadi tema puisi di atas adalah kemanusiaan. Jika sudah menemukan dan menentukan tema yang akan ditulis menjadi puisi, kita perlu mengembangkan tema itu : hal-hal apa yang akan dikemukakan dalan puisi. Hal-hal yang sudah akan dikemukakan dalam puisi itu dapat dicari melalui pemikiran atau pengamatan. Secara mudah, misalnya kita akan menulis puisi yang berhubungan dengan kehidupan seorang anak kecil penjual koran yang harus membiayai sekolahnya sendiri. Setelah menenetukan masalah tersebut kita akan melakukan pengamatan di lapangan tentang kehidupan si penjual koran. Dari hasil pengamatan itu kemudian dipilih dan ditentukan mana yang akan diungkapkan dalam puisi. ►. PRAKTEK LEBIH MUDAH DIBANDING TEORI Pada umumnya para penyair terkenal belajar menulis puisi dengan autodidact, tidak melalui bangku Fakultas Sastra. Sarjana Sastra kebanyakan menjadi pengamat, hanya sedikit yang benar-benar menjadi penyair. Menulis puisi ibarat belajar membuat kue. Belilah buku teori membuat kue lalu
  • 12. bacalah. Dijamin Anda tidak pernah akan trampil membuat kue dibanding kalau Anda belajar sambil praktek (learning by doing). Tentunya mula-mula tidak akan sebagus pembuat kue profesional, namun dari pengalaman dan trial and error berulang-ulang, akhirnya Anda akan menjadi profesional juga. Sudah tentu dibutuhkan wawasan mengenai struktur batin dan struktur fisik puisi seperti serba sedikit diuraikan di atas. Dibutuhkan pengetahuan mengenai irama, rima, dan diksi, walaupun tidak terlalu mendalam. Karena dalam mengungkapkan kata-kata ke bentuk puisi diperlukan pemilihan kata-kata yang tepat, bukan hanya tepat maknanya melainkan juga harus tepat bunyi-bunyinya. Penyusunan kata-kata itu harus sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan estetis (indah). Selain itu, pendayagunaan majas dan personifikasi harus diperhatikan agar puisi yang dibuat semakin bagus. Menulis puisi berbeda dengan menulis esai (artikel). Kalau dalam penulisan esai kita dituntut untuk menggunakan kata yang tegas dan tidak berbelit-belit, maka dalam penulisan puisi justru sebaliknya. Kita dituntut untuk pandai mengimprovisasikan sebuah keadaan menjadi rangkaian kata-kata yang enak dibaca dan penuh dengan makna tersembunyi. Mari kita mulai dengan praktek : Ketika Anda duduk-duduk di taman, Anda melihat seekor kucing sedang makan tikus dengan sangat rakus, sehingga menimbulkan bunyi kriuk-kriuk yang begitu menjijikkan. Maka kalau keadaan itu diterjemahkan ke dalam satu bentuk puisi akan menjadi seperti ini : Lihatlah... kucing jantan sedang asyik mencumbu kepala tikus ... Mengapa kita harus memilih kata “lihatlah,” bukan “kulihat”? Dalam konteks ini tujuan kita adalah mencoba mengajak pembaca untuk ikut
  • 13. merasakan apa yang sedang kita rasakan. Nah, kalau kita memilih kata kulihat, maka berarti kalimat tersebut hanya ditujukan untuk diri kita sendiri, bukan untuk pembacanya. Mengapa kita harus memilih frasa “kucing jantan”, bukan “kucing betina” atau “kucing” saja? Tujuannya di sini adalah sebagai penegasan untuk memperkuat makna, sebab kata jantan itu sendiri sudah memiliki makna kuat, garang, ganas dsb. Kalau kita hanya memakai kata kucing saja, kalimat tersebut akan menjadi kurang tegas, terlebih kalau kita memilih kata kucing betina. Itu justru akan membuat lemah makna yg terkandung. Lalu mengapa kita harus memilih kata “mencumbu” bukan “memakan”? Tujuannya adalah untuk memperluas makna. Kalau kita pilih kata memakan, paling pembaca mikirnya begini: Halah, cuma ‘gitu doang, memasukkan makanan ke dalam mulut. Akan sangat jauh berbeda dengan ketika kita memilih kata mencumbu. Pembaca akan mendapatkan banyak imajinasi dari pemakaian kata mencumbu di sini. Bisa diartikan memeluk, menciumi, menjilati, melumat, dsb. Mengapa “kepala tikus”? Frasa kepala tikus di sini berfungsi untuk memfokuskan perhatian. Kalau kita memilih frasa perut tikus, maka perhatian pembaca akan melebar ke mana-mana, karena di dalam perut yang begitu empuk terdapat isi yang tentu saja ikut termakan dan dipilah-pilah lagi oleh si kucing. Sangat berbeda ketika kita memilih frasa kepala tikus. Kepala tikus mengandung makna bahwa tikus yang dimakan itu hanya satu. Selain itu, frasa tersebut akan membuat pembaca berimajinasi begini : betapa gemeretaknya ketika gigi-gigi kucing itu sedang beradu dengan tempurung kepala tikus yang begitu keras. Pastilah liur si kucing sampai berceceran dan tentu saja itu sangat sangat menjijikkan.
  • 14. Dari imajinasi pembaca tersebut kita akan sangat mudah dalam memilih kalimat selanjutnya. Satu contoh kelanjutannya adalah seperti ini : Lihatlah ... kucing jantan sedang asyik mencumbu kepala tikus liurnya pun menetes menimpa rumput lalu membusuk hangus dan seiring taring kucing runcing gemerincing... >. Mulailah menulis. Jangan terlampau terikat dengan teori. Atau kondisinya dibalik , tuangkan dulu pikiranmu , agar dapat melakukan praktek terlebih dahulu , kemudian sesuaikan dengan teori-teori yang ada , atau dalam artian teori belakangan praktek dahulukan. Diatas hanyalah segelintir pendapat atas pemikirannya dalam pedoman membuat puisi, penulis sedikit akan mencurahkan pula pedoman membuat puisi serta beberapa puisi karangan penulis senddiri ,dan selamat membaca .
  • 15. PEDOMAN MEMBUAT PUISI ( 2 ) Bagaimana cara membuat puisi yang baik dan dapat dihayati maknanya ? sering kali ketika mebuat puisi, beberapa unsur penting dalam membuat puisi diabaikan oleh si pembuat,mungkin termasuk Anda jadinya puisi yang disampaikan kurang memiliki makna. Bagi orang gemar membuat puisi haruslah memahami beberapa unsur penting yakni unsur intriksik pada puisi . Ada 10 unsur intriksik puisi yang sangat penting untuk menunjangkeindahan dan kesempurnaan dalam membuat puisi , dan diantaranya adalah sebagai berikut : Unsur Intrinsik Puisi 1. Tema adalah : ide atau gagasan yang menduduki tempat utama di dalam cerita.Hanya ada satu tema dalam satu puisi, walaupun puisinya panjang. 2. Rasa : Rasa disebut juga arti emosional. Misalnya : sedih, senang, marah, heran, gembira dll. 3. Nada adalah : sikap kita terhadap persoalan yang kita bicarakan.o Mengguruio Mencaci Merayu Merengek Mengajak Menyindir Dsb. 4. Amanat adalah : pesan yang akan disampaikan oleh pengarang.Contoh amanat :Mengharapkan pembaca marah.BenciMenyenangi sesuatuBerontak pada sesuatu.
  • 16. 5. Diksi ialah : pilihan kata yang tepat.Keberhasilan puisi dicapai dengan mengintensnsifkan pilihan kata yang tepat 6. Imajeri atau daya bayang ialah :suatu kata atau kelompok kata yang digunakan untuk menggunakan kembali kesan-kesan panca indera dalam jiwa kita.Jenis Imajeri :1. Imajeri pandang 2. Imajeri dengar 3. Imajeri rasa 4. Imajeri kecap 7. Kata-kata konkret adalah : kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama, tetapi secarakonotatif tidak sama, bergantung pada situasi dan kondisi pemakainya. 8. Gaya Bahasa adalah : cara mengungkapkan pikiran melalui kata-kata. 9. Irama atau Ritme adalah meninggi atau merendahnya nada mengeras-melembuttekanannya, mempercepat-melambat temponya. 10. Rima atau unsur bunyi/sajak adalah unsur bunyi untuk menimbulkan kemerduan puisiunsur yang dapat memberikan efek terhadap makna nada dan suasana puisi tersebut. Semoga dengan memahami 10 unsur intrinsik pada puisi diatas Anda dapat membuat puisiyang lebih bermakna dan lebih bugus lagi dari sebelumnya Terlepas dari beberapa pendapat yabg telah penulis rangkum , penulis pun akan memberikan pendapat dari beberapa Sastrawan kesohor di dunia dan Indonesia sendiri
  • 17. PENDAPAT SASTRAWAN Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secaraetimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,membentuk, membuat, menciptakan. Sedangkan kata poet dalam tradisi Yunani Kuno berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatantajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapatmenebak kebenaran yang tersembunyi. Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Watt-Dunton (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekpresi yang kongkretdan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama. Carlyle mengemukakan bahwa puisi adalah pemikiran yang bersifat musikal, kata-katanyadisusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu sepertimusik. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalamsusunan terindah. Ralph Waldo Emerson (Situmorang, 1980:8) mengatakan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.
  • 18. Putu Arya Tirtawirya (1980:9) mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan secaraimplisit dan samar, dengan makna yang tersirat, di mana kata-katanya condong padamakna konotatif. Herman J. Waluyo mendefinisikan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yangmengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun denganmengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik danstruktur batinnya. Namun ada juga yang mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara padat pemikiran dan perasaan penyairnya, digubah dalam wujud dan bahasa yang paling berkesan. Terlepas dari itu semua , penulis sendiri berpendapat bahwa puisi sendiri merupak ekspresi dari pembuat puisi itu sendiri terhadap sesuatu yang dia rasakan , lakukan , dan sebagainya. Agar lebih jelas dan lebih baik dalam membuat puisi alngkah baiknya penulis membeberkan beberap unsur-unsur yang penting selain uang penulis cantumksn diatas sebelumnya. Unsur-unsur Puisi Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik , bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secarasingkat bisa diuraikan sebagai berikut.
  • 19. Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepatsangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilihdiformulasi menjadi sebuah larik. Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlahkata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada batasan Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya adakesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah,tetapi pada puisi baru tidak dibatasi. Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yangditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnyairama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnyakarena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur pembentuk irama,namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama inilah yangmenciptakan efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan. Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisamenjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi disampaikan. Adapun secara lebih detail, unsur-unsur puisi bisa dibedakan menjadi dua struktur, yaitustruktur batin dan struktur fisik.
  • 20. Struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal sebagai berikut : (1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungantanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait,maupun makna keseluruhan. (2) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial,kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatumasalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa,dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya. (3) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungandengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui,mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkanmasalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh danrendah pembaca, dll. (4) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi,maupun dapat ditemui dalam puisinya Sedangkan struktur fisik puisi, atau terkadang disebut pula metode puisi, adalah sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Struktur fisik puisi meliputi hal-hal sebagai berikut :
  • 21. Sedangkan struktur fisik puisi, atau terkadang disebut pula metode puisi, adalah sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Struktur fisik puisi meliputi hal-hal sebagai berikut : (1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhikata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulaidengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi. (2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal,maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi eratkaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata .(3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalamanindrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga,yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imajitaktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, danmerasakan seperti apa yang dialami penyair. (4) Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkanmunculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal katakongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan katakongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan,dll. (5) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan
  • 22. puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna(Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majasantara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi,anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks. (6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup : (A) onomatope(tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (B) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo,187:92]), dan (C) pengulangan kata/ungkapan. Ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi. Namun kiranya hanya seperti ini yang dapat penulis penulis bagi dalam hal pedoman membuat puisi , jika ada kesalahan mohon dimaafkan . Terima Kasih .